Chapter 12 : Penyelidikan

Pagi-pagi sekali, Sachi telah sibuk membuat bento di dapur untuk bekal makan siang. Dia telah menyiapkan tiga kotak, yang mana kotak tersebut untuk Jun, Shohei dan dirinya sendiri.

"Ohayou!" sapa Jun berjalan tergesa-gesa menuruni anak tangga.

"Ohayou!" balas Sachi sambil tetap membuat bento dengan sepenuh hati.

"Aku pergi dulu, ya?" ucap Jun mencubit pipi adiknya.

"Eh? Sepagi ini?" Sachi terkejut karena tak biasanya Jun begitu terburu-buru ke kantor.

"Ya, ada yang harus kutangani!" sahut Jun sambil berjalan keluar rumah dan langsung menghidupkan motornya.

Sachi melihat dua kotak makanan untuk Jun dan Shohei yang belum terisi apapun. Tadinya dia akan menitip bekal Shohei pada kakaknya. Namun, melihat kesibukan Jun, terpaksa dia sendiri yang harus mengantar bekal tersebut saat menuju kampus nanti.

Di luar, Jun menoleh ke samping dan melihat Ren tengah mencuci motor kesayangannya. Kedua pria itu saling bertegur sapa.

"Pergi kantor sepagi ini?" tanya Ren sambil membilas motornya.

"Ya, begitulah!" Jun tersenyum.

"Tadi pagi aku menonton berita, ada artis muda yang meninggal karena tenggelam di kapal pesiar. Apakah kau akan menangani kasus itu?"

Jun mengangkat kedua bahunya. "Aku belum menerima perintah dari atasan. Lagi pula belum diketahui penyebab korban terjatuh, apakah murni kecelakaan atau ada hal lain yang berhubungan dengan pembunuhan.

"Oh ... begitu! Aku melihat profilmu sangat bagus sebagai seorang detektif."

Jun tersenyum. "Akhir-akhir ini aku sedang menangani kasus pencurian berlian di museum Tokyo Park. Ini sangat berat bagiku."

"Woaah ... pasti pencurinya tidak takut apapun!"

"Sepertinya!"

Jun lalu pamit pergi pada Ren. Ketika motor pria itu benar-benar menjauh, senyum Ren berangsur-angsur menghilang diikuti kilatan berbahaya di matanya.

Masih di dapur, Sachi menata onigiri, ikan panggang, sayuran segar, dan telur gulung tamagoyaki ke dalam wadah bekal. Gadis itu tampak riang karena ini pertama kalinya dia akan memberikan bekal pada kekasih barunya yang berprofesi sebagai polisi. Dia berharap semoga Shohei senang menerima bekal buatannya. Selesai menata masing-masing bento, ia memutuskan ke kamar untuk mengganti pakaiannya sebelum pergi.

Ketika kembali ke dapur, Sachi terkejut melihat Ren duduk di atas kitchen set. Kakinya berayun-ayun sembari menikmati salah satu bekal yang sudah tertata rapi.

"Apa yang kau lakukan? Siapa yang menyuruhmu makan bekal itu!" Sachi tampak berang saat melihat bekal yang seharusnya untuk Shohei malah dihabiskan oleh Ren.

"Ini sangat enak!" ucap Ren sambil menjepit hidung Sachi dengan sumpit yang ia pegang.

"Itu kubuatkan khusus untuk pacarku!" kesalnya sambil mengambil sendok kayu, lalu hendak memukul Ren. Sayangnya, pria itu dengan mudah menghindari amukan Sachi.

"Pacarmu yang mana? Yang di mall itu? Atau yang pria yang berseragam polisi?"

"Tentu saja polisi!"

"Kalau memang dia pacarmu, kenapa kau cemburu ketika melihat mantanmu jalan dengan gadis lain?"

"Siapa yang cemburu?" elak Sachi menampilkan wajah ketus.

"Baiklah tidak cemburu!" Ren mengiyakan perkataan Sachi. "Lalu kenapa kau masih memajang foto mantanmu di kamar? Bukan foto pacarmu yang sekarang?"

Mata Sachi membulat seketika. "Itu karena ... aku dan dia baru resmi pacaran kemarin sore," imbuhnya sedikit gagap. Dia benar-benar lupa jika masih memajang foto mantan kekasihnya di kamar.

"Haha-haha ... jangan-jangan polisi itu cuma sebagai pelarianmu saja!" Ren tergelak seketika, menciptakan suara yang sangat menjengkelkan. Pria itu menarik paksa wajah Sachi ke sisinya, lalu berbisik, "kau boleh pacaran dengannya, tapi jangan tidur bersamanya, oke?"

Sachi menepis tangan Ren dengan kasar. Lalu mengusir pria itu agar segera pergi dari rumahnya.

"Cepat pergi dari sini! Aku akan meminta kakakku untuk mengganti password rumahku agar kau tak sembarang masuk ke sini lagi!" ketus Sachi sambil terus mendorong Ren menuju pintu keluar.

"Hei, jangan galak! Apa kau tidak ingat kemarin aku berhasil mencium bibirmu!" Ren mengangkat kedua alisnya sembari mengerjapkan mata dengan cepat.

Pada saat yang bersamaan, Sachi langsung menutup pintu rumahnya dengan kasar. Gadis itu bersandar di daun pintu. Ia bergeming sejenak, lalu memegang bibirnya sambil kembali mengingat bagaimana Ren mengambil ciuman pertamanya tepat di depan Natsu.

Di kantor kepolisian Tokyo Metropolitan.

Polisi masih menyelidiki penyebab kematian Maki Okada. Para saksi masih ditahan untuk dimintai keterangan. Sementara, polisi telah menemukan bukti berupa alat perekam yang menempel di baju korban. Mereka lalu mendengar isi rekaman tersebut.

Rekaman berdurasi kurang dari lima menit itu menampilkan percakapan antara Maki Okada bersama pria yang disebut bernama Tatsuya. Terdengar jelas pertengkaran mereka malam itu, dan lebih mengejutkan bahwa dari rekaman itu diketahui jika korban tengah hamil.

Salah seorang polisi muda mencetak sebuah profil yang menampilkan biodata lengkap beserta foto Tatsuya Mikami, yaitu pria yang diduga kuat sebagai lawan bicara korban dalam rekaman.

"Buat laporan perintah penangkapan untuk orang itu dan lakukan penangkapan hari ini juga! Bekukan passpord-nya agar dia tidak bisa melarikan diri!"

Polisi-polisi muda langsung bergerak cepat begitu mendengar perintah dari atasannya.

Di meja kerjanya, Jun sibuk mengurus pekerjaan. Dia tak terlalu mengikuti perkembangan kasus kematian selebritis yang menggemparkan publik hari ini.

Beberapa polisi muda masuk ke ruangan dan tampak berbincang-bincang mengenai seorang saksi korban yang tengah diintrogasi Shohei.

"Kudengar saksi itu menolak untuk berbicara. Dia sangat kasar, bahkan berani mencakar pipi Shohei karena muak dengan rentetan pertanyaan yang diberikan Shohei padanya," kata salah satu dari mereka.

"Ya, dia adalah adik sepupu korban. Usianya masih di bawah umur dan wajahnya imut sekali!" timbal polisi lainnya.

Mendengar perbincangan polisi-polisi muda seangkatan Shohei, Jun langsung bertanya pada mereka di mana Shohei sekarang. Mereka menjawab jika pria itu masih berada di ruang introgasi. Jun berdiri dari kursi kerjanya menuju ruang introgasi. Saat hendak ke sana, rupanya Shohei baru saja selesai mengintrogasi saksi dan tengah berjalan keluar dari ruangan itu.

Jun langsung menghampiri Shohei. Ia melihat sebuah garis luka di pipi pria yang telah berpacaran dengan adiknya itu.

"Ada apa dengan pipimu. Kudengar kau dicakar saksi korban, ya?"

Jun tertawa mengejek. Sementara Shohei hanya diam. Raut pria itu tidak utuh sejak keluar dari ruang introgasi. Ini pertama kalinya dia menghadapi seorang saksi yang begitu kasar dan tidak komprehensif. Bahkan, sebulan lalu dia mengintrogasi anggota Yakuza, tetapi tidak sesulit saksi tadi.

Di saat bersamaan, Emi keluar dari ruang introgasi. Ia berjalan santai melewati kedua pria itu dengan raut masam.

Shohei langsung menarik lengan Jun sambil berkata, "Itu dia saksi yang sangat menyebalkan! Dia masih di bawah umur, tapi kelakuannya sangat tidak sopan."

Jun menoleh ke arah Emi yang berlalu di hadapannya. Ia tersentak, begitu melihat wajah gadis itu.

"Aku ... seperti pernah melihatnya!"

btw aku lebih suka visual Emi, imut banget pengen gua karungin. 🤣🤣🤣

Terpopuler

Comments

fa_zhra

fa_zhra

novel yu sll keren,smp tdk bs berkata apa2 lagi

2024-05-06

0

Zachary

Zachary

bungkus....

2024-05-12

0

Naturelight

Naturelight

karungin aj thor,, jgn lupa halalin dlu yee

2023-03-03

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Tetangga Baru
2 Chapter 2 : Pria Penghasut
3 Chapter 3 : Pria Kikuk
4 chapter 4 : Ciuman Ilusi
5 Chapter 5 : Jenius!
6 Chapter 6 : Menagih Janji
7 Chapter 7 : Devil
8 Chapter 8 : Pesona Host
9 Chapter 9 : Ciuman Anti Virus
10 Chapter 10 : Resmi Pacaran
11 Chapter 11 : Insiden di Kapal Pesiar
12 Chapter 12 : Penyelidikan
13 Chapter 13 : Jangan dekat dengan pria manapun
14 Chapter 14 : Kau adalah Aldebaran
15 Chapter 15 : Berlian Nyonya Nao
16 Chapter 16 : Pesona Detektif
17 Chapter 17 : Kamu
18 Chapter 18 : Tangan Kidal
19 Chapter 19 : Menjalin Keakraban
20 Chapter 20 : Hal Gila
21 Chapter 21 : Perasaan Bersalah
22 Chapter 22 : Salah Sangka
23 Chapter 23 : Inisial Pencuri Berlian
24 Chapter 24 : Disneysea Tokyo
25 Chapter 25 : Nona Manekin
26 Chapter 26 : Sebuah Tawaran
27 Chapter 27 : Pesta pun Dimulai
28 Chapter 28 : Terprovokasi
29 Chapter 29 : Pengeroyokan
30 Chapter 30 : Ren Menghilang
31 Chapter 31 : Heartbreak
32 Chapter 32 : Beautiful Moment
33 Chapter 33 : Mencuri Waktu
34 Chapter 34 : Melebur Rasa
35 Chapter 35 : Meninggalkan Pesan
36 Chapter 36 : Acara Pelelangan
37 Chapter 37 : Jun vs Pencuri
38 Chapter 38 : Gara-gara Ren
39 Chapter 39 : Ingatan Super
40 Chapter 40 : IQ 190
41 Chapter 41: Percayalah Padaku!
42 Chapter 42 : Tak Bisa Menerima
43 Chapter 43 : Seperti Dejavu
44 Chapter 44 : Kejujuran yang Pahit
45 Chapter 45 : Festival Musim Panas
46 Chapter 46 : Apa yang Terjadi?
47 Chapter 47 : Sebuah Jebakan?
48 Chapter 48 : Sekadar Peringatan
49 Chapter 49 : Tak Ingin Mendengar Apa pun
50 Chapter 50 : Membuat Kenangan Indah di Tubuhmu
51 Chapter 51 : Tunggu Aku di Sini!
52 Chapter 52 : Tanggal 2
53 Chapter 53 : The Secret Thief
54 Chapter 54 : Kejutan Ulang Tahun
55 Chapter 55 : Buku Biografi Yuji Nakajima
56 Chapter 56 : Pencarian Antares, Bintang yang Hilang
57 Chapter 57 : Tetap Menunggu
58 Chapter 58 : Konser Chiba Yamada
59 Chapter 59 : Baka!
60 Chapter 60 : Meskipun Terlambat, Mari Kita Rayakan!
61 Chapter 61 : Terus Menyelidiki
62 Chapter 62 : Kasus Maki Okada
63 Chapter 63 : Terpecahkan?
64 Chapter 64 : Alibi
65 Chapter 65 : Perang Dingin
66 Chapter 66 : Perempuan di Samping Mereka
67 Chapter 67 : Setitik Cahaya di Hati
68 Chapter 68 : Penyamaran
69 Chapter 69 : Pendekatan
70 Chapter 70 : Pria Tua
71 Chapter 71 : Menikah?
72 Chapter 72 : Gara-gara Mabuk
73 Chapter 73 : Bisakah kau memberiku sebuah keluarga?
74 Chapter 74 : Antara Ren, Emi, dan Jun
75 Chapter 75 : CCTV
76 Chapter 76 : Antara Jun, Sachi, dan Ren
77 Chapter 77 : Rencana Berikutnya
78 Chapter 78 : Surat Kaleng
79 Chapter 79 : Gangguan di Malam Hari
80 Chapter 80 : Apa pun Akan Ia Lakukan
81 Chapter 81 : Sirene Polisi
82 Chapter 82 : Buliran Hujan
83 Chapter 83 : Rui dan Ren
84 Chapter 84 : Siapa yang harus ia percaya?
85 Chapter 85 : Tetap Percaya
86 Chapter 86 : Mari Berbahagia Bersama
87 Chapter 87 : Fakta baru?
88 Chapter 88 : Hajimemashite
89 Chapter 89 : Merindukanmu
90 Chapter 90 : Melindungi dan Mengawalmu
91 Chapter 91 : Ajudan Perdana Menteri
92 Chapter 92 : Ren vs Jun, Siapa yang Kalah?
93 Chapter 93 : Kejadian di Tokyo Tower
94 Chapter 94 : Minggu Kedua Musim Gugur
95 Chapter 95 : Gadis Putih?
96 Chapter 96 : Jun vs Pencuri Jilid 2
97 Chapter 97 : Tertipu?
98 Chapter 98 : Mengundurkan diri
99 Chapter 99 : Kasus Delapan Tahun yang Lalu
100 Chapter 100 : Semoga Tidak
101 Chapter 101 : Hamil
102 Chapter 102 : Keputusan Hakim
103 Chapter 103 : Kenyataan Menyedihkan
104 Chapter 104 : Pengakuan
105 Chapter 105 : Posisi yang Sulit
106 Chapter 106 : Jika nanti ....
107 Chapter 107 : Memiliki Rasa Ketakutan
108 Chapter 108 : Jangan Menangisiku!
109 Chapter 109 : Momen Mengharukan
110 Chapter 110 : Apa Tujuan Ren?
111 Chapter 111 : Perang Logika
112 Chapter 112 : Permohonan Pilu
113 Chapter 113 : Mengantarmu ke Gerbang Penjara
114 Chapter 114 : Ketika Polisi Berempati
115 Chapter 115 : Mengusut Kasus
116 Chapter 116 : Salju Pertama yang Turun
117 Chapter 117 : Ren vs Jun
118 Chapter 118 : Babak Baru
119 Chapter 119 : Di Balik Jeruji Besi
120 Chapter 120 : Pembelaan Shohei
121 Chapter 121 : Masa Lalumu Milikmu
122 Chapter 122 : Persamaan Rui dan Ren
123 Chapter 123 : Kisah di Balik Kisah
124 Chapter 124 : Aksi Terakhir, Berhasilkah?
125 Chapter 125 : Dream Diamond
126 Pengumuman
127 Chapter 126 : Siapa Dalangnya?
128 Chapter 127 : Sulit Untuk Menerima
129 Chapter 128 : Akhir Perjalanan The Secret Thief
130 Chapter 129 : Daijobu Desu
131 Chapter 130 : Tenang Seperti Danau
132 Chapter 131 : Hati yang Menghangat
133 Chapter 132 : Pengorbanan Seorang Ayah
134 Chapter 133 : Melihat Dunia Melalui Matamu
135 Chapter 134 : Sebuah Takdir
136 Chapter 135 : Labirin Waktu
137 Chapter 136 : Sakura di Musim Semi
138 Chapter 137 : Kemarin Adalah Nyata
139 Apologize and Thanks
Episodes

Updated 139 Episodes

1
Chapter 1 : Tetangga Baru
2
Chapter 2 : Pria Penghasut
3
Chapter 3 : Pria Kikuk
4
chapter 4 : Ciuman Ilusi
5
Chapter 5 : Jenius!
6
Chapter 6 : Menagih Janji
7
Chapter 7 : Devil
8
Chapter 8 : Pesona Host
9
Chapter 9 : Ciuman Anti Virus
10
Chapter 10 : Resmi Pacaran
11
Chapter 11 : Insiden di Kapal Pesiar
12
Chapter 12 : Penyelidikan
13
Chapter 13 : Jangan dekat dengan pria manapun
14
Chapter 14 : Kau adalah Aldebaran
15
Chapter 15 : Berlian Nyonya Nao
16
Chapter 16 : Pesona Detektif
17
Chapter 17 : Kamu
18
Chapter 18 : Tangan Kidal
19
Chapter 19 : Menjalin Keakraban
20
Chapter 20 : Hal Gila
21
Chapter 21 : Perasaan Bersalah
22
Chapter 22 : Salah Sangka
23
Chapter 23 : Inisial Pencuri Berlian
24
Chapter 24 : Disneysea Tokyo
25
Chapter 25 : Nona Manekin
26
Chapter 26 : Sebuah Tawaran
27
Chapter 27 : Pesta pun Dimulai
28
Chapter 28 : Terprovokasi
29
Chapter 29 : Pengeroyokan
30
Chapter 30 : Ren Menghilang
31
Chapter 31 : Heartbreak
32
Chapter 32 : Beautiful Moment
33
Chapter 33 : Mencuri Waktu
34
Chapter 34 : Melebur Rasa
35
Chapter 35 : Meninggalkan Pesan
36
Chapter 36 : Acara Pelelangan
37
Chapter 37 : Jun vs Pencuri
38
Chapter 38 : Gara-gara Ren
39
Chapter 39 : Ingatan Super
40
Chapter 40 : IQ 190
41
Chapter 41: Percayalah Padaku!
42
Chapter 42 : Tak Bisa Menerima
43
Chapter 43 : Seperti Dejavu
44
Chapter 44 : Kejujuran yang Pahit
45
Chapter 45 : Festival Musim Panas
46
Chapter 46 : Apa yang Terjadi?
47
Chapter 47 : Sebuah Jebakan?
48
Chapter 48 : Sekadar Peringatan
49
Chapter 49 : Tak Ingin Mendengar Apa pun
50
Chapter 50 : Membuat Kenangan Indah di Tubuhmu
51
Chapter 51 : Tunggu Aku di Sini!
52
Chapter 52 : Tanggal 2
53
Chapter 53 : The Secret Thief
54
Chapter 54 : Kejutan Ulang Tahun
55
Chapter 55 : Buku Biografi Yuji Nakajima
56
Chapter 56 : Pencarian Antares, Bintang yang Hilang
57
Chapter 57 : Tetap Menunggu
58
Chapter 58 : Konser Chiba Yamada
59
Chapter 59 : Baka!
60
Chapter 60 : Meskipun Terlambat, Mari Kita Rayakan!
61
Chapter 61 : Terus Menyelidiki
62
Chapter 62 : Kasus Maki Okada
63
Chapter 63 : Terpecahkan?
64
Chapter 64 : Alibi
65
Chapter 65 : Perang Dingin
66
Chapter 66 : Perempuan di Samping Mereka
67
Chapter 67 : Setitik Cahaya di Hati
68
Chapter 68 : Penyamaran
69
Chapter 69 : Pendekatan
70
Chapter 70 : Pria Tua
71
Chapter 71 : Menikah?
72
Chapter 72 : Gara-gara Mabuk
73
Chapter 73 : Bisakah kau memberiku sebuah keluarga?
74
Chapter 74 : Antara Ren, Emi, dan Jun
75
Chapter 75 : CCTV
76
Chapter 76 : Antara Jun, Sachi, dan Ren
77
Chapter 77 : Rencana Berikutnya
78
Chapter 78 : Surat Kaleng
79
Chapter 79 : Gangguan di Malam Hari
80
Chapter 80 : Apa pun Akan Ia Lakukan
81
Chapter 81 : Sirene Polisi
82
Chapter 82 : Buliran Hujan
83
Chapter 83 : Rui dan Ren
84
Chapter 84 : Siapa yang harus ia percaya?
85
Chapter 85 : Tetap Percaya
86
Chapter 86 : Mari Berbahagia Bersama
87
Chapter 87 : Fakta baru?
88
Chapter 88 : Hajimemashite
89
Chapter 89 : Merindukanmu
90
Chapter 90 : Melindungi dan Mengawalmu
91
Chapter 91 : Ajudan Perdana Menteri
92
Chapter 92 : Ren vs Jun, Siapa yang Kalah?
93
Chapter 93 : Kejadian di Tokyo Tower
94
Chapter 94 : Minggu Kedua Musim Gugur
95
Chapter 95 : Gadis Putih?
96
Chapter 96 : Jun vs Pencuri Jilid 2
97
Chapter 97 : Tertipu?
98
Chapter 98 : Mengundurkan diri
99
Chapter 99 : Kasus Delapan Tahun yang Lalu
100
Chapter 100 : Semoga Tidak
101
Chapter 101 : Hamil
102
Chapter 102 : Keputusan Hakim
103
Chapter 103 : Kenyataan Menyedihkan
104
Chapter 104 : Pengakuan
105
Chapter 105 : Posisi yang Sulit
106
Chapter 106 : Jika nanti ....
107
Chapter 107 : Memiliki Rasa Ketakutan
108
Chapter 108 : Jangan Menangisiku!
109
Chapter 109 : Momen Mengharukan
110
Chapter 110 : Apa Tujuan Ren?
111
Chapter 111 : Perang Logika
112
Chapter 112 : Permohonan Pilu
113
Chapter 113 : Mengantarmu ke Gerbang Penjara
114
Chapter 114 : Ketika Polisi Berempati
115
Chapter 115 : Mengusut Kasus
116
Chapter 116 : Salju Pertama yang Turun
117
Chapter 117 : Ren vs Jun
118
Chapter 118 : Babak Baru
119
Chapter 119 : Di Balik Jeruji Besi
120
Chapter 120 : Pembelaan Shohei
121
Chapter 121 : Masa Lalumu Milikmu
122
Chapter 122 : Persamaan Rui dan Ren
123
Chapter 123 : Kisah di Balik Kisah
124
Chapter 124 : Aksi Terakhir, Berhasilkah?
125
Chapter 125 : Dream Diamond
126
Pengumuman
127
Chapter 126 : Siapa Dalangnya?
128
Chapter 127 : Sulit Untuk Menerima
129
Chapter 128 : Akhir Perjalanan The Secret Thief
130
Chapter 129 : Daijobu Desu
131
Chapter 130 : Tenang Seperti Danau
132
Chapter 131 : Hati yang Menghangat
133
Chapter 132 : Pengorbanan Seorang Ayah
134
Chapter 133 : Melihat Dunia Melalui Matamu
135
Chapter 134 : Sebuah Takdir
136
Chapter 135 : Labirin Waktu
137
Chapter 136 : Sakura di Musim Semi
138
Chapter 137 : Kemarin Adalah Nyata
139
Apologize and Thanks

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!