“Seperti kekhawatiran anda selama ini Pak. mereka berniat menggagalkan riset formula baru alat kosmetik Glow & Shine Co., karena formula itu bisa dipakai untuk menetralkan narkoba dan miras.”
“Apa kamu tahu siapa dalang dibalik para penjahat itu?” tanya Pandu sambil menghela nafas dalam.
“Sebelum saya mendapatkan info Ketua mereka, seorang Sniper berhasil membunuh penjahat itu. Saya minta maaf.”
“Tidak. Aku yang harusnya minta maaf. Putriku malah salah paham dengan keadaannya aku yakin dia akan semakin membencimu.”
“Tidak masalah. Saya hanya melakukan apa yang telah kita sepakati bersama.”
“Terima kasih Dit. Aku mengandalkanmu.”
Pandu kemudian mengakhiri panggilan. Dia tampak memegang kepalanya, dia bingung langkah apa yang harus dia ambil saat ini. Dia tidak mungkin menghancurkan mimpi Frita untuk memajukan Glow & Shine Co., tapi dia juga tidak mau jika putrinya berada dalam bahaya.
Sikap dingin Frita kepada Aditya sama sekali di luar dugaan Pandu. Dia tidak menyangka jika putrinya akan membenci Aditya hingga seperti itu. Dia tersenyum ketika membayangkan seperti apa reaksi Frita ketika tahu jika Aditya adalah orang yang telah menyelamatkannya.
Namun dia tidak bisa memberitahukan hal itu kepada Frita. Karena dia tidak mau melanggar kesepakatan yang telah dia buat. Aditya kembali masuk ke dalam mobil dan melanjutkan perjalanan mengantar Rani.
Di tempat lain, Jimmy sudah tiba di rumah sakit dengan wajah muram. Dia duduk di kursi luar sambil menunggu laporan dari tim forensik. Arya kemudian duduk di hadapannya sambil membawa makanan ringan.
“Kamu kok kelihatan kesal begitu Jim?” tanya Arya sambil makan.
“Aku harus berurusan lagi dengan orang aneh yang ada di hotel,” jawab Jimmy ketus.
“Orang aneh seperti apa?”
“Orang aneh Ar. Dia itu tiba-tiba menggangguku ketika sedang menanyakan beberapa pertanyaan penting kepada teman Frita yang baru sadar. Padahal itu kan penting untuk mencari jejak Frita. Untung saja Fritanya ketemu kalau tidak sudah kumasukan penjara tuh orang.”
“Begitu ya,” ujar Arya. Dia mengerti saat ini Jimmy tidak berpikir dengan menggunakan akal sehat karena obsesinya kepada Frita. Terlebih setelah dia tahu kalo Frita diselamatkan seseorang yang mungkin bisa menjadi saingan berat baginya.
“Ketika aku mengantar Frita pulang, eh dia mengikutiku dengan alasan teman Frita yang bersamanya ingin betemu Frita dulu sebelum pulang. Alasan konyol macam apa coba.”
“Ya sudah. Kamu makan dulu noh. Pikiranmu biar tidak semakin mumet saja.”
“Nanti saja deh Ar. Oh iya, aku masih belum paham dengan kata-katamu tadi di telepon.”
Arya kemudian menjelaskan bahwa dia sangat yakin jika dalam kasus ini ada dua komplotan penjahat yang terlibat. Dia juga menemukan delapan jejak di TKP. Enam orang penjahat yang menculik Frita lalu orang ketujuh adalah penjahat yang berasal dari komplotan berbeda yang menyelamatkan Frita. Dan jejak kedelapan adalah milik Frita sendiri.
“Lalu apa yang menarik? Terus katanya tadi ada sembilan orang?”
“Nah tujuh orang penjahat tadi baku tembak menggunakan pistol. Namun ternyata ada sebuah peluru yang mengenai kepala penjahat wanita merupakan tipe peluru yang digunakan dalam senjata jarak jauh. Di sekitar mobil yang terbakar juga ada beberapa peluru yang sama”
“Maksudmu orang kesembilan adalah Sniper?”
“Nah itu. Yang menarik perhatianku adalah bagaimana mungkin seorang pria bisa melumpuhkan enam penjahat sekaligus, terlebih mereka dibantu oleh Sniper.”
“Jadi karena itu kamu mau bertemu dengan penyelamat Frita itu?”
“Ya. Itu alasanku menerima permintaanmu.”
“Tapi Ar. Sekali penjahat tetaplah penjahat. jika aku menemukan orang itu aku akan segera menjebloskannya ke dalam penjara.”
Arya hanya tersenyum mendengar perkataan Jimmy yang penuh emosi. Tim forensik kemudian memberikan laporan mengenai semua korban tewas termasuk penjahat yang telah di otopsi. Mayat ketiga korban penembakan di hotel segera diantarkan ambulan menuju rumah duka.
Jimmy dan Arya kembali ke Hotel Universal untuk beristirahat sambil menunggu hasil dari pembuat sketsa wajah dua orang tersangka yang masih buron. Arya sedikit kaget setelah melihat CCTV dan mendengar ciri-ciri satu tersangka. Karena ciri-cirinya sama persis dengan orang yang mengacau di beberapa salon klien Glow & Shine Co.
“Yah. Buat apa mengeluarkan uang sebanyak itu, lagipula berita ini akan tetap diketahui oleh masyarakat Bandung,” kata Erik kesal, wajahnya memerah.
“Rik. Jika kita tidak membungkam media massa itu maka beritamu bahkan akan diketahui seluruh dunia, paham?!”
“Aku akan coba menanyakan jawaban Frita besok langsung ke kantornya.”
“Percuma Rik. Tadi ayah Frita bilang bahwa dia tidak mungkin mau membayar ganti rugi apalagi harus menikahkan putrinya denganmu.”
“Apa? Ayah minta ganti rugi?! Duh ayah ini, tentu saja Pandu menolak menikahkan putrinya. Orang ayah sendiri malah minta ganti rugi sama dia,” kata Erik dengan wajah kesal.
“Aduh ni anak. Sudahlah terserah kamu saja mau gimana juga,” kata ayahnya sambil pergi karena kesal Erik sama sekali tidak bisa dinasehati.
Erik terus mengumpat dalam hatinya karena ayahnya sama sekali tidak mendukung usahanya untuk mendapatkan Frita. Erik bertekad akan membuktikan bahwa dia bisa mendapatkan Frita walau harus menggunakan cara apapun. Dia juga akan memberi pelajaran kepada orang yang telah mengganggu acara lamarannya tadi pagi.
Dia kemudian menghubungi beberapa anak buah kepercayaannya. Emosinya sudah tidak bisa dia bendung lagi, gara-gara Aditya dia harus dimarahi habis habisan oleh kedua orang tuanya. Saat ini ingin rasanya dia mencabik-cabik orang yang mengganggunya itu.
“Halo Bos,” sapa anak buahnya.
“Bagaimana keadaan dua orang anak buahmu.”
“Keadaan mereka sudah mulai membaik Bos.”
“Baguslah. Aku punya pekerjaan untukmu sekarang.”
“Pekerjaan seperti apa Bos?”
“Aku ingin kamu menghubungi salah satu geng besar dan meminta bantuan mereka untuk menghabisi orang yang mengganggu acara lamaranku.”
“Loh. Kenapa tidak kami saja Bos yang menghabisinya langsung? Aku juga dendam kepadanya karena telah menghajar anak buahku.”
“Kalian pasti akan bergabung dalam rencanaku itu. Hanya saja aku perlu beberapa orang yang lebih professional untuk membantu kalian.”
“Tapi bayaran mereka pastinya mahal banget Bos.”
“Tidak masalah, kalian atur saja kira-kira geng besar mana yang akan diminta bantuan, cukup menyewa dua orang saja.”
“Beres Bos. Akan saya lakukan segera.”
Erik tampak tersenyum sendiri setelah mengakhiri panggilannya. Dia sudah menyiapkan rencana yang menarik untuk memberi pelajaran kepada Aditya. Saat ini Erik merasa waktu berlalu begitu lambat. Dia sudah tidak sabar ingin mendengar jawaban dari Frita.
Dia sudah membayangkan, indahnya menjadi suami Frita, setiap hari penuh kebahagiaan. Punya anak dua, laki-laki dan perempuan. Ah mungkin dua anak saja masih belum cukup baginya, dia ingin punya banyak anak dari Frita. Erik senyam senyum sendiri membayangkannya. Dari kejuhan ayahnya tampak geleng-geleng kepala melihat kelakuan Erik.
Sementara itu, ketika sampai di markasnya, Gugun terus menggerutu karena gagal memanfaatkan kesempatan emas yang sudah ada di depan mata. Malam itu dia segera mengumpulkan semua anak buahnya untuk berpesta dengan uang sepuluh juta rupiah yang telah dikirim Daniel.
“Gimana Bos apa hasilnya sukses besar?” tanya anak buahnya.
“Kalau sukses mana mungkin gua pulang sendirian!” bentak Gugun.
“Terus kita mesti gimana Bos?”
“Kita buat rencana baru.”
“Terus sekarang Bos ngumpulin kita mau ngapain?”
“Kita gunakan dulu saja nih uang yang sepuluh juta. Kita pesta malam ini!”
Semua anak buah gugun bersorak gembira.
BERSAMBUNG…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 367 Episodes
Comments
RN
like ke 20 untuk mu bsk lg kk
slm playboy mengejar cinta❤😘
2021-04-16
0
agussajiwo
mantaaap
2021-03-18
0
yohanes fahri kopong medo
lnjt
2020-11-05
0