Aditya berhasil menemukan kamar dia cari. Ketika dia menempelkan telinganya ke pintu, terdengar suara tertawa dari dalam ruangan. Terdengar juga suara pistol yang baru di kokang.
“Selamat malam, Tuan-Tuan,” kata Aditya sambil mengetuk pintu kamar.
“Siapa ya?”
“Saya dari layanan kamar,”
“Sebentar,”
Terdengar di dalam kamar mereka berbisik bisik sambil membereskan barang-barang yang berserakan. Aditya semakin waspada.
Pintu kamar terbuka dari dalam. Aditya tersenyum kepada mereka. Dengan cepat dia menendang orang di pintu hingga terpental ke dalam. Gugun dan anak buahnya yang lain kaget, mereka segera mengambil pistol.
Aditya dengan cepat menendang tangan mereka hingga pistolnya terlempar. Gugun dan anak buahnya menghunuskan pisau lalu menyerang Aditya bersamaan. Aditya dengan lincah menghindari setiap serangan mereka.
“Aku ingin bertanya baik-baik. Siapa sebenarnya yang kalian incar?” tanya Aditya.
“Lu nggak perlu ikut campur!” bentak Gugun.
“Ini nih yang bikin gue males ngomong sama penjahat kelas teri,” kata Aditya geram.
“Gue sebenarnya nggak mau bunuh orang, tapi apa boleh buat lu mengacau di sini sama saja dengan setor nyawa,” bentak Gugun.
“Sayang banget selama ini gue nggak pernah kredit nyawa,” jawab Aditya dengan santai.
Gugun semakin emosi. Dia menyerang leher Aditya, namun hanya mengenai angin karena Aditya mengelak. Teman Gugun menghunuskan pisau menuju perut Aditya namun tangannya dengan mudah di cengkram lalu di patahkan. Lehernya juga di cekik oleh Aditya hingga terkulai lemas.
Temannya serta Gugun segera menyerang dari samping namun dengan cepat Aditya menggunakan tubuh teman mereka sebagai perisai hingga pisau menancap di tubuhnya. Gugun kaget. Dia tidak menyangka jika orang yang dia lawan benar-benar bengis. Aditya menyeringai kepada mereka berdua.
Dengan cepat dia menendang Gugun hingga terpental ke tembok dan berdarah. Lalu meninju mata temannya dan menendang tenggorokannya agar tidak berteriak. Orang itu tersungkur. Aditya menginjak dadanya hingga napasnya terhenti.
“Lu juga mau berakhir seperti mereka?” bentak Aditya persis pembunuh berdarah dingin.
“Am-ampuun, Bang,” jawab Gugun meminta ampun.
“Cepat katakan siapa targetmu!”
“Fri… Frita,”
“Ho… jadi siapa yang menyuruh kalian?”
“Euh, Ran.”
“Yang jelas! Siapa itu Rana?” bentak Aditya sambil menginjak kepala Gugun.
“Di dia katanya dari Laksana Group.”
Aditya paham sekarang. Dia juga sedikit tahu tentang Laksana Group yang menjadi pesaing lokal bisnis kosmetik Glow & Shine Co. Aditya bertekada membawa Gugun hidup-hidup sebagai bukti untuk memberatkan Laksana Group.
Tiba-tiba saja terdengar suara tembakan tiga kali. Aditya terkejut dan berpaling ke arah datangnya suara. Gugun memanfaatkan kelengahan Aditya untuk kabur dengan melompat melalui jendela kamar.
“Sial!” gumam Aditya sambil melihat jendela yang sudah pecah. Namun saat ini ada yang lebih penting yaitu menyelamatkan Frita.
Aditya segera mencari colokan listrik di sana dan mencoba untuk membuatnya korsleting, Aditya berharap setidaknya cara itu mampu menyelamatkan Frita. Aditya berpikir, jika terjadi korsleting maka aliran listrik akan turun sebagai bentuk pencegahan agar tidak terjadi kebakaran.
Di restoran hotel, Frita dan Rani baru selesai menikmati hidangan yang ada. Mereka mulai membicarakan perkembangan kasus bahan berbahaya yang terjadi kepada beberapa klien besar Glow & Shine Co. Seorang pria dengan pakaian rapi tiba-tiba mendekat ke meja mereka namun diabaikan oleh Frita dan Rani.
“Jangan bergerak!” teriak seorang pria di depan pintu masuk restoran sambil mengacungkan pistol di tangannya.
“Jika ingin selamat, cepat taruh tangan kalian di kepala, sekarang!” perintah si pria.
Semua mengikuti perintah si pria. Frita dan Rani juga melakukannya. wajah mereka tampak pucat. Mereka tidak menyangka akan terjebak di situasi berbahaya laiknya di film-film action.
“Aaaa,” semua orang berteriak ketakutan ketika mendengar suara tembakan. Seorang pria tua berbaju putih tumbang ke lantai dengan darah keluar dari dadanya.
“Aaaa,” semuanya kembali berteriak setelah terdengar ada dua suara tembakan lagi. Seorang wanita dan pria muda jatuh ke lantai dengan luka tembak di kepala.
“Mereka mencoba untuk menghubungi polisi. Jika kalian ingin selamat sebaiknya diam! jangan bertingkah!” teriak seorang wanita sambil mengacungkan pistol.
Tampak di ruangan restoran ada lima orang yang membawa pistol di tangannya. Suasana di restoran mendadak mencekam. Semuanya tidak ingin berakhir seperti tiga orang yang tergeletak di lantai.
Rani dan Frita tampak gemetaran. Frita semakin kaget ketika dia merasakan ada benda dingin menyentuh pelipisnya. Rani ketakutan ketika melihat seorang pria di belakang Frita menodongkan pistol ke arah pelipisnya. Ternyata di ruangan itu ada enam orang yang bersenjata, satu wanita dan lima pria.
“Sekarang apa yang harus kita lakukan, Bos?” tanya si wanita.
“Sebaiknya kita kumpulkan juga barang berharga mereka, Bos. Lumayan kan kalo di jual,” sela seoarang pria.
“Bodoh lu ini ya. Kalo kita lama-lama di sini kemungkinan pegawai Hotel yang ada di luar akan segera memanggil polisi!” bentak Bosnya.
“Lalu sekarang gimana, Bos?”
“Sesuai perintah, kita habisi semua orang di sini kecuali target!” perintah Si Bos.
“Oke!” jawab semua anak buahnya.
Mereka menodongkan senjata ke arah semua orang di dalam restoran. Sebelum pelatuk senjata mereka di tekan tiba-tiba saja listrik padam. Tampaknya Aditya berhasil membuat listrik di seluruh restoran turun karena terjadi korsleting.
Semua orang di restoran semakin panik. Tiba-tiba terdengar suara sirene mobil polisi cukup dekat. Para penjahat tampak kaget. Tiba-tiba Aditya datang mendobrak pintu restoran sambil berteriak. “Polisi datang! Polisi datang!”
Frita tampak terkejut mendengar suara Aditya.
“Bos?” tanya penjahat yang panik.
“Cepat bawa target! Kita pergi dari sini sekarang!” perintah Bos penjahat.
“Rani.. Raan toloong,” teriak Frita ketika pria di belakangnya membawanya.
“Mbak Fritaa…” teriak Rani sembari menangis.
Frita digendong oleh seorang pria ke tempat parkir. Di sana mulut Frita ditutup lakban dan tubuhnya di ikat oleh tali. Frita hanya bisa menangis. Airmatanya terus berjatuhan.
Frita berada di dalam jok mobil belakang. Di jok depan tampak seorang wanita dan satu pria yang tengah menyetir. Sementara di belakang mobil itu melaju mobil yang berisi empat orang termasuk Bos penjahat.
Sementara di restoran hotel tampak semua orang masih panik. Ada yang berteriak histeris, ada yang pingsan, ada yang diam menggigil karena ketakutan. Suara sirene polisi terdengar berhenti. Namun polisi tidak kunjung menampakan dirinya. Listrik hotel juga masih padam.
Ternyata suara sirene tadi hanyalah video YouTube yang diputar oleh Aditya di handphone miliknya yang tertempel di pintu masuk. Semua itu bagian dari rencana Aditya untuk membuat penjahat bingung dan menggagalkan niat mereka untuk menghabisi semua orang yang ada di sana.
Suara sirene polisi terdengar kembali, kali ini adalah polisi asli yang dihubungi oleh pegawai hotel. Beberapa polisi masuk ke restoran dan bilang kalau situasi sekarang sudah aman. Mendengar hal itu semua orang segera berhamburan keluar tak terkendali.
“Pelan-pelan. Jangan buru-buru!” perintah polisi ketika melihat orang-orang berebut untuk segera keluar.
“Di sini ada yang terluka, Pak,” teriak seseorang di dekat korban penembakan.
“Segera telepon ambulans,” perintah seorang Polisi kepada bawahannya.
“Di sini juga ada yang tertembak,” teriak yang lain.
“Kakaa..” teriak anggota keluarga korban penembakan.
“Tenang-tenang. Usahakan jangan ribut. Sebentar lagi listrik menyala,” perintah Polisi.
Handphone milik Aditya sudah tergeletak di lantai dan remuk. Tadi saat orang-orang berebut untuk keluar dari ruangan membuat HP itu terjatuh ke lantai karena benturan orang-orang pada pintu. Orang yang keluar dari ruangan juga tidak menyadari jika ada handphone di sana sehingga mereka menginjaknya.
Ambulan kemudian datang ke lokasi. Polisi sibuk memindahkan korban penembakan ke Ambulan untuk segera di otopsi di rumah sakit terdekat. Polisi juga mengumpulkan informasi dari para saksi mata yang ada di ruangan restoran.
Rani yang ketakutan berusaha untuk mencari Frita di kerumunan orang-orang. Dia sangat berharap Frita ada di antara mereka.
BERSAMBUNG…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 367 Episodes
Comments
Erni Fitriana
syukaas gaya adit😘😘😘😘
2022-08-22
0
Junaedi
polisi india
2021-05-13
0
Anita Jenius
Salam kenal ya kak..
10 like mendarat buat kk.
Lanjut up ya.
2021-05-12
0