Chapter 14 : Kau adalah Aldebaran

Tak terasa siang telah beranjak malam. Shohei datang bertamu ke rumah Sachi seperti janjinya. Kali ini penampilannya terlihat kasual tanpa memakai atribut kepolisian. Jun membuka pintu dan mempersilakan Shohei masuk. Mereka langsung naik ke lantai dua karena kamar Jun dan Sachi terletak di sana.

"Itu kamarnya!" Jun menunjuk kamar Sachi yang terletak di ujung.

Shohei tampak mengatur napasnya. Jun bersedekap sambil menyandarkan tubuhnya di dinding. Alisnya bergelombang tatkala melihat ekspresi wajah Shohei.

"Yo, wajahmu pucat sekali! Jika seperti ini, dia akan menyuruhmu pulang karena mengira kau kelelahan," tegur Jun mengejek.

"Ini kencan pertamaku jadi aku sangat gugup bahkan lebih gugup dari sebelumnya."

"Ya, tapi kau tidak akan langsung melakukan itu di hari pertama, 'kan?" Jun melirik dengan tatapan menggoda hingga membuat Shohei makin salah tingkah.

"Aku saja bingung, apa yang harus kulakukan di dalam sana," ucapnya polos

"Tidak mungkin kau akan menangkap penjahat di kamar Sachi!" Kali ini Jun sedikit kesal.

Ia langsung mendorong punggung Shohei agar segera bergerak menuju kamar Sachi. Tepat di depan pintu kamar adiknya, ia berbisik pada Shohei.

"Selamat berkencan. Berikan kesan yang terbaik, paling tidak kalian harus berciuman." Jun memberi kedipan mata ke arah Shohei.

Shohei membulatkan matanya, sementara Jun hanya bisa menyengir. Dia mengetuk pintu kamar Sachi, dan mengatakan jika Shohei telah datang. Tak lama kemudian, gadis itu membuka pintu kamarnya. Shohei terpana melihat penampilan Sachi yang begitu cute.

"Aku ingin pergi ke museum Tokyo Park. Kalian jaga rumah, ya?" ucap Jun sambil menepuk punggung Shohei.

Setelah Jun pergi, Sachi langsung mempersilakan Shohei masuk. Pria itu melangkah ke dalam kamar yang tak begitu luas, tetapi tertata rapi. Ia duduk di tepi ranjang yang berukuran kecil.

Untuk mengatasi kegugupannya, Shohei mengawali obrolan kecil seperti menanyakan kapan gadis itu tertidur dan bangun. Pria itu juga sempat melihat beberapa tugas kuliah, dan menawarkan bantuan jika Sachi kesulitan mengerjakan.

Beberapa menit berlalu, Sachi memilih duduk di samping Shohei. Rasa gugup langsung membelenggu keduanya. Mereka hanya saling diam dengan tatapan lurus ke depan. Jantung mereka berdetak kencang seolah saling berlomba adu kecepatan. Bola mata mereka bergerak liar tak tentu arah. Keduanya saling melirik, tetapi di waktu bersamaan juga saling melempar wajah. Mereka terlihat sibuk mengatur posisi duduk masing-masing hingga tak ada jarak di antara keduanya.

Shohei memberanikan diri menyentuh punggung tangan Sachi. Gadis itu tersenyum, lalu menoleh ke arahnya diikuti dengan mata yang terpejam seolah memberi sinyal akan tindakan selanjutnya yang harus Shohei lakukan.

Shohei meneguk salivanya saat menatap Sachi yang memejamkan mata. Dengan mengumpulkan seluruh keberanian, dia mendekatkan wajahnya sambil memajukan bibirnya untuk mendarat ke bibir kekasihnya. Sementara, Sachi yang telah merasakan hembusan napas Shohei, makin menutup matanya dalam-dalam dan mengerutkan bibirnya. Wajah mereka semakin dekat, dekat, dan dekat.

"Sachi-chan! Sachi-chan!"

Sachi dan Shohei kompak terlonjak saat mendengar suara teriakan lelaki dari arah balkon. Sachi mengenali suara itu milik Ren dan dia langsung melangkah keluar balkon. Benar saja, kepala laki-laki itu muncul dari balik tembok.

"Sachi, apa aku boleh menumpang mandi di rumahmu? Kamar mandiku rusak, aku sedang memanggil tukang untuk memperbaikinya."

"Tidak boleh! Kakakku sedang tidak ada di rumah."

"Aku 'kan tidak meminta kakakmu untuk memandikan diriku!"

Pada saat bersamaan, ponsel Shohei berbunyi. Setelah membaca pesan, pria itu langsung bersuara dari kamar, "Sachi, Gomennasai, aku baru saja mendapat pesan dari temanku. Mereka memanggilku ke kantor sekarang karena ada hal penting yang harus diperiksa."

Sachi tertegun sebentar. Ia mengangguk tipis meski kecewa karena Shohei harus pulang secepat itu. Namun, bukankah dia harus mengerti tugas kekasihnya yang bisa dibutuhkan negara kapanpun?

Shohei pamit dan langsung keluar dari kamar Sachi. Dia mengatakan tidak perlu mengantarnya sampai ke depan pintu, karena ia ingin Sachi melihatnya pergi dari balkon kamar.

Tepat saat Shohei telah keluar di halaman rumah, lelaki itu mendongakkan kepala dan melambaikan tangan ke arah kekasihnya yang menatapnya dari atas. Ketika Shohei hendak masuk ke dalam mobilnya, Sachi langsung berteriak.

"Shohei-kun, ganbatte ne!"

Shohei melebarkan senyum dan mengangguk. Sementara, Ren yang sedari tadi menyaksikan keduanya hanya memajukan bibir dengan mata yang mendelik sambil menopang dagu.

Ketika mobil Shohei telah hilang dari pandangan mata Sachi, gadis itu hendak kembali masuk ke kamarnya. Namun, pandangannya teralihkan pada Ren yang masih berdiri termangu di balkon kamarnya.

Tiba-tiba Sachi teringat pada gadis yang dijemput Ren di kantor polisi siang tadi. Jika dilihat dari sejak awal ia bertemu Ren, keduanya seperti sepasang kekasih.

"Ano ... kalau boleh tahu, siapa gadis yang menemuimu saat kau pertama kali ke sini?" tanya Sachi ragu-ragu.

Ren mengerutkan keningnya sambil berpikir. Sunggingan senyum tipis muncul di bibirnya saat memahami gadis yang dimaksud Sachi adalah Emi.

"Dia pacarku!"

Sachi terhenyak dengan mata membulat sempurna.

"Kenapa reaksimu seperti itu? Kau cemburu, ya?"

"Tidak!" tegas Sachi. "Hanya saja ... aku heran kenapa kau sering menggangguku padahal kau sudah memiliki kekasih!"

"Aku tidak pernah mengganggumu!"

"Kau sangat pintar berkilah, ya!"

"Kau juga pacarku, jadi aku harus adil pada setiap gadis yang menjadi pacarku," ucap Ren mengukir senyum seraya memangku dagunya.

"Dasar gila! Bagaimana bisa kau menganggapku sebagai kekasihmu! Apa kau tidak lihat pacarku baru saja pulang?" Sachi menggertakkan rahangnya. Sungguh, jika mereka tak terhalang oleh tembok yang memisahkan balkon mereka, dia akan menghampiri pria itu dan menyumpal mulutnya agar tak sembarang bicara.

"Aku bebas melakukan apapun di dunia ini. Termasuk menganggap wanita manapun sebagai kekasihku," ucapnya dengan gaya santai.

"Dasar playboy!"

Ren berjalan mendekat ke ujung balkonnya agar jarak mereka semakin dekat. Kini mereka tampak bersebelahan, hanya saja terhalang oleh dinding pemisah balkon. Ia menengadahkan kepalanya ke atas langit. Rupanya bentangan langit malam ini dipenuhi oleh bintang-bintang yang bergelantung dan saling memancarkan cahaya.

"Lihatlah ke atas!" tunjuk Ren.

Sachi mendongak sesuai permintaan Ren.

"Kirei!" Gadis itu menatap takjub melihat bagaimana bintang-bintang di atas langit berkumpul dan mengerlipkan cahayanya.

"Apa kau tahu Aldebaran?" tanya Ren sambil menunjuk sebuah bintang yang paling berkilau di atas langit.

"Bukankah itu bintang paling terang pada rasi Taurus?"

"Ya, dia juga bintang paling terang dalam langit malam. Bintang yang paling mudah ditemukan di langit karena paling bersinar di antara milyaran bintang yang terhampar di atas sana." Ren menoleh ke arah Sachi yang masih mendongakkan kepala. "Dan sekarang, Aldebaran makin mudah ditemukan, karena dia berada di samping kamarku."

Pada saat Ren melontarkan sederet kalimat itu, Sachi langsung tersentak. Ia menoleh ke arah Ren yang tersenyum lebar dengan pandangan teduh.

"Kau adalah Aldebaran-ku. Kuharap kau bisa menjadi cahaya dalam kegelapanku," ucap Ren memoles senyum tipis di wajah tampannya.

Sachi menghening tanpa mencoba mengalihkan pandangan ke tempat lain. Tiba-tiba saja jantungnya berdetak tak karuan. Ada apa ini? Mungkinkah lelaki itu sedang menyihirnya dengan sederet kalimat romantis? Tidak boleh! Dia telah memiliki kekasih. Namun, harus dia akui, saat ini Ren terlihat berbeda hingga ia tak bisa melontarkan kalimat balasan.

"Hei, mendekatlah ke sini!"

Sachi terhenyak diikuti dengan kedipan mata berulang saat mendengar perintah Ren secara tiba-tiba.

"Eh?"

"Kubilang ... cepat dekatkan wajahmu ke sini!"

Kali ini kalimat perintah yang keluar dari mulut Ren terdengar manis sehingga bagaikan tertarik oleh daya magnet, Sachi mengikuti perintah lelaki itu. Kedua tangannya memegang terali dan kepalanya memiring ke sisi kanan untuk mendekatkan wajahnya ke arah Ren yang juga berposisi serupa. Tatapan mata pria itu seakan menjeratnya untuk jatuh lebih dalam di keheningan.

Detik itu juga, Ren memejamkan mata diikuti dengan gerakan kepala yang makin mendekat sehingga napas mereka saling bertabrakan. Mata Sachi membeliak tajam ketika bibir Ren yang dingin mendarat sempurna di bibirnya. Ia merasakan perasaan yang aneh saat merasakan daging tak bertulang itu mulai bergerak ke atas bibirnya dan mengulumm dengan lembut. Sangat lembut! Hingga Sachi tak kuasa untuk menolaknya apalagi menjauh dari pria itu. Tubuhnya seakan terpaku di lantai, seluruh tubuhnya kaku. Ia seperti sebuah manekin. Tak bergerak sedikitpun.

Di temani cahaya bintang dari angkasa, Ren masih memagut lembut bibir Sachi secara bergantian. Seolah tak peduli posisi mereka yang berdiri di balkon masing-masing. Seakan mereka bisa menerobos tembok pemisah di dinding balkon itu. Bahkan, tidak peduli apakah di jalanan sana akan ada yang melihat mereka.

Bibir Sachi sedikit tertarik ketika Ren hendak melepaskan pagutannya, seolah masih enggan berpisah dari bibir lawannya. Lelaki itu mengulas senyum tipis sebagai tanda ciuman telah berakhir. Namun, bagi Sachi perasaan aneh yang menerpa dirinya belum usai.

Dia terdiam. Mematung. Seluruh aliran darahnya seakan berhenti mengalir. Bahkan ketika Ren telah menghilang dari pandangannya dan hanya meninggalkan bekas ciuman di bibirnya, dia masih tak bergeser dari posisi sebelumnya.

.

.

.

__________________________

catatan author :

btw, di Jepang itu lumrah kalo pacaran trus main-main ke kamar pasangan 🤭🤭 tapi jangan dicontohi ya, kalo warga plesenamdua bilang "kagak ada akhlak" 🤣🤣

btw, aku rekomendasikan lagu hige dandism berjudul pretender untuk mengiringi chapter ini.

buat yang mau vote, simpan aja dulu poinnya. novel ini belom bisa masuk rangking, nanti Minggu depan aja ngepotnya biar ga terbuang sia-sia poinnya. arigatou

Terpopuler

Comments

fica³

fica³

sat set
jurus² udah mulai di kerahkan 😂

2024-02-11

0

Sa?

Sa?

bisa ae kang gombal

2023-10-29

2

💞R0$€_22💞

💞R0$€_22💞

Sebenarnya hub Ren Sachi sangat manis..
drpd sm Shohei, q lebih mendukung dg Ren walo Ren badboy..
tp ga tau maksud Ren mendekati Sachi utk tujuan apa? takutnya hy membuat Sachi jatuh cinta lalu dihempaskan begitu sj, utk membuat Jun terluka tentunya, krn Jun ad rival Ren sebenarnya

2023-06-08

2

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Tetangga Baru
2 Chapter 2 : Pria Penghasut
3 Chapter 3 : Pria Kikuk
4 chapter 4 : Ciuman Ilusi
5 Chapter 5 : Jenius!
6 Chapter 6 : Menagih Janji
7 Chapter 7 : Devil
8 Chapter 8 : Pesona Host
9 Chapter 9 : Ciuman Anti Virus
10 Chapter 10 : Resmi Pacaran
11 Chapter 11 : Insiden di Kapal Pesiar
12 Chapter 12 : Penyelidikan
13 Chapter 13 : Jangan dekat dengan pria manapun
14 Chapter 14 : Kau adalah Aldebaran
15 Chapter 15 : Berlian Nyonya Nao
16 Chapter 16 : Pesona Detektif
17 Chapter 17 : Kamu
18 Chapter 18 : Tangan Kidal
19 Chapter 19 : Menjalin Keakraban
20 Chapter 20 : Hal Gila
21 Chapter 21 : Perasaan Bersalah
22 Chapter 22 : Salah Sangka
23 Chapter 23 : Inisial Pencuri Berlian
24 Chapter 24 : Disneysea Tokyo
25 Chapter 25 : Nona Manekin
26 Chapter 26 : Sebuah Tawaran
27 Chapter 27 : Pesta pun Dimulai
28 Chapter 28 : Terprovokasi
29 Chapter 29 : Pengeroyokan
30 Chapter 30 : Ren Menghilang
31 Chapter 31 : Heartbreak
32 Chapter 32 : Beautiful Moment
33 Chapter 33 : Mencuri Waktu
34 Chapter 34 : Melebur Rasa
35 Chapter 35 : Meninggalkan Pesan
36 Chapter 36 : Acara Pelelangan
37 Chapter 37 : Jun vs Pencuri
38 Chapter 38 : Gara-gara Ren
39 Chapter 39 : Ingatan Super
40 Chapter 40 : IQ 190
41 Chapter 41: Percayalah Padaku!
42 Chapter 42 : Tak Bisa Menerima
43 Chapter 43 : Seperti Dejavu
44 Chapter 44 : Kejujuran yang Pahit
45 Chapter 45 : Festival Musim Panas
46 Chapter 46 : Apa yang Terjadi?
47 Chapter 47 : Sebuah Jebakan?
48 Chapter 48 : Sekadar Peringatan
49 Chapter 49 : Tak Ingin Mendengar Apa pun
50 Chapter 50 : Membuat Kenangan Indah di Tubuhmu
51 Chapter 51 : Tunggu Aku di Sini!
52 Chapter 52 : Tanggal 2
53 Chapter 53 : The Secret Thief
54 Chapter 54 : Kejutan Ulang Tahun
55 Chapter 55 : Buku Biografi Yuji Nakajima
56 Chapter 56 : Pencarian Antares, Bintang yang Hilang
57 Chapter 57 : Tetap Menunggu
58 Chapter 58 : Konser Chiba Yamada
59 Chapter 59 : Baka!
60 Chapter 60 : Meskipun Terlambat, Mari Kita Rayakan!
61 Chapter 61 : Terus Menyelidiki
62 Chapter 62 : Kasus Maki Okada
63 Chapter 63 : Terpecahkan?
64 Chapter 64 : Alibi
65 Chapter 65 : Perang Dingin
66 Chapter 66 : Perempuan di Samping Mereka
67 Chapter 67 : Setitik Cahaya di Hati
68 Chapter 68 : Penyamaran
69 Chapter 69 : Pendekatan
70 Chapter 70 : Pria Tua
71 Chapter 71 : Menikah?
72 Chapter 72 : Gara-gara Mabuk
73 Chapter 73 : Bisakah kau memberiku sebuah keluarga?
74 Chapter 74 : Antara Ren, Emi, dan Jun
75 Chapter 75 : CCTV
76 Chapter 76 : Antara Jun, Sachi, dan Ren
77 Chapter 77 : Rencana Berikutnya
78 Chapter 78 : Surat Kaleng
79 Chapter 79 : Gangguan di Malam Hari
80 Chapter 80 : Apa pun Akan Ia Lakukan
81 Chapter 81 : Sirene Polisi
82 Chapter 82 : Buliran Hujan
83 Chapter 83 : Rui dan Ren
84 Chapter 84 : Siapa yang harus ia percaya?
85 Chapter 85 : Tetap Percaya
86 Chapter 86 : Mari Berbahagia Bersama
87 Chapter 87 : Fakta baru?
88 Chapter 88 : Hajimemashite
89 Chapter 89 : Merindukanmu
90 Chapter 90 : Melindungi dan Mengawalmu
91 Chapter 91 : Ajudan Perdana Menteri
92 Chapter 92 : Ren vs Jun, Siapa yang Kalah?
93 Chapter 93 : Kejadian di Tokyo Tower
94 Chapter 94 : Minggu Kedua Musim Gugur
95 Chapter 95 : Gadis Putih?
96 Chapter 96 : Jun vs Pencuri Jilid 2
97 Chapter 97 : Tertipu?
98 Chapter 98 : Mengundurkan diri
99 Chapter 99 : Kasus Delapan Tahun yang Lalu
100 Chapter 100 : Semoga Tidak
101 Chapter 101 : Hamil
102 Chapter 102 : Keputusan Hakim
103 Chapter 103 : Kenyataan Menyedihkan
104 Chapter 104 : Pengakuan
105 Chapter 105 : Posisi yang Sulit
106 Chapter 106 : Jika nanti ....
107 Chapter 107 : Memiliki Rasa Ketakutan
108 Chapter 108 : Jangan Menangisiku!
109 Chapter 109 : Momen Mengharukan
110 Chapter 110 : Apa Tujuan Ren?
111 Chapter 111 : Perang Logika
112 Chapter 112 : Permohonan Pilu
113 Chapter 113 : Mengantarmu ke Gerbang Penjara
114 Chapter 114 : Ketika Polisi Berempati
115 Chapter 115 : Mengusut Kasus
116 Chapter 116 : Salju Pertama yang Turun
117 Chapter 117 : Ren vs Jun
118 Chapter 118 : Babak Baru
119 Chapter 119 : Di Balik Jeruji Besi
120 Chapter 120 : Pembelaan Shohei
121 Chapter 121 : Masa Lalumu Milikmu
122 Chapter 122 : Persamaan Rui dan Ren
123 Chapter 123 : Kisah di Balik Kisah
124 Chapter 124 : Aksi Terakhir, Berhasilkah?
125 Chapter 125 : Dream Diamond
126 Pengumuman
127 Chapter 126 : Siapa Dalangnya?
128 Chapter 127 : Sulit Untuk Menerima
129 Chapter 128 : Akhir Perjalanan The Secret Thief
130 Chapter 129 : Daijobu Desu
131 Chapter 130 : Tenang Seperti Danau
132 Chapter 131 : Hati yang Menghangat
133 Chapter 132 : Pengorbanan Seorang Ayah
134 Chapter 133 : Melihat Dunia Melalui Matamu
135 Chapter 134 : Sebuah Takdir
136 Chapter 135 : Labirin Waktu
137 Chapter 136 : Sakura di Musim Semi
138 Chapter 137 : Kemarin Adalah Nyata
139 Apologize and Thanks
Episodes

Updated 139 Episodes

1
Chapter 1 : Tetangga Baru
2
Chapter 2 : Pria Penghasut
3
Chapter 3 : Pria Kikuk
4
chapter 4 : Ciuman Ilusi
5
Chapter 5 : Jenius!
6
Chapter 6 : Menagih Janji
7
Chapter 7 : Devil
8
Chapter 8 : Pesona Host
9
Chapter 9 : Ciuman Anti Virus
10
Chapter 10 : Resmi Pacaran
11
Chapter 11 : Insiden di Kapal Pesiar
12
Chapter 12 : Penyelidikan
13
Chapter 13 : Jangan dekat dengan pria manapun
14
Chapter 14 : Kau adalah Aldebaran
15
Chapter 15 : Berlian Nyonya Nao
16
Chapter 16 : Pesona Detektif
17
Chapter 17 : Kamu
18
Chapter 18 : Tangan Kidal
19
Chapter 19 : Menjalin Keakraban
20
Chapter 20 : Hal Gila
21
Chapter 21 : Perasaan Bersalah
22
Chapter 22 : Salah Sangka
23
Chapter 23 : Inisial Pencuri Berlian
24
Chapter 24 : Disneysea Tokyo
25
Chapter 25 : Nona Manekin
26
Chapter 26 : Sebuah Tawaran
27
Chapter 27 : Pesta pun Dimulai
28
Chapter 28 : Terprovokasi
29
Chapter 29 : Pengeroyokan
30
Chapter 30 : Ren Menghilang
31
Chapter 31 : Heartbreak
32
Chapter 32 : Beautiful Moment
33
Chapter 33 : Mencuri Waktu
34
Chapter 34 : Melebur Rasa
35
Chapter 35 : Meninggalkan Pesan
36
Chapter 36 : Acara Pelelangan
37
Chapter 37 : Jun vs Pencuri
38
Chapter 38 : Gara-gara Ren
39
Chapter 39 : Ingatan Super
40
Chapter 40 : IQ 190
41
Chapter 41: Percayalah Padaku!
42
Chapter 42 : Tak Bisa Menerima
43
Chapter 43 : Seperti Dejavu
44
Chapter 44 : Kejujuran yang Pahit
45
Chapter 45 : Festival Musim Panas
46
Chapter 46 : Apa yang Terjadi?
47
Chapter 47 : Sebuah Jebakan?
48
Chapter 48 : Sekadar Peringatan
49
Chapter 49 : Tak Ingin Mendengar Apa pun
50
Chapter 50 : Membuat Kenangan Indah di Tubuhmu
51
Chapter 51 : Tunggu Aku di Sini!
52
Chapter 52 : Tanggal 2
53
Chapter 53 : The Secret Thief
54
Chapter 54 : Kejutan Ulang Tahun
55
Chapter 55 : Buku Biografi Yuji Nakajima
56
Chapter 56 : Pencarian Antares, Bintang yang Hilang
57
Chapter 57 : Tetap Menunggu
58
Chapter 58 : Konser Chiba Yamada
59
Chapter 59 : Baka!
60
Chapter 60 : Meskipun Terlambat, Mari Kita Rayakan!
61
Chapter 61 : Terus Menyelidiki
62
Chapter 62 : Kasus Maki Okada
63
Chapter 63 : Terpecahkan?
64
Chapter 64 : Alibi
65
Chapter 65 : Perang Dingin
66
Chapter 66 : Perempuan di Samping Mereka
67
Chapter 67 : Setitik Cahaya di Hati
68
Chapter 68 : Penyamaran
69
Chapter 69 : Pendekatan
70
Chapter 70 : Pria Tua
71
Chapter 71 : Menikah?
72
Chapter 72 : Gara-gara Mabuk
73
Chapter 73 : Bisakah kau memberiku sebuah keluarga?
74
Chapter 74 : Antara Ren, Emi, dan Jun
75
Chapter 75 : CCTV
76
Chapter 76 : Antara Jun, Sachi, dan Ren
77
Chapter 77 : Rencana Berikutnya
78
Chapter 78 : Surat Kaleng
79
Chapter 79 : Gangguan di Malam Hari
80
Chapter 80 : Apa pun Akan Ia Lakukan
81
Chapter 81 : Sirene Polisi
82
Chapter 82 : Buliran Hujan
83
Chapter 83 : Rui dan Ren
84
Chapter 84 : Siapa yang harus ia percaya?
85
Chapter 85 : Tetap Percaya
86
Chapter 86 : Mari Berbahagia Bersama
87
Chapter 87 : Fakta baru?
88
Chapter 88 : Hajimemashite
89
Chapter 89 : Merindukanmu
90
Chapter 90 : Melindungi dan Mengawalmu
91
Chapter 91 : Ajudan Perdana Menteri
92
Chapter 92 : Ren vs Jun, Siapa yang Kalah?
93
Chapter 93 : Kejadian di Tokyo Tower
94
Chapter 94 : Minggu Kedua Musim Gugur
95
Chapter 95 : Gadis Putih?
96
Chapter 96 : Jun vs Pencuri Jilid 2
97
Chapter 97 : Tertipu?
98
Chapter 98 : Mengundurkan diri
99
Chapter 99 : Kasus Delapan Tahun yang Lalu
100
Chapter 100 : Semoga Tidak
101
Chapter 101 : Hamil
102
Chapter 102 : Keputusan Hakim
103
Chapter 103 : Kenyataan Menyedihkan
104
Chapter 104 : Pengakuan
105
Chapter 105 : Posisi yang Sulit
106
Chapter 106 : Jika nanti ....
107
Chapter 107 : Memiliki Rasa Ketakutan
108
Chapter 108 : Jangan Menangisiku!
109
Chapter 109 : Momen Mengharukan
110
Chapter 110 : Apa Tujuan Ren?
111
Chapter 111 : Perang Logika
112
Chapter 112 : Permohonan Pilu
113
Chapter 113 : Mengantarmu ke Gerbang Penjara
114
Chapter 114 : Ketika Polisi Berempati
115
Chapter 115 : Mengusut Kasus
116
Chapter 116 : Salju Pertama yang Turun
117
Chapter 117 : Ren vs Jun
118
Chapter 118 : Babak Baru
119
Chapter 119 : Di Balik Jeruji Besi
120
Chapter 120 : Pembelaan Shohei
121
Chapter 121 : Masa Lalumu Milikmu
122
Chapter 122 : Persamaan Rui dan Ren
123
Chapter 123 : Kisah di Balik Kisah
124
Chapter 124 : Aksi Terakhir, Berhasilkah?
125
Chapter 125 : Dream Diamond
126
Pengumuman
127
Chapter 126 : Siapa Dalangnya?
128
Chapter 127 : Sulit Untuk Menerima
129
Chapter 128 : Akhir Perjalanan The Secret Thief
130
Chapter 129 : Daijobu Desu
131
Chapter 130 : Tenang Seperti Danau
132
Chapter 131 : Hati yang Menghangat
133
Chapter 132 : Pengorbanan Seorang Ayah
134
Chapter 133 : Melihat Dunia Melalui Matamu
135
Chapter 134 : Sebuah Takdir
136
Chapter 135 : Labirin Waktu
137
Chapter 136 : Sakura di Musim Semi
138
Chapter 137 : Kemarin Adalah Nyata
139
Apologize and Thanks

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!