Terdengar suara gaduh di depan pintu masuk. Frita dan Rani saling tatap entah apa gerangan yang terjadi di luar sana.
Kerumunan orang semakin besar. Frita merasa gelisah.
“Apa yang bakal terjadi nih,” gumam Frita dalam hati.
Seorang wanita muda masuk menjemput Frita, dia bilang acara lamaran sudah siap membuat jantung Frita seakan berhenti berdetak karena kaget. Namun dia tetap melangkah keluar karena sang wanita menggandeng tangannya di ikuti Rani yang masih bingung.
Aditya yang mendapat tugas mengantar Frita segera mengemudikan mobilnya menuju ke halaman depan kantor. Namun ketika keluar dari tempat parkir mobilnya terhadang oleh kerumunan. Bunyi klakson yang Aditya bunyikan sama sekali tidak digubris oleh mereka.
Aditya keluar dari mobil. Dia meminta orang yang berkerumun agar bubar. Ketika Aditya mencoba membubarkan orang-orang di sana, dua orang yang berpakaian jas hitam dan berkacamata mencegahnya dengan wajah marah.
Frita semakin terkejut melihat Erik dengan pakaian rapi berdiri di depan pintu sambil tersenyum kepadanya.
“Apa yang terjadi Mbak? kenapa si Perangko itu ada di sini?” tanya Rani berbisik.
“Aku juga nggak tahu,” jawab Frita sambil mengernyitkan dahinya.
Di luar Frita melihat begitu banyak orang termasuk pegawai Glow & Shine Co. yang berkerumun. Kelopak bunga mawar terhampar di jalanan bak karpet merah. Media massa tampak mengarahkan kamera mereka ke arah Frita yang keluar dari pintu.
“Selamat siang wahai Rembulanku, Pujaan hatiku,” sapa Erik ketika mereka berhadapan.
“Si siang, ini ada apa ya Rik?” tanya Frita
“Kamu pasti kaget kan. Aku sengaja tidak memberitahumu kalau aku sudah datang di depan kantor”
“Kaget banget lah, terus ini kenapa banyak orang di sini?”
“Seperti yang kubilang tadi malam, hari ini aku mau melamarmu Fri.”
Frita bagai tersambar petir mendengar ucapan Erik. Dia tidak menyangka jika hari ini dia serius ingin melamarnya. Tunggu, ini bukanlah kesalahannya, tadi malam dia bilang ‘terserah’ kepada Erik karena sudah terlalu kesal dengannya.
“Ekhem, teman-teman sekalian. Saya ucapkan terima kasih banyak karena mau meramaikan acara lamaran saya ini terutama rekan-rekan media massa yang bersedia menyiarkan acara penting ini,” kata Erik
“Setelah sekian lama saya menunggu akhirnya momen indah seperti ini bisa terlaksana juga,” kata Erik lagi sambil mencium tangan Frita.
Frita bingung dengan mengernyitkan dahi dia menatap Rani. Melihat Frita bingung tampak Rani memalingkan wajahnya sambil kedua tangannya menahan mulutnya agar tidak tertawa keras. Sungguh ingin sekali dia tertawa terbahak bahak saat ini. Erik kemudian berlutut di hadapan Frita.
“Frita izinkan aku untuk membacakan untaian puisi yang kubuat sengaja untukmu di hari spesial ini” pinta Erik.
Frita menyetujuinya, dia berharap ada jalan keluar dari situasi ini tanpa dia harus berkata menolak lamaran Erik. Kalau di suasana seperti biasa dia berani saja secara langsung menolak lamaran Erik. Tapi adanya media massa yang sedang menyiarkan acara ini membuat Frita berpikir kembali.
Bagaimanapun dia tidak mau mempermalukan Erik di depan umum. Dia sadar hal itu akan berdampak buruk dengan hubungan kerja sama bahkan hubungan baik kedua orang tua mereka bisa saja hancur.
“Setiap hari kususuri relung hati. Mencarimu wahai bidadari. Setiap malam kusambangi ruang rindu. Mencarimu pujaan hatiku,” kata Erik sok puitis,
Rani semakin kesusahan menahan tawanya.
“Frita, apa kamu tahu perbedaanmu dengan rembulan?”
Frita menggeleng.
“Rembulan itu menerangi malam dengan cahayanya. Sedangkan dirimu menerangi jiwaku dengan keindahan cinta.”
“Ciee…” ujar semua orang yang berada di sana. Frita mencoba memaksakan dirinya untuk tersenyum.
Aditya mendengar orang kerumunan orang semakin rame, ada yang bersiul dan yang bilang ‘cie cie’. Aditya berusaha menerobos kerumunan karena rasa penasaran tapi kedua orang berkacamata menahan bahunya.
“Kamu jangan mengganggu acara bos kami!” bentak orang berkacamata yang agak kurus.
“Aku cuma ingin menemui Bu Direktur dan menjalankan tugasku,” jawab Aditya.
Kedua bodyguard Erik menatap sekujur tubuh Aditya dari ujung kepala hingga kaki, kemudian mereka tertawa.
“Ada keperluan apa OB sepertimu menemui calon istri Bos kami?”
Aditya tidak menjawabnya. Dia melepaskan tangan yang menahan bahunya. Kedua bodyguard itu marah kemudian memegang tangan Aditya. Namun dengan mudahnya Aditya melepaskan tangan mereka.
Aditya menatap tajam kedua bodyguard itu hingga mereka kaget melihat tatapan membunuh dari lawannya. Dengan cepat bodyguard kurus melayangkan tinjunya namun ditangkis oleh Aditya, Bodyguard besar menyapu kaki Aditya namun tubuhnya tidak goyah sedikit pun.
Keduanya bodyguard itu menyerang, Bodyguard kurus menyapu kaki Aditya namun berhasil dihidari dengan melompat kebelakang. Temannya melompat sambil menendang mirip gerakan ‘tendangan maut’ satria baja hitam di TV, Aditya kembali menghindarinya.
“Lumayan lincah juga ternyata,” puji Si kurus.
“Lompat tali memang keahlianku sejak kecil,” jawab Aditya seadanya.
“Gerakan Satria Baja Hitam kalian lumayan lah. Masa kecil yang Bahagia,” kata Aditya lagi sambil tertawa meremehkan.
“Keparat!” teriak Si besar membentak.
Tersulut amarah, kedua Bodyguard itu mengeluarkan pisau belati dari pinggangnya. Aditya tak gentar sedikit pun. Dengan tersenyum dia menggerakan jarinya memberi isyarat untuk maju menyerang.
Kesal, akhirnya keduanya menyerang Aditya secara membabi buta dengan pisau, dengan mudah Aditya menghindari semua serangan mereka. Ketika Si besar menyerang dengan pisau dari samping, Aditya segera menahan tangan musuhnya dan memukul perutnya hingga meringis kesakitan.
“Duh, kalo nggak bisa pake pisau jangan coba-coba deh. Bahaya,” ledek Aditya.
“Jangan banyak bacot lu ya!” teriak Si besar sambil kembali menyerang dengan pisaunya. Namun dengan cepat Aditya menekuk tangan lawannya hingga pisau itu melukai perutnya sedikit.
“Nah kan. Sudah di bilangin masih tetep ngeyel,” kata Aditya sambil mencengkram baju Si besar dan meninju perutnya lagi.
“Mati lu *******!” teriak Si kurus dari belakang Aditya.
Melihat si kurus menyerang dari belakang, Aditya mengambil jas Si besar dan menghalau pisau Si kurus dengan jas itu hingga pisau tertancap di jas. Dengan cepat Aditya membelitkan jas ke tangan Si kurus dan membanting tubuhnya ke tanah.
Si Besar kembali bangkit dan melemparkan pisau miliknya mengarah ke kepala Aditya. Namun dengan cepat Aditya menjepit mata pisau itu dengan jari tengah dan jari telunjuknya. Aditya melempar balik pisau itu. Si besar terpejam pasrah ketika melihat pisau melesat ke arahnya.
Pisau itu menancap di ketiak Si Besar yang masih terpejam. Aditya mencengkram kerah baju Si Besar dan membantingnya ke tubuh Si Kurus. Karena benturan yang keras Si Kurus kehilangan kesadaran sedangkan Si Besar meringis kesakitan sambil meminta ampun.
“Apa kamu masih ingin bermain?” tanya Aditya dengan seringai mengerikan di wajahnya.
“Am ampuni saya Bang. Saya nyerah,” jawab Si besar sambil gemetaran melihat tatapan Aditya laiknya pembunuh berdarah dingin.
“Baguslah, aku juga harus buru-buru,” jawab Aditya sambil berbalik.
Aditya melangkah meninggalkan mereka, Si besar menghela napas lega melihat Aditya pergi. Namun tiba-tiba Aditya berhenti melangkah lalu berbalik sambil menyeringai kepada Si besar. Jantungnya seakan berhenti melihat tatapan bengis Aditya.
Aditya berjalan mendekat, semakin dekat jarak diantara mereka berdua maka semakin kencang detak jantung Si besar. Aditya mengangkat tubuh Si besar kemudian menghajar tubuhnya bertubi-tubi kemudian membantingnya ke tanah hingga tidak sadarkan diri.
Di sisi yang lain, Frita tersenyum sekalipun terpaksa. Erik semakin percaya diri jika lamarannya akan diterima olehnya. Erik mengeluarkan sebuah kotak yang berisi cincin mahal, lalu membukanya di hadapan Frita sambil berlutut.
“Rembulanku, Frita. Maukah kamu menjadi istriku?” tanya Erik sambil tersenyum.
Rani yang sudah tidak kuasa menahan tawanya. Dia tertawa kecil sambil membelakangi Frita dan menutup mulutnya. Frita bingung, apa yang harus dia lakukan sekarang. Frita gelisah dan melihat sekeliling untuk mencari cara agar lolos dari situasi itu.
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 367 Episodes
Comments
Erni Fitriana
😂😂😂😂dunia haluuuu...dunia haluuu...bisa bisanya acara ngelamar dibuat joke's....lanjut thorrrr
2022-08-21
0
Nius Nainggolan
mantull
2021-06-01
0
Junaedi
mantap
2021-05-13
0