Papa Hamish menghela napas berat, dia sungguh lelah.
Sudah lelah fisik, di tambah lelah pikiran juga.
Bohong jika dia tak kepikiran tentang masalahnya dengan Randy.
Selama 16 tahun dia mencoba memperbaiki hubungannya dengan Randy, namun sama sekali tak pernah memiliki kesempatan.
Randy bahkan menjauhinya, dia tak pernah sekalipun menginjakkan kakinya di rumah sang Papa mertua setelah kejadian mengerikan itu.
Sepertinya Randy pun benar-benar kecewa kepada Papa Mertuanya itu, sehingga begitu sulit untuknya melupakan segalanya.
Papa Hamish melangkah masuk menuju ruang keluarga, terlihat Randy dan Dania di ruang keluarga.
Dia teringat akan ucapan Dania, bahwa dia bersalah pada Randy.
Memang benar jika di pikir-pikir, namun apakah dia sanggup untuk meminta maaf pada Randy? Apa harga dirinya tidak akan jatuh, jika dia meminta maaf pada Randy?
Ah, entahlah. Papa Hamish pun di buat pusing dengan masalah itu.
"Aku haus." ucap Randy.
Dania mengangguk dan akan mengambilkan air minum di dapur, namun Randy langsung menahan tangannya.
"Aku yang akan ambil." ucap Randy dan di angguki oleh Dania.
Dengan santai Randy melangkah menuju dapur dan akan melewati Papa Hamish.
"Tunggu ..!" ucap Papa Hamish dan sontak menghentikan langkah Randy, namun Randy tak mengalihkan pandangannya ke arah sang Papa Mertua.
"Tolong, maafkan saya." ucap Papa Hamish dengan suara yang bergetar.
Jantung Randy berdegup kencang, inilah yang dia tunggu selama 16 tahun ini, kata maaf dari sang Papa mertua.
Sama halnya dengan Randy, jantung Dania pun berdegup kencang. Dia terkejut mendengar permintaan maaf dari sang Papa.
Dia tak menyangka sang Papa akan mengesampingkan harga dirinya dan dengan rela hati meminta maaf pada Randy.
Tak terasa mata Dania memerah, hatinya benar-benar bergetar menunggu jawaban dari Randy. Sungguh dia pun akan ikut sedih jika Randy tak mau memaafkan sang Papa, meski dia pun marah pada sang Papa.
Tak ada yang tahu, Randy tengah menyunggingkan senyum manisnya saat ini.
Mengapa harus menunggu 16 tahun dulu mengucapkan kata itu? Kenapa harus sampai di ketahui Dania terlebih dulu, baru Papa Mertuanya itu mau meminta maaf padanya? Sungguh, Randy akan memaafkan mertuanya itu dari dulu jika saja Mertuanya itu meminta maaf padanya sejak dulu.
Randy berbalik dan menatap Papa Hamish.
"Apa permintaan Papa, ini, memang tulus, dari dalam hati?" tanya Randy dengan tatapan penuh selidik.
Papa Hamish pun menatap Randy dan mengangguk.
"Apa Papa terlihat bercanda?" tanya Papa Hamish.
Randy tersenyum tipis dan mengalihkan pandangannya ke arah Dania.
Dia terkejut melihat Dania tengah menangis.
Dia menarik napas dalam dan mengembuskan nya perlahan.
"Aku memaafkan Papa." ucap Randy.
Papa Hamish dan Dania membulatkan matanya, keduanya terkejut mendengar ucapan Randy.
"Kamu serius?" tanya Papa Hamish.
Randy mengangguk dan menghampiri Dania.
Dia pun menuntun Dania untuk mendekat ke arah Papa Hamish.
"Ya, aku memaafkan Papa. Aku bahkan sudah memaafkan Papa sejak dulu. Tapi, ketahuilah ini (menghela napas perlahan dan merangkul bahu Dania) seburuk apapun aku di masa lalu, itu hanyalah masa laluku. Tidak dengan saat ini, aku hanya mencintai anak Papa ini (menatap Dania) tak ada yang berubah dari dulu hingga sekarang. Aku masih tetap mencintainya, bahkan selalu mencintainya." ucap Randy dengan menyunggingkan senyum manisnya dan mengusap air mata Dania.
Dania semakin terisak, dia benar-benar tak menyangka, Randy mau memaafkan sang Papa yang telah memeberinya luka sedalam itu. Bahkan Dania berpikir, Randy tak akan mau memaafkan sang Papa.
Papa Hamish pun tersenyum bahagia dan napasnya terasa lega. Sungguh, rasa sesak di dadanya tiba-tiba saja menghilang.
Tak terasa, Papa Hamish meneteskan air matanya, dia tak kuasa menahan rasa harunya.
Randy dan Dania saling tatap, Randy pun tersenyum dan mengangguk.
Dengan cepat Dania memeluk sang Papa dan di balas oleh sang Papa yang juga memeluk Dania.
Mama Rania, Raydan, dan Rayna pun ikut menangis haru. Entah sejak kapan mereka berada di sana, menyaksikan pemandangan mengharukan itu.
Rayna dan Raydan bahkan tak mengetahui masalah antara orang tuanya dengan sang Opa, namun mereka seperti ikut merasakan kebahagiaan begitu melihat sang Opa berpelukan dengan sang Mommy.
Apalagi mendengar ucapan sang Papa yang begitu mencintai sang Mommy. Sungguh, Rayna begitu mengidolakan sang Papa.
Dia bahkan berpikir ingin memiliki pasangan hidup seperti sang Papa kelak.
"Ayo, kita peluk Opa." ucap Mama Rania.
Raydan dan Rayna mengangguk, mereka pun bergegas menghampiri sang Opa dan memeluk sang Opa.
"Opa cengeng. Masa, seorang pria menangis. ucap Rayna.
Papa Hamish pun tersenyum di sela tangisnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments
Nur Aini
klu lebih milih judul kesannya lucu dan romantis soalnya bisa bikin tertawa dan tersenyum sendiri sangat menghibur istri jelek 2 aq suka yg 1 nih yg 2sedih tapi tetap 💪💪👍
2021-11-04
0
Felisha Almaira
betul...maaf ...adalah kata kata ajaib ...trdengar simpel tp mngucapkan nya btuh keberanian😊
2021-09-29
0
Jjmn1203
Lagi perjalanan naik kereta dilihatin penumpang lain gara2 mewek baca ni novel
2021-09-13
0