“Bos, saya dan yang lainnya sudah selesai mengacau di beberapa pelanggan besar Glow & Shine Co.,” lapor seorang pria dalam percakapan telepon.
“Bagus! Terus bagaimana dengan pengintaian Frita?” tanya Daniel dengan senang.
“Beres, anak buahku sedang mengintainya sekarang. Aku juga akan segera menyusul mereka ke lokasi.”
“Suruh saja mereka untuk segera menculik Frita sekarang!” perintah Daniel.
“Oke Bos!”
Presdir Daniel tengah merenung sejenak. Di mejanya menumpuk banyak laporan yang harus dia periksa.
Laksana Group merupakan perusahaan besar yang berpusat di Jakarta. Mereka bergerak di bidang kosmetika. Di Indonesia sendiri produk kosmetik yang berasal dari Laksana Group masuk ke jajaran dua puluh terbaik. Sedangkan saingannya, Glow & Shine Co. berhasil masuk ke jajaran lima besar.
Merasa sudah tak sanggup lagi dengan cara biasa, Daniel mulai menggunakan cara kotor untuk membuat pesaingnya itu hancur. Dia kemudian menyewa beberapa orang untuk memata-matai Frita. Daniel pikir satu-satunya kunci kesuksesan Glow & Shine Co. ada di tangan Frita. HP Daniel berdering.
“Ingat jangan sampai gagal. Sangat sulit untuk mendapatkan informasi tentang jadwal Frita. Jika gagal maka kita harus kembali menunggu lama.”
“Siap Bos!”
Panggilan telepon berakhir. Wajah Daniel tampak lebih cerah saat ini.
Pemimpin berandalan yang dia sewa bernama Gugun. Dia punya banyak anak buah di daerah Bandung. Daniel sengaja menyewa mereka untuk menyebarkan rumor bahwa produk kosmetik Glow & Shine Co. mengandung racun.
Daniel juga memerintahkan Gugun untuk mengawasi gerak gerik Frita. Dia berniat untuk mencari informasi sebanyak mungkin kenapa Frita bisa membuat perusahaan Glow & Shine Co. semakin maju.
Sekretaris Daniel masuk ke ruangannya.
“Kelihatannya kamu sedang senang hari ini, Bos,” sapa Sekretaris sambil mendekat ke arah Daniel dan duduk di pangkuannya.
Sementara itu sesuai perintah Daniel, Gugun sudah mulai menyebarkan rumor bahwa produk kosmetik Glow & Shine Co. mengandung bahan berbahaya. Saat ini Gugun dan dua anak buahnya sedang menuju Hotel Universal di mana empat anak buahnya yang lain sedang mengintai Frita.
Gugun menelepon anak buahnya yang sedang mengintai.
“Halo Bos,” sapa Anak buah Gugun.
“Gimana keadaan di sana?” tanya Gugun.
“Di sini masih aman Bos.”
“Kalo situasi memungkinkan kalian bergerak terlebih dahulu mendekati target!”
“Siap Bos!”
“Bagus, sebentar lagi gua juga sampe.”
Mata Aditya tertuju kepada seseorang yang baru keluar dari mobil hitam di tempat parkir. Aditya merasa ada yang tidak beres dengan mobil itu. Aditya menatap sekelilingnya yang tampak sepi. Kecurigaannya kepada orang itu semakin menguat setelah melihat mereka menggunakan sarung tangan dan mencoba berjalan menunduk. Aditya pikir mungkin mereka mencoba menghindari CCTV yang ada di sana.
Orang-orang itu berjalan menuju pintu hotel. Dengan cepat Aditya segera berjalan ke arah mereka. Di depan pintu masuk Aditya menabrak mereka satu persatu dan berakting seperti orang mabuk.
“Hus-hus kalo mau mabuk jangan di sini!” bentak seseorang di antara mereka sambil mendorong Aditya menjauh.
“Aduh, kalian ini kenapa? Padahal di tempat bersalju begini kalian tidak kedinginan sama sekali.” kata Aditya dengan nada orang yang mabuk sambil tertawa dan berjalan pelan sempoyongan.
“Dasar gila tu orang, mabuk siang-siang begini.”
Mereka berempat kemudian masuk ke dalam hotel hendak memesan kamar. Di depan resepsionis mereka kebingungan karena dompet mereka hilang. Mereka berempat kembali keluar dengan perasaan malu.
“Kok bisa dompet kita hilang semua. Aneh.”
“Entahlah, perasaan dompetku tadi kumasukkan ke saku celana.”
“Sial, kalaupun jatuh mustahil kan jatuh semua. Kalau lupa mustahil juga lupa semua.”
Mereka berempat mulai mencari dompetnya masing-masing. Dari kejuhan terdengar Aditya tertawa. Dia tampak sedang melempar-lempar empat dompet di tangannya laiknya badut sirkus. Melihat hal itu mereka berempat sadar kalau Aditya yang mengambil dompetnya saat bertabrakan tadi.
Aditya segera berlari menuju gang sepi di samping gedung hotel karena dikejar empat orang mencurigakan. Mereka berempat kaget saat di dalam gang tampak Aditya tidaklah mabuk. Dengan tatapan kejam dia melihat keempat orang yang mengejarnya. Dompet mereka lalu dilemparkan ke tanah.
“Siapa sebenarnya kalian?” tanya Aditya.
“Kami hanya pelanggan hotel ini, dasar pencopet!”
“Jangan kira kalian bisa menipuku, gerak-gerik kalian terlalu mencurigakan jika hanya pelanggan di Hotel ini.”
“Sudahlah kita sikat saja pencopet itu!”
“Iya, jika bos keburu datang mati kita!”
“Kalian itu tidak punya kuping ya! Apa maksud sebenarnya kalian datang ke sini hah?” bentak Aditya.
“Lu gak perlu ikut campur! Dasar nyesel. Lu ganggu rencana kami!”
Aditya menatap sekeliling gang. Tampak suasana sepi, di sana juga tidak ada CCTV. Empat orang itu maju sekaligus menyerang Aditya. Namun semua serangan mereka dapat ditahan dan di hindari oleh Aditya.
Mereka berempat cukup kaget karena ternyata Aditya mampu selamat dari serangan mereka. Dengan membabi buta mereka berempat kembali maju sambil mengelilingi Aditya. Ada yang memukul dari depan namun ditahan Aditya. Tendangan dari samping kiri berhasil dihindari dengan melompat sambil menendang orang di samping kanan yang hendak menyerang.
Tendangan dari belakang malah mengenai kawannya yang di depan Aditya, dengan cepat Aditya menyapu kaki orang di samping kiri hingga terjatuh. Orang di samping kanan meninju angin karena Aditya mengelak sambil meninju perut orang di belakangnya hingga mengeluarkan darah dari mulutnya.
“Kemampuan lu boleh juga rupanya,” kata orang di depannya sambil menghunuskan pisau.
“Apa boleh buat. Aku tidak ingin tergeletak di tanah yang kotor seperti ini,” jawab Aditya sambil waspada.
“Hajar Bro!” kata orang di belakang Aditya sambil mencengkram erat tubuh Aditya.
“Mati lu!” teriak orang di depan Aditya sambil melemparkan pisaunya.
“Cih,” gumam Aditya. Pisau melesat menuju lehernya namun dengan cekatan giginya berhasil menggigit ujung pisau lalu menjatuhkannya ke tanah.
“Adaw..” teriak orang yang mencengkram Aditya karena kakinya di injak.
“Berisik!” bentak Aditya sambil meninju tenggorokannya, orang itu tersungkur ke tanah.
“Ternyata di Bandung ada juga pencopet keji sepertimu ya,” kata orang di samping kanan.
“Hey hey, kejian mana coba antara pencopet sama pembunuh,” ucap Aditya.
“Jangan banyak omong lu, sekali pencopet tetep saja pencopet! asal lu tahu ya, kakiku ini sudah memakan banyak korban tahu terutama pencopet yang belagu kayak lu!” kata orang itu sambil menggerak gerakan kakinya hendak menyerang.
“Wah mengerikan sekali kakimu ya. Kalau begitu kapan-kapan boleh lah kupinjam kakimu buat mencangkul di sawah,” ledek Aditya.
“Bangsat!” teriak orang itu tidak terima kakinya di hina dia melesat hendak menendang.
“Aaaargh…” teriak orang itu sambil memegangi pahanya, pisau yang ada di tanah tadi sudah menancap di pahanya.
“Sudah kubilang berisik!” bentak Aditya sambil menendang tenggorokan orang itu hingga tersungkur.
Melihat dua rekannya tumbang membuat dua orang lagi ketakutan. Dengan gemetar mereka mencoba berdiri. Dari kejauhan terdengar suara mobil berhenti di tempat parkir. Aditya melihat kedua orang yang tersisa tampak senang. Aditya pikir itu adalah mobil bos mereka berempat.
Dengan cepat Aditya maju ke orang di depannya. Dia memegang kepala orang itu lalu memutarnya hingga terdengar bunyi seperti tulang yang patah. Orang itu ambruk ke tanah dengan mata melotot. Melihat kekejaman Aditya orang yang tersisa mencoba lari. Terdengar tiga mobil lagi berhenti di tempat parkir.
Aditya melompat menghadang jalan orang itu. Lalu dengan cepat memukul perut orang itu hingga darah kental keluar dari mulutnya kemudian ambruk ke tanah, tidak sadarkan diri. Aditya segera membersihkan sidik jarinya dari lokasi lalu berlari menuju tempat parkir namun tidak ada orang di sana.
“Celaka. Mereka mungkin sudah masuk ke hotel,”gumam Aditya.
Aditya segera masuk ke hotel. Dia mencoba melihat daftar tamu yang baru masuk. Sudah ada sekitar sembilan orang yang memesan kamar.
BERSAMBUNG…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 367 Episodes
Comments
Erni Fitriana
adit titisan rambo apa jet lee yah?
2022-08-21
0
Yana nuryana
Lanjut ..👍
2021-08-18
0
agussajiwo
ini baru keren,apa lg klu sampai tamat,keren bgt
2021-03-18
0