Chapter 2 : Pria Penghasut

Di kepolisian Metropolitan Tokyo, para polisi muda berkumpul dan mengajak Jun untuk minum bersama. Sayangnya, Jun menolak dengan halus dan mengatakan jika adiknya telah membuat makan malam untuknya.

Pria yang berprofesi sebagai penyelidik di kepolisian itu, mempunyai adik perempuan berusia dua puluh tahun. Mereka hanya tinggal berdua karena orangtua mereka tinggal di kota kecil di pulau Shikoku. Dia kerja di kepolisian Tokyo dan adiknya kuliah di Tokyo Metropolitan Universitas.

Di antara polisi-polisi muda itu, ada salah seorang polisi berwajah tampan yang bekerja satu devisi dengannya. Pria itu mendekat ke arah Jun dan langsung membungkuk di hadapannya.

"Opsir Megumi, angkat aku jadi anak buahmu. Aku ingin ikut memecahkan kasus dan mengambil ilmu detektif darimu," ucapnya semangat.

Jun tersenyum lalu memukul pundak pria itu hingga membuatnya kembali tegap, di saat bersamaan, Jun langsung merangkulnya sambil berjalan.

"Dibanding mengangkatmu sebagai anak buah, aku lebih memilih mengangkatmu sebagai adik ipar, bagaimana?"

"Eh?" Pria itu terkejut. "A–adik ipar?"

"Ya."

"Kenapa kau ingin aku menjadi adik iparmu?" Dia berbicara dengan gugup.

"Karena aku menyukaimu," jawab Jun spontan.

"Eh?"

Pria itu batuk tersedak karena kaget. Namun, Jun buru-buru berkata, "Aku punya adik perempuan. Dia cantik. Cantik ... sekali. Baru saja putus cinta dan setiap hari dia menghabiskan waktunya menangis di kamar. Itu membuatku frustrasi!"

"Lalu apa hubungannya denganku?" tanya pria itu dengan mengernyit.

"Kupikir, obat patah hati adalah jatuh cinta lagi. Jadi ...." Jun melirik pria itu dari ujung kaki hingga ujung kepala, menyunggingkan senyum dan berkata kembali, "aku ingin kau mendekati adikku. Buatlah ia jatuh hati padamu!"

"Ta–tapi ... aku belum pernah bertemu dengannya!"

"Baka!" Jun memukul kepala pria itu. "Makanya aku akan mengajakmu makan malam di rumahku sekarang. Dia sangat pandai memasak dan kau pasti akan ketagihan memakan masakannya."

Jun langsung menarik pria yang merupakan juniornya itu pergi menuju ke rumahnya. Sekitar sepuluh menit, mereka tiba di kediaman Jun yang terletak di perumahan yang tak jauh dari kepolisian metropolitan. Begitu tiba di depan pintu rumah, Jun menekan tombol bel. Tak menunggu waktu lama, pintu itu terbuka.

"Konbanwa!" Seorang gadis cantik berambut pendek menyambut mereka dengan senyum hangat.

Pria yang pergi bersama Jun tadi, tiba-tiba mematung. Ia terpana. Matanya melebar. Tak berkedip. Bagaimana tidak? Pemandangan di hadapannya saat ini adalah seorang gadis cantik, bermata bulat jernih dengan senyum manis yang membingkai wajahnya. Pria manapun yang melihatnya pasti sepakat mengatakan dia sangat cantik!

"Aku pulang!" ucap Jun melepas sepatunya sembari masuk ke dalam rumah.

Sementara, pria tadi masih mematung di tempat dengan pandangan tak berkedip ke arah adik Jun. Mendapat tatapan seperti itu, membuat adik Jun salah tingkah dan dia memilih melempar senyum ke arah pria yang datang bersama kakaknya itu.

"Hajimemashite (salam kenal)," sambut gadis itu ramah. Namun, ucapannya justru mengejutkan pria tadi, hingga membuatnya tersentak dan bergidik.

"Hajimemashite, onamae wa Shohei Yamazaki," ucapnya memperkenalkan nama dengan intonasi cepat sambil mengulurkan tangannya yang tampak gemetar.

"Sachi Megumi desu." Gadis itu memberi tahukan namanya sambil menerima uluran tangan pria bernama Shohei.

Shohei masih tak mengerjap, bahkan tangannya masih memegang tangan Sachi. Gadis itu makin heran dengan tingkahnya dan lagi-lagi hanya bisa tersenyum. Sadar jika dirinya masih memegang tangan gadis itu, Shohei langsung buru-buru melepas tangannya. Ia memegang kepalanya dan hanya menyengir karena salah tingkah.

"Hei, apa yang kalian lakukan di sana?"

Suara teriakan Jun membuat keduanya terkejut. Sachi membungkuk dan mempersilakan Shohei masuk ke dalam. Di meja makan, Jun sudah terlebih dulu duduk dan bersiap untuk menyantap hidangan.

"Itadakimasu (mari makan)," ucap Jun mencakupkan tangannya, kemudian mengambil sumpit.

Ketika Jun tengah melahap makanan, pandangannya teralih ke arah Shohei yang hanya diam sambil terus menatap Sachi.

"Hei, kenapa kau tidak makan?" tegur Jun.

Shohei tersadar dari lamunannya, dan langsung mengambil nasi panas.

"Biar kuambilkan." Sachi memberi bantuan dengan menyendokkan nasi ke mangkuk yang dipegang Shohei. Gadis itu kembali tersenyum ke arahnya dan Shohei pun ikut melemparkan senyum ke arahnya.

Jun melihat ekspresi Shohei dan adiknya yang tampak saling malu-malu. Ia berharap Shohei dan adiknya bisa saling jatuh cinta dan menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih. Dengan begitu, Sachi tak lagi menangisi pria yang telah mencampakkannya.

Jun merasa Shohei adalah pria tepat untuk adiknya. Di samping karena pria itu mempunyai karir yang cemerlang, Shohei merupakan pria yang terkenal pemalu dan belum pernah berkencan dengan wanita manapun.

"Oniisan (kakak), kita mempunyai tetangga baru. Dia tinggal tepat di sebelah rumah kita." Sachi mengawali pembicaraan di meja makan.

"Benarkah?"

"Hum ...." Sachi mengangguk sambil memasukkan makanan ke dalam mulut. "Kau tahu, aku tadi memukul kepalanya."

Jun terkejut. "Mengapa kau melakukan itu pada tetangga kita?"

"Aku melihat dia membuka pintu rumah kita. Kupikir dia seorang pencuri dan aku menyerangnya dari belakang. Ternyata dia salah masuk rumah." Sachi menunjukkan wajah bersalah, sementara Jun tergelak seketika.

"Kau sudah meninggalkan kesan yang kurang baik pada tetangga kita. Bagaimana jika dia tidak menerima tindakanmu dan membuat laporan di kepolisian?" Jun bermaksud menakut-nakuti adiknya dan itu sukses membuat Sachi panik.

"Ta–tapi ... aku tidak sengaja melakukan itu!" jawabnya cepat, Sachi mengarahkan pandangannya ke arah Shohei yang tampak menikmati hidangan. "Yamazaki-san, bagaimana menurutmu?"

"Kupikir ... kau harus meminta maaf padanya," ucap Shohei dengan suara terbata-bata.

"Sudah kulakukan!" Sachi terdiam sejenak. Ia mengingat pria itu meminta ciuman sebagai permintaan maaf.

"Begini saja, bagaimana jika kau mengantarkan semangkuk sup padanya."

"Aku tidak mau!" Sachi berkata cepat.

"Ya, sudah. Kalau begitu biar aku saja yang mengantarnya sekaligus berkenalan dengannya. Siapa tahu dia bisa menjadi tetangga yang baik." Jun berdiri, mengambil mangkuk berukuran besar dan menyalin sup panas ke dalam mangkuk tersebut.

Ren memerhatikan detail rumah barunya yang dibelikan oleh salah satu pelanggannya di kelab malam tempatnya bekerja. Rumah minimalis ini terbilang mewah dengan dilengkapi fasilitas lengkap yang canggih dan modern.

Ren menoleh ke arah Emi yang duduk diam menunduk. Ia berjalan mendekat ke arah gadis itu.

"Apa yang terjadi padamu?" ucapnya sambil memerhatikan luka lebam di tangan gadis itu.

"Dia menyakitiku lagi," ucapnya dengan suara yang nyaris tak terdengar. "Dia memintaku untuk melayani seorang sutradara agar dia bisa mendapat peran di sebuah film. Dia terus-menerus memukulku karena aku menolak untuk melayani sutradara film."

Emi terisak hingga punggungnya terguncang hebat. Melihat tangis penderitaan gadis itu, membuat Ren langsung mendekapnya dalam pelukan. Ia berusaha menenangkan gadis yang berusia sembilan belas tahun itu.

"Manusia sampah seperti itu tidak layak hidup di dunia. Selama masih bernapas, dia akan terus-menerus menyiksamu."Ren berbisik di telinga Emi sambil mengelus lembut rambut panjangnya. Mata indahnya yang dihiasi bulu mata lentik, memandang lekat mata Emi yang sembab. Tangannya yang bermain di rambut Emi, kini turun perlahan menelusuri wajah gadis itu, mengusap lembut air mata yang mengalir di pipinya.

"Jika ingin penderitaanmu berakhir, maka kita harus lenyapkan dia!"

Suara bisikan Ren mengalir di pendengaran Emi. Suara hasutan itu terdengar indah hingga membuatnya seperti tersihir.

Gadis itu membesarkan kedua matanya. Ia menatap Ren yang menyunggingkan senyum tipis dan melempar tatapan tajam yang memikat. Wajahnya sama sekali tak menampilkan kesan jahat, malah terlihat menawan.

Ya, dia Ren Nakajima. Pria yang sekilas tampak memiliki dua kepribadian. Sehari-hari hidup seperti manusia lainnya. Namun, tak ada yang tahu pria itu memiliki sisi hitam yang bersembunyi di balik wajah tampannya.

Dia senang berteman dengan orang-orang yang mempunyai jalan hidup menyedihkan dan tidak diperlakukan secara adil oleh manusia. Kemudian, dia akan menghasut orang-orang itu untuk melawan dan menghancurkan manusia yang bertindak semena-mena pada mereka. Ya, dia mendeklarasikan dirinya sebagai iblis. Sebagaimana iblis yang bertugas menghasut manusia yang rapuh.

Emi adalah satu dari orang-orang menyedihkan yang menjadi teman Ren. Sejak orangtuanya meninggal, Emi tinggal bersama kakak sepupunya yang berambisi menjadi artis terkenal. Untuk memuluskan ambisinya, kakak sepupunya menjadikan Emi sebagai pemuas para sutradara dan produser film.

Saat ini, Ren dan Emi masih saling bertatapan.

"Bagaimana menurutmu? Apa kau masih ingin melihatnya hidup lebih lama? Apa kau masih ingin menjadi seekor anjing peliharaannya?"

Ren masih mengeluarkan kalimat-kalimat penuh hasutan. Tak ada kata yang keluar dari mulut Emi. Namun, ia sedang mempertimbangkan apa yang ditawarkan Ren padanya.

Tiba-tiba, terdengar bel berbunyi dari arah depan. Ren mengerutkan alisnya seraya menengok ke arah pintu. Dia baru saja pindah malam ini, tetapi rumahnya langsung kedatangan tamu. Bukankah ini menyebalkan?

"Biar aku yang membuka pintu!" Emi beranjak dari sofa menuju pintu.

.

.

.

bersambung

Jun dan Shohei.

baidewei, Jun ini adalah visual Hibari di DF. alasan aku pak visualnya karena kebetulan dia juga main di dorama tentang kepolisian gitu, aku belom nonton juga sih doramanya tapi katanya itu adaptasi dari drama Korea. dan visual Shohei ini leader boyband yaa, sama kek visual Jun. mereka satu manejemen. film-film Shohei banyak banget di YouTube n dia selalu meranin anak berandalan.

visual Ren Nakajima. tadinya aku mau pake Yamaken (visual Bryan di DSG) tapi entah kenapa aku bosan ngeliat Yamaken. soalnya dia terlalu terkenal dan wara-wiri di dorama/film, udah gitu di Instagram Wibi juga penuh dengan infonya wkwk. jadi aku mutusin cari visual yang lain, cocoklah untuk karakter Ren yang terlihat lembut, tapi di sisi lain terlihat jahat.

karakter Ren ini murni antagonis ya. kok peran utama engkong rata2 cowok fakboy smua? mulai dari Aldrin yg karakternya berandalan, Yu ketua Yakuza yg berkarakter abu2, sekarang Ren malah antagonis? ya, itu selera cerita aku sih. berhubung aku suka bikin novel sad dan dark. lagian peran cowok baik-baik bikin imajinasiku mepet, mau gini gak bisa gitu gak bisa, apalagi mau ehem-ehem juga ga bisa wkwkk

Sachi Megumi

Emi hayase

Terpopuler

Comments

fica

fica

kang sholeh 😂🤣

2024-02-10

0

Hani Hanifah

Hani Hanifah

kok gak kelar-kelar duuuhh baca GA.. chapter 2 ga nambah".. yasalam.. banyak halangan mau baca novel ini.... 😪

2023-08-12

1

Reiva Momi

Reiva Momi

ceritanya seruuuu

2022-12-09

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Tetangga Baru
2 Chapter 2 : Pria Penghasut
3 Chapter 3 : Pria Kikuk
4 chapter 4 : Ciuman Ilusi
5 Chapter 5 : Jenius!
6 Chapter 6 : Menagih Janji
7 Chapter 7 : Devil
8 Chapter 8 : Pesona Host
9 Chapter 9 : Ciuman Anti Virus
10 Chapter 10 : Resmi Pacaran
11 Chapter 11 : Insiden di Kapal Pesiar
12 Chapter 12 : Penyelidikan
13 Chapter 13 : Jangan dekat dengan pria manapun
14 Chapter 14 : Kau adalah Aldebaran
15 Chapter 15 : Berlian Nyonya Nao
16 Chapter 16 : Pesona Detektif
17 Chapter 17 : Kamu
18 Chapter 18 : Tangan Kidal
19 Chapter 19 : Menjalin Keakraban
20 Chapter 20 : Hal Gila
21 Chapter 21 : Perasaan Bersalah
22 Chapter 22 : Salah Sangka
23 Chapter 23 : Inisial Pencuri Berlian
24 Chapter 24 : Disneysea Tokyo
25 Chapter 25 : Nona Manekin
26 Chapter 26 : Sebuah Tawaran
27 Chapter 27 : Pesta pun Dimulai
28 Chapter 28 : Terprovokasi
29 Chapter 29 : Pengeroyokan
30 Chapter 30 : Ren Menghilang
31 Chapter 31 : Heartbreak
32 Chapter 32 : Beautiful Moment
33 Chapter 33 : Mencuri Waktu
34 Chapter 34 : Melebur Rasa
35 Chapter 35 : Meninggalkan Pesan
36 Chapter 36 : Acara Pelelangan
37 Chapter 37 : Jun vs Pencuri
38 Chapter 38 : Gara-gara Ren
39 Chapter 39 : Ingatan Super
40 Chapter 40 : IQ 190
41 Chapter 41: Percayalah Padaku!
42 Chapter 42 : Tak Bisa Menerima
43 Chapter 43 : Seperti Dejavu
44 Chapter 44 : Kejujuran yang Pahit
45 Chapter 45 : Festival Musim Panas
46 Chapter 46 : Apa yang Terjadi?
47 Chapter 47 : Sebuah Jebakan?
48 Chapter 48 : Sekadar Peringatan
49 Chapter 49 : Tak Ingin Mendengar Apa pun
50 Chapter 50 : Membuat Kenangan Indah di Tubuhmu
51 Chapter 51 : Tunggu Aku di Sini!
52 Chapter 52 : Tanggal 2
53 Chapter 53 : The Secret Thief
54 Chapter 54 : Kejutan Ulang Tahun
55 Chapter 55 : Buku Biografi Yuji Nakajima
56 Chapter 56 : Pencarian Antares, Bintang yang Hilang
57 Chapter 57 : Tetap Menunggu
58 Chapter 58 : Konser Chiba Yamada
59 Chapter 59 : Baka!
60 Chapter 60 : Meskipun Terlambat, Mari Kita Rayakan!
61 Chapter 61 : Terus Menyelidiki
62 Chapter 62 : Kasus Maki Okada
63 Chapter 63 : Terpecahkan?
64 Chapter 64 : Alibi
65 Chapter 65 : Perang Dingin
66 Chapter 66 : Perempuan di Samping Mereka
67 Chapter 67 : Setitik Cahaya di Hati
68 Chapter 68 : Penyamaran
69 Chapter 69 : Pendekatan
70 Chapter 70 : Pria Tua
71 Chapter 71 : Menikah?
72 Chapter 72 : Gara-gara Mabuk
73 Chapter 73 : Bisakah kau memberiku sebuah keluarga?
74 Chapter 74 : Antara Ren, Emi, dan Jun
75 Chapter 75 : CCTV
76 Chapter 76 : Antara Jun, Sachi, dan Ren
77 Chapter 77 : Rencana Berikutnya
78 Chapter 78 : Surat Kaleng
79 Chapter 79 : Gangguan di Malam Hari
80 Chapter 80 : Apa pun Akan Ia Lakukan
81 Chapter 81 : Sirene Polisi
82 Chapter 82 : Buliran Hujan
83 Chapter 83 : Rui dan Ren
84 Chapter 84 : Siapa yang harus ia percaya?
85 Chapter 85 : Tetap Percaya
86 Chapter 86 : Mari Berbahagia Bersama
87 Chapter 87 : Fakta baru?
88 Chapter 88 : Hajimemashite
89 Chapter 89 : Merindukanmu
90 Chapter 90 : Melindungi dan Mengawalmu
91 Chapter 91 : Ajudan Perdana Menteri
92 Chapter 92 : Ren vs Jun, Siapa yang Kalah?
93 Chapter 93 : Kejadian di Tokyo Tower
94 Chapter 94 : Minggu Kedua Musim Gugur
95 Chapter 95 : Gadis Putih?
96 Chapter 96 : Jun vs Pencuri Jilid 2
97 Chapter 97 : Tertipu?
98 Chapter 98 : Mengundurkan diri
99 Chapter 99 : Kasus Delapan Tahun yang Lalu
100 Chapter 100 : Semoga Tidak
101 Chapter 101 : Hamil
102 Chapter 102 : Keputusan Hakim
103 Chapter 103 : Kenyataan Menyedihkan
104 Chapter 104 : Pengakuan
105 Chapter 105 : Posisi yang Sulit
106 Chapter 106 : Jika nanti ....
107 Chapter 107 : Memiliki Rasa Ketakutan
108 Chapter 108 : Jangan Menangisiku!
109 Chapter 109 : Momen Mengharukan
110 Chapter 110 : Apa Tujuan Ren?
111 Chapter 111 : Perang Logika
112 Chapter 112 : Permohonan Pilu
113 Chapter 113 : Mengantarmu ke Gerbang Penjara
114 Chapter 114 : Ketika Polisi Berempati
115 Chapter 115 : Mengusut Kasus
116 Chapter 116 : Salju Pertama yang Turun
117 Chapter 117 : Ren vs Jun
118 Chapter 118 : Babak Baru
119 Chapter 119 : Di Balik Jeruji Besi
120 Chapter 120 : Pembelaan Shohei
121 Chapter 121 : Masa Lalumu Milikmu
122 Chapter 122 : Persamaan Rui dan Ren
123 Chapter 123 : Kisah di Balik Kisah
124 Chapter 124 : Aksi Terakhir, Berhasilkah?
125 Chapter 125 : Dream Diamond
126 Pengumuman
127 Chapter 126 : Siapa Dalangnya?
128 Chapter 127 : Sulit Untuk Menerima
129 Chapter 128 : Akhir Perjalanan The Secret Thief
130 Chapter 129 : Daijobu Desu
131 Chapter 130 : Tenang Seperti Danau
132 Chapter 131 : Hati yang Menghangat
133 Chapter 132 : Pengorbanan Seorang Ayah
134 Chapter 133 : Melihat Dunia Melalui Matamu
135 Chapter 134 : Sebuah Takdir
136 Chapter 135 : Labirin Waktu
137 Chapter 136 : Sakura di Musim Semi
138 Chapter 137 : Kemarin Adalah Nyata
139 Apologize and Thanks
Episodes

Updated 139 Episodes

1
Chapter 1 : Tetangga Baru
2
Chapter 2 : Pria Penghasut
3
Chapter 3 : Pria Kikuk
4
chapter 4 : Ciuman Ilusi
5
Chapter 5 : Jenius!
6
Chapter 6 : Menagih Janji
7
Chapter 7 : Devil
8
Chapter 8 : Pesona Host
9
Chapter 9 : Ciuman Anti Virus
10
Chapter 10 : Resmi Pacaran
11
Chapter 11 : Insiden di Kapal Pesiar
12
Chapter 12 : Penyelidikan
13
Chapter 13 : Jangan dekat dengan pria manapun
14
Chapter 14 : Kau adalah Aldebaran
15
Chapter 15 : Berlian Nyonya Nao
16
Chapter 16 : Pesona Detektif
17
Chapter 17 : Kamu
18
Chapter 18 : Tangan Kidal
19
Chapter 19 : Menjalin Keakraban
20
Chapter 20 : Hal Gila
21
Chapter 21 : Perasaan Bersalah
22
Chapter 22 : Salah Sangka
23
Chapter 23 : Inisial Pencuri Berlian
24
Chapter 24 : Disneysea Tokyo
25
Chapter 25 : Nona Manekin
26
Chapter 26 : Sebuah Tawaran
27
Chapter 27 : Pesta pun Dimulai
28
Chapter 28 : Terprovokasi
29
Chapter 29 : Pengeroyokan
30
Chapter 30 : Ren Menghilang
31
Chapter 31 : Heartbreak
32
Chapter 32 : Beautiful Moment
33
Chapter 33 : Mencuri Waktu
34
Chapter 34 : Melebur Rasa
35
Chapter 35 : Meninggalkan Pesan
36
Chapter 36 : Acara Pelelangan
37
Chapter 37 : Jun vs Pencuri
38
Chapter 38 : Gara-gara Ren
39
Chapter 39 : Ingatan Super
40
Chapter 40 : IQ 190
41
Chapter 41: Percayalah Padaku!
42
Chapter 42 : Tak Bisa Menerima
43
Chapter 43 : Seperti Dejavu
44
Chapter 44 : Kejujuran yang Pahit
45
Chapter 45 : Festival Musim Panas
46
Chapter 46 : Apa yang Terjadi?
47
Chapter 47 : Sebuah Jebakan?
48
Chapter 48 : Sekadar Peringatan
49
Chapter 49 : Tak Ingin Mendengar Apa pun
50
Chapter 50 : Membuat Kenangan Indah di Tubuhmu
51
Chapter 51 : Tunggu Aku di Sini!
52
Chapter 52 : Tanggal 2
53
Chapter 53 : The Secret Thief
54
Chapter 54 : Kejutan Ulang Tahun
55
Chapter 55 : Buku Biografi Yuji Nakajima
56
Chapter 56 : Pencarian Antares, Bintang yang Hilang
57
Chapter 57 : Tetap Menunggu
58
Chapter 58 : Konser Chiba Yamada
59
Chapter 59 : Baka!
60
Chapter 60 : Meskipun Terlambat, Mari Kita Rayakan!
61
Chapter 61 : Terus Menyelidiki
62
Chapter 62 : Kasus Maki Okada
63
Chapter 63 : Terpecahkan?
64
Chapter 64 : Alibi
65
Chapter 65 : Perang Dingin
66
Chapter 66 : Perempuan di Samping Mereka
67
Chapter 67 : Setitik Cahaya di Hati
68
Chapter 68 : Penyamaran
69
Chapter 69 : Pendekatan
70
Chapter 70 : Pria Tua
71
Chapter 71 : Menikah?
72
Chapter 72 : Gara-gara Mabuk
73
Chapter 73 : Bisakah kau memberiku sebuah keluarga?
74
Chapter 74 : Antara Ren, Emi, dan Jun
75
Chapter 75 : CCTV
76
Chapter 76 : Antara Jun, Sachi, dan Ren
77
Chapter 77 : Rencana Berikutnya
78
Chapter 78 : Surat Kaleng
79
Chapter 79 : Gangguan di Malam Hari
80
Chapter 80 : Apa pun Akan Ia Lakukan
81
Chapter 81 : Sirene Polisi
82
Chapter 82 : Buliran Hujan
83
Chapter 83 : Rui dan Ren
84
Chapter 84 : Siapa yang harus ia percaya?
85
Chapter 85 : Tetap Percaya
86
Chapter 86 : Mari Berbahagia Bersama
87
Chapter 87 : Fakta baru?
88
Chapter 88 : Hajimemashite
89
Chapter 89 : Merindukanmu
90
Chapter 90 : Melindungi dan Mengawalmu
91
Chapter 91 : Ajudan Perdana Menteri
92
Chapter 92 : Ren vs Jun, Siapa yang Kalah?
93
Chapter 93 : Kejadian di Tokyo Tower
94
Chapter 94 : Minggu Kedua Musim Gugur
95
Chapter 95 : Gadis Putih?
96
Chapter 96 : Jun vs Pencuri Jilid 2
97
Chapter 97 : Tertipu?
98
Chapter 98 : Mengundurkan diri
99
Chapter 99 : Kasus Delapan Tahun yang Lalu
100
Chapter 100 : Semoga Tidak
101
Chapter 101 : Hamil
102
Chapter 102 : Keputusan Hakim
103
Chapter 103 : Kenyataan Menyedihkan
104
Chapter 104 : Pengakuan
105
Chapter 105 : Posisi yang Sulit
106
Chapter 106 : Jika nanti ....
107
Chapter 107 : Memiliki Rasa Ketakutan
108
Chapter 108 : Jangan Menangisiku!
109
Chapter 109 : Momen Mengharukan
110
Chapter 110 : Apa Tujuan Ren?
111
Chapter 111 : Perang Logika
112
Chapter 112 : Permohonan Pilu
113
Chapter 113 : Mengantarmu ke Gerbang Penjara
114
Chapter 114 : Ketika Polisi Berempati
115
Chapter 115 : Mengusut Kasus
116
Chapter 116 : Salju Pertama yang Turun
117
Chapter 117 : Ren vs Jun
118
Chapter 118 : Babak Baru
119
Chapter 119 : Di Balik Jeruji Besi
120
Chapter 120 : Pembelaan Shohei
121
Chapter 121 : Masa Lalumu Milikmu
122
Chapter 122 : Persamaan Rui dan Ren
123
Chapter 123 : Kisah di Balik Kisah
124
Chapter 124 : Aksi Terakhir, Berhasilkah?
125
Chapter 125 : Dream Diamond
126
Pengumuman
127
Chapter 126 : Siapa Dalangnya?
128
Chapter 127 : Sulit Untuk Menerima
129
Chapter 128 : Akhir Perjalanan The Secret Thief
130
Chapter 129 : Daijobu Desu
131
Chapter 130 : Tenang Seperti Danau
132
Chapter 131 : Hati yang Menghangat
133
Chapter 132 : Pengorbanan Seorang Ayah
134
Chapter 133 : Melihat Dunia Melalui Matamu
135
Chapter 134 : Sebuah Takdir
136
Chapter 135 : Labirin Waktu
137
Chapter 136 : Sakura di Musim Semi
138
Chapter 137 : Kemarin Adalah Nyata
139
Apologize and Thanks

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!