Pagi hari.
Dengan perasaan kesal Randy menuruni anak tangga menuju dapur, dia benar-benar emosi melihat sebuah artikel di ponselnya.
"Dimana Ade?" tanya Randy pada Dania yang tengah menyiapkan sarapan di meja makan.
"Masih di kamarnya, ada apa?" tanya Dania.
"Kamu lihat, ini." ucap Randy sambil menunjukkan sebuah artikel di ponselnya, di mana ada foto Rayna dan Kevano di sana dengan sebuah judul artikel Kevano meninggalkan Selly, kekasihnya, karena seorang gadis yang ada di foto itu, yaitu Rayna.
Meski wajahnya hanya terlihat dari samping, namun Randy kenal betul bahwa yang ada di foto itu adalah Rayna.
"Loh, itukan pria yang membawa Ade ke apartemennya, bukan?" tanya Dania.
Randy pun mengangguk.
"Pagi, Mom, Pa," sapa Rayna dan Raydan yang tengah menuruni anak tangga dan menghampiri Randy dan Dania.
Dania dan Randy pun melihat ke arah kedua anak kembarnya itu. Terlihat mereka sudah memakai seragam sekolah rapi.
Hari ini adalah hari pertama Raydan dan Rayna sekolah di sekolah yang baru.
"Ade bertemu siapa, kemarin?" tanya Randy.
"Hah? bertemu siapa, Pa?" tanya Rayna dengan bingung.
"Apa diam-diam Ade punya pacar?" tanya Randy dengan tatapan penuh selidik.
"Apa? Mana ada, Pa. Memangnya kenapa?" tanya Rayna dengan bingung.
"Ada apa, sih, Pa?" tanya Raydan penasaran.
"Kemarin Ade bertemu siapa saja, Bang? Kalian pergi bersama, bukan?" tanya Randy.
Raydan pun mengangguk.
"Kami nggak bertemu siapa-siapa, kok. Kami bahkan selalu bersama." ucap Raydan.
"Benarkah? Lalu ini apa? Ada yang bisa jelaskan?" tanya Randy sambil menunjukkan ponselnya dan memperlihatkan artikel itu pada Rayna dan Raydan.
Rayna dan Raydan membulatkan matanya.
"De, itukan -"
Ucapan Raydan terhenti.
Dia ingat betul itu pria yang membawa Rayna ke apartemen pria itu.
"Ade bisa jelaskan, Pa. Itu semua bohong. Ade ketemu nggak sengaja, terus dia cuma balikin jepit rambut Ade. Ade juga nggak tahu kenapa ada wartawan yang ambil gambar kami, saat itu." ucap Rayna dengan gugup.
"Kok, Ade nggak bilang? Ade nggak apa-apa, kan?" tanya Raydan dengan cemas.
"Nggak apa-apa, Bang. Dia cuma balikin jepit rambut Ade yang tertinggal di apartemennya. Itupun nggak sengaja ketemu. Abang ingat, ada acara musik kemarin? Itu dia menjadi pengisi acara di sana." ucap Rayna.
Raydan pun mengangguk percaya, dia tahu Adiknya itu tak akan pernah berbohong.
"Yang Ade bilang benar, kok, Pa. Sepertinya dia memang penyanyi." ucap Raydan mencoba membela Rayna.
"Jadi, kalian nggak ada hubungan apapun?" tanya Randy dengan penuh selidik.
Rayna pun mengangguk cepat.
"Baiklah, Papa percaya. Tapi, De, jangan terlalu dekat dengan Pria sebelum Ade selesai sekolah. Papa nggak mau sekolah Ade terganggu." ucap Randy.
"Tenang, lah." ucap Dania sambil mengusap lengan Randy.
Rayna pun mengangguk.
"Maaf, Pa." ucap Rayna sendu.
"Oke, kalian sarapan, lah. Papa mau siap-siap dulu." ucap Randy sambil berlalu menuju kamarnya.
Rayna duduk dan terdiam memikirkan ucapan sang Papa, bahwa dia tak boleh dekat dengan pria sebelum sekolahnya selesai.
"Apa aku pernah dekat dengan pria lain? Aku rasa tidak, aku bahkan nggak punya teman pria." batin Rayna.
Rayna memang termasuk anak yang dingin dan pendiam jika di luar lingkungan rumah, saat di sekolah lamanya saja dia tak memiliki banyak teman selain teman sebangkunya. Itu pun mereka saling sapa hanya jika ada keperluan saja.
Berbeda dengan di rumah, Rayna akan sangat kritis anaknya.
Tak lama dia pun melahap sarapannya.
*******
Di sekolah.
Raydan dan Rayna memasuki gerbang sekolah.
"Ingat, De, jangan keluar kelas sebelum Abang samperin Ade ke kelas." ucap Raydan.
"Iya, iya, cerewet." ucap Rayna sambil menatap malas pada Kakaknya itu.
"Biarin, yang penting handsome." ucap Raydan dengan bangga.
"Jih, mulai, deh." ucap Rayna.
Raydan terkekeh dan mereka pun berpisah karena kelas mereka tak sama.
Rayna masuk ke kelas XII-2 dan Raydan ke kelas XII-4, kelas mereka hanya terhalang satu kelas saja.
Rayna memasuki kelas dan memperkenalkan dirinya setelah guru memintanya memperkenalkan diri.
Guru pun memberitahukan meja Rayna yang terletak di paling ujung dekat jendela.
Dengan santai Rayna pun duduk di kursinya.
"Aku Raka." ucap seseorang yang tak lain adalah teman sebangku Rayna.
Raka Mahendra, 16 tahun. Murid laki-laki tampan berkulit putih dengan wajah Asianya.
Rayna pun melihat sekilas dan mengangguk.
"Kamu pindahan dari mana?" tanya Raka.
"Sydney." ucap Rayna singkat sambil membenarkan posisi kacamatanya.
Raka pun mengangguk.
"Karena kita sebangku, aku harap kita bisa menjalin kerja sama yang baik dan tentunya bisa berteman baik." ucap Raka.
Rayna menghela napas perlahan dan mengangguk.
Raka hanya menggelengkan kepalanya, gadis di sampingnya ini benar-benar irit bicara.
*******
Di kelas lain.
Raydan melangkah sok handsome sambil menunjukkan senyum manisnya menuju kursinya setelah selesai memperkenalkan dirinya.
Semua perhatian para gadis tertuju padanya dengan menyunggingkan senyum paling manis mereka tentunya.
"Huh, nggak ada yang menarik." batin Raydan.
Pandangan Raydan tak sengaja melihat ke arah wanita yang tengah melihat ke arah buku di atas mejanya.
Wanita itu duduk di bangku yang berada di sebelah kanannya.
"Lumayan." batin Raydan.
"Hai, Bro, aku Gerry. Si raja gegar otak." ucap teman sebangku Raydan dengan bangga.
Gerry adalah siswa yang terkenal rada gegar otak.
Yah, karena tingkahnya sangatlah konyol, karena itu dia di beri julukan si gegar otak.
Raydan mengerutkan dahinya sambil menatap heran ke arah Gerry.
"Karena aku menggemaskan, karena itu di beri julukan itu." ucap Gerry dengan tersenyum lebar.
Dahi Raydan semakin berkerut, dia merasa heran pada teman sebangkunya itu.
Di beri julukan semacam itu saja sudah bangga. Dan, apa katanya? Menggemaskan? Raydan menggelengkan kepalanya.
Sungguh tak masuk akal, pikirnya.
"Aku Raydan." ucap Raydan.
Tak lama pelajaran pun di mulai, tetapi pandangan Raydan tak hentinya melihat ke arah samping kanannya, tepatnya pada gadis yang menurutnya lumayan itu.
"Jangan naksir dia." ucap Gerry tiba-tiba.
"Kenapa? Sudah punya pacar emang, dia?" tanya Raydan.
Gerry pun menggeleng.
"Dia jago taekwondo, bisa habis kamu sama dia." ucap Gerry.
Raydan mengerutkan dahinya.
"Siapa namanya?" tanya Raydan.
"Ralisya. Manis, tapi sadis." ucap Gerry.
Raydan hanya diam saja dengan pandangannya tak lepas dari gadis yang masih saja fokus dengan bukunya.
"Apa iya, gadis semanis itu jago taekwondo?" batin Raydan.
Raydan pun menggelengkan kepala dan memilih fokus dengan pelajaran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments
Milla Azzahra
raka mungkin anknya riko
2021-12-23
0
Darmawan Putra
raka anknya riko
2021-10-27
0
Farra
Raka anaknya Riko ya thor
2021-09-07
0