Anak Teror

...Su Si...

Di lingkungan penduduk perkebunan tempat tinggal Suzy, ada cerita mengenai hantu anak perempuan yang lebih dikenal dalam istilah Anak Teror atau Su Si.

Bukan Suzy.

Tapi Su Si.

Kependekan dari Sulung Sial.

Menurut cerita, Su Si adalah anak perempuan yang tidak dicintai.

Pada suatu hari, Su Si meninggalkan rumahnya dengan hanya membawa pisau. Berharap mendapat perhatian dari orangtuanya. Tapi orangtua Su Si bahkan tak berusaha mencarinya setelah anak itu hilang berhari-hari. Sampai beberapa orang petani menemukan mayatnya di dalam hutan. Sejak saat itu, penduduk perkebunan itu mulai diteror oleh hantu Su Si.

Tapi itu hanya cerita rakyat. Sebuah dongeng!

Dongeng diciptakan untuk membodohi anak-anak cengeng. Itu sebabnya disebut dongeng. Dongeng adalah singkatan dari membodohi anak cengeng.

Aku tak percaya pada dongeng, kata Suzy dalam hati. Lalu kenapa anak itu sekarang ada di depan mataku? Apakah sekarang aku gegar otak karena terlalu sering jatuh tersungkur? Atau jangan-jangan aku sudah gila?

Suara tawa anak kecil itu kembali melenting di kesunyian. Terdengar seperti datang dari segala penjuru. Berputar mengelilinginya.

Suzy memberanikan diri mendekati anak itu dengan langkah tertatih. Ia mengendap-endap di belakangnya untuk melihat apa yang dilihatnya.

Seorang anak perempuan lain tengah duduk di atas rerumputan di pekarangan sebuah rumah yang tampak tak asing.

Rumah Van Til, kata Suzy dalam hati. Tapi warna cat di rumah itu tampak segar dan pekarangannya juga tampak terawat. Mungkinkah saat ini aku sedang berada di zona masa lalu? Suzy bertanya-tanya dalam hati.

Anak perempuan di pekarangan itu sedang bermain dengan boneka yang mirip dirinya. Berambut ikal berwarna cokelat madu. Anak perempuan itu sedang berpura-pura menyuapi bonekanya dan tertawa senang ketika makanan itu tumpah dari mulut boneka itu.

Suara tawanya melenting ke udara. Seperti suara tawa yang pernah Suzy dengar sebelumnya.

Tak lama anak perempuan yang sejak tadi mengintipnya mulai mengendap-ngendap mendekati anak perempuan berambut cokelat madu itu.

Suzy mendapati firasat buruk dari gelagat anak itu. Ia berusaha menangkap bahu anak itu dengan tangannya. Tapi tangannya hanya menangkap udara kosong. Tidak mungkin, pikir Suzy tak percaya. Kemudian ia mencobanya sekali lagi. Tangannya masih melayang di udara kosong.

Anak perempuan yang membawa pisau itu sekarang melesat ke arah anak perempuan berambut cokelat kemudian menghujamkan pisaunya ke wajah anak itu.

Suzy menjerit sekuat tenaga menyaksikan pemandangan itu. Kakinya tersangkut pada akar pohon yang menyembul di rerumputan ketika ia berusaha mengejar gadis kecil itu, lalu jatuh tersungkur tepat di dekat kaki anak kecil yang membawa pisau.

Anak kecil itu memutar tubuhnya menghadap ke arah Suzy dan menyeringai. Ia mengangkat pisau di tangannya yang telah berlumuran darah.

"Tidak!" Suzy memekik seraya menarik bangkit tubuhnya.

Tapi anak kecil itu tahu-tahu sudah menggelayut di punggungnya dengan pisau terjuju ke lehernya.

"Lepaskan aku!" Suzy menarik paksa tangan anak kecil itu, dan mencoba melepaskan diri. Tapi tangan anak itu sekarang telah melingkar ketat pada lehernya. Mencekiknya. "Toloooong...." Suzy melolong.

TEEEEEEEEEEENG.....!!!

Suara lonceng menyelamatkannya. Tapi tak mengubah keadaannya menjadi lebih baik. Karena ia seperti tersesat di sebuah pasar tradisional pada jaman penjajahan.

Di mana lagi sekarang? Suzy membatin kesal.

Banyak orang berseliweran melintasinya dalam gerak lambat. Kemudian semua mata menatapnya dengan pandangan aneh.

Seketika kesunyian mulai menyergapnya. Pendengarannya mendadak terasa seperti sedang berada di dalam air.

Suzy tercengang mengamati pemandangan di sekelilingnya tanpa berkedip. Ini terasa cukup jelas seperti mimpi, pikirnya.

Udara di sekitarnya terasa panas sekaligus lembab. Gumpalan debu yang perlahan naik ke udara terlihat seperti kabut berwarna abu-abu. Menjadikan pemandangan di sekitarnya terlihat seperti bayangan.

Tak lama kemudian Suzy melihat sosok yang sudah di kenalnya.

Su Si!

Anak Teror itu menyeringai ke arah Suzy dari balik pinggang seseorang yang sedang berjalan berdesak-desakan.

Suzy memekik dan memutar tubuhnya untuk segera melarikan diri. Tapi gerakan tubuhnya mendadak terasa ringan sekaligus berat dalam waktu bersamaan. Membuat gerakannya melambat, seperti sedang berada di dalam air. Berdesakan dengan orang banyak yang semakin memadati tempat di mana ia berdiri.

Ia menghentakkan tubuhnya sekuat tenaga. Tapi hasilnya tetap lambat.

Tiba-tiba semua orang di sekelilingnya menyergap Suzy. Tangan dan bahunya dipegangi tangan-tangan belepotan debu. Kuku tangan mereka semuanya panjang dan hitam seperti Su Si. Kulit mereka berwarna pucat dan abu-abu.

Tolong, Suzy memekik. Tapi mulutnya hanya mengeluarkan uap gelap yang bergeluguk. Tidak, pikirnya. Lalu meronta sekuat tenaga. Mencoba menyingkirkan tangan-tangan mengerikan itu dari tubuhnya. Tapi tubuhnya seperti tenggelam ke dasar air dan tersangkut. Rambutnya memburai ke depan menutupi wajahnya. Padahal posisi tubuhnya menghadap ke atas. Ini aneh sekali!

Anak Teror itu tiba-tiba sudah bertengger di atas perutnya seraya menyeringai. Kedua tangannya yang menggenggam pisau terangkat tinggi di atas kepalanya.

Dia ingin membunuhku, pikirnya ngeri. Lepaskan aku, jerit Suzy tanpa suara.

Anak Teror itu menyeringai sekali lagi. Kemudian mengayunkan pisaunya ke dada Suzy.

"Tidaaaaaaakkk...!" Suzy melolong sekuat tenaga. Tapi sekali lagi yang keluar dari mulutnya hanya suara bergeluguk. Seketika semburan asap berwarna gelap keluar dari dadanya yang terhujam pisau. Rasa perih dan panas merebak di sekitar lukanya. Membuat napasnya sesak.

Kesadarannya mulai tenggelam perlahan-lahan. Namun ia masih bisa merasakan ketika tubuhnya tiba-tiba melayang naik semakin tinggi.

"Suzy!"

Gadis itu mendengar suara-suara memanggilnya. Ia berusaha membuka matanya. Tapi kedua kelopak matanya seolah melekat.

"Suzy!" Seseorang mengguncang tubuhnya. Lalu menekan dadanya dan memompanya. "Suzy, bangun!"

Suzy mendengar banyak orang terisak dan memanggilnya. Ia juga merasakan banyak tangan memeganginya dan mengguncangnya. Apakah aku masih bermimpi?

"Jo..." Itu terdengar seperti suara Ais dan Agustin.

Lalu seperti suara Papa Tibi dan ibunya. "Teteh..."

Suzy berusaha menggerakkan tubuhnya. Tapi gerakannya masih terasa ringan seperti di dalam air. Ya, katanya dalam hati. Aku masih bermimpi!

Tak lama sebuah bayangan berkelebat di atas kepalanya.

Meski mata Suzy sedang tertutup, bayangan itu terlihat jelas sedang mendekat ke wajahnya. Tidak, pekiknya dalam hati. Kelopak matanya mulai bergetar ketika ia berusaha membukanya. Sedikit demi sedikit, Suzy berhasil menemukan cahaya. Menemukan bentuk dan warna-warna nyata di atas kepalanya.

Kini matanya sudah sepenuhnya terbuka. Tapi kesadarannya masih timbul dan tenggelam.

Wajah Papa Tibi dan juga ibunya mulai muncul dalam penglihatannya. Kedua wajah itu merunduk di atas kepalanya.

Tak lama kemudian suara tangis meledak di sekelilingnya. "Suzy...!" Lalu wajah Dini, Ais dan Agustin juga muncul di atas kepalanya. Bahkan Ichi--Si Wanita Raksasa.

Suzy mengalihkan perhatiannya ke bagian dadanya sendiri untuk memastikan apakah ia betul-betul kena tusuk di bagian dadanya. Tapi ia hanya melihat seragam putih-biru SMP yang masih dikenakannya.

"Teh..." Papa Tibi memanggilnya. Disusul suara Isak tangis ibunya.

Suzy berusaha membuka mulutnya, tapi tak ada suara yang keluar dari tenggorokannya. Matanya terbelalak menatap seseorang yang tengah berdiri di ujung kakinya. Tidak, pekiknya. Tapi suaranya masih belum keluar.

Seorang gadis, berambut ikal ombak, berpakaian putih-biru seragam SMP tengah menyeringai ke arah Suzy dengan sebelah tangannya tersembunyi di belakang punggungnya. Rambut ikalnya yang terurai sampai ke pinggang menutupi sebelah wajahnya yang berwarna pucat abu-abu.

Tidak mungkin, batinnya getir. Suzy memicingkan matanya, berusaha memfokuskan perhatiannya.

Anak Teror itu...

Suzy membelalakkan matanya setengah tak percaya. Sosok yang sebelumnya hanya ia lihat di tempat gelap, sekarang di tempat terang sosok itu terlihat jauh lebih jelas.

Anak Teror itu, adalah aku!

Terpopuler

Comments

hanz

hanz

hahaha .. bisa saja authornya.

2024-11-29

0

dyz_be

dyz_be

Suzy adalah Su Si...??

2022-07-13

1

Damaris Rosero

Damaris Rosero

Uuuuulalaaa... cuma anak kecil!
Tapi aku gak sanggup membayangkan ini 😩

2021-11-07

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Satu Sampai Sepuluh
3 Lonceng Ke-13
4 Ladang Van Til
5 Kita Terjebak, Ada Ide?
6 Kita Adalah Tim Yang Hebat!
7 Siapa Mereka?
8 Siapa Lagi Yang Bisa Diandalkan Sekarang?
9 Gardu Lonceng
10 Akhir Ritual Api Unggun
11 Anak Teror
12 Sebenarnya...
13 Akhir Pekan Di Hutan
14 Kesurupan Massal
15 Metamorfosa
16 Putih Abu-Abu
17 Waktunya Bicara
18 Selap
19 Puber
20 Cerita Ini Menjadi Semakin Menarik!
21 Siapa Sebenarnya Arya Tunggal?!
22 Salam kenal, Arya Tunggal!
23 Bagaimana Menjelaskannya?
24 Ada Apa Dengan Waktu?
25 Bagaimana Caranya Mengubah Waktu?
26 Pamali
27 Melanggar Tabu
28 Pancaroba
29 Pemugaran
30 Parameter
31 Baca Juga!
32 Alinea Baru
33 Adaptasi
34 Fenomena
35 Mitos
36 Pupuh Kinanti
37 Tiga Bangku Dari Bangku Ujung
38 Liabel
39 Warisan
40 Sambekala
41 Cerita Hantu
42 Su Si
43 Histéria
44 Trance
45 Mala
46 Akhir Hayat Si Kucing Hitam
47 Pengumuman!
48 Penghuni Baru Rumah Van Til
49 Takhayul
50 Siluman Macan Kumbang
51 Satu Tahun Kemudian
52 Koleksi Antik Wanita Tua
53 Mandor Besar
54 Misteri Mata Hijau Leo
55 Gejala Tak Beres
56 Trauma
57 Pagi Dan Malam
58 Bukan Leo
59 Merayan
60 Majenun
61 Visi
62 Bukan Akhir Cerita
63 Jadi, siapa Leo sebenarnya?
64 Regenerasi
65 Tujuh Tahun Kemudian...
66 Satu Malam Di Negeri Dongeng
67 Sebelum Fajar Menyingsing
68 Please, Jangan Tampah Lagi!
69 Napak Tilas
70 Matahari Jingga
71 Terjerumus Dalam Lubang Yang Sama
72 Semua Hal Gelap
73 Semesta Yang Berbeda
74 Purwarupa
75 Biografi
76 Manifestasi Mistik
77 Panik
78 Epilog
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Prolog
2
Satu Sampai Sepuluh
3
Lonceng Ke-13
4
Ladang Van Til
5
Kita Terjebak, Ada Ide?
6
Kita Adalah Tim Yang Hebat!
7
Siapa Mereka?
8
Siapa Lagi Yang Bisa Diandalkan Sekarang?
9
Gardu Lonceng
10
Akhir Ritual Api Unggun
11
Anak Teror
12
Sebenarnya...
13
Akhir Pekan Di Hutan
14
Kesurupan Massal
15
Metamorfosa
16
Putih Abu-Abu
17
Waktunya Bicara
18
Selap
19
Puber
20
Cerita Ini Menjadi Semakin Menarik!
21
Siapa Sebenarnya Arya Tunggal?!
22
Salam kenal, Arya Tunggal!
23
Bagaimana Menjelaskannya?
24
Ada Apa Dengan Waktu?
25
Bagaimana Caranya Mengubah Waktu?
26
Pamali
27
Melanggar Tabu
28
Pancaroba
29
Pemugaran
30
Parameter
31
Baca Juga!
32
Alinea Baru
33
Adaptasi
34
Fenomena
35
Mitos
36
Pupuh Kinanti
37
Tiga Bangku Dari Bangku Ujung
38
Liabel
39
Warisan
40
Sambekala
41
Cerita Hantu
42
Su Si
43
Histéria
44
Trance
45
Mala
46
Akhir Hayat Si Kucing Hitam
47
Pengumuman!
48
Penghuni Baru Rumah Van Til
49
Takhayul
50
Siluman Macan Kumbang
51
Satu Tahun Kemudian
52
Koleksi Antik Wanita Tua
53
Mandor Besar
54
Misteri Mata Hijau Leo
55
Gejala Tak Beres
56
Trauma
57
Pagi Dan Malam
58
Bukan Leo
59
Merayan
60
Majenun
61
Visi
62
Bukan Akhir Cerita
63
Jadi, siapa Leo sebenarnya?
64
Regenerasi
65
Tujuh Tahun Kemudian...
66
Satu Malam Di Negeri Dongeng
67
Sebelum Fajar Menyingsing
68
Please, Jangan Tampah Lagi!
69
Napak Tilas
70
Matahari Jingga
71
Terjerumus Dalam Lubang Yang Sama
72
Semua Hal Gelap
73
Semesta Yang Berbeda
74
Purwarupa
75
Biografi
76
Manifestasi Mistik
77
Panik
78
Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!