“Maaf Rik, hari ini aku sibuk banget. Tadi siang aku meeting bersama pimpinan pusat R&D Glow & Shine Co.” tulis Frita dengan emoji tangan minta maaf.
“Tidak apa-apa kok, aku senang kamu baik-baik saja. Oh iya sudah makan belum?” balas Erik, putra presiden direktur sekaligus pemilik Unesia Corp.
Kerjaan Erik sejak siang Erik hanya mengganggu Frita saja. Dia terus-terusan mengirimi Frita pesan yang menurut gadis itu tak penting.
“Aku baru selesai makan di rumah,” balas Frita. Sebenarnya Frita jengkel karena Erik hampir setiap hari terus menerus mengiriminya pesan yang tidak penting sama sekali.
“Yah, padahal tadinya aku mau mengajakmu makan di restoran.”
“Lain kali aja ya.”
“Bagaimana kalau minggu depan kita berdua makan malam?”
“Maaf aku nggak bisa.”
Inilah alasan kenapa Frita tidak mau membalas pesan dari Erik karena jika sudah dibalas satu kali maka pembicaraan tidak akan pernah berhenti.
Bahkan malam ini tampak Frita sudah jengkel karena Erik terus mengiriminya pesan. Namun jika sehari saja Frita tidak membalas pesannya maka Erik akan langsung menemuinya dan menanyakan kabar dan yang lainnya.
Erik tidak pernah putus asa. Dia terus mendekati Frita dengan berbagai cara. Awalnya dia terus menerus memberikan hadiah mahal kepada Frita seperti kalung berlian, jam tangan mewah dan beberapa hadiah mahal lainnya.
“Kalo nonton di bioskop gimana? Minggu depan kalo nggak salah ada film bagus deh, pasti kamu suka.”
“Aku minggu depan kayanya nggak bisa deh.”
“Sehabis nonton kita bahas kerja sama bisnis Fri, katanya Mamaku mau buka salon baru.”
“Kalo masalah itu kirimin lewat email aja dulu Rik. Kalo perlu ketemu baru kita atur jadwalnya.”
Frita lebih baik meluangkan sedikit waktu untuk membalas pesan Erik daripada harus bertemu langsung dengan orangnya.
“Kalau nggak bisa gimana kalo minggu depannya?”
“Duh, jadwalku padat, Rik.”
“Minggu depannya lagi?”
“Hmm”
“Kamu kenapa Fri? Sakit?”
“Enggak.”
“Padahal aku besok mau melamarmu lho, Fri.”
“Terserah.”
Frita langsung mematikan ponselnya karena sudah terlalu kesal. Dia ingin segera beristirahat. Jika Erik besok bertanya maka dia tinggal menjawab kalo baterai HP-nya habis.
Frita teringat saat Erik terus mengirimkan tanaman bunga beserta potnya ke kantor Frita, hingga saat ini semua bunga itu masih terawat dengan baik dan tersebar di setiap sudut gedung Glow & Shine Co.
Erik mengirimkan beraneka tanaman bunga ke kantor Frita selama sebulan penuh. Kegiatannya berhenti setelah Frita bilang, dia tidak suka karangan bunga karena lama-kelamaan mereka akan layu.
Erik baru berhenti mengirimkan berbagai macam tanaman bunga ke kantor Frita setelah dia bilang jika semakin banyak tanaman bunga yang dikirim ke kantornya maka pegawainya tidak cukup untuk merawat semua tanaman yang diberikan Erik.
Hari-hari berikutnya Erik malah mengirimkan lima orang karyawan khusus dari kantornya untuk merawat semua bunga pemberiannya yang ada di kantor Frita. Awalnya Frita menolaknya karena dia tidak ingin menambah beban perusahaan untuk menggaji para pegawai yang dikirimkan Erik.
“Duh! Kenapa harus ada orang kaya Erik sih di dunia ini!” gerutu Frita sambil membanting bantalnya ke arah pintu karena kesal. “Sama menyebalkannya dengan Aditya!”
“Fri? kamu kenapa?” tanya Ayahnya sambil mengetuk pintu kamar Frita.
“Enggak apa-apa kok Yah. Cuma lagi kesel aja.”
“Kalau lagi ada masalah cerita ke aja ke Ayah.”
“Iya Yah. Kalo ada aku pasti cerita kok.”
“Ya udah kalo begitu,” jawab Ayahnya sambil pergi dari depan kamar Frita.
Sementara itu, di tempat lain, Erik semringah luar biasa. Mendapat balasan ‘terserah’ dari Frita malah membuat Erik melompat-lompat karena senang. Erik membayangkan wajah cantik Frita dengan malu-malu bilang ‘terserah’ dengan lembut dan pelan. Dia pikir Frita menulis kata ‘terserah’ karena malu mengatakan bahwa dia sudah lama mengharapkan dilamar olehnya.
Erik kemudian menelepon Frita. Namun nomornya malah tidak aktif. Erik malah berteriak girang sambil melompat-lompat. Dia pikir karena malu sudah bilang ‘terserah’ kepadanya maka Frita segera mematikan HP-nya.
Erik pikir juga mungkin Frita malu karena perasaannya yang sesungguhnya sudah diketahui olehnya, karena biasanya memang perempuan tidak mau jujur pada perasaannya dan malu mengatakan yang sejujurnya, hingga harus pria yang peka dan inisiatif untuk mengungkapkan terlebih dahulu.
“Ada apa Rik kamu malam-malam begini teriak-teriak?” tanya Ayahnya.
“Enggak ko Yah, Erik lagi senang aja,” jawab Erik sambil cengengesan.
“Kelakuanmu hari ini aneh banget, Rik.”
“Besok Ayah lihat saja di TV 45 Bandung,” jawab Erik sambil segera masuk ke kamarnya. Ayahnya semakin bingung.
***
Erik bergaya di kamarnya. Dengan menghadap cermin sembari senyam senyum sendiri. Dia juga sibuk menghubungi beberapa media massa dari mulai koran, TV lokal hingga beberapa majalah untuk meliput acara lamarannya besok secara live.
Tak lupa dia menghubungi toko bunga langganannya untuk memesan beberapa karangan bunga raksasa untuk iring-iringan besok. Dia juga memesan pakaian paling mahal, serta cincin mahal dengan mata berlian. Saung Angklung juga dia hubungi untuk ikut meramaikan acara lamarannya.
Erik kemudian mengabari sekretarisnya.
“Selamat malam Pak Erik.” sapa seorang wanita, sekretaris Erik.
“Besok ada pertemuan penting?”
“Tidak Pak, selama seminggu ini Pak Erik tidak ada jadwal penting.”
“Baguslah. Besok saya mau melamar Direktur muda Glow & Shine Co., Frita.”
“Selamat Pak kalo begitu, lalu apa yang perlu saya lakukan?”
“Besok kamu pakai pakaian paling bagus, hubungi juga beberapa staf yang tidak memiliki pekerjaan penting untuk ikut menghadiri acara lamaran saya.”
“Baik Pak, pasti saya sampaikan.”
“Besok begitu kita sampai di kantor Frita, kamu langsung jemput dia untuk menemuiku di depan kantor.”
“Baik Pak.”
Setelah selesai menghubungi Sekretarisnya Erik segera menelepon anak buah kepercayaannya.
“Malam Bos.”
“Malam Wok. Besok kamu bawa semua anak buahmu untuk mengawalku.”
“Beres Bos. Memangnya besok mau ke mana Bos?”
“Besok aku melamar direktur muda Glow & Shine Co., Frita.”
“Oh Rembulannya Bandung? Hebat Si Bos ini bisa dapetin cewek secantik dia.”
“Iyalah, Erik. Besok tugas kamu dan anak buahmu harus ngamanin acara lamaranku agar nggak ada yang ganggu.”
“Oke Bos. Kalo ada yang ganggu gimana Bos?”
“Kamu sikat aja! Tapi jangan lupa pake baju bagus biar nggak malu-maluin.”
“Duh, gimana ya Bos.”
“Gampang, sekarang aku transfer langsung uangnya buat beli pakaian.”
“Beres Bos kalo begitu.”
Erik rasa semua persiapannya sudah selesai. Erik terbaring di tempat tidur sambil menerawang kiranya apa yang besok akan terjadi. Hatinya sudah tak sabar menunggu pagi hari.
Saat pagi tiba, Erik segera mengumpulkan semua orang yang akan meremaikan acara lamarannya. Sengaja dia tidak memberitahu kedua orang tuanya untuk mengejutkan mereka saat acara lamarannya disiarkan secara live di beberapa stasiun TV lokal, YouTube, Facebook, Instagram dan yang lainnya.
Erik bekerja sama dengan beberapa koran dan majalah untuk menyisipkan berita lamarannya hari ini di berita utama mereka.
Erik berangkat menuju kantor utama Glow & Shine Co. Tampak beberapa orang berpakaian jas dan kacamata hitam ikut dalam rombongan, mereka adalah bodyguard yang di sewa Erik agar acaranya berjalan lancar dan terbebas dari berbagai gangguan.
Erik berhenti di depan kantor perusahaan Glow & Shine Co.
“Kalian taburi tempat ini dengan kelopak bunga mawar,” perintahnya sambal menunjuk pintu masuk utama gedung.
“Siap bos,” jawab anak buahnya.
“Jangan lupa, itu juga dipasang,” ucapnya sambil memandangi karangan bunga yang diangkut beberapa karyawannya.
BERSAMBUNG…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 367 Episodes
Comments
Erni Fitriana
hati hati rikkk...udah gemvar gembor ....ditolak...yg masuk siaran yg pas FRITA nolak...mokal rikkk....mokallll🙃🙃🙃🙃🙃
2022-08-20
0
Junaedi
ya gini Thor kasih tau jk ada mknan grts
2021-05-13
0
agussajiwo
ky nya bakal ada yg kecewa pluss malu ni😆😆😆😆
2021-03-18
1