Sore hari di kediaman Randy.
Randy tengah sibuk dengan pekerjaannya, di tengah kegiatannya ponselnya berdering.
Dia pun melihat ke arah ponselnya dan ternyata ada nama sahabatnya di sana.
Ya, Dio lah yang menghubunginya.
Sudah lama sekali mereka tidak bertemu, sungguh Randy merindukan sahabat baiknya itu yang sudah dia anggap seperti saudaranya sendiri.
"Halo," sapa Randy.
"Halo, Rand, apa kabar, Bro?" tanya Dio.
"Baik, Yo. Kamu apa kabar?" tanya Randy.
"Baik, Rand. Sorry ya, aku nggak bisa datang saat Om Sebastian meninggal. Aku akan pulang besok ke Jakarta, apa mau bertemu? Ngopi santai, mungkin." ucap Dio.
"Sebentar, aku cek jadwalku dulu." ucap Randy.
Randy membuka notebook nya, melihat jadwal kerjanya untuk besok.
"Aku bisa, tapi malam hari. Gimana kalau jam makan malam?"
"Oke, nggak masalah. Bawa Dania dan anak-anak juga, Rand. Om nya ini sudah kangen sama si kembar." ucap Dio.
"Anak-anak nggak yakin bisa aku ajak, mereka sedang sibuk-sibuknya sekolah. Sebentar lagi mereka akan selesai sekolah." ucap Randy.
"Baiklah, terserah saja. Bawa saja Dania, supaya Ina ada temannya. Lagi pula, mereka sudah lama nggak ketemu." ucap Dio.
"Iya, pasti Dania senang." ucap Randy.
"Ya sudah, sampai ketemu besok." ucap Dio.
Randy menyunggingkan senyumnya begitu telpon itu berakhir, sungguh dunia ini begitu sempit.
Dia tak pernah membayangkan bahwa Dio, sahabatnya itu justru akan menikah dengan Ina, sahabat Dania. Padahal sejak sekolah mereka sama sekali tak dekat.
Randy bangun dari duduknya dan pergi ke lantai bawah, kebetulan jam sudah menunjukkan pukul enam tiga puluh, sudah waktunya makan malam.
Randy menuruni anak tangga dan melihat Dania tengah menyiapkan makan malam dengan di bantu oleh Bibi.
"Dimana anak-anak?" tanya Randy membuat Dania melihat ke arahnya dan menyunggingkan senyum manisnya.
"Itu, mereka di atas." ucap Dania sambil mengarahkan pandangannya ke lantai atas dan ada Raydan juga Rayna yang akan turun menuju meja makan.
Randy pun mengangguk dan mereka memulai acara makan malam.
"Oh, ya, Yank. Dio ngajak kita ketemu besok malam." ucap Randy.
"Oh ya, bagus dong, Yank." ucap Dania.
"Iya, Ina juga ikut." ucap Randy.
"Aku juga mau ikut." ucap Dania dengan antusias.
Randy terkekeh dan mengangguk.
"Tentu, Yank. Kalau kamu nggak ikut, nanti aku di kira duren lagi." ucap Randy.
"Apa duren?" tanya Dania dengan bingung.
"Duda keren." ucap Randy sambil tersenyum lebar.
Dania pun terkekeh dan pandangannya tak sengaja mengarah kepada Raydan dan Rayna yang tengah senyum-senyum.
Dania mengerutkan dahinya saat melihat luka memar di wajah Raydan.
"Abang," panggil Dania.
"Ya," sahut Raydan sambil melihat ke arah Dania.
"Wajah Abang kenapa? Abang berantem?" tanya Dania dengan cemas.
"Apa? Coba Papa lihat." Randy memegang wajah Raydan dan memang terlihat luka memar di sana.
"Berantem di hari pertama sekolah? Sungguh luar biasa," sindir Randy dengan halus.
Raydan hanya tersenyum kuda dan menggaruk tengkuknya.
"Bukan berantem, Pa. Habis di cium sama gadis." ucap Raydan dengan sembarang.
"Abang," Dania menatap Raydan sambil dahinya berkerut, sementara Randy hanya menggelengkan kepalanya.
"Abang habis ngajak kenalan seorang gadis, Mom." ucap Raydan.
"Apa maksudnya? Masa kenalan sampai babak belur begitu." ucap Dania.
"Iya, karena Abang menyodorkan tangan, dia malah melayangkan tinju." ucap Raydan dengan tersenyum lebar.
Baginya sangat lucu jika di ingat-ingat, baru kali ini dia berkenalan dengan seorang gadis dengan cara seperti itu.
Rayna terkekeh mendengarnya ucapan Abangnya itu, dia sungguh tak menyangka karena setelah sekian lama Abang yang sok kegantengannya itu di kejar wanita, sekarang justru di tolak oleh wanita.
"Senang, ya, Abang menderita?" tanya Raydan sambil melihat malas ke arah Rayna.
Raydan mengalihkan pandangannya dan ternyata Randy dan Dania pun tengah menertawakan nya.
"Yah, kalian kompak menertawakan Abang tampan ini." ucap Raydan dengan memasang wajah sok sedih.
"Jih, ngeselin." ucap Rayna.
"Apa sih, De? Apanya yang ngeselin?" tanya Raydan sambil mendekatkan wajahnya ke arah Rayna dan mencubit gemas pipi Rayna.
"Mukanya ngeselin." ucap Rayna.
Randy dan Dania pun tertawa mendengar ucapan Rayna, apalagi di saat melihat Raydan yang mengerucutkan bibirnya.
"Sudah, sudah, habiskan makan malam kalian." ucap Randy.
Raydan dan Rayna pun melanjutkan makan malamnya hingga selesai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments
🦃⃝⃡ℱᵇᵃˢᵉ🥀Am@π&@ 😉🥀
sungguh ngakak 🤣🤣🤣
Rayna ma polos'y lucu ya ada abang di tonjok cwe mala ketaw🤭🤭🤭kocak dech kembar👍👍👍👍
2021-04-26
0
Lia Dahlia
emangat
2021-03-24
0
👑卂尺丂ㄚ
🐾🐾🐾🐾😘
2020-10-12
0