Chapter 3 : Pria Kikuk

Emi membuka pintu rumah, dan sedikit tersentak melihat seorang pria berseragam polisi berdiri di depan pintu sambil memegang sebuah mangkuk.

"Hai ...." Jun menyapa gadis yang berdiri di depan pintu. "Aku tetanggamu. Adikku baru saja selesai memasak," ucap Jun sambil memberi sup hangat yang ia pegang.

Memasang wajah malas-malasan, Emi mengambil sup itu dari tangan Jun dan langsung menutup pintu dengan kasar tanpa berkata apapun. Jun yang masih berdiri di depan pintu, hanya dapat melongo mendapati respon yang tak menyenangkan dari Emi.

"Ya ampun ... dia sangat tidak sopan!" Jun menyeringai kesal sambil berjalan menuju rumahnya.

Emi meletakkan semangkuk sup panas di atas meja makan. Ia melihat Ren telah mengganti bajunya bersiap-siap untuk pergi bekerja.

"Siapa yang datang?"

"Tetangga sebelah. Dia membawakan itu," jawab Emi sambil menunjuk sebuah sup hangat.

"Aku akan pergi bekerja," ucap Ren sembari mengambil tangan Emi kemudian meletakkan kompres es di lukanya yang memar.

"Biarkan aku bermalam di sini! Aku tidak ingin pulang." Emi menangkupkan kedua tangannya dengan ekspresi memelas.

Terdiam sebentar, Ren menjawab, "Baiklah."

Di rumah, Shohei dan Sachi malah hanya saling diam. Suasana canggung terasa begitu kental di ruangan itu. Sesekali pria berusia dua puluh lima tahun tahun itu terlihat mencuri-curi pandang ke arah Sachi. Ketika mata mereka tak sengaja bertemu, pria itu akan kembali menunduk dalam-dalam.

Dari balik tembok, Jun yang mengintip keduanya hanya bisa mengerutkan kening. Masalahnya, ia sengaja pergi untuk memberi kesempatan mereka berduaan.

"Bakaaa ...." Jun mengumpat dengan intonasi pelan, "kenapa masih ada pria selugu dia? Sudah hampir sepuluh menit aku meninggalkan mereka, tetapi dia belum juga berinisiatif untuk mengobrol," ucapnya berdecak kesal.

Akhirnya, setelah selesai makan malam. Shohei pamit pulang. Di depan pintu, dia membungkuk ke arah Jun dan Sachi sambil mengucapkan terima kasih pada mereka atas jamuan makan malamnya.

"Imouto, berikan nomor ponselmu pada Shohei. Dia malu meminta langsung padamu."

"Eh?" Sachi dan Shohei terkejut secara bersamaan.

Shohei menoleh ke arah Sachi sambil berkata dengan cepat, "I–itu ti–dak benar! Aku tidak memintanya!"

Jun langsung menepuk dahinya. Ia menarik paksa Shohei keluar pintu, lalu berbisik, "Seharusnya kau mengiyakan ucapanku."

"Tapi, aku memang tidak meminta nomor ponselnya." Shohei membela diri ketika melihat tatapan melotot atasannya itu.

Jun mengembuskan napas kasar, menatap Shohei dengan wajah serius. "Jadi, kau tidak tertarik dengan adikku?"

"Tentu saja aku sangat tertarik!" seru Shohei sambil tersenyum malu-malu, "dia sangat manis, murah senyum dan pandai memasak," pujinya seraya mendongakkan kepala ke atas.

"Jika kau sangat tertarik padanya, maka kau harus bergerak cepat. Bicara padanya sekarang dan ajak dia bertukar nomor ponsel denganmu!" ucap Jun dengan nada memerintah.

Kedua pria itu kembali masuk ke dalam rumah. Jun bersedekap sembari memberi kode kecil ke Shohei untuk melakukan apa yang ia sarankan.

Menghela napas panjang, Shohei mengeluarkan ponselnya lalu menyodorkan benda itu ke arah Sachi. Tangannya tampak gemetar, dan dia tak berkata apapun selain menatap gadis itu.

Sachi menatapnya dalam-dalam karena tak paham maksud pria itu. Sayangnya, Shohei hanya terus menyodorkan ponselnya sambil tetap menatap gadis itu.

"Dia ingin kau menulis nomor ponselmu di kontaknya," ujar Jun mewakili Shohei.

Sempat menoleh ke arah kakaknya, Sachi kembali menatap Shohei untuk memastikan ucapan kakaknya benar ataukah tidak. Pria itu hanya mengangguk sambil tersenyum bodoh.

Sachi mengambil ponsel Shohei, dan mulai menulis deretan angka ponselnya.

"Arigatou gozaimasu," ucap Shohei menunduk begitu Sachi mengembalikan ponselnya.

Setelah Shohei pulang, Jun bertanya pada adiknya mengenai pria yang merupakan juniornya di kantor. Bukan tanpa alasan Jun mendekatkan Shohei pada adiknya. Sebelumnya, Sachi baru saja diputuskan kekasihnya dan mengalami patah hati berkepanjangan. Tak mau terus-terusan mengingat mantannya, ia meminta pada kakaknya untuk mengenalkan pria yang bisa membuatnya melupakan kekasih lamanya.

"Bagaimana pendapatmu tentang Shohei?"

Sachi menunduk malu-malu. "Dia tampan, terlihat baik dan ramah."

Mendengar jawaban adiknya, Jun tersenyum menggelitik. "Artinya ... dia sesuai dengan kriteriamu, 'kan?"

Masih tetap menunduk, segaris senyum terbit di bibir Sachi, dan itu sudah cukup menjawab bahwa dia merasa Shohei cocok sebagai kriteria lelaki idamannya.

Malam berganti pagi. Detak-detak jarum jam menghantarkan waktu untuk memulai beraktifitas. Sachi membuka jendelanya, lalu melangkah menuju balkon kamarnya. Ia menghirup udara bebas dalam-dalam sambil merentangkan kedua tangannya ke atas. Gadis itu mendongakkan kepalanya ke atas, menatap langit yang membiru dengan mentari pagi yang telah menghangat.

"Ohayou! Suara sapaan seorang pria menyapa pendengarannya.

"Ohayou!" balas Sachi sembari mengalihkan pandangan ke samping

Mata Sachi terbelalak ketika melihat Ren tersenyum lebar dalam keadaan bertelanjang dada. Ia melambaikan tangannya ke arah gadis itu dengan tatapan penuh menggoda.

"Ternyata kamar kita bersebelahan, ya?" Ren bersandar di terali balkonnya dengan tubuh menghadap penuh ke arah Sachi.

Sachi langsung memutar badannya membelakangi Ren karena pria itu hanya memakai boxer, sementara bagian tubuh atasnya benar-benar polos, hanya ada sebuah kalung yang menggantung lehernya.

"Yo, apa yang kau lakukan? Kenapa membelakangiku? Apa aku terlalu menggairahkan di matamu?"

Suara pria itu terdengar menyebalkan bagi Sachi. Tanpa menoleh, ia langsung masuk kembali ke kamarnya meninggalkan Ren yang tertawa karena melihat reaksinya.

Pagi ini, seperti biasa, Jun telah berangkat lebih dulu ke kantor. Sementara Sachi akan berangkat menuju kampusnya. Ia menutup pintu rumahnya, kemudian mengambil sepeda untuk bersiap-siap pergi. Pandangan Sachi teralihkan ketika melihat Emi baru saja keluar dari rumah Ren. Sejenak, kedua gadis itu saling memandang.

"Ohayou!" Sachi menyapa Emi sambil tersenyum. Sayangnya, gadis itu langsung melengos dengan wajah yang angkuh.

Tak mendapatkan respon yang baik, Sachi pun menaiki sepedanya dan langsung pergi. Sepanjang jalan ia tampak bernyanyi kecil sambil terus mengayuhkan sepadanya. Keceriaannya yang sempat hilang, kini telah kembali hari ini.

Tiba-tiba, sebuah motor sport berwarna merah melaju kencang melewatinya. Sachi sempat menangkap sosok yang menaiki motor itu. Ya, siapa lagi kalau bukan tetangga barunya dengan gadis yang baru saja ia tegur.

"Apakah gadis itu adiknya?" Sachi tampak berpikir sejenak. Seingatnya, malam itu gadis tadi datang terpisah dengan pria itu. Ia juga ingat, pria itu merangkul gadis tadi dengan mesra. "Mereka tidak terlihat seperti kakak beradik, apa mungkin sepasang kekasih?" pikirnya kembali. Namun, sedetik kemudian ia menggelengkan kepalanya sambil berkata kenapa dia harus pusing memikirkan mereka.

Waktu begitu cepat bergulir, hingga tak terasa malam telah datang. Sachi kembali ke rumahnya. Dia meminggirkan sepedanya. Kemudian, membuka ponselnya ketika mendengar suara pemberitahuan pesan masuk yang ternyata dari kakaknya.

^^^Onii-chan. 07.00 PM^^^

^^^Aku dan Shohei akan datang satu jam lagi.^^^

^^^Tolong buatkan masakan yang spesial, ya?^^^

^^^Read^^^

Sachi tersenyum sambil membalas pesan kakaknya. Ketika ia hendak membuka pintu, tiba-tiba sebuah tangan muncul dan bersandar di daun pintu. Gadis itu tersentak, tetapi langsung melarikan matanya ke samping. Ia makin terkejut begitu melihat Ren berdiri tepat di sampingnya sembari melempar sunggingan tipis.

"Ada ... perlu apa?" tanya Sachi sedikit gugup.

Tanpa basa-basi, Ren meletakkan ujung telunjuknya di tengah bibirnya sendiri. "Aku datang untuk menagih permintaan maafmu," ucapnya santai.

Jawaban Ren, sontak membuat gadis itu membelalakkan matanya.

.

.

Catatan penulis:

Imouto: Adik perempuan

onii-chan: kakak laki-laki

ohayou: selamat pagi

baka: Bodoh

belom greget karna konfliknya belom muncul 😁

Terpopuler

Comments

fica

fica

Sachi auto ngeblank liat Ren 😂

2024-02-10

0

fica

fica

kang sholeh mah volos 😂

2024-02-10

0

sakura🇵🇸

sakura🇵🇸

padahal sachi udah mau sama pak pol...malah dirayu badboy😅

2023-02-04

2

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Tetangga Baru
2 Chapter 2 : Pria Penghasut
3 Chapter 3 : Pria Kikuk
4 chapter 4 : Ciuman Ilusi
5 Chapter 5 : Jenius!
6 Chapter 6 : Menagih Janji
7 Chapter 7 : Devil
8 Chapter 8 : Pesona Host
9 Chapter 9 : Ciuman Anti Virus
10 Chapter 10 : Resmi Pacaran
11 Chapter 11 : Insiden di Kapal Pesiar
12 Chapter 12 : Penyelidikan
13 Chapter 13 : Jangan dekat dengan pria manapun
14 Chapter 14 : Kau adalah Aldebaran
15 Chapter 15 : Berlian Nyonya Nao
16 Chapter 16 : Pesona Detektif
17 Chapter 17 : Kamu
18 Chapter 18 : Tangan Kidal
19 Chapter 19 : Menjalin Keakraban
20 Chapter 20 : Hal Gila
21 Chapter 21 : Perasaan Bersalah
22 Chapter 22 : Salah Sangka
23 Chapter 23 : Inisial Pencuri Berlian
24 Chapter 24 : Disneysea Tokyo
25 Chapter 25 : Nona Manekin
26 Chapter 26 : Sebuah Tawaran
27 Chapter 27 : Pesta pun Dimulai
28 Chapter 28 : Terprovokasi
29 Chapter 29 : Pengeroyokan
30 Chapter 30 : Ren Menghilang
31 Chapter 31 : Heartbreak
32 Chapter 32 : Beautiful Moment
33 Chapter 33 : Mencuri Waktu
34 Chapter 34 : Melebur Rasa
35 Chapter 35 : Meninggalkan Pesan
36 Chapter 36 : Acara Pelelangan
37 Chapter 37 : Jun vs Pencuri
38 Chapter 38 : Gara-gara Ren
39 Chapter 39 : Ingatan Super
40 Chapter 40 : IQ 190
41 Chapter 41: Percayalah Padaku!
42 Chapter 42 : Tak Bisa Menerima
43 Chapter 43 : Seperti Dejavu
44 Chapter 44 : Kejujuran yang Pahit
45 Chapter 45 : Festival Musim Panas
46 Chapter 46 : Apa yang Terjadi?
47 Chapter 47 : Sebuah Jebakan?
48 Chapter 48 : Sekadar Peringatan
49 Chapter 49 : Tak Ingin Mendengar Apa pun
50 Chapter 50 : Membuat Kenangan Indah di Tubuhmu
51 Chapter 51 : Tunggu Aku di Sini!
52 Chapter 52 : Tanggal 2
53 Chapter 53 : The Secret Thief
54 Chapter 54 : Kejutan Ulang Tahun
55 Chapter 55 : Buku Biografi Yuji Nakajima
56 Chapter 56 : Pencarian Antares, Bintang yang Hilang
57 Chapter 57 : Tetap Menunggu
58 Chapter 58 : Konser Chiba Yamada
59 Chapter 59 : Baka!
60 Chapter 60 : Meskipun Terlambat, Mari Kita Rayakan!
61 Chapter 61 : Terus Menyelidiki
62 Chapter 62 : Kasus Maki Okada
63 Chapter 63 : Terpecahkan?
64 Chapter 64 : Alibi
65 Chapter 65 : Perang Dingin
66 Chapter 66 : Perempuan di Samping Mereka
67 Chapter 67 : Setitik Cahaya di Hati
68 Chapter 68 : Penyamaran
69 Chapter 69 : Pendekatan
70 Chapter 70 : Pria Tua
71 Chapter 71 : Menikah?
72 Chapter 72 : Gara-gara Mabuk
73 Chapter 73 : Bisakah kau memberiku sebuah keluarga?
74 Chapter 74 : Antara Ren, Emi, dan Jun
75 Chapter 75 : CCTV
76 Chapter 76 : Antara Jun, Sachi, dan Ren
77 Chapter 77 : Rencana Berikutnya
78 Chapter 78 : Surat Kaleng
79 Chapter 79 : Gangguan di Malam Hari
80 Chapter 80 : Apa pun Akan Ia Lakukan
81 Chapter 81 : Sirene Polisi
82 Chapter 82 : Buliran Hujan
83 Chapter 83 : Rui dan Ren
84 Chapter 84 : Siapa yang harus ia percaya?
85 Chapter 85 : Tetap Percaya
86 Chapter 86 : Mari Berbahagia Bersama
87 Chapter 87 : Fakta baru?
88 Chapter 88 : Hajimemashite
89 Chapter 89 : Merindukanmu
90 Chapter 90 : Melindungi dan Mengawalmu
91 Chapter 91 : Ajudan Perdana Menteri
92 Chapter 92 : Ren vs Jun, Siapa yang Kalah?
93 Chapter 93 : Kejadian di Tokyo Tower
94 Chapter 94 : Minggu Kedua Musim Gugur
95 Chapter 95 : Gadis Putih?
96 Chapter 96 : Jun vs Pencuri Jilid 2
97 Chapter 97 : Tertipu?
98 Chapter 98 : Mengundurkan diri
99 Chapter 99 : Kasus Delapan Tahun yang Lalu
100 Chapter 100 : Semoga Tidak
101 Chapter 101 : Hamil
102 Chapter 102 : Keputusan Hakim
103 Chapter 103 : Kenyataan Menyedihkan
104 Chapter 104 : Pengakuan
105 Chapter 105 : Posisi yang Sulit
106 Chapter 106 : Jika nanti ....
107 Chapter 107 : Memiliki Rasa Ketakutan
108 Chapter 108 : Jangan Menangisiku!
109 Chapter 109 : Momen Mengharukan
110 Chapter 110 : Apa Tujuan Ren?
111 Chapter 111 : Perang Logika
112 Chapter 112 : Permohonan Pilu
113 Chapter 113 : Mengantarmu ke Gerbang Penjara
114 Chapter 114 : Ketika Polisi Berempati
115 Chapter 115 : Mengusut Kasus
116 Chapter 116 : Salju Pertama yang Turun
117 Chapter 117 : Ren vs Jun
118 Chapter 118 : Babak Baru
119 Chapter 119 : Di Balik Jeruji Besi
120 Chapter 120 : Pembelaan Shohei
121 Chapter 121 : Masa Lalumu Milikmu
122 Chapter 122 : Persamaan Rui dan Ren
123 Chapter 123 : Kisah di Balik Kisah
124 Chapter 124 : Aksi Terakhir, Berhasilkah?
125 Chapter 125 : Dream Diamond
126 Pengumuman
127 Chapter 126 : Siapa Dalangnya?
128 Chapter 127 : Sulit Untuk Menerima
129 Chapter 128 : Akhir Perjalanan The Secret Thief
130 Chapter 129 : Daijobu Desu
131 Chapter 130 : Tenang Seperti Danau
132 Chapter 131 : Hati yang Menghangat
133 Chapter 132 : Pengorbanan Seorang Ayah
134 Chapter 133 : Melihat Dunia Melalui Matamu
135 Chapter 134 : Sebuah Takdir
136 Chapter 135 : Labirin Waktu
137 Chapter 136 : Sakura di Musim Semi
138 Chapter 137 : Kemarin Adalah Nyata
139 Apologize and Thanks
Episodes

Updated 139 Episodes

1
Chapter 1 : Tetangga Baru
2
Chapter 2 : Pria Penghasut
3
Chapter 3 : Pria Kikuk
4
chapter 4 : Ciuman Ilusi
5
Chapter 5 : Jenius!
6
Chapter 6 : Menagih Janji
7
Chapter 7 : Devil
8
Chapter 8 : Pesona Host
9
Chapter 9 : Ciuman Anti Virus
10
Chapter 10 : Resmi Pacaran
11
Chapter 11 : Insiden di Kapal Pesiar
12
Chapter 12 : Penyelidikan
13
Chapter 13 : Jangan dekat dengan pria manapun
14
Chapter 14 : Kau adalah Aldebaran
15
Chapter 15 : Berlian Nyonya Nao
16
Chapter 16 : Pesona Detektif
17
Chapter 17 : Kamu
18
Chapter 18 : Tangan Kidal
19
Chapter 19 : Menjalin Keakraban
20
Chapter 20 : Hal Gila
21
Chapter 21 : Perasaan Bersalah
22
Chapter 22 : Salah Sangka
23
Chapter 23 : Inisial Pencuri Berlian
24
Chapter 24 : Disneysea Tokyo
25
Chapter 25 : Nona Manekin
26
Chapter 26 : Sebuah Tawaran
27
Chapter 27 : Pesta pun Dimulai
28
Chapter 28 : Terprovokasi
29
Chapter 29 : Pengeroyokan
30
Chapter 30 : Ren Menghilang
31
Chapter 31 : Heartbreak
32
Chapter 32 : Beautiful Moment
33
Chapter 33 : Mencuri Waktu
34
Chapter 34 : Melebur Rasa
35
Chapter 35 : Meninggalkan Pesan
36
Chapter 36 : Acara Pelelangan
37
Chapter 37 : Jun vs Pencuri
38
Chapter 38 : Gara-gara Ren
39
Chapter 39 : Ingatan Super
40
Chapter 40 : IQ 190
41
Chapter 41: Percayalah Padaku!
42
Chapter 42 : Tak Bisa Menerima
43
Chapter 43 : Seperti Dejavu
44
Chapter 44 : Kejujuran yang Pahit
45
Chapter 45 : Festival Musim Panas
46
Chapter 46 : Apa yang Terjadi?
47
Chapter 47 : Sebuah Jebakan?
48
Chapter 48 : Sekadar Peringatan
49
Chapter 49 : Tak Ingin Mendengar Apa pun
50
Chapter 50 : Membuat Kenangan Indah di Tubuhmu
51
Chapter 51 : Tunggu Aku di Sini!
52
Chapter 52 : Tanggal 2
53
Chapter 53 : The Secret Thief
54
Chapter 54 : Kejutan Ulang Tahun
55
Chapter 55 : Buku Biografi Yuji Nakajima
56
Chapter 56 : Pencarian Antares, Bintang yang Hilang
57
Chapter 57 : Tetap Menunggu
58
Chapter 58 : Konser Chiba Yamada
59
Chapter 59 : Baka!
60
Chapter 60 : Meskipun Terlambat, Mari Kita Rayakan!
61
Chapter 61 : Terus Menyelidiki
62
Chapter 62 : Kasus Maki Okada
63
Chapter 63 : Terpecahkan?
64
Chapter 64 : Alibi
65
Chapter 65 : Perang Dingin
66
Chapter 66 : Perempuan di Samping Mereka
67
Chapter 67 : Setitik Cahaya di Hati
68
Chapter 68 : Penyamaran
69
Chapter 69 : Pendekatan
70
Chapter 70 : Pria Tua
71
Chapter 71 : Menikah?
72
Chapter 72 : Gara-gara Mabuk
73
Chapter 73 : Bisakah kau memberiku sebuah keluarga?
74
Chapter 74 : Antara Ren, Emi, dan Jun
75
Chapter 75 : CCTV
76
Chapter 76 : Antara Jun, Sachi, dan Ren
77
Chapter 77 : Rencana Berikutnya
78
Chapter 78 : Surat Kaleng
79
Chapter 79 : Gangguan di Malam Hari
80
Chapter 80 : Apa pun Akan Ia Lakukan
81
Chapter 81 : Sirene Polisi
82
Chapter 82 : Buliran Hujan
83
Chapter 83 : Rui dan Ren
84
Chapter 84 : Siapa yang harus ia percaya?
85
Chapter 85 : Tetap Percaya
86
Chapter 86 : Mari Berbahagia Bersama
87
Chapter 87 : Fakta baru?
88
Chapter 88 : Hajimemashite
89
Chapter 89 : Merindukanmu
90
Chapter 90 : Melindungi dan Mengawalmu
91
Chapter 91 : Ajudan Perdana Menteri
92
Chapter 92 : Ren vs Jun, Siapa yang Kalah?
93
Chapter 93 : Kejadian di Tokyo Tower
94
Chapter 94 : Minggu Kedua Musim Gugur
95
Chapter 95 : Gadis Putih?
96
Chapter 96 : Jun vs Pencuri Jilid 2
97
Chapter 97 : Tertipu?
98
Chapter 98 : Mengundurkan diri
99
Chapter 99 : Kasus Delapan Tahun yang Lalu
100
Chapter 100 : Semoga Tidak
101
Chapter 101 : Hamil
102
Chapter 102 : Keputusan Hakim
103
Chapter 103 : Kenyataan Menyedihkan
104
Chapter 104 : Pengakuan
105
Chapter 105 : Posisi yang Sulit
106
Chapter 106 : Jika nanti ....
107
Chapter 107 : Memiliki Rasa Ketakutan
108
Chapter 108 : Jangan Menangisiku!
109
Chapter 109 : Momen Mengharukan
110
Chapter 110 : Apa Tujuan Ren?
111
Chapter 111 : Perang Logika
112
Chapter 112 : Permohonan Pilu
113
Chapter 113 : Mengantarmu ke Gerbang Penjara
114
Chapter 114 : Ketika Polisi Berempati
115
Chapter 115 : Mengusut Kasus
116
Chapter 116 : Salju Pertama yang Turun
117
Chapter 117 : Ren vs Jun
118
Chapter 118 : Babak Baru
119
Chapter 119 : Di Balik Jeruji Besi
120
Chapter 120 : Pembelaan Shohei
121
Chapter 121 : Masa Lalumu Milikmu
122
Chapter 122 : Persamaan Rui dan Ren
123
Chapter 123 : Kisah di Balik Kisah
124
Chapter 124 : Aksi Terakhir, Berhasilkah?
125
Chapter 125 : Dream Diamond
126
Pengumuman
127
Chapter 126 : Siapa Dalangnya?
128
Chapter 127 : Sulit Untuk Menerima
129
Chapter 128 : Akhir Perjalanan The Secret Thief
130
Chapter 129 : Daijobu Desu
131
Chapter 130 : Tenang Seperti Danau
132
Chapter 131 : Hati yang Menghangat
133
Chapter 132 : Pengorbanan Seorang Ayah
134
Chapter 133 : Melihat Dunia Melalui Matamu
135
Chapter 134 : Sebuah Takdir
136
Chapter 135 : Labirin Waktu
137
Chapter 136 : Sakura di Musim Semi
138
Chapter 137 : Kemarin Adalah Nyata
139
Apologize and Thanks

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!