Kini mereka bertiga pun duduk saling berhadapan. Sedangkan nazwa memilih menundukan kepalanya. Karna tak berani menatap abi.
"Nazwa, apa nazwa takut pada abi? Abi juga orang tua nazwa sekarang. Abi harap nazwa tidak sungkan untuk menganggap abi sebagai orang tua nazwa,"ucap abi dengan lembut.
"Maaf abi, nazwa tidak bermaksud seperti itu,"saut nazwa.
"Baiklah kalo begitu. Sebenarny ada beberapa hal yang harus abi bicarakan pada kalian. Abi dan faisal sebelumnya sudah membicarakan ini. Tapi faisal meminta abi untuk bertanya kembali pada nazwa. Karna memang segala sesuatunya ada hubunganya dengan nazwa. Surat undangan kalian sudah tersebar dua minggu yang lalu sebelum terjadinya kecelakaan yang menimpa orang tua nazwa. Jadi harusnya minggu depan adalah resepsi pernikahan kalian. Abi mau tanya sekarang pada nazwa, apa nazwa mau acara itu di langsungkan apa tidak?"
Seketika nazwapun terdiam mencern ucapan abi.
Semua abi serahin pada nazwa, abi yakin jawabam nazwa adalah yang terbaik untuk nazwa. Karna abipun tidak mau memaksakan kehendak sendiri" ucap abi.
Nazwa masih terdiam membisu dengan apa yang di ucapkan abi. Di satu sisi dia baru kehilangan kedua orang tuanya seminggu yang lalu. Di satu sisi semua undangan sudah tersebar, dan juga catering, serta pihak W.O sudah di bayar.
Kini nazwa pun menatap ke arah faisal. Dan ka faisal, hanya membalas tatapan nazwa dengan senyuman. Seperti memberi sebuah isyarat pada nazwa. Bahwa ka faisal menyerahkan semua keputusan pada nazwa.
"Bismillahirrahmanirrahim. Abi, ka faisal, nazwa sudah punya jawaban yang abi pertanyakan,"ucap nazwa menatap ke arah abi dan ka faisal.
"Apa itu nak?"tanya abi"
"Nazwa ingin acara tetap di langsungkan Abi. Bagaimanapun orang tua nazwa menginginkan ini terjadi. Meski mereka tidak melihatnya di tengah-tengah kita. Nazwa yakin mereka ikut bahagia melihat anaknya bahagia. Bisa bersanding dengan lelaki yang nazwa dan orang tua nazwa sayangi dan juga cintai,"ucap nazwa menatap ke arah faisal.
Faisal yang mendengan ucapan nazwa tersenyum sumringah, karna sedikit demin sedikit nazwa mulai bisa meng ikhlaskan kepergiaan kedua orang tuanya.
"Yasudah kalo memang itu keputusan yang nazwa ambil, abi ikut mendukungnya,"saut abi.
Dan abipun menyuruh nazwa untuk tinggal disini karna merasa kuatir dan kasian pada nazwa. Mendengar cerita yang selalu di ucapkan faisal. Abipun memberi petuah dan wejangan pada faisal dan nazwa.
"Abi harap kalian bisa rukun dan selalu harmonis rumah tangganya,"ucap abi melirik pada ka faisal dan nazwa.
"Iya abi,"saut faisal
Tak lama adzan magrib pun berkumandang. Abi dan ka faisal pun bergegas pergi ke masjid, untuk sholat magrib berjamaah. Sedangkan nazwa memilih untuk sholat magrib di kamar faisal.
Sudah hampir satu jam ka faisal dan abi belum juga kembali dari masjid.
"Apa mungkin mereka menunghu adzan isya yah. Biar sekalian sholt di masjid,"ucap nazwa yang bicara pada dirinya sendiri .
Kini nazwapun mencari kesibukan di kamar faisal. Untuk sekedar melihat-lihat isi kamar ka faisal.
Seketika nazwapun tersenyum melihat foto ka faisal bergaya konyol bersama khadijah.
Tak lama pandanganku tertuju pada buku tebal yang tergeletak di atas kasur. Sebuah buku tentang nuansa islami. Kini akupun membuka setiap buku dan mencari judul yang menarik dalam buku tersebut. Karna dalam buku tersebut ada beberapa judul yang tertera. Tiba-tiba saja seketika mataku tercengang melihat sebuah foto terjatuh dari buku yang kupegang, yang tak lain fotoku dan ka faisal ketika acara khitbah.
Akupun mengambil foto yang terjatuh, kini mataku tertuju pada kedua insan tersebut. Ada kebahagiian yang terlihat jelas dari senyuman keduanya. Setelah benerapa saat aku menatap foto itu, kini akupun hendak menyimpan'nya kembali dalam lembaran buku namun aktifitasku terhenti ketika aku menyadari kalo di belakang foto tersebut ada tulisan yang memenuhi balik foto.
"Aku mengagumimu ketika engkau datang kerumah bersama adiku. Namun aku hanya bisa diam tanpa bicara. Karna saat itu bukan waktu yang tepat untuku. Semakin lama, perasaan itu semakin tumbuh. Dan akupun memberanikan diri untuk mengajakmu ta'aruf. Semua kulakukan semata-mata karna allah. Sampai pada akhirnya kita bisa menikah dengan ijin allah. Sungguh rasanya sakit ketika aku tidak bisa menjadi suami yang baik untukmu. Engkau lebih memilih mencurahkan isi hatimu dan kesedihamu pda sahabatmu. Aku seperti gagal menjadi suami yang baik, yang mampu mengurangi kesedihan istriku sendiri."
Seketika air mata nzwapun menetes tak terbendung setelah membaca isi curahan hati ka faisal.
Maafin nazwa ka, karna tidak peka pada perasaan ka faisal.
Nazwa terlalu egois dan mentingin diri sendiri dengan berlarut- larus pada kesedihan yang mendalam" gumam nazwa. Menahan isak tangisnya.
.
.
.
.
BERSAMBUNG.
jangan lupa LIKE DAN KOMEN. AKU TUNGGU.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Eka Zahra Kantil
visual nazwa dan Faisal donk
2021-04-26
0
Eka Zahra Kantil
visual nazwa dan Faisal donk
2021-04-26
0
Ikmal Fathurachman
kata" Faisal nyez bgettt ... sampai" aku screen shoot..
2020-06-29
1