Cerita Ini Menjadi Semakin Menarik!

"Pa?!" Suzy mencoba membuka pembicaraan saat ia beranjak dari sumur dan berjalan beriringan dengan Papa Tibi di jalan setapak. "Kira-kira ada kisah apa di balik gardu lonceng?" Suzy bertanya. Napasnya sudah mulai tersengal menahan perutnya yang kembali mengejang.

Papa Tibi tak segera menjawab, hanya menautkan kedua alisnya dan menatap Suzy. "Jangan mudah termakan mitos, Nak!" Papa Tibi mengingatkan.

"Cuma penasaran, Pa!" Suzy berkilah. Lalu menghembuskan napas berat untuk mengurangi rasa tak nyaman pada perutnya yang semakin melilit.

"Seingat Papa, gardu lonceng tidak punya kisah apa-apa kecuali soal peraturan ketat jam kerja pada jaman dulu!" Papa Tibi akhirnya mulai menanggapi.

"Kira-kira peraturan itu memakan banyak korban jiwa tidak, Pa?"

Orangtua itu melengak. "Kenapa bisa berpikir sampai sejauh itu?"

Suzy tak bisa menjawab. Dan akhirnya mengalihkannya dengan pertanyaan lain. "Kalau aku cerita soal penampakan, apa Papa mau percaya?"

"Misalnya?"

"Misalnya sosok gaib yang membawa pesan--" Suzy menatap wajah pamannya sekilas untuk memastikan apakah orangtua itu sungguh-sungguh sedang menyimaknya. "Seperti meminta Papa mengubah waktu...!"

Papa Tibi menatap Suzy dengan dahi semakin berkerut-kerut kebingungan. "Mengubah waktu?" Orang tua itu tampaknya cukup serius menanggapi perkataan Suzy.

"Aku juga tidak tahu maksudnya. Hanya itu saja yang dikatakannya!" Suzy mengangkat kedua bahunya dengan sikap pasrah.

Papa Tibi masih mengerutkan dahinya, kali ini terlihat setengah melamun.

Akhirnya, kata Suzy dalam hati. Rasanya aku tak menyesal telah mengatakannya. Tadinya ia khawatir orang tua itu tak akan menanggapinya.

Sejak awal Suzy sudah membayangkan sikap penolakan seperti yang biasa dilontarkan oleh ibunya. Meski kakak-beradik sifat paman dan ibunya memang jauh berbeda. Atau hanya keadaan saja yang memaksa Mama menjadi tak stabil, pikirnya.

Watak Papa Tibi juga sebetulnya lumayan keras. Tapi raut wajah keras Papa Tibi tak pernah menunjukkan rasa permusuhan seperti ibunya.

Apa hanya perasaanku saja? Apa benar Mama membenciku?

"Sosok gaib yang membawa pesan itu--" Papa Tibi mendadak terdengar ragu.

Suzy menoleh ke arah pamannya dan menunggu.

"Maksudnya, dia datang lewat mimpi, atau--"

"Sosok itu datang waktu orang-orang kesurupan massal!" Suzy memotong kalimat pamannya.

Orangtua itu sekarang memandang Suzy seolah Suzy baru saja muncul di hadapannya.

Sesampainya di rumah Suzy, Papa Tibi tidak langsung pergi seperti biasa. Ia duduk di sebuah bangku berbahan bambu di teras rumah Suzy dan termangu. Sepertinya orangtua itu masih penasaran dengan apa yang diceritakan Suzy.

Saat itu Suzy berada di pekarangan belakang, sedang memeras seprai yang baru dicucinya kemudian membentangkannya pada tali jemuran. Setelah selesai, dengan semua jemurannya, Suzy menyusun perabotan dapur yang juga baru dicucinya di atas rak kayu di sudut dapurnya. Setelah itu, ia menyalakan perapian dalam tungku dan menjerang air. Selesai berganti pakaian, ia kembali ke dapur dan membuatkan secangkir kopi untuk pamannya.

Pamannya masih menunggunya di teras rumah dengan masih termenung.

Suzy meletakkan secangkir kopi di atas meja di depan Papa Tibi. Dan memegang secangkir teh untuk dirinya sendiri.

Pria paruh baya itu mengamati kemenakannya dengan tampang prihatin. "Sejak kapan Suzy bisa melihat makhluk gaib?" Ia bertanya, sedikit hati-hati.

Tapi pertanyaan pamannya itu tetap saja membuat Suzy tersedak. Gadis itu menelan ludah kemudian berdeham untuk membersihkan tenggorokannya. "Seingatku, sejak aku kerasukan Anak Teror!" Suzy mengaku terus terang.

Pria di depannya terdengar menelan ludah. Dari mana dia tahu dirinya dirasuki anak Teror? Papa Tibi melengak. Terbersit rasa bersalah di dalam hatinya mengingat gadis itu tak pernah diberi tahu mengenai kebenaran tentang dirinya.

Awalnya ia berpikir demi kebaikan gadis itu, sebaiknya cerita mengenai hal-hal mistis semacam itu tidak perlu diceritakan pada anak yang sedang dalam masa pertumbuhan. Ia tak pernah mengira peristiwa itu sendiri justru telah meninggalkan bekas yang berpengaruh cukup besar pada pertumbuhan Suzy.

"Konyol ya, Pa?" Suzy mulai menyerah.

"Bukan begitu," tukas Papa Tibi menyadari. "Papa masih bingung. Banyak hal yang ingin Papa tanyakan. Tapi--" Papa Tibi melirik arloji berwarna perak yang melingkar di pergelangan tangannya. Lalu kembali tercengang. Apa maksudnya mengubah waktu?

Mendadak Suzy bisa menebak apa yang sedang dipikirkan pamannya. Papa Tibi mungkin sedang bertanya-tanya apa maksudnya mengubah waktu, kata Suzy dalam hati. Diam-diam ia merasa menyesal tak pernah sempat menanyakan ini pada Arya. Di sisi lain, ia juga merasa terganggu karena setiap kali ia mengingat masalah ini, ia pasti akan mengingat perbuatan Arya.

"Seperti apa orangnya?" Tiba-tiba Papa Tibi bertanya.

Membuat Suzy sontak tergagap dan mendadak salah tingkah. Pesona Arya selalu berhasil membuat gadis itu salah tingkah meskipun hanya sekedar membayangkannya. "Dia--" Tiba-tiba wajah gadis itu mulai merona.

Papa Tibi menautkan alisnya menunggu jawaban Suzy.

"Kasep," ungkap Suzy terbata-bata. Kasep artinya tampan dalam bahasa Sunda. "Rambutnya lurus, panjang sampai ke pinggang, pakainnya hitam-hitam, pakai kain selubung hitam juga--"

"Kanekes?" Papa Tibi memotong cerita Suzy.

Kanekes adalah sebutan untuk orang-orang dari suku Baduy. Suku Baduy ini memiliki dua golongan yang bisa dibedakan melalui cara khas mereka berpakaian. Salah satunya adalah golongan suku Baduy berpakaian hitam yang secara umum, biasa disebut suku Baduy Luar.

"Bukan!" Suzy menjawab cepat. "Tapi lebih mirip Ninja Hassashin asli Arab. Apa namanya? Mmm--" Suzy mengerutkan dahinya berusaha mengingat-ingat istilahnya. "Oh, iya. Nizari!"

Papa Tibi mendadak terperanjat kemudian beranjak dari tempatnya. Wajahnya masih tercenung ketika ia menggumam, "Arya Tunggal!"

"Kok, Papa tahu namanya Arya Tunggal?" Suzy memekik setengah takjub.

"Kita bicarakan lagi nanti," kata pamannya terburu-buru. "Ada hal penting yang harus Papa lakukan sekarang. Tapi sebelum itu, Papa minta jangan pergi ke hutan untuk sementara waktu!" Ia berpesan sebelum bergegas menjauh dari pekarangan.

"Arya juga bilang begitu!" Suzy bergumam, lebih kepada dirinya sendiri.

Papa Tibi mendadak berbalik dan menatapnya terkejut.

Suzy melambaikan tangannya untuk mempersingkat pembicaraan.

Ia tahu Papa Tibi sedang terburu-buru. Jika masalah ini dibicarakan lagi, Papa Tibi bisa tertahan di sini sampai besok pagi. Masih banyak hal yang ingin Suzy bicarakan pada pamannya. Setelah ia mengetahui pamannya tidak memandang remeh ceritanya, ia merasa telah menemukan tempat yang tepat untuk bertukar pikiran lagi lain kali.

Dengan perasaan yang sedikit lebih ringan, Suzy membenahi cangkir-cangkir di mejanya, kemudian membawanya ke dapur. Setelah itu, ia bergegas ke kamar ibunya untuk menutup jendela, karena hari sudah mulai gelap.

Selesai dari kamar ibunya, barulah ia beralih ke kamarnya. Begitu ia sampai di ambang pintu, ia mendapati Arya sudah bertengger di atas tempat tidurnya. Mendadak rasa hangat menyelinap di sela-sela hatinya.

Dengan mata berbinar-binar, gadis itu mendekat ke arah pria di tempat tidurnya. Jangan lupa untuk menanyakan soal pesan itu! Ia mengingatkan dirinya.

Sebelum gadis itu sempat membuka mulutnya, tahu-tahu Arya sudah membekap mulutnya. "Sssst," desis pria itu di telinganya. Hembusan napas pria itu menggelitik di lehernya. Begitu hangat dan nyata, batinnya. Benarkah pria ini makhluk gaib?

Terpopuler

Comments

Lee

Lee

Suzy sudah ga perawan setelah si siluman memasukkan jarinya

2022-10-31

0

dyz_be

dyz_be

Kesemsem dah...

2022-07-15

1

vita cumink

vita cumink

nya urang ge daek wae ari kasep kitu nya heuheuy deudeuh

2021-09-22

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Satu Sampai Sepuluh
3 Lonceng Ke-13
4 Ladang Van Til
5 Kita Terjebak, Ada Ide?
6 Kita Adalah Tim Yang Hebat!
7 Siapa Mereka?
8 Siapa Lagi Yang Bisa Diandalkan Sekarang?
9 Gardu Lonceng
10 Akhir Ritual Api Unggun
11 Anak Teror
12 Sebenarnya...
13 Akhir Pekan Di Hutan
14 Kesurupan Massal
15 Metamorfosa
16 Putih Abu-Abu
17 Waktunya Bicara
18 Selap
19 Puber
20 Cerita Ini Menjadi Semakin Menarik!
21 Siapa Sebenarnya Arya Tunggal?!
22 Salam kenal, Arya Tunggal!
23 Bagaimana Menjelaskannya?
24 Ada Apa Dengan Waktu?
25 Bagaimana Caranya Mengubah Waktu?
26 Pamali
27 Melanggar Tabu
28 Pancaroba
29 Pemugaran
30 Parameter
31 Baca Juga!
32 Alinea Baru
33 Adaptasi
34 Fenomena
35 Mitos
36 Pupuh Kinanti
37 Tiga Bangku Dari Bangku Ujung
38 Liabel
39 Warisan
40 Sambekala
41 Cerita Hantu
42 Su Si
43 Histéria
44 Trance
45 Mala
46 Akhir Hayat Si Kucing Hitam
47 Pengumuman!
48 Penghuni Baru Rumah Van Til
49 Takhayul
50 Siluman Macan Kumbang
51 Satu Tahun Kemudian
52 Koleksi Antik Wanita Tua
53 Mandor Besar
54 Misteri Mata Hijau Leo
55 Gejala Tak Beres
56 Trauma
57 Pagi Dan Malam
58 Bukan Leo
59 Merayan
60 Majenun
61 Visi
62 Bukan Akhir Cerita
63 Jadi, siapa Leo sebenarnya?
64 Regenerasi
65 Tujuh Tahun Kemudian...
66 Satu Malam Di Negeri Dongeng
67 Sebelum Fajar Menyingsing
68 Please, Jangan Tampah Lagi!
69 Napak Tilas
70 Matahari Jingga
71 Terjerumus Dalam Lubang Yang Sama
72 Semua Hal Gelap
73 Semesta Yang Berbeda
74 Purwarupa
75 Biografi
76 Manifestasi Mistik
77 Panik
78 Epilog
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Prolog
2
Satu Sampai Sepuluh
3
Lonceng Ke-13
4
Ladang Van Til
5
Kita Terjebak, Ada Ide?
6
Kita Adalah Tim Yang Hebat!
7
Siapa Mereka?
8
Siapa Lagi Yang Bisa Diandalkan Sekarang?
9
Gardu Lonceng
10
Akhir Ritual Api Unggun
11
Anak Teror
12
Sebenarnya...
13
Akhir Pekan Di Hutan
14
Kesurupan Massal
15
Metamorfosa
16
Putih Abu-Abu
17
Waktunya Bicara
18
Selap
19
Puber
20
Cerita Ini Menjadi Semakin Menarik!
21
Siapa Sebenarnya Arya Tunggal?!
22
Salam kenal, Arya Tunggal!
23
Bagaimana Menjelaskannya?
24
Ada Apa Dengan Waktu?
25
Bagaimana Caranya Mengubah Waktu?
26
Pamali
27
Melanggar Tabu
28
Pancaroba
29
Pemugaran
30
Parameter
31
Baca Juga!
32
Alinea Baru
33
Adaptasi
34
Fenomena
35
Mitos
36
Pupuh Kinanti
37
Tiga Bangku Dari Bangku Ujung
38
Liabel
39
Warisan
40
Sambekala
41
Cerita Hantu
42
Su Si
43
Histéria
44
Trance
45
Mala
46
Akhir Hayat Si Kucing Hitam
47
Pengumuman!
48
Penghuni Baru Rumah Van Til
49
Takhayul
50
Siluman Macan Kumbang
51
Satu Tahun Kemudian
52
Koleksi Antik Wanita Tua
53
Mandor Besar
54
Misteri Mata Hijau Leo
55
Gejala Tak Beres
56
Trauma
57
Pagi Dan Malam
58
Bukan Leo
59
Merayan
60
Majenun
61
Visi
62
Bukan Akhir Cerita
63
Jadi, siapa Leo sebenarnya?
64
Regenerasi
65
Tujuh Tahun Kemudian...
66
Satu Malam Di Negeri Dongeng
67
Sebelum Fajar Menyingsing
68
Please, Jangan Tampah Lagi!
69
Napak Tilas
70
Matahari Jingga
71
Terjerumus Dalam Lubang Yang Sama
72
Semua Hal Gelap
73
Semesta Yang Berbeda
74
Purwarupa
75
Biografi
76
Manifestasi Mistik
77
Panik
78
Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!