“Bagaimana perkembangan kasus yang menimpa Glow & Shine Co.?” tanya Jimmy.
“Aku sudah sedikit menemukan titik terang. Hanya saja masih banyak yang harus kulakukan agar dapat mengungkap pelakunya,” jawab Arya.
“Baguslah. Aku harap pelakunya segera bisa ditangkap.”
“Tentu saja. btw aku denger gosip katanya kamu itu naksir berat sama Frita ya Jim?”
“Aku pikir semua lelaki di Bandung tidak ada yang tidak naksir sama dia.”
“Ah. Tidak juga. Aku malah lebih suka wanita yang lebih hot, seperti Mentarinya Bandung.”
“Kamu suka wanita seperti dia? Aku yakin jika istrimu dengar kamu bicara seperti itu, dia tidak akan memberimu makan selama sebulan.”
“Hahaha… Wajar saja lah lagipula tidak semua pria menyukai wanita berjuluk Rembulannya Bandung itu. Btw jangan bilang pada istriku dong…”
Jimmy tampak sedikit kesal mendengar perkataan temannya itu. Baginya Frita adalah wanita tercantik di kota Bandung. Dia tidak bisa disamakan dengan wanita lainnya apalagi dengan wanita berjuluk Mentarinya Bandung.
Sudah lama Jimmy menyimpan perasaan cintanya kepada Frita. Mereka juga pernah beberapa kali tidak sengaja bertemu selama ini. Bahkan Jimmy selalu ikut mengomentari semua kegiatan Frita yang di upload ke media sosialnya.
“Jim bagaimana jika kamu bergabung dengan penyelidikan kasus Glow & Shine Co.?”
“Bukannya aku tidak mau. Tapi kita kan sudah punya tugas masing-masing. Lagipula nanti jika pelakunya sudah terungkap aku juga akan ikut ambil bagian dalam kasus itu.”
“Btw kenapa kamu terlihat begitu terobsesi dengan Frita Jim? Padahal di luar sana banyak wanita yang menyukaimu loh. Kamu bisa saja gonta ganti pasangan sesukamu.”
“Kamu ini aneh-aneh saja Ar. Bagiku Frita itu sosok yang paling sempurna di antara wanita lainnya. Selagi dia belum memiliki suami maka aku akan terus berusaha agar dia menjadi istriku.”
“Ah bohong. Kalo Frita sudah punya suami pun aku yakin kamu tetap akan mengejarnya.”
Jimmy hanya tertawa mendengarnya. Kemungkinan besar yang dikatakan Arya memang akan kejadian. Karena dia sudah cinta mati kepada Frita. Dia tidak akan rela bergitu saja melihat Frita dipersunting oleh orang lain. Tiba-tiba datang seorang polisi menghadap Jimmy dengan wajah serius.
“Lapor Pak. Ada kasus penembakan terjadi di Hotel Cempaka,” jelas Polisi itu.
“Siapkan mobil dan hubungi polisi lain yang sedang berpatroli sekarang! Bawa senjata selengkap mungkin!” perintah Jimmy sambil berdiri.
“Kelihatannya ada yang bakal begadang nih,” kata Arya sambil tersenyum.
Jimmy tidak menggubris ucapan Arya. Dia dengan cepat segera memakai seragamnya lengkap dengan senjata. Polisi tadi kembali datang untuk memberitahukan jika semua polisi sudah siap berangkat.
“Aku berangkat dulu Ar. Tolong jaga kantor,” ujar Jimmy.
“Siap, Komandan!” jawab Arya sambil tertawa.
Jimmy membawa beberapa anak buahnya segera menuju ke lokasi dengan kecepatan penuh. Dia juga sudah menghubungi polisi lain yang sedang berpatroli di dekat TKP untuk merapat ke sana.
Dalam perjalanan menuju hotel, Jimmy memberitahukan strategi menghadapi penjahat itu. Semua anak buahnya kagum karena strategi yang disusun oleh Jimmy hampir sempurna. Bahkan kemungkinan jatuh korban dari sandera atau polisi sangatlah kecil.
“Bersiap! Bergerak sesuai posisi yang sudah direncanakan!” perintah Jimmy.
Jimmy dan beberapa anak buahnya bergerak ke ruangan restoran hotel. Dia perintahkan beberapa anak buahnya bersiap di dekat pintu. Namun tiba-tiba anak buahnya yang bertugas menjaga tepat di luar ruang restoran melapor kepadanya lewat earphone.
“Lapor Pak. Tampaknya penjahat sudah melarikan diri. Kaca di luar restoran tampak pecah.”
“Hati-hati jangan terlalu banyak bergerak siapa tahu ada barang bukti di sana.”
“Saya juga menemukan Handphone tergeletak di sini Pak.”
“Cepat ambil tanpa meninggalkan sidik jari! Bawa segera ke saya!”
“Baik Pak.”
“Kalian cepat beritahukan kepada orang-orang di dalam ruangan kalau situasi saat ini sudah aman. Segera kumpulkan mereka di aula. Hubungi juga ambulan untuk mengobati orang yang terluka. Selain itu usahakan agar tidak ada orang yang meninggalkan hotel malam ini,” perintah Jimmy kepada anak buahnya.
Polisi kemudian memberitahukan kalau situasi saat ini sudah aman. Semua orang di dalam ruangan berhamburan keluar. Jimmy juga memerintahkan agar segera memindahkan korban yang meninggal ke dalam ambulan untuk di otopsi.
Jimmy memperhatikan HP milik penjahat yang jatuh di dekat jendela. HP itu ternyata dilindungi dengan pin. Jimmy memerintahkan agar anak buahnya yang cukup ahli dalam komputer untuk segera membuka kunci HP itu untuk menemukan petunjuk. Di antara orang yang berjalan keluar dari ruangan tampak seorang pria dengan jas hitam berjalan santai.
“Hei kamu,” kata Jimmy ketika pria itu lewat di hadapannya bersama yang lain.
“Ada apa ya, Pak?” tanya pria itu dengan wajah heran menatap Jimmy.
“Tidak,” jawab Jimmy sambil menatap tajam pria itu. Pria itu kembali berjalan bersama korban lainnya menuju aula hotel.
“Ada apa Pak?” tanya anak buahnya heran.
“Di wajahnya sama sekali tidak tersirat rasa takut atau khawatir,” jawab Jimmy.
“Mungkin mentalnya cukup kuat Pak.”
“Saya sudah berhasil membuka pin HP penjahat itu Pak,” lapor seorang polisi sambil menunjukan HP penjahat.
Jimmy melihat semua isi di dalam HP itu namun tidak ada yang bisa dijadikan petunjuk sedikit pun. Bahkan anak buahnya mengatakan bahwa itu laiknya HP yang baru dibeli dan belum pernah digunakan. Hal mencurigakan yang ada di HP itu hanyalah pesan WhatsApp yang belum terkirim.
‘Lapor Bos! Polisi keburu datang sebelum kami menghabisi semua orang di hotel. Sesuai rencana, kami akan mengganti mobil di rest area Jalan Tol untuk mengalihkan perhatian’
Jimmy berpikir apa yang harus dia lakukan saat ini. Kemungkinan itu adalah jebakan tapi ada kemungkinan penjahat itu sengaja menulis pesan seperti itu agar dikira polisi jebakan. Jimmy kemudian memerintahkan beberapa anak buahnya segera mengejar penjahat ke jalan Tol.
Tampak ada seorang pria yang menguping pembicaraan Jimmy dengan anak buahnya. Pria itu segera berjalan menuju kamarnya di lantai dua. Dia kemudian mengeluarkan sebuah tas yang biasa digunakan oleh para pemancing ikan. Dengan lincah dia berhasil keluar dari hotel lewat jendela kamarnya. Dengan cepat dia menghidupkan motornya dan pergi meninggalkan hotel.
“Pak kami melihat ada sepeda motor pergi meninggalkan tempat parkir,” lapor anak buah Jimmy yang berjaga di luar hotel.
“Apa? Bagaimana bisa kalian tidak menghentikannya?!” gerutu Jimmy.
“Maaf pak, kami tidak menyadari jika ada orang yang menyelinap keluar dati hotel. Kami baru sadar saat sepeda motornya dihidupkan.”
“Sial. Seperti apa ciri-cirinya?”
“Yang kami lihat hanya pakaiannya yang memakai jaket dan membawa tas alat pancing.”
“Tas alat pancing? Cepat kalian data para semua tamu hotel yang harusnya menginap malam ini. Jika ada tamu yang tidak ada di hotel namun belum check out segera melapor kepadaku!”
“Apa kalian juga mengingat plat nomor kendaraannya?” tanya Jimmy.
“Saya masih ingat kok Pak.”
“Bagus, segera cari informasi tentang orang itu sekarang juga!”
“Baik”
Jimmy mulai bingung dengan kejadian saat ini. Dia berpikir kemungkinan ini ulah penjahat professional. Bahkan tidak ada satupun petunjuk penting yang tersisa di sana. Jimmy sadar, lalu dia memerintahkan beberapa anak buahnya untuk menyisir jalanan sepi dari hotel itu.
Dia pikir kemungkinan pesan WhatsApp yang ada di HP penjahat itu memang jebakan untuk membingungkan kepolisian.
“Lapor Pak. Di gang samping hotel ini ditemukan empat orang tergeletak dengan luka parah. Dari kondisinya kemungkinan mereka tewas sebelum kejadian penembakan di restoran hotel”
“Lapor Pak. Di kamar hotel lantai dua juga ada dua mayat pria dengan luka fatal, jendela kamar itu juga pecah.”
“Baiklah, segera selidiki semua petunjuk yang ada di sekitarnya lalu bawa semua mayat itu ke rumah sakit untuk diotopsi!”
“Baik Pak!”
Jimmy semakin bingung. Kenapa ada mayat di sekitar hotel itu. Apa mungkin ada orang yang mencurigai penjahat itu kemudian mereka dihabisi? Tapi itu terlalu aneh baginya.
BERSAMBUNG…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 367 Episodes
Comments
Junaedi
asiaap
2021-05-13
0
agussajiwo
hebat kmu dit
2021-03-18
0
yohanes fahri kopong medo
lanjut
2020-11-04
0