Hai, hai, readers manisnya Author🤗
Terimakasih untuk yang sudah setia mengikuti cerita istri jelekku season pertama & istri jelekku season 2.
Karena dukungan dari kalian, lah, istri jelekku season 2 dan juga karya Author yang lain my lovely fat wife bisa masuk ke dalam ranking sepuluh besar dalam kategori karya baru. Dukungan kalian bagiakan suntikan support yang membuat author lebih semangat lagi untuk berkarya.
Untuk kalian yang gemas ingin segera tahu apa sebetulnya alasan Papa Hamish bisa sampai mencelakakan Randy, Author sarankan untuk lebih bersabar 😁 Karena Author akan santai menulisnya.
Dan jika Author telat update, sebaiknya kalian mencari tahu di kolom komentar. Karena Author akan menulis pemberitahuan jika Author tak bisa update.
Oke, guys, happy reading 🤗
******
Randy memasuki ruang kerja sang Papa, dia membuka beberapa berkas pekerjaan yang masih dalam tahap pengerjaan, yang artinya proyek itu masih lah berjalan.
Satu hal yang dia sesalkan, karena di saat sang Papa sudah memasuki lansia pun, sang Papa masih tetap bekerja.
Jika saja waktu dapat di putar, sudah pasti Randy lah yang akan mengambil alih pekerjaan sang Papa di kantornya, namun Randy justru memilih tetap mengurus bisnisnya dan menetap di Sydney, Australia.
Randy memijat kepalanya yang terasa berat, tanggung jawabnya kini menjaga sang Mama. Bagaimana pun juga, hanya dirinya yang sang Mama punya saat ini.
Perhatian Randy teralihkan saat sang Mama masuk ke dalam ruangan itu.
Randy pun bergegas menghampiri sang Mama.
"Kenapa nggak istirahat, Ma?" tanya Randy.
"Mama bosan di kamar, Rand. Kamu lagi apa?" tanya Mama.
"Nggak ada, cuma lihat-lihat berkas perusahaan Papa." ucap Randy.
Mama Randy mengangguk dan duduk di sofa dengan Randy yang juga ikut duduk di samping sang Mama.
"Jadi, gimana ke depannya, Rand? Mama nggak akan bisa mengurus perusahaan. Kamu lihat sendiri, Mama sudah tidak muda seperti dulu." ucap sang Mama.
Randy menarik napas dalam dan menghembuskan perlahan, dia pun menggenggam tangan sang Mama.
"Ada aku, aku yang akan urus semuanya, Ma." ucap Randy.
"Kamu yakin? Gimana sama pekerjaan kamu yang lain?" tanya Mama.
"Aku akan bicarakan dengan Dania." ucap Randy.
Mama Randy mengangguk dan memeluk Randy.
Dia pun menangis, sungguh sakit sekali rasanya harus kehilangan sang suami tercinta.
"Mama tenang, ya. Mama harus ikhlas, biar Papa juga nggak berat ninggalin kita." ucap Randy.
"Mama akan kesepian, Rand. Sekarang sudah nggak ada lagi tempat Mama untuk berbagi." ucap Mama.
"Ada aku, ada Dania dan anak-anak. Kami semua ada untuk Mama, jangan sedih lagi, Ma." ucap Randy.
Sang Mama melepaskan pelukannya dan mengusap lembut pipi Randy.
"Makasih, Rand. Kamu selalu jadi anak yang bisa di andalkan." ucap Mama.
Randy pun tersenyum dan mengangguk.
Dia kembali memeluk sang Mama, mencoba memberikan kekuatan untuk sang Mama.
******
Keesokan harinya di kediaman Randy.
Randy memanggil Dania dan juga anak-anak untuk datang ke ruang kerjanya.
Tak lama, mereka semua masuk ke dalam ruang kerja dan duduk berhadapan dengan Randy.
"Abang, Ade, setelah sekolah kalian selesai, kita akan pindah ke Indonesia." ucap Randy.
"Serius, Pa?" tanya Raydan dengan antusias.
Raydan memang menginginkan tinggal di Indonesia, dengan alasan karena dia sangat menyukai gadis Asia.
Randy pun mengangguk.
"Kenapa nggak sekarang-sekarang aja pindahnya, Pa?" tanya Raydan.
"Bersabar, lah, tinggal dua bulan lagi sekolah kalian selesai." ucap Randy.
Raydan pun mengangguk dengan tersenyum lebar.
"It's okay, Abang akan sabar, kok." ucap Raydan.
Rayna memutar bola matanya melihat tingkah Kakaknya itu.
Dia sudah tahu Kakaknya itu pasti akan langsung setuju untuk tinggal di Indonesia.
"Ya sudah, kalian istirahat, Papa mau bicara dengan Mommy kalian." ucap Randy.
Raydan dan Rayna pun keluar dari ruang kerja Randy, dan kini hanya tinggal Randy dan Dania yang ada di ruangan tersebut.
"Kamu yakin, Yank, mau pindah ke sini?" tanya Dania.
Randy memejamkan matanya dan bersandar di kursi kebesarannya.
Dia menarik napas dalam dan menghembuskan nya perlahan.
"Sepertinya, begitu. Aku kasihan sama Mama, dia nggak punya siapapun lagi, selain aku." ucap Randy.
Dania bangun dari duduknya dan menghampiri Randy.
Dia memijat lembut kepala Randy, membuat Randy mendongak menatapnya.
"Aku tahu, kamu bingung, Yank. Apapun keputusan kamu, aku akan tetap mendukung kamu. Lagi pula, proyek aku sudah selesai semua, aku bebas sekarang." ucap Dania.
Randy tersenyum dan memutar kursi yang dia duduki, dia pun memeluk perut Dania.
Menyandarkan kepalanya di dada Dania.
Sungguh nyaman, rasa lelah yang dia rasakan seketika hilang jika sudah berada dekat dengan Dania.
"Makasih, Yank." ucap Randy.
Dania pun tersenyum dan mengangguk.
*******
Keesokan harinya.
Raydan dan Rayna akan kembali lebih awal ke Sydney, Australia.
Sementara sang Papa dan Mommy nya masih akan tinggal selama beberapa hari di Indonesia.
Masih ada satu jam sebelum pesawat berangkat, Raydan pun memilih mendengarkan musik menggunakan headset nya.
"Bang." Rayna menepuk lengan Raydan, membuat Raydan melihat ke arahnya.
"Apa, De?" tanya Raydan.
"Mau ke toilet." ucap Rayna.
"Mau Abang antar?" tanya Raydan.
"Nggak usah, Ade sendiri aja. Abang di sini aja, jangan kemana-mana, ya." ucap Rayna.
Raydan mengangguk dan Rayna pun bergegas menuju toilet.
Sesampainya di toilet, Rayna bergegas masuk ke dalam toilet dan langsung menutup pintu toilet.
"Eummphh ..." Rayna membulatkan matanya dan langsung memberontak saat tiba-tiba ada yang memeluknya dan menutup mulutnya dari belakang.
"Ssstttt ... Jangan berisik, oke. Jangan sampai orang di luar sana tahu keberadaan aku." ucap orang itu yang tak lain adalah seorang pria.
Rayna pun semakin panik di buatnya.
Bugh.
"Auuwww, astaga ..." Rayna menyikut perut pria itu dengan cukup keras dan membuat pria itu meringis kesakitan.
"Apa-apaan, sih?"
Dugh.
Pria itu menjadi kesal dan tak sengaja mendorong Rayna hingga tubuh Rayna terbentur ke pintu dan terjatuh ke lantai.
"Hei, bangun !" pria itu mencoba membangunkan Rayna dengan menepuk pipi Rayna, namun Rayna tak kunjung membuka matanya.
"Astaga, Hei, bangun, please." ucap pria itu.
Pria itu menjadi panik saat tahu ternyata Rayna telah pingsan.
"Ya ampun, gimana, ini?" gumam pria itu.
Tanpa pikir panjang pria itu bergegas membuka jaketnya dan menutupi tubuh Rayna. Pria itu pun menggendong Rayna dan membawa Rayna keluar dari toilet.
Entah dia akan membawa Rayna kemana dalam keadaan Rayna yang sedang tak sadarkan diri.
*******
Sudah satu jam berlalu, pesawat penerbangan ke Australia bahkan sudah berangkat, tetapi Rayna belum juga kembali.
Sudah satu jam pula Raydan kebingungan mencari Rayna ke seluruh pelosok Bandara.
Bahkan yang terlihat di cctv saat terakhir kali, Rayna memang pergi menuju toilet. Namun, saat keluar dari toilet, keberadaan Rayna tak terekam cctv.
"Astaga, matilah aku." gumam Raydan sambil mengusap wajahnya dengan kasar.
Dia cemas karena Rayna belum juga di temukan, dia pun tak kalah cemas dengan apa yang akan menimpanya jika sang Papa dan Mommy nya tahu bahwa Rayna menghilang. Apalagi di saat keluarganya masih dalam masa berkabung, di tambah lagi dia pernah melihat sang Papa marah besar dan bahkan sampai membentak seseorang, membuatnya jadi takut jika sang Papa akan marah padanya.
Dia pun tak tahu harus mencari Rayna kemana lagi, dia bahkan tak tahu betul jalanan di Jakarta.
Dia juga tak bisa menghubungi Rayna, karena Rayna memang tak membawa ponselnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments
Momo R
baca juga "dua sahabat" bisa klik profil aku🙏
2021-11-17
0
Kak Dey
Lanjut thorrr....
Baca juga Senyuman anak yang terbuang ya
bisa cek profil
2021-10-17
0
Yanti Yanti
nah loh raydan.. rayna hilang... siap siap di amuk papa randy...
2021-10-04
0