Gomen, Aishiteru
Tokyo merupakan ibukota Jepang dengan segala hiruk pikuk kemegahan malam. Saat ini, jalanan dipadati pejalan kaki karena telah memasuki jam pulang orang-orang kantor. Terlihat di videotron seorang lelaki gagah rupawan dengan berbalut seragam polisi, tengah menerima penghargaan dan kenaikan pangkat karena telah berhasil memecahkan kasus kematian salah satu pejabat penting di Jepang.
Dia adalah Jun Megumi. Seorang detektif dari kepolisian Jepang yang telah berhasil memecahkan kasus kematian misterius di negaranya. Pria berusia dua puluh sembilan tahun itu adalah seorang yang disiplin, pekerja keras, tetapi tetap rendah hati dan ramah kepada semua orang.
Seorang pemuda yang tengah mengendarai motor sport berwarna merah, terpaksa harus berhenti ketika rambu-rambu lalu lintas dialihkan untuk pejalan kaki. Pria berkulit putih dan bertubuh tinggi ramping itu terlihat jengah dan mengalihkan pandangannya ke videotron yang sedang meliput rekam jejak Detektif Megumi. Dia menarik sudut bibirnya ke atas ketika melihat sosok detektif yang sedang dielukan masyarakat Jepang.
Pria itu melajukan motornya ketika rambu telah berganti untuk pengguna kendaraan. Dia menuju ke sebuah perumahan elit di kawasan tengah kota.
Begitu tiba di depan rumah minimalis dengan tampilan modern, pria itu melangkah masuk sambil memegang kunci rumah yang berbentuk kartu. Ia menggesek kartu tersebut di mesin pembuka pintu otomatis, lalu membuka kenop pintu. Anehnya, pintu rumah tetap terkunci. Ia kembali menggesek kartu, dan lagi-lagi pintu tersebut tak bisa terbuka.
Tiba-tiba sebuah pukulan dari arah belakang mendarat ke kepalanya hingga membuat pria itu terhenyak. Ia memutar kepalanya ke belakang dan tertegun ketika melihat seorang gadis cantik berambut pendek dengan mata bulat yang indah berdiri di depannya sambil menjinjing kantong plastik berisi bahan makanan. Gadis itu memukulnya kembali dengan menggunakan kantong plastik yang berisi bahan belanjaan.
"Apa yang kau lakukan di depan rumahku? Apa kau ingin mencuri?" seru gadis tersebut dengan tatapan melotot tajam sambil terus menghujaninya dengan pukulan.
"Hah?"
Pria itu hanya melongo ketika gadis yang ada di hadapannya menuduhnya seorang pencuri. Dia menangkis pukulan terakhir gadis itu dan memegang erat pergelangan tangannya. Kemudian menengok ke belakang untuk melihat nomor rumah, lalu menoleh ke samping kiri.
"Oh, aku salah alamat. Kupikir ini adalah rumahku, ternyata rumah yang di sebelah itu." Dia tersenyum kecut sembari mengarahkan dagunya ke samping. "Aku adalah penghuni baru di perumahan ini, dan akan menempati rumah di sebelah rumahmu," ucapnya sembari melepas tangan gadis itu.
Gadis itu terdiam sembari menunduk. Namun, bola matanya tampak mencuri pandang ke arah pria dengan rambut tak beraturan itu. Pria itu lalu melangkah ke samping, tepatnya ke rumah aslinya.
"Summimasen."
Gadis cantik itu tiba-tiba membungkuk sambil meminta maaf hingga membuat pria tadi berhenti melangkah. Ia memutar badannya seraya memicingkan mata.
"Kenapa?"
Masih tetap menunduk, gadis itu berkata dengan raut sungkan. "Summimasen, aku telah memukul dan menduga kau sebagai pencuri. Ternyata kau adalah tetangga baruku."
Mendengar ucapan gadis itu, dia malah membuang muka seraya tertawa tanpa suara.
"Hanya meminta maaf?" tanya pria itu sambil tersenyum miring. "Apa kau pernah mendengar kutipan komik terkenal Hana Yori Dango yang berbunyi: untuk apa ada polisi jika masalah bisa diselesaikan dengan kata maaf?" lanjutnya sambil bersedekap dengan santai.
"Eh?" Gadis itu tampak kebingungan.
"Kau memukulku di kepala dengan barang belanjaanmu. Dan sampai sekarang masih terasa sakit," keluhnya sambil memegang kepala.
"Jadi ... aku harus bagaimana?" Pertanyaan polos bercampur kepanikan keluar dari mulut gadis itu.
Pria yang belum diketahui namanya itu melangkah maju mendekatinya, hingga membuatnya ketakutan dan berjalan mundur seiring dekatnya pria itu.
Satu langkah.
Dua langkah.
Tiga langkah.
Langkah terakhir membuat punggung gadis itu menabrak pintu. Sementara, pria tadi telah berada di hadapannya sambil menyangga satu tangan ke pintu tepat di samping kepalanya. Dia mendekatkan wajahnya ke gadis itu, lalu menarik sudut bibirnya ke atas.
"Sebagai permintaan maaf, bagaimana kalau kau menciumku?" Lelaki itu meletakkan ujung jari telunjuk di bibirnya sendiri.
Si gadis berambut pendek terhenyak ketika mendengar permintaan tak sopan dari pria yang ternyata merupakan tetangga barunya. Dia menelan salivanya sendiri ketika wajah pria itu makin mendekat. Matanya yang bulat makin membesar, hingga wajahnya yang dibingkai poni tebal tampak semakin imut.
Untungnya, gadis itu terselamatkan ketika suara perempuan terdengar memanggil sebuah nama.
"Ren!"
Seketika, pria itu langsung berbalik. Tak jauh dari mereka, seorang gadis berambut panjang dengan tatapan dingin tengah berdiri.
"Hei, Emi. Kau sudah datang rupanya."
Pria bernama Ren itu kembali menatap gadis berambut pendek, tersenyum menggoda sambil berbisik di telinga gadis itu dengan nada seksi.
"Aku akan menagihnya kapan-kapan."
Setelah mengucapkan kalimat ambigu, dia melangkah pergi meninggalkan gadis yang masih tersandar di pintu, dan langsung merangkul gadis yang baru saja memanggil namanya. Sebelum melangkah menuju rumahnya, pria tadi sempat kembali menoleh ke belakang. Ia mengedipkan sebelah mata, lalu meletakkan telapak tangan di bibirnya dan mengirim sebuah ciuman jauh ke gadis berambut pendek yang memukulnya tadi.
Ren Nakajima. Itulah namanya. Seorang pria tampan, berhidung mancung, wajah tirus dengan rahang tegas, bibir sensual bervolume layaknya idaman para wanita, dan kulit putih seperti orang Jepang pada umumnya. Usianya dua puluh enam tahun, dan dia seorang yatim piatu.
Merasa hidupnya sangat monoton, membuatnya senang melakukan hal-hal yang menantang. Sehari-hari dia bekerja part-time sebagai Host di kelab mewah kawasan Shinjuku. Dengan bermodal tampan dan pandai merayu, membuatnya mudah memperalat wanita-wanita kaya agar bisa menghidupi dirinya dengan segala kemewahan.
Ya, dia adalah Ren Nakajima, si lelaki pecinta uang dan penakhluk wanita. Dia siap mengobrak-abrik hati wanita manapun yang diinginkannya.
URUTAN KARAKTER UTAMA
Ren Nakajima
detektif Jun Megumi
Sachi Megumi
Emi Hayase
Shohei Yamazaki
_________________
CATATAN PENULIS :
Mina san,
ketemu lagi kita di novel ketigaku yang kupersembahkan khusus untuk para pecinta setia karyaku. Aku sengaja mencari nama karakter yang mudah untuk kalian ingat. Novel ini pemenang hasil pilihan pembaca setiaku yang masih ingin aku berkarya di aplikasi ini. Semoga karya ketigaku bisa klik di hati kalian yaa...
aku butuh respon kalian di chapter perdana novel ini.
Arigatou gozaimasu 🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
Bundanya Pandu Pharamadina
Ren Nakajima nama yg bagus , semoga bagus juga kehidupannya
2024-11-13
0
༄ⁱᵐ᭄✿ΛLєKƬΉΛ࿐🌴 🍉
walaupun aku telat mengenal kak yu... tp akui suka karya² kak yu... ceritanya berbobot laahhh... 👍
2024-10-14
0
"ariani's eomoni"
mulai marathon lagi.......setelah baca DF
2024-09-18
0