Chapter 13 : Jangan dekat dengan pria manapun

Jun berpikir seraya mengingat kembali di mana ia pernah bertemu dengan gadis yang baru saja lewat. Ketika ia memusatkan ingatannya, deru ponsel yang bergetar langsung menghentakkan lamunannya. Jun mengambil ponselnya lalu melihat nama Sachi di layar panggilan.

Rupanya Sachi sedang berada di luar kantor dan hendak mengantar bekal untuknya dan juga Shohei. Setelah menutup panggilan telepon, Jun menoleh ke arah Shohei yang tengah memegang pipinya. Ia tersenyum geli sambil melempar tatapan menyelidik ke arah pria berkacamata itu.

"Kau sudah resmi berkencan dengan adikku?"

Shohei menunduk malu sembari memperbaiki posisi kacamatanya. Jun tersenyum seraya menyodorkan sikunya ke perut pria itu.

"Jaga baik-baik adikku!"

"Siap!"

"Keluarlah sekarang! Dia menunggumu di depan."

"Eh?" Shohei tampak terkejut. "Benarkah?"

Pria itu segera berjalan menuju luar gedung. Namun, dia kembali berbalik ke arah Jun.

"Ada apa lagi?" tanya Jun yang heran kenapa Shohei malah kembali.

Shohei berjalan malu-malu melewati Jun. Ternyata pria itu hendak memeriksa penampilannya di cermin besar yang berdiri tepat di belakang Jun.

"Astaga ... dia sudah panas-panasan menunggu di luar dan kau masih sibuk memerhatikan wajahmu di cermin!" gerutu Jun diiringi gelak tawa.

"Gomen." Shohei menunduk senyum, lalu kembali berlari menuju ke tempat Sachi menunggunya.

Jun hanya dapat menggeleng-gelengkan kepala melihat adik juniornya itu. Dia berharap, Shohei dan Sachi dapat menjalin hubungan dengan awet.

Di luar, Sachi memarkirkan sepedanya di tempat parkiran khusus sepeda yang disediakan kantor polisi metropolitan. Matanya tak mengerjap menatap ke arah pintu masuk gedung kantor kepolisian itu. Secara bersamaan, Emi keluar dari gedung itu dengan langkah santai dan wajah datar. Sachi terhenyak ketika melihat gadis itu. Ya, dia mengenali Emi sebagai gadis yang dekat dengan Ren. Namun, mengapa dia keluar dari kantor kepolisian pusat di negara itu?

Mata Sachi mengikuti arah Emi melangkah. Tepat pada saat Emi berhenti, sebuah motor sport merah menghampirinya. Ya, siapa lagi kalau bukan Ren!

Di tengah tingkat penasarannya yang tinggi, rupanya Shohei telah berada di sampingnya. Pria itu berdehem sehingga membuat Sachi tersentak dan mengalihkan pandangannya dari Ren dan Emi yang baru saja pergi.

"A, apa kau sudah lama menunggu?"

"Aku baru saja tiba." Sachi menyerahkan dua kotak bekal. "Ini untukmu. Dan ini tolong berikan pada onii-chan."

"Arigatou gozaimasu. Jika tidak keberatan, bolehkah aku datang ke rumahmu malam nanti?" tanya Shohei sedikit gugup.

Sachi terdiam sejenak. Dia tahu maksud kata 'mengunjungi' bukan seperti yang Shohei lakukan sebelumnya. Melainkan sebuah ritual orang berpacaran pada umumnya. Ya, mereka adalah sepasang kekasih, bukan hal aneh jika pria mengunjungi rumah kekasihnya, 'kan?

"Tentu saja boleh. Aku akan menunggu Shohei-kun malam nanti," jawab Sachi sambil melebarkan senyum.

Mendengar jawaban tanpa keraguan yang Sachi lontarkan, membuat pria itu menyunggingkan senyum lebar dan kembali mengucapkan terima kasih.

Ren melajukan jagoan merahnya, membelah jalanan dengan kecepatan tinggi bak seorang pembalap di sirkuit. Di boncengan, Emi memeluknya dengan erat sambil menyandarkan kepalanya di punggung pria itu. Gadis itu memejamkan mata sembari mengembangkan bibirnya membentuk senyuman selebar mungkin.

Saat memasuki terowongan, Ren mengurangi kecepatan motornya. Kesempatan itu tak disia-siakan oleh Emi. Dia berdiri sambil merentangkan kedua tangannya merasakan semilir angin yang menabrak tubuhnya.

"Ren, aku telah bebas!" teriak Emi sambil melingkarkan kedua tangannya di leher kokoh milik pria itu.

Ren hanya dapat tersenyum dari balik helm-nya. Dia turut merasakan kebahagiaan atas kebebasan hidup gadis itu, setelah sekian lama menderita. Bagi Emi, Ren adalah pahlawannya. Ren adalah satu-satunya pria yang dipercayainya, ketika ia merasa semua pria sama seperti hewan buas yang akan memangsanya.

Pria itu kembali melajukan motornya, dan berhenti pada sebuah pusat perbelanjaan terbesar di Shinjuku. Mereka sama-sama memasuki tempat itu. Ren membawa Emi masuk ke dalam salon dan meminta karyawan sana untuk memotong rambut Emi sesuai dengan model terbaru saat ini. Setelah keluar dari salon, mereka lalu berbelanja keperluan wanita lainnya.

"Belanjalah sesuka hatimu! Pilih pakaian yang kau suka!" pinta Ren sambil menyibakkan anak rambut yang menghalangi pipi mulus Emi.

"Apa kau punya uang?" tanya Emi dengan raut sungkan.

"Tentu saja." Ren menunjukkan sebuah kartu kredit miliknya.

Emi mulai memilih-milih barang, tetapi tak ada satu pun barang yang menjadi pilihannya. Tinggal bersama kakak sepupunya membuat dia tak tahu tentang fashion kekinian. Dia hanya tahu memakai barang yang diperintahkan oleh Maki, dan dia akan terlihat cantik jika Maki ingin memperkenalkannya dengan pria hidung belang.

Ren melihat sepatu high heels berwarna merah terang yang di pajang terpisah. Dia mengambil sepasang sepatu itu, lalu meminta Emi untuk duduk. Ren berjongkok tepat di depan gadis itu, kemudian membuka sepatu kasual yang dipakainya. Setelah itu, ia memasangkan sepatu merah tadi di kaki putih mulus Emi.

"Ingat, apapun yang terjadi, kau tidak boleh memberitahu siapapun tentang kejadian itu! Jangan berbicara apapun pada polisi, mereka adalah musuh kita!" ucap Ren setelah selesai memasang sepatu baru di kaki Emi.

Emi mengangguk pelan sambil menatap mata Ren yang menyorot tajam. Anggukan Emi mendapat sambutan senyum dari pria itu. Ia mengacak rambut Emi dengan lembut.

"Jangan percaya pada siapapun selain aku!" ucap Ren kembali sambil memicingkan sebelah mata.

Emi kembali mengangguk patuh. "Aku hanya memiliki dirimu di dunia ini. Bagaimana mungkin aku akan memercayai orang selainmu?"

"Satu lagi. Untuk saat ini, jangan dekat dengan pria manapun. Jangan mudah menyerahkan hatimu pada orang lain! Ingat, manusia adalah makhluk yang berbahaya. Mereka tidak pernah tulus dekat dengan kita." Ren kembali memengaruhi pikiran Emi.

"Aku hanya dekat denganmu, dan aku tidak ingin kehilanganmu." Emi mengambil tangan Ren yang tengah membelai rambutnya.

Ren tersenyum. Ia membalas genggaman tangan Emi hingga jari-jari mereka bersatu. Kunci utama rahasia ini ada di Emi. Jika gadis itu salah melangkah, maka Ren yang akan terseret dalam jurang.

Saat ini, Tim dokter Forensik telah mengumumkan hasil autopsi jenazah Maki Okada. Dari hasil autopsi, ditemukan bekas pukulan benda tumpul di kepalanya. Dokter juga membenarkan jika Maki Okada tengah mengandung dua bulan. Hal ini memperkuat dugaan polisi bahwa korban telah dibunuh sebelum jatuh dan tenggelam.

Di kantor kepolisian, para wartawan telah berkumpul untuk mencari bahan berita. Isu hubungan gelap antara Tatsuya dan Maki telah merebak ke publik, dan banyak netizen yang menduga bahwa pembunuhan itu dilakukan oleh CEO muda tersebut. Bunyi sirene mulai terdengar, kendaraan polisi berhenti tepat di depan tangga masuk gedung. Para wartawan berdiri di sisi kiri dan kanan untuk mengambil gambar.

Tak lama kemudian Tatsuya keluar dari mobil itu dengan penjagaan ketat oleh sejumlah polisi. Dia memakai masker dan kedua tangannya di borgol. Kilatan lampu kamera terus menyorotinya dari puluhan wartawan yang haus bahan berita.

Di dalam gedung, Polisi masih mengumpulkan bukti-bukti yang ditemukan di tempat kejadian perkara. Sejumlah saksi juga masih diintrogasi. Shohei merasa kesal, karena dia mendapatkan bagian untuk mengintrogasi Emi kembali. Ia meletakkan kertas yang berisi biodata Emi di atas meja. Kertas itu kemudian diambil Jun. Pria itu mengamati wajah Emi.

"Apa dia benar-benar tidak menjawab pertanyaanmu?"

"Iya. Dia hanya mengatakan tidak tahu dan lupa. Dan itu dijawabnya secara bergantian pada sepuluh pertanyaan yang kuajukan," ujar Shohei bernapas frustrasi.

Jun tertawa ringan. "Dia masih sangat muda. Ini pasti pengalaman pertamanya diintrogasi polisi."

"Tapi, dia sama sekali tidak menunjukkan ekspresi sedih. Padahal dia hanya memiliki saudara sepupunya itu." Shohei kembali berkata sambil memajukan bibirnya.

"Hei, Shohei! Kau seharusnya senang bagianmu adalah gadis cantik. Kami malah mengintrogasi para lelaki," timpal rekan kerjanya.

Lagi-lagi Jun tertawa mendengar keluhan para juniornya. Ia menepuk pundak Shohei lalu berkata, "Besok, serahkan dia padaku. Biar aku yang mengintrogasinya."

Saat berkata, pandangan Jun tertuju pada foto emi yang tercetak di lembaran biodatanya.

.

.

.

rival Ren yang sesungguhnya adalah Jun. karena mereka berdua adalah pemeran utama di novel ini. bab2 ini memang masih mengandung banyak teka-teki, tapi di bab2 depan akan ada twist menantimu seperti novel-novelku sebelumnya. nantikan terus kelanjutannya.

Terpopuler

Comments

fica

fica

Ehemm...
Jun mulai start

2024-02-11

0

sakura🇵🇸

sakura🇵🇸

jun jangan2 malah jd tertarik sama emi

2023-02-05

0

Raisya 𝐙⃝🦜

Raisya 𝐙⃝🦜

akankah rahasia kematian maki terbongkar?

2022-06-12

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Tetangga Baru
2 Chapter 2 : Pria Penghasut
3 Chapter 3 : Pria Kikuk
4 chapter 4 : Ciuman Ilusi
5 Chapter 5 : Jenius!
6 Chapter 6 : Menagih Janji
7 Chapter 7 : Devil
8 Chapter 8 : Pesona Host
9 Chapter 9 : Ciuman Anti Virus
10 Chapter 10 : Resmi Pacaran
11 Chapter 11 : Insiden di Kapal Pesiar
12 Chapter 12 : Penyelidikan
13 Chapter 13 : Jangan dekat dengan pria manapun
14 Chapter 14 : Kau adalah Aldebaran
15 Chapter 15 : Berlian Nyonya Nao
16 Chapter 16 : Pesona Detektif
17 Chapter 17 : Kamu
18 Chapter 18 : Tangan Kidal
19 Chapter 19 : Menjalin Keakraban
20 Chapter 20 : Hal Gila
21 Chapter 21 : Perasaan Bersalah
22 Chapter 22 : Salah Sangka
23 Chapter 23 : Inisial Pencuri Berlian
24 Chapter 24 : Disneysea Tokyo
25 Chapter 25 : Nona Manekin
26 Chapter 26 : Sebuah Tawaran
27 Chapter 27 : Pesta pun Dimulai
28 Chapter 28 : Terprovokasi
29 Chapter 29 : Pengeroyokan
30 Chapter 30 : Ren Menghilang
31 Chapter 31 : Heartbreak
32 Chapter 32 : Beautiful Moment
33 Chapter 33 : Mencuri Waktu
34 Chapter 34 : Melebur Rasa
35 Chapter 35 : Meninggalkan Pesan
36 Chapter 36 : Acara Pelelangan
37 Chapter 37 : Jun vs Pencuri
38 Chapter 38 : Gara-gara Ren
39 Chapter 39 : Ingatan Super
40 Chapter 40 : IQ 190
41 Chapter 41: Percayalah Padaku!
42 Chapter 42 : Tak Bisa Menerima
43 Chapter 43 : Seperti Dejavu
44 Chapter 44 : Kejujuran yang Pahit
45 Chapter 45 : Festival Musim Panas
46 Chapter 46 : Apa yang Terjadi?
47 Chapter 47 : Sebuah Jebakan?
48 Chapter 48 : Sekadar Peringatan
49 Chapter 49 : Tak Ingin Mendengar Apa pun
50 Chapter 50 : Membuat Kenangan Indah di Tubuhmu
51 Chapter 51 : Tunggu Aku di Sini!
52 Chapter 52 : Tanggal 2
53 Chapter 53 : The Secret Thief
54 Chapter 54 : Kejutan Ulang Tahun
55 Chapter 55 : Buku Biografi Yuji Nakajima
56 Chapter 56 : Pencarian Antares, Bintang yang Hilang
57 Chapter 57 : Tetap Menunggu
58 Chapter 58 : Konser Chiba Yamada
59 Chapter 59 : Baka!
60 Chapter 60 : Meskipun Terlambat, Mari Kita Rayakan!
61 Chapter 61 : Terus Menyelidiki
62 Chapter 62 : Kasus Maki Okada
63 Chapter 63 : Terpecahkan?
64 Chapter 64 : Alibi
65 Chapter 65 : Perang Dingin
66 Chapter 66 : Perempuan di Samping Mereka
67 Chapter 67 : Setitik Cahaya di Hati
68 Chapter 68 : Penyamaran
69 Chapter 69 : Pendekatan
70 Chapter 70 : Pria Tua
71 Chapter 71 : Menikah?
72 Chapter 72 : Gara-gara Mabuk
73 Chapter 73 : Bisakah kau memberiku sebuah keluarga?
74 Chapter 74 : Antara Ren, Emi, dan Jun
75 Chapter 75 : CCTV
76 Chapter 76 : Antara Jun, Sachi, dan Ren
77 Chapter 77 : Rencana Berikutnya
78 Chapter 78 : Surat Kaleng
79 Chapter 79 : Gangguan di Malam Hari
80 Chapter 80 : Apa pun Akan Ia Lakukan
81 Chapter 81 : Sirene Polisi
82 Chapter 82 : Buliran Hujan
83 Chapter 83 : Rui dan Ren
84 Chapter 84 : Siapa yang harus ia percaya?
85 Chapter 85 : Tetap Percaya
86 Chapter 86 : Mari Berbahagia Bersama
87 Chapter 87 : Fakta baru?
88 Chapter 88 : Hajimemashite
89 Chapter 89 : Merindukanmu
90 Chapter 90 : Melindungi dan Mengawalmu
91 Chapter 91 : Ajudan Perdana Menteri
92 Chapter 92 : Ren vs Jun, Siapa yang Kalah?
93 Chapter 93 : Kejadian di Tokyo Tower
94 Chapter 94 : Minggu Kedua Musim Gugur
95 Chapter 95 : Gadis Putih?
96 Chapter 96 : Jun vs Pencuri Jilid 2
97 Chapter 97 : Tertipu?
98 Chapter 98 : Mengundurkan diri
99 Chapter 99 : Kasus Delapan Tahun yang Lalu
100 Chapter 100 : Semoga Tidak
101 Chapter 101 : Hamil
102 Chapter 102 : Keputusan Hakim
103 Chapter 103 : Kenyataan Menyedihkan
104 Chapter 104 : Pengakuan
105 Chapter 105 : Posisi yang Sulit
106 Chapter 106 : Jika nanti ....
107 Chapter 107 : Memiliki Rasa Ketakutan
108 Chapter 108 : Jangan Menangisiku!
109 Chapter 109 : Momen Mengharukan
110 Chapter 110 : Apa Tujuan Ren?
111 Chapter 111 : Perang Logika
112 Chapter 112 : Permohonan Pilu
113 Chapter 113 : Mengantarmu ke Gerbang Penjara
114 Chapter 114 : Ketika Polisi Berempati
115 Chapter 115 : Mengusut Kasus
116 Chapter 116 : Salju Pertama yang Turun
117 Chapter 117 : Ren vs Jun
118 Chapter 118 : Babak Baru
119 Chapter 119 : Di Balik Jeruji Besi
120 Chapter 120 : Pembelaan Shohei
121 Chapter 121 : Masa Lalumu Milikmu
122 Chapter 122 : Persamaan Rui dan Ren
123 Chapter 123 : Kisah di Balik Kisah
124 Chapter 124 : Aksi Terakhir, Berhasilkah?
125 Chapter 125 : Dream Diamond
126 Pengumuman
127 Chapter 126 : Siapa Dalangnya?
128 Chapter 127 : Sulit Untuk Menerima
129 Chapter 128 : Akhir Perjalanan The Secret Thief
130 Chapter 129 : Daijobu Desu
131 Chapter 130 : Tenang Seperti Danau
132 Chapter 131 : Hati yang Menghangat
133 Chapter 132 : Pengorbanan Seorang Ayah
134 Chapter 133 : Melihat Dunia Melalui Matamu
135 Chapter 134 : Sebuah Takdir
136 Chapter 135 : Labirin Waktu
137 Chapter 136 : Sakura di Musim Semi
138 Chapter 137 : Kemarin Adalah Nyata
139 Apologize and Thanks
Episodes

Updated 139 Episodes

1
Chapter 1 : Tetangga Baru
2
Chapter 2 : Pria Penghasut
3
Chapter 3 : Pria Kikuk
4
chapter 4 : Ciuman Ilusi
5
Chapter 5 : Jenius!
6
Chapter 6 : Menagih Janji
7
Chapter 7 : Devil
8
Chapter 8 : Pesona Host
9
Chapter 9 : Ciuman Anti Virus
10
Chapter 10 : Resmi Pacaran
11
Chapter 11 : Insiden di Kapal Pesiar
12
Chapter 12 : Penyelidikan
13
Chapter 13 : Jangan dekat dengan pria manapun
14
Chapter 14 : Kau adalah Aldebaran
15
Chapter 15 : Berlian Nyonya Nao
16
Chapter 16 : Pesona Detektif
17
Chapter 17 : Kamu
18
Chapter 18 : Tangan Kidal
19
Chapter 19 : Menjalin Keakraban
20
Chapter 20 : Hal Gila
21
Chapter 21 : Perasaan Bersalah
22
Chapter 22 : Salah Sangka
23
Chapter 23 : Inisial Pencuri Berlian
24
Chapter 24 : Disneysea Tokyo
25
Chapter 25 : Nona Manekin
26
Chapter 26 : Sebuah Tawaran
27
Chapter 27 : Pesta pun Dimulai
28
Chapter 28 : Terprovokasi
29
Chapter 29 : Pengeroyokan
30
Chapter 30 : Ren Menghilang
31
Chapter 31 : Heartbreak
32
Chapter 32 : Beautiful Moment
33
Chapter 33 : Mencuri Waktu
34
Chapter 34 : Melebur Rasa
35
Chapter 35 : Meninggalkan Pesan
36
Chapter 36 : Acara Pelelangan
37
Chapter 37 : Jun vs Pencuri
38
Chapter 38 : Gara-gara Ren
39
Chapter 39 : Ingatan Super
40
Chapter 40 : IQ 190
41
Chapter 41: Percayalah Padaku!
42
Chapter 42 : Tak Bisa Menerima
43
Chapter 43 : Seperti Dejavu
44
Chapter 44 : Kejujuran yang Pahit
45
Chapter 45 : Festival Musim Panas
46
Chapter 46 : Apa yang Terjadi?
47
Chapter 47 : Sebuah Jebakan?
48
Chapter 48 : Sekadar Peringatan
49
Chapter 49 : Tak Ingin Mendengar Apa pun
50
Chapter 50 : Membuat Kenangan Indah di Tubuhmu
51
Chapter 51 : Tunggu Aku di Sini!
52
Chapter 52 : Tanggal 2
53
Chapter 53 : The Secret Thief
54
Chapter 54 : Kejutan Ulang Tahun
55
Chapter 55 : Buku Biografi Yuji Nakajima
56
Chapter 56 : Pencarian Antares, Bintang yang Hilang
57
Chapter 57 : Tetap Menunggu
58
Chapter 58 : Konser Chiba Yamada
59
Chapter 59 : Baka!
60
Chapter 60 : Meskipun Terlambat, Mari Kita Rayakan!
61
Chapter 61 : Terus Menyelidiki
62
Chapter 62 : Kasus Maki Okada
63
Chapter 63 : Terpecahkan?
64
Chapter 64 : Alibi
65
Chapter 65 : Perang Dingin
66
Chapter 66 : Perempuan di Samping Mereka
67
Chapter 67 : Setitik Cahaya di Hati
68
Chapter 68 : Penyamaran
69
Chapter 69 : Pendekatan
70
Chapter 70 : Pria Tua
71
Chapter 71 : Menikah?
72
Chapter 72 : Gara-gara Mabuk
73
Chapter 73 : Bisakah kau memberiku sebuah keluarga?
74
Chapter 74 : Antara Ren, Emi, dan Jun
75
Chapter 75 : CCTV
76
Chapter 76 : Antara Jun, Sachi, dan Ren
77
Chapter 77 : Rencana Berikutnya
78
Chapter 78 : Surat Kaleng
79
Chapter 79 : Gangguan di Malam Hari
80
Chapter 80 : Apa pun Akan Ia Lakukan
81
Chapter 81 : Sirene Polisi
82
Chapter 82 : Buliran Hujan
83
Chapter 83 : Rui dan Ren
84
Chapter 84 : Siapa yang harus ia percaya?
85
Chapter 85 : Tetap Percaya
86
Chapter 86 : Mari Berbahagia Bersama
87
Chapter 87 : Fakta baru?
88
Chapter 88 : Hajimemashite
89
Chapter 89 : Merindukanmu
90
Chapter 90 : Melindungi dan Mengawalmu
91
Chapter 91 : Ajudan Perdana Menteri
92
Chapter 92 : Ren vs Jun, Siapa yang Kalah?
93
Chapter 93 : Kejadian di Tokyo Tower
94
Chapter 94 : Minggu Kedua Musim Gugur
95
Chapter 95 : Gadis Putih?
96
Chapter 96 : Jun vs Pencuri Jilid 2
97
Chapter 97 : Tertipu?
98
Chapter 98 : Mengundurkan diri
99
Chapter 99 : Kasus Delapan Tahun yang Lalu
100
Chapter 100 : Semoga Tidak
101
Chapter 101 : Hamil
102
Chapter 102 : Keputusan Hakim
103
Chapter 103 : Kenyataan Menyedihkan
104
Chapter 104 : Pengakuan
105
Chapter 105 : Posisi yang Sulit
106
Chapter 106 : Jika nanti ....
107
Chapter 107 : Memiliki Rasa Ketakutan
108
Chapter 108 : Jangan Menangisiku!
109
Chapter 109 : Momen Mengharukan
110
Chapter 110 : Apa Tujuan Ren?
111
Chapter 111 : Perang Logika
112
Chapter 112 : Permohonan Pilu
113
Chapter 113 : Mengantarmu ke Gerbang Penjara
114
Chapter 114 : Ketika Polisi Berempati
115
Chapter 115 : Mengusut Kasus
116
Chapter 116 : Salju Pertama yang Turun
117
Chapter 117 : Ren vs Jun
118
Chapter 118 : Babak Baru
119
Chapter 119 : Di Balik Jeruji Besi
120
Chapter 120 : Pembelaan Shohei
121
Chapter 121 : Masa Lalumu Milikmu
122
Chapter 122 : Persamaan Rui dan Ren
123
Chapter 123 : Kisah di Balik Kisah
124
Chapter 124 : Aksi Terakhir, Berhasilkah?
125
Chapter 125 : Dream Diamond
126
Pengumuman
127
Chapter 126 : Siapa Dalangnya?
128
Chapter 127 : Sulit Untuk Menerima
129
Chapter 128 : Akhir Perjalanan The Secret Thief
130
Chapter 129 : Daijobu Desu
131
Chapter 130 : Tenang Seperti Danau
132
Chapter 131 : Hati yang Menghangat
133
Chapter 132 : Pengorbanan Seorang Ayah
134
Chapter 133 : Melihat Dunia Melalui Matamu
135
Chapter 134 : Sebuah Takdir
136
Chapter 135 : Labirin Waktu
137
Chapter 136 : Sakura di Musim Semi
138
Chapter 137 : Kemarin Adalah Nyata
139
Apologize and Thanks

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!