Chapter 17 : Kamu

Di waktu yang bersamaan ketika Emi diintrogasi.

Ren keluar dari kamar mandi setelah sekitar lima belas menit berada di sana. Memakai handuk piyama berwarna putih, serta rambut lurus yang basah membuat penampilannya sebagai lelaki terlihat sangat seksi dan mengundang decak kagum.

Ren menoleh ke arah Sachi yang sedang duduk bersila di depan meja pendek sambil menyantap mie ramen instan. Gadis itu terlihat sangat kelaparan karena belum makan sedari pagi. Dengan santai, Ren ikut duduk di depan Sachi dan langsung menarik mangkuk mie ramen itu ke sisinya. Ia bahkan mengambil sumpit dari tangan Sachi, dan langsung mengaduk-aduk mie ramen tersebut.

"Apa yang kau lakukan?" Sachi membulatkan matanya seraya mendengkus kesal.

Seolah tak mendengar apapun, lelaki yang masih memakai handuk piyama itu malah terus menyeruput mie ke dalam mulutnya. Sachi berdiri lalu bergegas ke dapur untuk mengambil sumpit baru. Dia kembali ke tempat tadi, duduk bersila dan langsung menarik mangkuk ramen ke depannya.

"Ini ramenku!" tegas Sachi.

Baru saja dia hendak menyantap mie tersebut, lagi-lagi Ren mengambil mie ramen itu dan kembali memakannya. Sachi mendengkus kesal sembari menggertakkan rahang. Seolah tak mau kalah, ia kembali menarik mangkuk mie yang ada di hadapan Ren.

Ren membuat seringai besar di mulutnya sambil menatap Sachi yang juga melempar tatapan melotot padanya. Lelaki itu kemudian menoleh ke arah pintu depan lalu berkata, "Woah, Jun, kau sudah pulang, ya?"

Sachi refleks memalingkan pandangan ke arah pintu saat mendengar Ren menyebut nama kakaknya. Kesempatan itu tak disia-siakan lelaki berwajah tirus itu, untuk kesekian kalinya Ren merampas mangkuk ramen. Sachi yang menyadari jika dia ditipu oleh Ren, langsung mengambil kembali ramen miliknya hingga terjadi tarik-menarik antara mereka.

Melihat Sachi yang tampak pasrah dan memilih diam, Ren akhirnya memutuskan meletakkan mangkuk mie ramen itu di tengah meja. Mereka kemudian memilih makan bersama dalam satu mangkuk. Sesekali dahi keduanya saling bertabrakan dan mata mereka saling menatap. Ren menggoda gadis itu dengan dengan sebuah kedipan mata yang sukses membuat Sachi tersedak karena salah tingkah.

Sachi terbatuk-batuk. Dengan sigap, Ren langsung mengambil gelas berisi air dan menuntun gadis itu untuk meminumnya.

"Ini pertama kalinya aku merasa bersalah memiliki wajah tampan. Hanya karena menatapku, kau jadi tersedak seperti ini," ucap Ren sambil tersenyum.

Batuk Sachi mereda, dan dia langsung memalingkan wajahnya saat tak sengaja menatap piyama Ren yang tersingkap di bagian dada.

"Apa tidak sebaiknya kau pulang dan segera mengganti bajumu!" tegur Sachi dengan tetap memalingkan wajah dan menolak bertatapan dengan pria itu.

Ren tersenyum sambil memperbaiki posisi handuk piyamanya. "Aku masih senang berada di sini."

"Aku ingin mengerjakan tugas kuliahku!"

"Kerjakan saja! Aku tidak akan mengganggumu."

Ren mengambil remot televisi lalu menghidupkannya. Sachi harus merasakan kesal berulang kali karena pria itu bertindak seolah-olah itu adalah rumahnya. Dia pun memutuskan untuk mengerjakan tugas kuliahnya tanpa memedulikan Ren.

Beberapa menit berlalu, Sachi terlihat kesulitan mengerjakan soal. Kadang-kadang dia menggaruk-garuk kepalanya atau mencoret hasil pekerjaannya. Ren memerhatikan wajah Sachi yang kusut. Dia tertawa geli, lalu mengambil bolpoin dan lembar tugas gadis itu.

Ren membaca soal-soal tersebut dan langsung mengerjakannya. Tak butuh waktu lama, lima soal selesai dikerjakan oleh pria itu hingga membuat mata Sachi membeliak.

"Kau dapat memecahkan soal kalkulus dalam waktu sesingkat ini?" ucapnya tak percaya.

"Tidak ada yang sulit dari ini," ucap Ren sambil tersenyum miring.

"Apa kau kuliah di jurusan yang sama denganku?"

Ren menggelengkan kepalanya.

"Lalu kau kuliah di jurusan apa?" Sachi menggeser posisi duduknya untuk lebih dekat dengan Ren. Ini pertama kalinya dia tampak antusias pada pria itu.

"Aku tidak kuliah."

"Seharusnya kau kuliah dan mencari gelar yang tinggi. Siapa tahu bisa menjadi profesor dan bekerja untuk negara."

"Negara?" Wajah Ren berubah sinis seketika, dia membuang wajahnya seraya mendengkus. "Aku tidak sudi menggunakan otakku untuk mengabdi pada negara," ketusnya diiringi seringai.

Mata Sachi mengerjap cepat tatkala mendengar jawaban Ren yang disertai wajah tak senang. "Apa kau tidak memiliki cita-cita?" tanya Sachi kembali.

"Seperti yang pernah kukatakan, dulu aku bercita-cita menjadi polisi. Tapi, teman-temanku mengatakan aku lebih cocok jadi penjahat."

Saat mengatakan itu, wajah Ren berubah menjadi kelam.

"Hanya karena teman-temanmu berkata seperti itu kau langsung minder?"

Ren bergeming. Ia menatap Sachi lalu memaksakan senyum selebar mungkin hingga matanya menyipit.

"Sayang sekali. Beberapa orang yang mempunyai IQ rata-rata memiliki cita-cita yang hebat. Kau punya otak yang cerdas tapi tidak mempunyai ambisi yang tinggi!" Sachi memajukan bibirnya menyerupai bibir bebek. Gadis itu melihat ke arah Ren yang tampak tertegun. "Lalu, apa yang kau sukai selama ini?" tanyanya kembali dengan penasaran.

"Kamu ...."

Jawaban Ren yang begitu singkat dan cepat membuat Sachi terhenyak seketika. Mata gadis itu melebar. Ia dan Ren saling bertukar pandang selama beberapa detik. Cukup lama keduanya terjebak dalam diam.

Pandangan Ren teralihkan pada sebuah jam dinding.

"Astaga! aku melupakan sesuatu."

Ren menepuk kepalanya saat menyadari dia harus segera menjemput Emi di kantor polisi. Lelaki itu langsung berdiri, dan meninggalkan Sachi yang masih tertegun.

Ketika baru beberapa langkah kakinya beranjak, pria itu mencoba menahan senyum.

Sachi, mungkin kau lupa padaku. Tapi, aku tidak pernah lupa padamu, dan kejadian waktu itu.

Ren melajukan motornya secepat mungkin agar segera sampai di kantor kepolisian metropolitan. Terlalu asyik bersama Sachi, membuatnya melupakan Emi yang telah meneleponnya puluhan kali. Begitu sampai di kantor kepolisian, Ren turun dari motor sambil menyapukan pandangan ke seluruh sudut halaman gedung itu. Dia bahkan berjalan ke teras dan mengintip dalam gedung untuk mencari keberadaan Emi. Namun, tak ada Emi di sana.

Ren terburu-buru mengambil ponselnya untuk menghubungi Emi. Namun, ia terkejut ketika mendengar suara pria memanggil namanya.

"Ren ...."

Ren berbalik, dan melihat Jun berjalan menuju ke arahnya.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya pria berprofesi polisi itu.

"Aku mencari seseorang."

"Seseorang?"

"Iya. Dia saksi untuk kasus kematian artis yang baru-baru ini menghebohkan."

"Maksudmu ... Emi Hayase?"

"Ah ... benar. Aku ingin menjemputnya. Tapi, sepertinya dia belum keluar dari gedung," ucap Ren sambil kembali mengedarkan pandangan ke dalam gedung.

"Dia ada di kafe itu." Jun menunjuk sebuah kafe di seberang jalan. "Dia telah menunggumu dari tadi. Aku sudah cukup lama selesai mengintrogasinya."

"Sangkyu," ucap Ren lalu terburu-buru hendak menuju kafe tersebut. Ia memakai helm-nya dan bersiap menjalankan motor.

Jun berbalik cepat dan langsung melempar sebuah pertanyaan yang keluar begitu saja dari mulutnya. "Apa hubunganmu dengan gadis itu?"

"Dia pacarku," jawab Ren singkat.

"Oh ...." Jun terkejut sembari membulatkan mulutnya.

Ren pun langsung menancap gas menuju kafe yang terletak di depan gedung kepolisian.

Jun yang masih berdiri di tempat, akhirnya menyadari jika ia pernah bertemu Emi saat pertama kali mengantarkan sup ke rumah Ren. Jun merasa cukup beruntung karena jika dia memerlukan gadis itu, dia tinggal meminta bantuan Ren.

.

.

.

Terpopuler

Comments

sakura🇵🇸

sakura🇵🇸

apakah sachi teman masa kecil ren??apakah ini clbk anak kecik?
😭😭😭😭 ceritanya bener2 susah ditebak

2023-02-05

1

mama galaau

mama galaau

sebenernya siapa Sachi dimata Ren... 🤔

2023-02-03

0

Raisya 𝐙⃝🦜

Raisya 𝐙⃝🦜

Ren menyebalkan....aku , makin penasaran ttg Ren

2022-06-13

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Tetangga Baru
2 Chapter 2 : Pria Penghasut
3 Chapter 3 : Pria Kikuk
4 chapter 4 : Ciuman Ilusi
5 Chapter 5 : Jenius!
6 Chapter 6 : Menagih Janji
7 Chapter 7 : Devil
8 Chapter 8 : Pesona Host
9 Chapter 9 : Ciuman Anti Virus
10 Chapter 10 : Resmi Pacaran
11 Chapter 11 : Insiden di Kapal Pesiar
12 Chapter 12 : Penyelidikan
13 Chapter 13 : Jangan dekat dengan pria manapun
14 Chapter 14 : Kau adalah Aldebaran
15 Chapter 15 : Berlian Nyonya Nao
16 Chapter 16 : Pesona Detektif
17 Chapter 17 : Kamu
18 Chapter 18 : Tangan Kidal
19 Chapter 19 : Menjalin Keakraban
20 Chapter 20 : Hal Gila
21 Chapter 21 : Perasaan Bersalah
22 Chapter 22 : Salah Sangka
23 Chapter 23 : Inisial Pencuri Berlian
24 Chapter 24 : Disneysea Tokyo
25 Chapter 25 : Nona Manekin
26 Chapter 26 : Sebuah Tawaran
27 Chapter 27 : Pesta pun Dimulai
28 Chapter 28 : Terprovokasi
29 Chapter 29 : Pengeroyokan
30 Chapter 30 : Ren Menghilang
31 Chapter 31 : Heartbreak
32 Chapter 32 : Beautiful Moment
33 Chapter 33 : Mencuri Waktu
34 Chapter 34 : Melebur Rasa
35 Chapter 35 : Meninggalkan Pesan
36 Chapter 36 : Acara Pelelangan
37 Chapter 37 : Jun vs Pencuri
38 Chapter 38 : Gara-gara Ren
39 Chapter 39 : Ingatan Super
40 Chapter 40 : IQ 190
41 Chapter 41: Percayalah Padaku!
42 Chapter 42 : Tak Bisa Menerima
43 Chapter 43 : Seperti Dejavu
44 Chapter 44 : Kejujuran yang Pahit
45 Chapter 45 : Festival Musim Panas
46 Chapter 46 : Apa yang Terjadi?
47 Chapter 47 : Sebuah Jebakan?
48 Chapter 48 : Sekadar Peringatan
49 Chapter 49 : Tak Ingin Mendengar Apa pun
50 Chapter 50 : Membuat Kenangan Indah di Tubuhmu
51 Chapter 51 : Tunggu Aku di Sini!
52 Chapter 52 : Tanggal 2
53 Chapter 53 : The Secret Thief
54 Chapter 54 : Kejutan Ulang Tahun
55 Chapter 55 : Buku Biografi Yuji Nakajima
56 Chapter 56 : Pencarian Antares, Bintang yang Hilang
57 Chapter 57 : Tetap Menunggu
58 Chapter 58 : Konser Chiba Yamada
59 Chapter 59 : Baka!
60 Chapter 60 : Meskipun Terlambat, Mari Kita Rayakan!
61 Chapter 61 : Terus Menyelidiki
62 Chapter 62 : Kasus Maki Okada
63 Chapter 63 : Terpecahkan?
64 Chapter 64 : Alibi
65 Chapter 65 : Perang Dingin
66 Chapter 66 : Perempuan di Samping Mereka
67 Chapter 67 : Setitik Cahaya di Hati
68 Chapter 68 : Penyamaran
69 Chapter 69 : Pendekatan
70 Chapter 70 : Pria Tua
71 Chapter 71 : Menikah?
72 Chapter 72 : Gara-gara Mabuk
73 Chapter 73 : Bisakah kau memberiku sebuah keluarga?
74 Chapter 74 : Antara Ren, Emi, dan Jun
75 Chapter 75 : CCTV
76 Chapter 76 : Antara Jun, Sachi, dan Ren
77 Chapter 77 : Rencana Berikutnya
78 Chapter 78 : Surat Kaleng
79 Chapter 79 : Gangguan di Malam Hari
80 Chapter 80 : Apa pun Akan Ia Lakukan
81 Chapter 81 : Sirene Polisi
82 Chapter 82 : Buliran Hujan
83 Chapter 83 : Rui dan Ren
84 Chapter 84 : Siapa yang harus ia percaya?
85 Chapter 85 : Tetap Percaya
86 Chapter 86 : Mari Berbahagia Bersama
87 Chapter 87 : Fakta baru?
88 Chapter 88 : Hajimemashite
89 Chapter 89 : Merindukanmu
90 Chapter 90 : Melindungi dan Mengawalmu
91 Chapter 91 : Ajudan Perdana Menteri
92 Chapter 92 : Ren vs Jun, Siapa yang Kalah?
93 Chapter 93 : Kejadian di Tokyo Tower
94 Chapter 94 : Minggu Kedua Musim Gugur
95 Chapter 95 : Gadis Putih?
96 Chapter 96 : Jun vs Pencuri Jilid 2
97 Chapter 97 : Tertipu?
98 Chapter 98 : Mengundurkan diri
99 Chapter 99 : Kasus Delapan Tahun yang Lalu
100 Chapter 100 : Semoga Tidak
101 Chapter 101 : Hamil
102 Chapter 102 : Keputusan Hakim
103 Chapter 103 : Kenyataan Menyedihkan
104 Chapter 104 : Pengakuan
105 Chapter 105 : Posisi yang Sulit
106 Chapter 106 : Jika nanti ....
107 Chapter 107 : Memiliki Rasa Ketakutan
108 Chapter 108 : Jangan Menangisiku!
109 Chapter 109 : Momen Mengharukan
110 Chapter 110 : Apa Tujuan Ren?
111 Chapter 111 : Perang Logika
112 Chapter 112 : Permohonan Pilu
113 Chapter 113 : Mengantarmu ke Gerbang Penjara
114 Chapter 114 : Ketika Polisi Berempati
115 Chapter 115 : Mengusut Kasus
116 Chapter 116 : Salju Pertama yang Turun
117 Chapter 117 : Ren vs Jun
118 Chapter 118 : Babak Baru
119 Chapter 119 : Di Balik Jeruji Besi
120 Chapter 120 : Pembelaan Shohei
121 Chapter 121 : Masa Lalumu Milikmu
122 Chapter 122 : Persamaan Rui dan Ren
123 Chapter 123 : Kisah di Balik Kisah
124 Chapter 124 : Aksi Terakhir, Berhasilkah?
125 Chapter 125 : Dream Diamond
126 Pengumuman
127 Chapter 126 : Siapa Dalangnya?
128 Chapter 127 : Sulit Untuk Menerima
129 Chapter 128 : Akhir Perjalanan The Secret Thief
130 Chapter 129 : Daijobu Desu
131 Chapter 130 : Tenang Seperti Danau
132 Chapter 131 : Hati yang Menghangat
133 Chapter 132 : Pengorbanan Seorang Ayah
134 Chapter 133 : Melihat Dunia Melalui Matamu
135 Chapter 134 : Sebuah Takdir
136 Chapter 135 : Labirin Waktu
137 Chapter 136 : Sakura di Musim Semi
138 Chapter 137 : Kemarin Adalah Nyata
139 Apologize and Thanks
Episodes

Updated 139 Episodes

1
Chapter 1 : Tetangga Baru
2
Chapter 2 : Pria Penghasut
3
Chapter 3 : Pria Kikuk
4
chapter 4 : Ciuman Ilusi
5
Chapter 5 : Jenius!
6
Chapter 6 : Menagih Janji
7
Chapter 7 : Devil
8
Chapter 8 : Pesona Host
9
Chapter 9 : Ciuman Anti Virus
10
Chapter 10 : Resmi Pacaran
11
Chapter 11 : Insiden di Kapal Pesiar
12
Chapter 12 : Penyelidikan
13
Chapter 13 : Jangan dekat dengan pria manapun
14
Chapter 14 : Kau adalah Aldebaran
15
Chapter 15 : Berlian Nyonya Nao
16
Chapter 16 : Pesona Detektif
17
Chapter 17 : Kamu
18
Chapter 18 : Tangan Kidal
19
Chapter 19 : Menjalin Keakraban
20
Chapter 20 : Hal Gila
21
Chapter 21 : Perasaan Bersalah
22
Chapter 22 : Salah Sangka
23
Chapter 23 : Inisial Pencuri Berlian
24
Chapter 24 : Disneysea Tokyo
25
Chapter 25 : Nona Manekin
26
Chapter 26 : Sebuah Tawaran
27
Chapter 27 : Pesta pun Dimulai
28
Chapter 28 : Terprovokasi
29
Chapter 29 : Pengeroyokan
30
Chapter 30 : Ren Menghilang
31
Chapter 31 : Heartbreak
32
Chapter 32 : Beautiful Moment
33
Chapter 33 : Mencuri Waktu
34
Chapter 34 : Melebur Rasa
35
Chapter 35 : Meninggalkan Pesan
36
Chapter 36 : Acara Pelelangan
37
Chapter 37 : Jun vs Pencuri
38
Chapter 38 : Gara-gara Ren
39
Chapter 39 : Ingatan Super
40
Chapter 40 : IQ 190
41
Chapter 41: Percayalah Padaku!
42
Chapter 42 : Tak Bisa Menerima
43
Chapter 43 : Seperti Dejavu
44
Chapter 44 : Kejujuran yang Pahit
45
Chapter 45 : Festival Musim Panas
46
Chapter 46 : Apa yang Terjadi?
47
Chapter 47 : Sebuah Jebakan?
48
Chapter 48 : Sekadar Peringatan
49
Chapter 49 : Tak Ingin Mendengar Apa pun
50
Chapter 50 : Membuat Kenangan Indah di Tubuhmu
51
Chapter 51 : Tunggu Aku di Sini!
52
Chapter 52 : Tanggal 2
53
Chapter 53 : The Secret Thief
54
Chapter 54 : Kejutan Ulang Tahun
55
Chapter 55 : Buku Biografi Yuji Nakajima
56
Chapter 56 : Pencarian Antares, Bintang yang Hilang
57
Chapter 57 : Tetap Menunggu
58
Chapter 58 : Konser Chiba Yamada
59
Chapter 59 : Baka!
60
Chapter 60 : Meskipun Terlambat, Mari Kita Rayakan!
61
Chapter 61 : Terus Menyelidiki
62
Chapter 62 : Kasus Maki Okada
63
Chapter 63 : Terpecahkan?
64
Chapter 64 : Alibi
65
Chapter 65 : Perang Dingin
66
Chapter 66 : Perempuan di Samping Mereka
67
Chapter 67 : Setitik Cahaya di Hati
68
Chapter 68 : Penyamaran
69
Chapter 69 : Pendekatan
70
Chapter 70 : Pria Tua
71
Chapter 71 : Menikah?
72
Chapter 72 : Gara-gara Mabuk
73
Chapter 73 : Bisakah kau memberiku sebuah keluarga?
74
Chapter 74 : Antara Ren, Emi, dan Jun
75
Chapter 75 : CCTV
76
Chapter 76 : Antara Jun, Sachi, dan Ren
77
Chapter 77 : Rencana Berikutnya
78
Chapter 78 : Surat Kaleng
79
Chapter 79 : Gangguan di Malam Hari
80
Chapter 80 : Apa pun Akan Ia Lakukan
81
Chapter 81 : Sirene Polisi
82
Chapter 82 : Buliran Hujan
83
Chapter 83 : Rui dan Ren
84
Chapter 84 : Siapa yang harus ia percaya?
85
Chapter 85 : Tetap Percaya
86
Chapter 86 : Mari Berbahagia Bersama
87
Chapter 87 : Fakta baru?
88
Chapter 88 : Hajimemashite
89
Chapter 89 : Merindukanmu
90
Chapter 90 : Melindungi dan Mengawalmu
91
Chapter 91 : Ajudan Perdana Menteri
92
Chapter 92 : Ren vs Jun, Siapa yang Kalah?
93
Chapter 93 : Kejadian di Tokyo Tower
94
Chapter 94 : Minggu Kedua Musim Gugur
95
Chapter 95 : Gadis Putih?
96
Chapter 96 : Jun vs Pencuri Jilid 2
97
Chapter 97 : Tertipu?
98
Chapter 98 : Mengundurkan diri
99
Chapter 99 : Kasus Delapan Tahun yang Lalu
100
Chapter 100 : Semoga Tidak
101
Chapter 101 : Hamil
102
Chapter 102 : Keputusan Hakim
103
Chapter 103 : Kenyataan Menyedihkan
104
Chapter 104 : Pengakuan
105
Chapter 105 : Posisi yang Sulit
106
Chapter 106 : Jika nanti ....
107
Chapter 107 : Memiliki Rasa Ketakutan
108
Chapter 108 : Jangan Menangisiku!
109
Chapter 109 : Momen Mengharukan
110
Chapter 110 : Apa Tujuan Ren?
111
Chapter 111 : Perang Logika
112
Chapter 112 : Permohonan Pilu
113
Chapter 113 : Mengantarmu ke Gerbang Penjara
114
Chapter 114 : Ketika Polisi Berempati
115
Chapter 115 : Mengusut Kasus
116
Chapter 116 : Salju Pertama yang Turun
117
Chapter 117 : Ren vs Jun
118
Chapter 118 : Babak Baru
119
Chapter 119 : Di Balik Jeruji Besi
120
Chapter 120 : Pembelaan Shohei
121
Chapter 121 : Masa Lalumu Milikmu
122
Chapter 122 : Persamaan Rui dan Ren
123
Chapter 123 : Kisah di Balik Kisah
124
Chapter 124 : Aksi Terakhir, Berhasilkah?
125
Chapter 125 : Dream Diamond
126
Pengumuman
127
Chapter 126 : Siapa Dalangnya?
128
Chapter 127 : Sulit Untuk Menerima
129
Chapter 128 : Akhir Perjalanan The Secret Thief
130
Chapter 129 : Daijobu Desu
131
Chapter 130 : Tenang Seperti Danau
132
Chapter 131 : Hati yang Menghangat
133
Chapter 132 : Pengorbanan Seorang Ayah
134
Chapter 133 : Melihat Dunia Melalui Matamu
135
Chapter 134 : Sebuah Takdir
136
Chapter 135 : Labirin Waktu
137
Chapter 136 : Sakura di Musim Semi
138
Chapter 137 : Kemarin Adalah Nyata
139
Apologize and Thanks

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!