Jam pelajaran pertama berakhir, murid-murid beranjak menuju kantin sekolah.
Raydan kembali memperhatikan gadis yang duduk di sebelah kanannya, dia tak percaya dengan ucapan Gerry. Kalau pun benar, sungguh dia ingin sekali menguji dirinya untuk mendekati gadis itu.
"Kantin, yuk." ucap Gerry.
Raydan tersenyum dan menggelengkan kepalanya.
"Duluan, deh." ucap Raydan.
Gerry pun mengangguk dan meninggalkan Raydan.
Raydan menyeringai saat melihat di kelas itu hanya ada dia dan gadis itu.
Raydan mengatur kursinya agar dia bisa duduk menghadap gadis itu.
"Ehheum ..." Raydan pun berdehem.
Tak ada respon dari gadis itu, gadis itu masih tetap melihat bukunya.
"Ehheum ..." lagi-lagi Raydan berdehem, dan lagi-lagi tak ada respon dari gadis itu.
"Aku Raydan, kamu?" Raydan mengulurkan tangannya, namun gadis itu hanya melihatnya sekilas.
"It's okay, pria sejati tak pantang menyerah." batin Raydan.
"Lagi ngapain, sih?" Raydan pun membungkukkan wajahnya berniat akan melihat buku apa yang sedang gadis itu baca.
Bugh.
"Ouh, shit ..!" Raydan Memekik sambil memegang wajahnya saat gadis itu menonjok wajahnya dengan keras.
Ralisya menatap Raydan dengan tatapan yang tajam bak silet.
"Mau kemana?" tanya Raydan saat Ralisya akan pergi meninggalkan mejanya, namun Raydan dengan cepat menahan tangan Ralisya.
Plak.
"Ouh, Damn," Raydan kembali memekik saat Ralisya menepis tangannya dengan cukup keras.
"Kamu perempuan jadi-jadian bukan, sih? Kenapa kasar banget?" Raydan masih meringis kesakitan merasakan ngilu di wajahnya.
Tes.
Raydan melihat ke arah lantai saat terdengar suara tetesan.
"Darah?" Raydan membulatkan matanya dan dengan cepat memegang hidungnya.
"Oh, ya ampun, kamu bikin hidung aku berdarah." ucap Raydan sambil menatap Ralisya.
Dia tak menyangka ternyata pukulan Ralisya benar-benar maut.
"Itu akibatnya, karena kamu berani macam-macam." ucap Ralisya dengan santai.
"Lagi pula, itu belum seberapa. Aku bisa bikin seluruh tubuhmu remuk kalau berani macam-macam," ancam Ralisya.
Raydan mengerutkan dahinya, dia tak mengerti apa yang Ralisya katakan.
Dia bahkan hanya ingin berkenalan dengan Ralisya, namun nyatanya dia justru mendapatkan bogem mentah dari Ralisya.
"Hey, apa maksud kamu? Aku cuma mau berkenalan, apa yang salah?" tanya Raydan dengan bingung.
"Cara kamu yang salah." ucap Ralisya sambil membuang pandangannya ke arah sembarang.
Raydan semakin di buat bingung mendengar ucapan Ralisya.
"Apa maksud kamu?" tanya Raydan dengan bingung.
"Sudahlah," Ralisya melemparkan saputangan miliknya ke arah Raydan dan Raydan langsung mengambilnya.
"Sedikit saran, jangan sok tampan. Karena, wajahmu sungguh pas-pasan." ucap Ralisya dan pergi meninggalkan Raydan yang tengah membulatkan matanya karena terkejut mendengar ucapan Ralisya.
"Sial, dia buta atau bagaimana? Tampan begini di bilang pas-pasan." gumam Raydan.
Raydan pun membersihkan darah yang mengalir dari hidungnya dengan saputangan yang sudah Ralisya berikan.
Setelah selesai Raydan bergegas ke kelas Rayna, dia sudah terlalu lama membuat Rayna menunggunya.
Sesampainya di kelas, Raydan melihat Rayna yang tengah duduk sendirian di kelas sambil menundukkan kepalanya di atas meja.
Rayna mendongak saat merasakan usapan lembut di kepalanya.
"Sorry, lama," Raydan tersenyum polos dengan menampilkan gigi rapi miliknya.
"Kemana saja, sih, Bang? Lapar tau nggak, sih." ucap Rayna dengan kesal.
Dia sungguh kesal menunggu Raydan, sebetulnya dia bisa saja pergi sendiri, namun dia sudah terlanjur berjanji pada Raydan, bahwa dia akan menunggu Raydan datang ke kelasnya.
"Maaf, De, ada urusan sebentar, tadi." ucap Raydan.
Rayna memutar bola matanya dan melenggang keluar kelas dengan Raydan yang mengikutinya dari belakang.
Mereka pun pergi menuju kantin.
Sesampainya di kantin, Raydan menarik Rayna menuju salah satu meja.
Raydan sengaja memilih meja itu saat melihat Ralisya yang juga duduk di sana bersama temannya.
Raydan menyunggingkan senyum tipis saat melihat Ralisya tengah tersenyum pada temannya.

"Oh, bisa senyum juga ternyata." batin Raydan.
"Ehemm ... Boleh gabung?" tanya Raydan sambil menyunggingkan senyum manisnya pada teman Ralisya.
Ralisya yang awalnya tengah bercanda dengan temannya itu pun mendadak ekspresinya menjadi berubah datar.
"Oh, hai, aku Seshi," Seshi memperkenalkan dirinya sambil menyodorkan tangannya.
Raydan tersenyum dan menyambut tangan Seshi.
"Gabung saja di sini, masih ada bangku kosong." ucap Seshi.
Raydan mengangguk dan menarik satu kursi untuk Rayna.
"Duduk." ucap Raydan pada Rayna.
Rayna mengangguk dan mendudukkan dirinya dengan di susul oleh Raydan yang juga mendudukkan dirinya.
"Kalian sepasang kekasih?" tanya Seshi tiba-tiba.
Raydan dan Rayna saling tatap dan tersenyum tipis.
"Kenapa memangnya?" tanya Raydan.
"Kalian sangat mirip, pasti kalian berjodoh." ucap Seshi.
Raydan pun terkekeh , sementara Rayna hanya diam tanpa ekspresi.
Begitulah Rayna, dia akan bersikap dingin saat berada di lingkungan luar.
"Aku ke kelas dulu." ucap Ralisya tiba-tiba dan langsung bangun dari duduknya.
"Loh, makanan kamu belum habis." ucap Seshi.
"Aku jadi nggak napsu." ucap Ralisya sambil melihat sekilas ke arah Raydan.
Raydan pun mengerutkan dahinya.
"Kenapa dia?" batin Raydan.
"Dasar, playboy cap kecoa. Sudah punya pacar malah mendekati wanita lain." gumam Ralisya.
Rayna membulatkan matanya dan segera melihat Ralisya yang sudah mulai menjauhi kantin.
"Dia memang begitu, si ratu dingin. Tapi baik, kok, anaknya." ucap Seshi.
Raydan pun tersenyum tipis.
Dia mengalihkan pandangannya ke arah Rayna yang ternyata tengah menatapnya dengan tatapan tajam.
"Kita harus bicara, tapi nanti." ucap Rayna.
Raydan mengerutkan dahinya, Seshi pun ikut mengerutkan dahinya.
Dia berpikir, Raydan dan Rayna adalah sepasang kekasih, dan mereka mungkin saja tengah bertengkar.
Kedua kakak beradik itu pun lanjut memesan makanan.
*******
Jam sekolah telah selesai.
Raydan sampai di depan kelas Rayna, sudah menjadi kebiasaannya sejak masih sekolah di Sydney dulu Raydan akan menjemput Rayna ke kelasnya.
Rayna melangkah mendekati Raydan, betapa terkejutnya dia saat melihat bekas memar di wajah Raydan.
"Loh, Bang, ini kenapa memar?" tanya Rayna dengan terkejut sambil memegang wajah Raydan.
Raydan meringis kesakitan saat Rayna tak sengaja menyentuh bagian wajah memarnya.
"Ini kenapa? Abang berantem?" tanya Rayna sambil menatap Raydan dengan penuh selidik.
"Bukan apa-apa, De. Ini habis kena ciuman seorang gadis." ucap Raydan sambil tersenyum.
"Apa? Ciuman gadis?" tanya Rayna dengan tampak kebingungan.
Pasalnya, saat ke kantin tadi dia belum melihat bekas memar itu.
"Sudahlah, jangan di pikirkan. Kamu masih kecil, belum saatnya mengerti hal seperti itu." ucap Raydan sambil merangkul bahu Rayna dan menarik Rayna untuk ikut bersamanya.
"Hey, umur kita sama, ya. Hanya berbeda beberapa menit saja." ucap Rayna dengan kesal.
"Sama saja, Abang yang duluan lahir." ucap Raydan.
Rayna pun mengerucutkan bibirnya.
"Dasar, ngeselin." ucap Rayna.
Raydan pun terkekeh geli melihat ekspresi menggemaskan Adiknya itu.
Meski dia sering menjahili Rayna, tapi dia sangat menyayangi Rayna.
Rayna adalah hidupnya.
Rayna mengerutkan dahinya saat pandangannya tak sengaja melihat ke arah pria yang tengah duduk di motor besar berwarna hitam.
Dia seperti mengenal pria yang masih memakai helm itu.
"Tapi, dimana?" batin Rayna.
Rayna pun menggelengkan kepala.
Entahlah, mungkin dia hanya pernah melihat pria itu sekilas di suatu tempat.
Kini Raydan lah yang membulatkan matanya saat matanya mengikuti langkah Ralisya ke arah pria yang sebelumnya Rayna lihat.
"Apa pria itu pacaranya?" gumam Raydan.
Raydan tersentak saat Rayna menarik tangannya.
"Ngapain bengong? Jemputan kita sudah sampai." ucap Rayna.
Raydan pun mengangguk dan masuk ke dalam mobil bersama Rayna.
******
Hai, hai, readers kesayangan Author 😍
Terimakasih kalian sudah setia karya-karya Author.
Dari mulai little wife, istri jelekku season pertama, istri jelekku season 2, dan my lovely fat wife.
Tolong bantu support dengan memberikan vote kalian, ya, untuk karya Author.
Terimakasih untuk yang sudah selalu mensupport karya-karya Author, sehingga beberapa minggu ini selalu ada di ranking 20 besar.
Love kalian pokoknya 😍❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments
vany
jangan ditiru KELAKUAN RALISA gak baik bgt. klo zaman skrg seperti itu SDH masuk tindakan kriminal. punya ilmu bela diri bukan bikin orang JD ngeri.. kecuali SDH terbukti klo orang akan berbuat buruk pdnya baru kemudian menggunakan ilmu bela dirinya.. yg RALISA lakukan terkesan SOMBONG.. saya gak suka, dari awal.
2021-12-21
0
🍁Bae EreshkigalƸ̵̡Ӝ̵̨̄Ʒ🥀
jadi pengen punya kakak deh
2021-07-13
2
Lia Dahlia
mkn rumit
2021-03-24
0