Chapter 7 : Devil

"Jika dia benar-benar tidak terbukti bersalah, maka kami akan membebaskannya." Jun menjawab pertanyaan Ren tanpa keraguan.

"Oh, ya?" Ren kembali mengangkat sudut alisnya. "Tapi ... bagaimana jika orang itu telah meninggal sebelum kalian mengetahui dia tidak bersalah?"

"Kami akan membersihkan nama baiknya."

"Bagaimana kalian bisa mengembalikan waktu yang telah terbuang untuk keluarganya dan nyawa yang telah lenyap?" Kali ini nada suara Ren sedikit meninggi.

Jun membisu sesaat, matanya memandang lekat bola mata Ren yang tampak memancarkan tombak api.

"Apakah ... ada kejadian seperti itu?" tanya Jun dengan raut serius.

"Ada."

"Di mana? Apakah masih di sekitar Tokyo?"

Mata Ren menatap tajam ke arah Jun yang juga menatapnya. Sunggingan tipis muncul di sudut bibirnya.

"Di novel yang kubaca." Ren melebarkan senyumnya hingga menunjukkan deretan giginya yang berbaris rapi.

Jun tersedak sambil tertawa. "Aku sudah sangat serius, ternyata hanya dalam novel!"

Ren ikut tertawa. "Wajahmu sangat tegang!"

"Aku memang seperti ini, untuk hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaanku. Jangan sungkan menghubungiku jika kau butuh sesuatu," tawar Jun ramah.

"Sankyu," ucap Ren sambil mengarahkan pandangannya ke arah Sachi.

Sachi memerhatikan dua pria yang tengah mengobrol. Dia hanya bisa menyimak sambil menghabiskan makanannya. Sepertinya, Ren dan kakaknya mempunyai karakter yang sama, itu terlihat dari obrolan mereka.

Setelah selesai makan, Ren pamit pulang. Dia berjalan keluar dari rumah Jun menuju rumahnya. Tepat beberapa langkah meninggalkan rumah Jun, dia berhenti sejenak kemudian menengok ke belakang dan menyipitkan matanya yang dingin. Senyum elegan terpatri di wajah pria itu, tetapi senyum ini sebenarnya sungguh sangat berbahaya.

Setelah kembali ke kediamannya, ponsel Ren berbunyi. Ia menatap layar panggilan yang tertulis nama Emi. Ketika ia menerima panggilan telepon, suara tangisan pilu wanita menyambar telinganya.

"Ada apa?" tanya Ren begitu mendengar Isak tangis Emi.

Tak ada jawaban. Hanya terdengar suara tangisan yang tertahan. Namun, Ren seakan tahu apa yang terjadi pada gadis itu. Ren memejamkan matanya dalam-dalam, lalu bertanya dengan nada lirih.

"Apakah ada yang merenggutimu lagi?"

Lagi-lagi Emi tak menjawab. Namun, suara tangisannya makin besar hingga membentuk sebuah raungan yang menyakitkan. Untuk sesaat, Ren hanya membisu. Ia membiarkan gadis itu mengeluarkan seluruh amarahnya lewat tangisan. Meskipun sejujurnya hatinya turut ikut sedih mendengarnya.

"Apakah saranku waktu itu telah kau pertimbangkan?" Ren bertanya setelah terdiam cukup lama.

Emi terdiam. Tangisnya mulai mereda. Meskipun begitu, dia belum mengeluarkan satu kata pun.

Ren mengukir senyum tipis. "Sudah kukatakan, manusia seperti itu hanya sampah! Sampai kapan kau akan menerima nasibmu diperlakukan seperti itu?"

"Aku takut," jawab Emi pelan.

"Jangan takut. Biarkan aku yang membereskannya." Pada saat mengatakan itu, ada kilatan berbahaya di mata indah Ren. Wajahnya menjadi dingin, dan senyum samar kembali terpatri di bibirnya yang sensual.

"Besok lusa, aku akan ikut bersamanya di pesta salah satu artis yang akan diselenggarakan di kapal pesiar," ujar Emi terbata-bata di sela-sela tangisnya yang mulai mereda.

"Kapal pesiar?" Ren memicingkan mata, lalu tersenyum elegan. "Jangan takut, aku akan ada di sana juga."

"Benarkah? Kau akan menyelamatkanku?"

"Ya. Aku berjanji akan menyelamatkanmu hari itu dan ... selamanya."

Setelah Emi cukup tenang, mereka mengakhiri pembicaraan di telepon. Ren berjalan menuju dapur, mengambil sekaleng bir. Dia membuka tutup kaleng, dan mulai menyesap perlahan. Menatap jam dinding, waktu telah menunjukkan pukul sepuluh malam, sudah waktunya dia untuk bekerja. Semakin larut, akan semakin banyak pelanggan datang dan membutuhkan jasanya.

Ren membuka bajunya dan melempar ke sembarang tempat. Dia berjalan menuju kamar mandi, menyalakan shower dan membiarkan titik-titik air itu membasahi tubuhnya. Guyuran air shower itu sangat menyenangkan dan membuat otaknya kembali segar. Dia mulai membasahi seluruh tubuhnya dengan sabun. Namun, bayangan tangisan memilukan dari Emi yang baru saja dia dengar, hadir kembali di ingatannya.

Ren berhenti bergerak. Dia terdiam dalam waktu cukup lama. Mata kelamnya menatap ke arah cermin yang berhadapan langsung dengannya. Bayangan wajah tampannya dengan tubuh atletis yang terbungkus busa terpantul di cermin itu. Namun, di penglihatan Ren, bayangan itu tidak ada. Dia tak dapat melihat apapun. Hanya sebuah bayangan hitam gelap yang ada di cermin tersebut.

Kilas balik kejadian delapan tahun yang lalu kembali terlintas di benaknya. Suara langkah kaki dari para polisi, suara para wartawan dengan rentetan pertanyaan, suara tangisan seorang wanita sekaligus ibu, suara anak remaja yang menangis memanggil nama ayahnya, suara cemoohan siswa-siswi. Itu semua sedang berlangsung dalam ingatannya. Bahkan bak adegan film yang menceritakan kisah awal sampai akhir. Semua ingatan itu terekam rapi dalam otaknya, tanpa satu adegan pun yang tertinggal.

Otaknya masih terus memutar penggalan-penggalan masa lalu yang begitu kelam. Ada sebuah Rumah Sakit jiwa, ada banyak darah, ada raungan tangis, ada tempat pemakaman. Sepi. Tersudut. Penuh kesedihan.

Hitam. Semuanya menjadi gelap. Suram. Tak ada cahaya sama sekali. Ya, sejak peristiwa itu, dia tak menemukan setitik cahaya dalam hidupnya. Dia tak bisa membedakan malam dan pagi. Tak bisa membedakan banyak warna. Baginya, hanya ada satu warna, yaitu hitam. Di matanya, dunia ini penuh kegelapan. Semua manusia sama, hanya pura-pura bersembunyi dalam topeng kebaikan. Sebab itu, dia memilih melintasi jalan yang berbeda dari pilihan manusia pada umumnya.

Kejahatan harus dibalas dengan kejahatan. Dunia tidak akan pernah bisa adil. Orang lemah akan selalu tersudut jika hanya berdiam diri. Orang baik akan selalu menjadi korban keculasan orang jahat. Paradigma itu yang tertanam di otaknya selama bertahun-tahun.

Ren Nakajima. Pria dengan IQ 195 atau dikategorikan jenius. Mempunyai daya ingat kuat bukanlah suatu anugerah baginya, melainkan sebuah petaka. Bagaimana tidak? Ia tak dapat menghapus seluruh kenangan kelam di hidupnya. Setiap potongan-potongan kejadian suram akan sering terlintas di benaknya. Bak sebuah permen karet yang telah lama menempel dalam bangku, susah untuk dilepaskan. Akan terus menghantuinya kapanpun dan di manapun hingga melahirkan sebuah dendam.

Dendam itu seperti sebuah pedang yang terus diasah setiap hari. Dia menjadi pria yang ambisius, berhati dingin, dan jahat. Ketika usianya beranjak dewasa, dia terus menyimpan rasa kebencian dan sakit hati pada manusia. Ya, ada yang bilang rasa sakit hati yang amat dalam dapat mengubah sifat manusia, dari berhati malaikat menjadi sekejam iblis. Ren Nakajima telah membuktikannya!

Dia terlihat seperti memiliki dua kepribadian, padahal yang sebenarnya adalah dia pandai menyimpan karakter jahatnya pada setiap orang yang dikenalinya. Ya, orang-orang menganggapnya sosok yang ceria, ramah, mengasyikkan, dan humoris. Tanpa mereka tahu bahwa Ren adalah sosok yang kesepian dengan kesedihan yang amat tebal. Lebih menakutkan lagi, dia bisa menjadi iblis berbahaya.

.

.

.

.

catatan penulis :

Sangkyu : terima kasih, berasal dari bahasa Inggris "thank you". ini masuk dalam bahasa gaul anak2 Jepang.

tolong likenya yang seimbang dong. biar cepat naik viewersnya. yang belom like chapter di atas tolong dilike y, mumpung belom makan banyak chapter

Terpopuler

Comments

Yayu

Yayu

merasa berdosa saya

2024-09-09

0

Hearty 💕

Hearty 💕

Dendam yang dibiarkan akan seperti gunung merapi

2024-08-09

0

Hearty 💕

Hearty 💕

Apa yang terjadi sebenarnya sampai Ren mau naikkan kasusnya kembali

2024-08-09

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Tetangga Baru
2 Chapter 2 : Pria Penghasut
3 Chapter 3 : Pria Kikuk
4 chapter 4 : Ciuman Ilusi
5 Chapter 5 : Jenius!
6 Chapter 6 : Menagih Janji
7 Chapter 7 : Devil
8 Chapter 8 : Pesona Host
9 Chapter 9 : Ciuman Anti Virus
10 Chapter 10 : Resmi Pacaran
11 Chapter 11 : Insiden di Kapal Pesiar
12 Chapter 12 : Penyelidikan
13 Chapter 13 : Jangan dekat dengan pria manapun
14 Chapter 14 : Kau adalah Aldebaran
15 Chapter 15 : Berlian Nyonya Nao
16 Chapter 16 : Pesona Detektif
17 Chapter 17 : Kamu
18 Chapter 18 : Tangan Kidal
19 Chapter 19 : Menjalin Keakraban
20 Chapter 20 : Hal Gila
21 Chapter 21 : Perasaan Bersalah
22 Chapter 22 : Salah Sangka
23 Chapter 23 : Inisial Pencuri Berlian
24 Chapter 24 : Disneysea Tokyo
25 Chapter 25 : Nona Manekin
26 Chapter 26 : Sebuah Tawaran
27 Chapter 27 : Pesta pun Dimulai
28 Chapter 28 : Terprovokasi
29 Chapter 29 : Pengeroyokan
30 Chapter 30 : Ren Menghilang
31 Chapter 31 : Heartbreak
32 Chapter 32 : Beautiful Moment
33 Chapter 33 : Mencuri Waktu
34 Chapter 34 : Melebur Rasa
35 Chapter 35 : Meninggalkan Pesan
36 Chapter 36 : Acara Pelelangan
37 Chapter 37 : Jun vs Pencuri
38 Chapter 38 : Gara-gara Ren
39 Chapter 39 : Ingatan Super
40 Chapter 40 : IQ 190
41 Chapter 41: Percayalah Padaku!
42 Chapter 42 : Tak Bisa Menerima
43 Chapter 43 : Seperti Dejavu
44 Chapter 44 : Kejujuran yang Pahit
45 Chapter 45 : Festival Musim Panas
46 Chapter 46 : Apa yang Terjadi?
47 Chapter 47 : Sebuah Jebakan?
48 Chapter 48 : Sekadar Peringatan
49 Chapter 49 : Tak Ingin Mendengar Apa pun
50 Chapter 50 : Membuat Kenangan Indah di Tubuhmu
51 Chapter 51 : Tunggu Aku di Sini!
52 Chapter 52 : Tanggal 2
53 Chapter 53 : The Secret Thief
54 Chapter 54 : Kejutan Ulang Tahun
55 Chapter 55 : Buku Biografi Yuji Nakajima
56 Chapter 56 : Pencarian Antares, Bintang yang Hilang
57 Chapter 57 : Tetap Menunggu
58 Chapter 58 : Konser Chiba Yamada
59 Chapter 59 : Baka!
60 Chapter 60 : Meskipun Terlambat, Mari Kita Rayakan!
61 Chapter 61 : Terus Menyelidiki
62 Chapter 62 : Kasus Maki Okada
63 Chapter 63 : Terpecahkan?
64 Chapter 64 : Alibi
65 Chapter 65 : Perang Dingin
66 Chapter 66 : Perempuan di Samping Mereka
67 Chapter 67 : Setitik Cahaya di Hati
68 Chapter 68 : Penyamaran
69 Chapter 69 : Pendekatan
70 Chapter 70 : Pria Tua
71 Chapter 71 : Menikah?
72 Chapter 72 : Gara-gara Mabuk
73 Chapter 73 : Bisakah kau memberiku sebuah keluarga?
74 Chapter 74 : Antara Ren, Emi, dan Jun
75 Chapter 75 : CCTV
76 Chapter 76 : Antara Jun, Sachi, dan Ren
77 Chapter 77 : Rencana Berikutnya
78 Chapter 78 : Surat Kaleng
79 Chapter 79 : Gangguan di Malam Hari
80 Chapter 80 : Apa pun Akan Ia Lakukan
81 Chapter 81 : Sirene Polisi
82 Chapter 82 : Buliran Hujan
83 Chapter 83 : Rui dan Ren
84 Chapter 84 : Siapa yang harus ia percaya?
85 Chapter 85 : Tetap Percaya
86 Chapter 86 : Mari Berbahagia Bersama
87 Chapter 87 : Fakta baru?
88 Chapter 88 : Hajimemashite
89 Chapter 89 : Merindukanmu
90 Chapter 90 : Melindungi dan Mengawalmu
91 Chapter 91 : Ajudan Perdana Menteri
92 Chapter 92 : Ren vs Jun, Siapa yang Kalah?
93 Chapter 93 : Kejadian di Tokyo Tower
94 Chapter 94 : Minggu Kedua Musim Gugur
95 Chapter 95 : Gadis Putih?
96 Chapter 96 : Jun vs Pencuri Jilid 2
97 Chapter 97 : Tertipu?
98 Chapter 98 : Mengundurkan diri
99 Chapter 99 : Kasus Delapan Tahun yang Lalu
100 Chapter 100 : Semoga Tidak
101 Chapter 101 : Hamil
102 Chapter 102 : Keputusan Hakim
103 Chapter 103 : Kenyataan Menyedihkan
104 Chapter 104 : Pengakuan
105 Chapter 105 : Posisi yang Sulit
106 Chapter 106 : Jika nanti ....
107 Chapter 107 : Memiliki Rasa Ketakutan
108 Chapter 108 : Jangan Menangisiku!
109 Chapter 109 : Momen Mengharukan
110 Chapter 110 : Apa Tujuan Ren?
111 Chapter 111 : Perang Logika
112 Chapter 112 : Permohonan Pilu
113 Chapter 113 : Mengantarmu ke Gerbang Penjara
114 Chapter 114 : Ketika Polisi Berempati
115 Chapter 115 : Mengusut Kasus
116 Chapter 116 : Salju Pertama yang Turun
117 Chapter 117 : Ren vs Jun
118 Chapter 118 : Babak Baru
119 Chapter 119 : Di Balik Jeruji Besi
120 Chapter 120 : Pembelaan Shohei
121 Chapter 121 : Masa Lalumu Milikmu
122 Chapter 122 : Persamaan Rui dan Ren
123 Chapter 123 : Kisah di Balik Kisah
124 Chapter 124 : Aksi Terakhir, Berhasilkah?
125 Chapter 125 : Dream Diamond
126 Pengumuman
127 Chapter 126 : Siapa Dalangnya?
128 Chapter 127 : Sulit Untuk Menerima
129 Chapter 128 : Akhir Perjalanan The Secret Thief
130 Chapter 129 : Daijobu Desu
131 Chapter 130 : Tenang Seperti Danau
132 Chapter 131 : Hati yang Menghangat
133 Chapter 132 : Pengorbanan Seorang Ayah
134 Chapter 133 : Melihat Dunia Melalui Matamu
135 Chapter 134 : Sebuah Takdir
136 Chapter 135 : Labirin Waktu
137 Chapter 136 : Sakura di Musim Semi
138 Chapter 137 : Kemarin Adalah Nyata
139 Apologize and Thanks
Episodes

Updated 139 Episodes

1
Chapter 1 : Tetangga Baru
2
Chapter 2 : Pria Penghasut
3
Chapter 3 : Pria Kikuk
4
chapter 4 : Ciuman Ilusi
5
Chapter 5 : Jenius!
6
Chapter 6 : Menagih Janji
7
Chapter 7 : Devil
8
Chapter 8 : Pesona Host
9
Chapter 9 : Ciuman Anti Virus
10
Chapter 10 : Resmi Pacaran
11
Chapter 11 : Insiden di Kapal Pesiar
12
Chapter 12 : Penyelidikan
13
Chapter 13 : Jangan dekat dengan pria manapun
14
Chapter 14 : Kau adalah Aldebaran
15
Chapter 15 : Berlian Nyonya Nao
16
Chapter 16 : Pesona Detektif
17
Chapter 17 : Kamu
18
Chapter 18 : Tangan Kidal
19
Chapter 19 : Menjalin Keakraban
20
Chapter 20 : Hal Gila
21
Chapter 21 : Perasaan Bersalah
22
Chapter 22 : Salah Sangka
23
Chapter 23 : Inisial Pencuri Berlian
24
Chapter 24 : Disneysea Tokyo
25
Chapter 25 : Nona Manekin
26
Chapter 26 : Sebuah Tawaran
27
Chapter 27 : Pesta pun Dimulai
28
Chapter 28 : Terprovokasi
29
Chapter 29 : Pengeroyokan
30
Chapter 30 : Ren Menghilang
31
Chapter 31 : Heartbreak
32
Chapter 32 : Beautiful Moment
33
Chapter 33 : Mencuri Waktu
34
Chapter 34 : Melebur Rasa
35
Chapter 35 : Meninggalkan Pesan
36
Chapter 36 : Acara Pelelangan
37
Chapter 37 : Jun vs Pencuri
38
Chapter 38 : Gara-gara Ren
39
Chapter 39 : Ingatan Super
40
Chapter 40 : IQ 190
41
Chapter 41: Percayalah Padaku!
42
Chapter 42 : Tak Bisa Menerima
43
Chapter 43 : Seperti Dejavu
44
Chapter 44 : Kejujuran yang Pahit
45
Chapter 45 : Festival Musim Panas
46
Chapter 46 : Apa yang Terjadi?
47
Chapter 47 : Sebuah Jebakan?
48
Chapter 48 : Sekadar Peringatan
49
Chapter 49 : Tak Ingin Mendengar Apa pun
50
Chapter 50 : Membuat Kenangan Indah di Tubuhmu
51
Chapter 51 : Tunggu Aku di Sini!
52
Chapter 52 : Tanggal 2
53
Chapter 53 : The Secret Thief
54
Chapter 54 : Kejutan Ulang Tahun
55
Chapter 55 : Buku Biografi Yuji Nakajima
56
Chapter 56 : Pencarian Antares, Bintang yang Hilang
57
Chapter 57 : Tetap Menunggu
58
Chapter 58 : Konser Chiba Yamada
59
Chapter 59 : Baka!
60
Chapter 60 : Meskipun Terlambat, Mari Kita Rayakan!
61
Chapter 61 : Terus Menyelidiki
62
Chapter 62 : Kasus Maki Okada
63
Chapter 63 : Terpecahkan?
64
Chapter 64 : Alibi
65
Chapter 65 : Perang Dingin
66
Chapter 66 : Perempuan di Samping Mereka
67
Chapter 67 : Setitik Cahaya di Hati
68
Chapter 68 : Penyamaran
69
Chapter 69 : Pendekatan
70
Chapter 70 : Pria Tua
71
Chapter 71 : Menikah?
72
Chapter 72 : Gara-gara Mabuk
73
Chapter 73 : Bisakah kau memberiku sebuah keluarga?
74
Chapter 74 : Antara Ren, Emi, dan Jun
75
Chapter 75 : CCTV
76
Chapter 76 : Antara Jun, Sachi, dan Ren
77
Chapter 77 : Rencana Berikutnya
78
Chapter 78 : Surat Kaleng
79
Chapter 79 : Gangguan di Malam Hari
80
Chapter 80 : Apa pun Akan Ia Lakukan
81
Chapter 81 : Sirene Polisi
82
Chapter 82 : Buliran Hujan
83
Chapter 83 : Rui dan Ren
84
Chapter 84 : Siapa yang harus ia percaya?
85
Chapter 85 : Tetap Percaya
86
Chapter 86 : Mari Berbahagia Bersama
87
Chapter 87 : Fakta baru?
88
Chapter 88 : Hajimemashite
89
Chapter 89 : Merindukanmu
90
Chapter 90 : Melindungi dan Mengawalmu
91
Chapter 91 : Ajudan Perdana Menteri
92
Chapter 92 : Ren vs Jun, Siapa yang Kalah?
93
Chapter 93 : Kejadian di Tokyo Tower
94
Chapter 94 : Minggu Kedua Musim Gugur
95
Chapter 95 : Gadis Putih?
96
Chapter 96 : Jun vs Pencuri Jilid 2
97
Chapter 97 : Tertipu?
98
Chapter 98 : Mengundurkan diri
99
Chapter 99 : Kasus Delapan Tahun yang Lalu
100
Chapter 100 : Semoga Tidak
101
Chapter 101 : Hamil
102
Chapter 102 : Keputusan Hakim
103
Chapter 103 : Kenyataan Menyedihkan
104
Chapter 104 : Pengakuan
105
Chapter 105 : Posisi yang Sulit
106
Chapter 106 : Jika nanti ....
107
Chapter 107 : Memiliki Rasa Ketakutan
108
Chapter 108 : Jangan Menangisiku!
109
Chapter 109 : Momen Mengharukan
110
Chapter 110 : Apa Tujuan Ren?
111
Chapter 111 : Perang Logika
112
Chapter 112 : Permohonan Pilu
113
Chapter 113 : Mengantarmu ke Gerbang Penjara
114
Chapter 114 : Ketika Polisi Berempati
115
Chapter 115 : Mengusut Kasus
116
Chapter 116 : Salju Pertama yang Turun
117
Chapter 117 : Ren vs Jun
118
Chapter 118 : Babak Baru
119
Chapter 119 : Di Balik Jeruji Besi
120
Chapter 120 : Pembelaan Shohei
121
Chapter 121 : Masa Lalumu Milikmu
122
Chapter 122 : Persamaan Rui dan Ren
123
Chapter 123 : Kisah di Balik Kisah
124
Chapter 124 : Aksi Terakhir, Berhasilkah?
125
Chapter 125 : Dream Diamond
126
Pengumuman
127
Chapter 126 : Siapa Dalangnya?
128
Chapter 127 : Sulit Untuk Menerima
129
Chapter 128 : Akhir Perjalanan The Secret Thief
130
Chapter 129 : Daijobu Desu
131
Chapter 130 : Tenang Seperti Danau
132
Chapter 131 : Hati yang Menghangat
133
Chapter 132 : Pengorbanan Seorang Ayah
134
Chapter 133 : Melihat Dunia Melalui Matamu
135
Chapter 134 : Sebuah Takdir
136
Chapter 135 : Labirin Waktu
137
Chapter 136 : Sakura di Musim Semi
138
Chapter 137 : Kemarin Adalah Nyata
139
Apologize and Thanks

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!