Seketika air mata nazwapun menetes tak terbendung setelah membaca isi curahan hati ka faisal.
Maafin nazwa ka, karna tidak peka pada perasaan ka faisal.
Nazwa terlalu egois dan mentingin diri sendiri, dengan berlarut- larus pada kesedihan yang mendalam" gumam nazwa. Menahan isak tangisnya.
Nazwapun mengusap air matanya yang terjatuh. Tak lama adzan isya pun berkumandang.
Nazwa menyimpan kembali foto tersebut dalan lembaran buku dan mengembalikan ke asalnya.
Kini nazwa kembali. mengambil air wudhu dan bergegas untuk sholat isya. Setelah sholat isya nazwapun tidak lupa berdoa. Banyak doa-doa yang dia panjatkan saat ini. Termasuk mendoakaan kedua orang tuanya dan rumah tangganya bersama ka faisal.
Setelah selesai sholat dan berdoa, seketika nazwapun terdiam sambil menyenderkan tubuhnya pada ranjang tempat tidur.
Entah kenapa hati ini begitu merindukan sosok suamiku. Istri macam apa aku, sampai menyia-nyiakan suamiku yang begitu baik dan peduli. Bukan kah aku menerimanya sebagai suamiku, karna memang aku juga mencintainya, mengaguminya. Tapi kenapa setelah ka faisal mengambil alih atas diriku untuk menjagaku seumur hidupya, aku malah menyia-nyiakan dan tak menggapnya. Sungguh berdosa diriku karna sudah menyia-nyiakan suamiku sendiri.
"Maafkan aku ya Robbku."gumam nazwa dalam hati.
Tak lama suara ketetukan dan salam terdengar di balik pintu. Seketika nazwapun bergegas untuk mengampirinya dan membuka pintu kamar tersebut.
"Assalamualaikum,"ucap ka faisal dengan pintu yang sudah di buka
"Wa'alaikumsalam,"saut Nazwa.
Seketika nazwapun meraih tangan ka faisal dengan kedua tanganya, lalu menciumnya dengan lebut. Aku melihat ka faisal terdiam melihat aktifitasku yang tak biasa aku lakukan. Karna ini pertama kalinya.
"Nazwa akan selalu melakukan ini,"ucap nazwa yang masih memegang tangan ka faisal.
Ada senyum kebahagiaan yang tersirat jelas di wajah ka faisal. Ka faisal hanya membalas ucapanku dengan senyuman mengembang.
"Apa kita akan pulang sekarang?"tanya faisal.
"Besok kita akan nginep disini kan ka, dan seterusnya,"ucap nazwa.
Ka faisal masih dengan mode tersenyum dan mengangguk menjawab ucapan nazwa. Begitupun nazwa membalas kembali senyuman suaminya.
"Ya sudah kita pulang sekarang ka. Lagian Nazwa juga harus menyiapkan beberapa baju untuk di bawa kesini,"ucap nazwa.
Nazwapun seketika membuka mukenanya dan melipat kembali.
"Kita pamitan sama abi dulu yah!" Ucap ka faisal.
Kami pun berjalan menuju tempat abi yang sedang bersantai.
"Abi kita pulang dulu?"ucap faisal lalu mencium tangan abi. Disusul dengan nazwa yang mencium tangan abi.
"Ini sudah malam. Apa tidak sebaiknya kalian menginap,"kata abi.
"Besok menginapnya abi, sekarang nazwa harus mengambil beberapa pakaian untuk dibawa kesini"saut nazwa.
"Yasudah kalo begitu, hati-hati di jalan. Faisal bawa motornya jangan ngebut,"tegas abi.
"Iya abi!"
Nazwa dan faisal pun berjalan keluar, ketempat dimana motornya terparkir .
Kini faisal melajukan motornya, menuju kediaman nazwa.
"Laper gak?"tanya faisal.
"Apa?"tanya nazwa" karna tidak begitu jelas dengan suara ka faisal.
"Nazwa laper gak?"tegas faisal.mengulang kembali ucapanya.
"Iya ka,"saut nazwa.
Seketika ka faisal pun memarikran motornya depan angkringan pinggir jalan.
"Kenapa kita berhenti disini?"tanya nazwa.
"Tadi katanya laper,"kata faisal.
"Emangnya kapan Nazwa bilang laper?"tanya nazwa heran.
"Lah tadi kan, ka faisal tanya nazwa, terus nazwa bilang iya lapar.
Seketika nazwapun terdiam, dan memutar kedua matanya. Memikirkan kembali ucapanya.
"Oh jadi tadi di motor kaka nanya itu? Aku kira kaka nanya apaan, nazwa tadi cuma asal jawab karna ucapan ka faisal tidak begitu jelas di dengar,"tegas nazwa.
"Yaudahlah. sudah terlanjur kita berhenti disini, sebaiknya kita makan terlebih dahulu. Lagi pula dari tadi kita belum makan juga kan?,"tegas faisal.
"Iya ka,"saut nazwa sembari tersenyum.
Tak lama merekapun duduk dan memesan makanan.
Tiba-tiba saja nazwa terdiam mematung. Perlahan kedua matanya berkaca2 melihat tempat makan yang dulu faisal dan nazwa singgahi. Tempat dimana ka faisal membelikan sate untuk ayahnya nazwa.
Kini semua itu tinggal kenangan. Jam berapapun pulang sekarang sudah tidak ada yang menungguku. Sudah tidak ada yang memarahiku. Sudah tidak ada yang beteriak teriak menyuruhku makan. Dan tidak ada yang memeluku dengan dekapan hangat dan nyaman seperti ibu.
Tiba-tiba saja tangan ka faisal mengusap kedua mataku yang sedari tadi menetes.
.
.
.
.
.
BERSAMBUNG.
HY HY HY BAKALAN ADA KEJUTAN BUAT SEASON SELANJUTNYA.
YANG BAKALAN BIKIN KALIAN BAPEEERR DAN SUSAH MOVE ON.
SEBELUMNYA KALIAN KOMEN DAN LIKE DULU EPISOD INI .LOVE U.
IG.AYYANA HAOREN.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Nadia_HIATUS BYE
setiap eps terselip luka dan kesedihan nazwa. akuu ga kuaaaaatt 😭😭😭
2020-06-25
1
Daffodil Koltim
seruuu
2020-03-17
3
fitri elsa
mewek aku thor
2020-02-24
2