“Tumben kamu datang sepagi ini, apa ini hari ulang tahunmu?” tanya Frita dingin setelah masuk ke dalam mobil.
“Oh aku tahu. Jangan-jangan tadi malam kamu kesambet Setan rajin?” tanya Frita lagi karena Aditya tidak menanggapi pertanyaan pertamanya.
Ketika sampai di depan gedung kantor, Frita keluar dari mobilnya. Pintu mobilnya setengah dibanting ketika menutupnya.
Aditya hanya tertawa kecil melihat tingkah laku atasaannya yang menurutnya begitu lucu. Aditya menuju ruang tunggu sopir setelah memarkirkan mobilnya.
“Selamat pagi,” sapa Aditya kepada beberapa sopir di ruang tunggu.
Mereka hanya menatap tajam Aditya tanpa menjawab. Aditya hanya tertawa kecil. Baginya hal itu sudah biasa.
Aditya menggerakkan jari telunjuk tangan kanannya ke arah mesin fingerprint. Namun tiba-tiba ada sopir yang memegang tangan kanannya. Aditya menatap tajam sopir itu.
“Apa ada masalah?” tanya Aditya.
“Ya. Aku takut mesin ini error gara-gara kamu absen sepagi ini,” ledek sopir itu. Sopir yang lain tertawa mendengar perkataannya.
“Bukan rusak lagi Jan, meledak!” tambah sopir lain.
Aditya baru ingat sekarang. Ada seorang sopir yang dahulunya preman pasar di Bandung, Jana namanya. Aditya pikir mungkin ini orang yang dimaksud.
“Aku setuju dengan kalian. Aku juga khawatir jika mesin ini akan rusak, tapi aku sadar mesin ini dibuat oleh ahlinya. Jika aku tahu mesin ini dibuat oleh kamu maka aku akan mengurungkan niatku untuk absen sekarang, takut rusak,” balas Aditya sambil menatap tajam Jana.
Jana terkejut sekaligus takut melihat tatapan tajam Aditya. Dia tidak menyangka Aditya memiliki tatapan mengerikan seperti itu. Jana sebisa mungkin menekan rasa takutnya karena tidak ingin wibawanya hancur di depan teman-temannya.
“Apa maksudmu!” bentak Jana.
“Mesin ini pasti gampang rusak jika kamu yang buat, itu juga kalau kamu bisa membuatnya,” ledek Aditya.
Wajah Jana memerah karena menahan amarah, genggaman tangan kanannya bertambah keras mencengkram tangan kanan Aditya. Jana tambah heran karena biasanya dengan tenaga seperti itu sudah cukup membuat orang yang dipegang olehnya meringis kesakitan. Tapi tidak ada sedikitpun perubahan pada mimik wajah Aditya.
Jana menggunakan tenaganya hingga maksimal. Aditya menggunakan sedikit tenaganya untuk menggerakan tangan kanannya hingga jari telunjuknya menyentuh mesin absensi. Jana semakin kaget karena Aditya masih bisa menggerakan tangannya dengan santai.
Setelah absennya diterima Aditya menghentakkan tangan kanannya untuk melepaskan cengkraman Jana. Tampak tubuh Jana oleng hingga cengkramannya lepas karena terbawa tenaga Aditya. Dengan santainya Aditya masuk ke dalam kantor supir untuk menyimpan tasnya.
“Bedebah, sopanlah sedikit sama senior!” teriak Jana.
“Aku sudah lakukan saat pertama bekerja di sini. Tapi kalian malah merendahkanku,” jawab Aditya sambil menatap tajam Jana.
Melihat tatapan Aditya membuat Jana lagi-lagi merasa ketakutan, tapi dia tidak menunjukannya kepada yang lain.
“Kalau saja kamu bukan pekerja di sini, pasti sudah aku sikat!” bentak Jana. Aditya hanya mengacuhkannya, gertakan seperti sama sekali tidak berpengaruh kepadanya.
“Sikat sekarang saja, Jan!” teriak sopir yang lain.
“Ada apa nih pagi-pagi kalian sudah ribut-ribut?” tanya Wira yang baru datang.
“Kenapa kamu biarin Jan?” tanya Wira sambil berjalan ke arah Aditya.
Ketika tangan Wira hendak memegang kerah baju Aditya, dengan cepat tangan kanan Aditya memegang tangan Wira. Kecepatan tangan Aditya membuat Wira terkejut, Wira melotot menatap mata Aditya.
“Dasar tidak tahu diri, kalau emang kamu tidak mampu buat membelikan seniormu rokok setidaknya hormati seniormu pake sopan santun!” bentak Wira.
“Setahuku tidak ada senior dan junior dalam pekerjaan. Tidak ada peraturan tertulis kalau pegawai baru harus membelikan rokok atau semacamnya untuk pegawai lama,” jawab Aditya santai.
Diskriminasi yang dialami oleh Aditya sebenarnya berawal ketika dia baru bekerja sebagai sopir di Glow & Shine Co. dan ada beberapa pegawai lama yang meminta sebungkus rokok kepadanya, namun dengan tegas Aditya tidak mau membelikannya sebatang pun.
“Kalau dinasihatin senior itu denger!” bentak Wira sambil mencoba melepaskan pegangan Aditya. Tapi seberapa keraspun usaha Wira, dia tidak mampu melepaskan cengkraman tangan Aditya.
Wira semakin marah. Aditya menatap tajam mata Wira. Seketika tubuhnya serasa terkena aliran listrik tegangan tinggi, perasaan takut Wira muncul setelah melihat tatapan tajam dan dingin dari Aditya. Wira berhenti mengoceh, tangannya pun dilepaskan oleh Aditya.
Merasa di tempat itu dia hanya mengundang keributan saja, Aditya segera pergi menuju tampat parkir untuk menenangkan diri. Sedangkan Wira mengumpulkan sopir lainnya untuk mencari cara agar Aditya dipecat dari Glow & Shine Co.
“Menurut kalian bagaimana caranya kita menyingkirkan cecunguk itu?” tanya Wira.
“Lebih baik sikat saja sama Jana,” usul seorang sopir.
“Jangan, kalau diketahui Bos besar bisa-bisa aku tidur di penjara nanti” bantah Jana, padahal dia merasa takut setelah melihat tatapan mengerikan Aditya.
“Begini saja, kalau di antara kalian ada yang mendapat tugas berat segera beritahu aku. Nanti aku usulkan kepada Bos Hadi untuk memberikannya kepada Aditya,” usul Wira.
Semua sopir akhirnya sepakat untuk melaksanakan rencana Wira.
HP Aditya berdering ketika dia merenung di dalam mobil. Pesan masuk dari temannya. Dia memberitahu bahaw Wira ingin menyingkirkannya.
***
“Ada apa Mbak?” tanya Rani cemas.
“Aku baru mendapat telepon dari Mr. James Matthew katanya dia meminta proposal kerja sama baru dari kita,” jawab Frita.
“Lah kok bisa Mbak?”
“Entahlah, katanya dia mendengar desas desus aneh tentang produk kosmetika yang berasal dari Glow & Shine Co. Karena itu dia ingin berjumpa dengan kita di Hotel Universal Bandung”
“Kapan Mbak pertemuannya?”
“Hari ini, pukul 13:00”
“What? Itu mah dadakan banget Mbak.”
“Kalau waktu pertemuannya masih lama, aku nggak akan pusing kaya begini Ran.”
“Oke tenang dulu, biar sekarang aku atur proposal bisnisnya dulu.”
“Nanti saja Ran di hotel, sekarang coba kamu urus sopir yang bisa diandalkan untuk bersiap berangkat,” kata Frita sambil memegang kepalanya.
“Oke!” jawab Rani sambil tergesa-gesa keluar.
Frita bingung, apa yang harus dia lakukan. Dia tidak menyangka jika Mr. James Matthew akan mendadak datang ke Indonesia tanpa memberi kabar terlebih dahulu. Waktu sudah sudah pukul 10:36 sementara pertemuan yang di sepakati pukul 14:00. Bagaimanapun dia tidak punya kesempatan untuk mengundur pertemuan.
Frita hanya berharap semoga hari ini semuanya berjalan degngan lancar. Ah dia melupakan sesuatu, dia lupa bilang kepada Rani agar jangan sampai Aditya yang mengambil tugas penting ini. Bisa gagal pertemuannya nanti jika Aditya yang mengantar mereka ke Hotel Universal.
Sementara Hadi datang menghadap Rani. Dia mendapat perintah untuk segera menyiapkan seorang supir. Hadi pun segera mengumpulkan para sopir untuk memberitahukan jika ada tugas penting itu. Dia menunjuk Wira sebagai sopir untuk mengantar direktur Frita dan sekretarisnya ke Hotel Cempaka dengan segera.
Wira sadar ini adalah kesempatan terbaik untuk memberi pelajaran kepada Aditya agar dipecat. Dia mengusulkan kepada Hadi agar Aditya saja yang menjalankan tugas penting itu. Awalnya Hadi menolak, namun dia setuju setelah Wira membujuknya dan bilang bahwa jika Aditya masih bekerja di sini maka nama baik seluruh sopir bisa ternodai karena Aditya selalu bermalas malasan.
Dari luar gerbang gedung terdengar suara ramai banyak orang, ada yang berteriak, tertawa, dan yang lainnya. Karangan bunga mawar tampak diangkat tinggi-tinggi hingga terlihat dari halaman kantor. Karangan itu terlihat banyak hingga kemacetan terjadi di jalan tepat di depan gedung kantor Glow & Shine Co.
Iring-iringan ramai itu tampaknya mengarah ke gedung kantor. Walaupun Wira sekilas melihatnya namun dia tidak memperdulikan hal itu. Saat ini yang terbayang di pikirannya adalah saat Aditya dimarahi habis-habisan karena gagal menjalankan tugas penting yang diterimanya.
“Dit! Kamu diperintahkan oleh Bos Hadi untuk segera bersiap karena ada tugas penting,” kata Wira di depan Aditya.
“Tugas penting apa?”
“Kamu harus mengantarkan Mbak Rani dan Bu Frita ke Hotel Universal secepat mungkin,” jawab Wira sambil pergi meninggalkan Aditya.
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 367 Episodes
Comments
Nasi Kaput
sepertinya si fitri mulai kesambet.
halo...semua author yang ikut nongkrong disini. datang yok...ketempat aku. ada tip koin dari aku lhooo. koinnya pasti like dan kalau ada sisa koin ada bunga indah buat kamu.
2021-09-29
0
Yana nuryana
Namaku disebut 🤭🤭🤭
2021-08-10
0
agussajiwo
sampai tamat y thor
2021-03-18
0