Di sebuah apartemen mewah.
Brak.
Seorang pria menendang pintu kamarnya dengan keras.
Dia pun membaringkan tubuh Rayna di atas tempat tidur nya.
"Hei, siapa dia?" tanya seorang pria bernama Nando.
Nando, 25 tahun. Pria berkulit putih dengan tampang yang cukup manis.
Nando adalah teman dari pria yang membuat Rayna pingsan saat di toilet Bandara.
"Bukan siapa-siapa." ucap Pria itu.
"What? Bukan siapa-siapa, tapi, kamu bawa dia ke apartemen?" tanya Nando dengan bingung.
"Memangnya harus di bawa kemana lagi? Cuma apartemen yang aman. Seenggaknya, nggak akan ada media yang curiga." ucap Pria itu.
"Astaga, apa wartawan itu mengikuti kamu lagi?" tanya Nando.
"Ya, dan aku muak dengan mereka." ucap Pria itu dengan kesal.
"Ya, mau bagaimana lagi? Begitulah resiko menjadi publik figur." ucap Nando.
"Ya, tapi kali ini, mereka sudah keterlaluan." ucap pria itu.
Di tengah perdebatan Nando dan temannya itu, Rayna pun mulai siuman dari pingsannya.
Rayna melihat sekeliling kamar yang tampak asing baginya.
Dia mencoba mengingat kejadian terakhir kali, dia pun terkejut saat melihat ada dua orang pria di hadapannya.
"Siapa kalian? Mau apa kalian, ha? Jangan ganggu aku," bentak Rayna.
"Hei, tenang, oke." ucap pria itu.
"Jangan dekat-dekat !" bentak Rayna.
Pria itu pun memundurkan langkahnya.
"It's okay, aku nggak akan dekati kamu. Tapi, tolong tenang dulu." ucap nya.
"Aku mau pulang, aku nggak mau di sini." ucap Rayna.
"Oke, kita akan pulang. Tapi, tenang dulu. Aku bukan orang jahat, aku bawa kamu ke sini karena aku bingung mau bawa kamu kemana saat kamu pingsan, tadi." ucap pria itu.
"Bohong, kalian pasti penjahat, kan, yang suka memperkosa para gadis?" ucap Rayna.
Nando dan pria itu membulatkan matanya.
Dia tak menyangka Rayna akan menuduhnya tukang pemerkosa gadis.
"Hei, jangan bercanda, ya. Kamu nggak bisa lihat, ha? Lihat wajah aku baik-baik, siapa aku? Masa, kamu nggak kenal aku?" ucap pria itu dengan bingung.
"Kenapa aku harus kenal kamu? Emang kamu aktor, ha?" tanya Rayna dengan nada kesal.
Ini adalah pertama kalinya Rayna berada di dalam kamar bersama seorang pria yang tak dia kenal.
Sungguh dia tak pernah dekat dengan siapapun sebelumnya, selain dengan sang Kakak.
Tentu saja Rayna akan merasa ketakutan.
Lagi-lagi pria itu membulatkan matanya.
Dia melemparkan sebuah majalah ke arah Rayna dan Rayna pun mengambil majalah itu.
"Lihat itu baik-baik." ucap pria itu.
Rayna melihat majalah itu, yang mana di cover majalah itu terdapat foto pria itu.
"Ka-kamu penyanyi?" tanya Rayna.
Pria itu memutar bola matanya.
"Hemm ... Kemana saja kamu, ha? Seluruh Asia tahu siapa aku. Aku penyanyi dan aktor terkenal. Apa di rumah kamu nggak ada tv, makanya kamu nggak tahu siapa aku?" tanya pria itu dengan nada kesal.
Dia tak habis pikir, bagaimana bisa Rayna tak mengenal dirinya di saat para gadis begitu mengidolakannya?
Kevano Sastra Mahendra, Penyanyi sekaligus Aktor terkenal di Indonesia. Berusia 23 tahun, bertubuh tinggi, berkulit putih serta memiliki wajah tampan dan tampang yang manis.
Kevano sudah bergelut di dunia entertainment sejak masih duduk di bangku SMP.
Menjadi seniman sekaligus aktor terkenal adalah cita-citanya sejak kecil.
Begitu pun dengan sang Papa, dimana saat di dalam kandungan sang Mama dulu, sang Papa berharap Kevano akan menjadi seorang seniman yang sukses meski sang Papa bukanlah seniman terkenal.
"Tenang, Kev, jangan kasar-kasar bicara sama seorang gadis. Apalagi gadis cantik begini." ucap Nando dengan pelan.
"Apanya yang cantik? Matamu rabun?" tanya Kevano sambil mengerutkan dahinya.
"Matamu yang rabun, tante-tante di dekati, gadis polos begini justru di abaikan." ucap Nando.
Kevano membulatkan matanya.
Plak.
"Ouh, kenapa mukul, sih?" tanya Nando dengan meringis kesakitan saat Kevano memukul bahunya.
"Jaga, itu, mulut." ucap Kevano.
Dia tak terima Nando mengatainya lebih memilih seorang tante-tante dari pada seorang gadis.
"Apanya yang salah? Ayolah, kamu sendiri pasti bisa lihat, kan, gimana si Selly? Dandannya tebal begitu." ucap Nando.
"Ayolah, jangan bahas perempuan itu lagi. Gara-gara dia, wartawan jadi ngikutin aku kemana-mana." ucap Kevano.
"Hei, kalian itu Gay, ya?" tanya Rayna tiba-tiba.
Sejak tadi Rayna terus memperhatikan Kevano dan Nando yang terus berdebat.
Kevano dan Nando pun membulatkan matanya.
"Apa kamu bilang?" tanya Nando dan Kevano bersamaan.
"Gay, apa kalian, itu, Gay? Maksudnya, apa kalian sepasang kekasih?" tanya Rayna.
Kevano dan Nando pun saling tatap.
Hahaha.
Rayna mengerutkan dahinya melihat Nando dan Kevano justru tertawa keras.
"Apa kalian gila? Kenapa kalian malah ketawa?" tanya Rayna sambil menunjukkan ekspresi bingungnya.
Lagi-lagi Nando dan Kevano tertawa.
"Sumpah, Kev, gadis ini benar-benar polos." ucap Nando.
Kevano mengangguk sambil memegangi perutnya yang terasa sakit.
Sedangkan Rayna masih terlihat kebingungan. Entah apa yang lucu, hingga membuat kedua pria di hadapannya itu justru tertawa.
"Di mana rumah kamu?" tanya Nando.
"Rumah?" tanya Rayna dengan bingung.
"Ya, rumah kamu di daerah mana? Di Jakarta mana?" tanya Nando.
" Aku nggak tahu." ucap Rayna.
"Hei, apa kamu itu bidadari yang turun dari langit?" tanya Kevano.
Rayna mengerutkan dahinya.
"Ngomong apa, sih?" tanya Rayna dengan bingung.
"Ya, masa kamu nggak tahu rumah kamu dimana?" tanya Kevano dengan bingung.
"Memang nggak tahu, aku nggak tahu alamat rumahku yang di Jakarta. Aku, kan, nggak tinggal di Jakarta. Lebih tepatnya, aku nggak tinggal di Indonesia." ucap Rayna.
"Jadi, kamu tinggal di mana?" tanya Nando.
"Sydney, Australia." ucap Rayna.
"Apa?" Kevano terkejut mendengar ucapan Rayna.
"Santai kali, Kev. Kenapa begitu banget, sih?" ucap Nando sambil menatap Kevano.
Kevano pun terkekeh dan mendekatkan bibirnya ke telinga Nando.
"Pantas dia nggak kenal aku, ternyata bukan orang Indonesia." bisik Kevano.
Nando pun mengangguk.
"Jadi, kapan kalian akan antar aku pulang?" tanya Rayna.
"Apa? Antar?" tanya Kevano sambil mengerutkan dahinya.
"Iya, kalian, kan, sudah janji mau antar aku pulang." ucap Rayna.
"Ya kali, kita harus antar ke Sydney." gumam Kevano.
"Tenang dulu, Kev. Gimana, pun, juga, kamu yang bawa dia ke sini. Jadi, kamu yang harus antar dia." ucap Nando.
"Apa? Nggak bisa begitu, dong." ucap Kevano.
"Apa dia pikir aku nggak ada kerjaan, sampai aku harus nganterin dia ke Australia?" ucap Kevano dengan kesal.
"Ya terus, bagaimana? Kamu mau, media mencium keberadaan gadis ini, di apartemen? Berita Selly saja belum selesai." ucap Nando.
Plak.
"Arrgghhh ..." Kevano memekik Saat Rayna melemparkan majalah yang tadi Kevano berikan.
"Astaga, apa-apaan, sih?" tanya Kevano sambil menatap Rayna dengan tatapan tajam.
"Pinjam ponsel kamu." ucap Rayna sambil mengulurkan tangannya.
"Buat apa?" tanya Kevano dengan bingung.
"Kalian nggak mau antar aku pulang, kan? Kalau gitu, aku akan telpon Abang ku, supaya dia jemput aku." ucap Rayna.
Kevano dan Nando membulatkan matanya.
"Kenapa nggak bilang dari tadi, sih, kalau kamu punya Abang? Tau gitu, kan, dari tadi kita nggak usah debat." ucap Kevano.
"Habisnya, kalian berdua ngobrol terus dari tadi." ucap Rayna.
Kevano menarik napas dalam dan menghembuskan nya agak kasar.
"Ya ampun, gadis ini benar-benar ngeselin." batin Kevano.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments
Aqmar Ramdani
bruk
2021-09-22
0
Lia Dahlia
kevano snk siapa yah ap ank ny rico
2021-03-24
1
💕febhy ajah💕
kevano jodoh si rayna tuhhh
2021-03-08
0