Aditya segera mencari keberadaan Rani di aula. Namun dia tidak sedikitpun melihat batang hidungnya. Lelaki itu mulai cemas.
Lelaki itu kemudian berjalan keluar dari aula hendak menanyakan keberadaan Rani kepada resepsionis hotel. Dia pikir mungkin Lina tahu keberadaan Rani.
“Ah Mas Aditya?!” sapa Lina ketika melihat Aditya menghampirinya.
“Hai Mbak.”
“Loh kok pake pakaian seperti itu lagi? Katanya nggak sopan,” gerutu Lina sambil cemberut.
“Duh maaf banget. Aku ke sini buru-buru karena khawatir kamu kenapa napa. Jadi aku belum sempet ganti baju lagi.”
“Aku baik-baik saja kok Mas,” jawab Lina sambil tersipu malu. Dia tidak habis pikir Aditya sampai segitunya mengkhawatirkan dirinya.
“Syukurlah. Oh iya katanya ada orang yang diculik penjahat ya Lin?”
“Iya Mas...”
“Panggil Aditya saja.”
“Iya Dit, yang diculiknya orang terkenal lagi.”
“Siapa?”
“Itu Rembulannya Bandung, Frita.”
“Oh iya. Selain itu apa ada yang diculik lagi?”
“Nggak ada tuh Mas eh Dit. Cuma Frita doang. Tapi kasian loh temennya sampe histeris teriak teriak begitu pas tahu Frita diculik.”
“Histeris? Lalu di mana temannya saat ini?”
“Ada di kamar 027. Dia saat ini tidak sadarkan diri.”
Mendengar penjelasan dari Lina, Aditya segera bergegas pergi untuk melihat keadaan Rani. Lina awalnya merengek terus ingin ditemani Aditya dengan alasan takut. Tapi dia berhenti merengek setelah Aditya bilang kalau dia sukanya sama wanita yang pemberani.
Aditya segera pergi menuju kamar Rani. Di dalam kamar tampak hanya ada seorang perawat yang sedang memeriksa kondisi Rani yang masih terbaring tidak sadarkan diri di atas kasur.
“Mbak Rani,” kata Aditya sambil segera duduk di dekat Rani dan memeriksa keadaannya. Perawat yang ada di sana tampak heran.
“Mas ini siapanya ya?” tanya si perawat.
“Saya bawahannya di perusahaan,” jawab Aditya.
“Oh iya.”
“Bagaimana Bu keadaannya?”
“Dia baik-baik saja. hanya saja beban di pikirannya terlalu berat memikirkan temannya yang diculik hingga dia tidak sadarkan diri. Kalau memang ada temannya yang lain saya bisa lega sekarang. Kalo begitu saya tinggal dulu ya, mau memeriksa keadaan yang lain,” ucap perawat sambil keluar dari kamar.
“Baik Bu terima kasih banyak.”
Aditya merasa lega karena ternyata Rani tidak terluka. Aditya mengusap wajah Rani sambil tersenyum. Dia pikir mungkin kejadian seperti ini akan kembali terulang. Aditya menghela napas dalam mengingat bahwa para penjahat itu mengincar Frita karena formula baru yang ditelitinya.
Selagi dalang dari kejahatan ini belum tertangkap, pastinya dia akan terus mencari cara untuk menyingkirkan Frita dan yang lainnya. Aditya kembali teringat awal mula dia membuat kesepakatan dengan Pandu.
Jimmy memerintahkan anak buahnya agar para tamu dipersilahkan untuk kembali ke kamar masing-masing untuk beristirahat. Dia juga memerintahkan agar anak buahnya berjaga di sekitar hotel secara bergantian agar dapat beristirahat. Terdengar beberapa mobil mendekat dan berhenti di tempat parkir hotel.
“Lapor Pak. Ada beberapa mobil berhenti di tempat parkir hotel,” lapor seorang anak buahnya yang bertugas berjaga di luar.
“Siapa yang ada di dalamnya?” tanya Jimmy.
“Tampaknya mereka dari media massa. Mereka meminta izin untuk meliput keadaan hotel dan meminta keterangan resmi dari kepolisian.”
“Sial. Kenapa selalu saja seperti ini,” gumam Jimmy sambil memegang kepalanya.
“Baiklah, izinkan mereka masuk dan meliput keadaan hotel. Aku juga akan menemui mereka di aula. Pastikan agar mereka tidak merusak dan merubah keadaan di sekitar TKP, pastikan juga agar mereka tidak mengganggu tamu hotel yang sedang beristirahat.”
“Baik Pak!”
Jimmy segera pergi menuju aula untuk memberikan keterangan resmi perihal kasus yang terjadi di hotel itu. Tampak para wartawan media massa mulai sibuk merekam keadaan Hotel Universal. Para pegawai hotel menjadi incaran untuk diwawancarai pertama kali sebelum Jimmy.
Pegawai yang malu-malu malah segera pergi meninggalkan para wartawan. Lain halnya dengan beberapa pegawai yang narsis, mereka malah mendekati kamera ketika teman mereka sedang di wawancarai. Setelah wawancara selesai, para wartawan mulai berkumpul di aula hotel untuk mendengarkan keterangan resmi dari Jimmy.
“Pak bagaimana kronologisnya kejadian yang baru terjadi di sini?”
“Kami dengar ada beberapa korban yang meninggal dunia. Apakah mereka melakukan perlawanan?”
“Tenang ya satu persatu,” kata Jimmy mencoba menenangkan.
Setelah para wartawan tenang barulah Jimmy menjelaskan kronologis kejadian yang terjadi di hotel itu. Jimmy juga mengatakan kalau identitas pelaku masih belum terungkap. Tampaknya para wartawan belum mengetahui jika Frita diculik oleh para penjahat. Jimmy juga tidak mengatakan hal itu kepada para wartawan.
Para wartawan mulai pergi meninggalkan hotel setelah mendapatkan jawaban yang memuaskan dari Jimmy. Tak lama kemudian ada seorang anak buahnya yang datang dengan membawa HP Aditya yang sudah remuk.
“Lapor Pak. Saya menemukan HP ini di dekat pintu masuk ruang restoran.”
“Apa masih bisa dinyalakan?”
“Kelihatannya sudah rusak Pak. Kami tadi sudah mencobanya namun gagal.”
“Lalu bagaimana dengan memori eksternalnya? Apa menyimpan data yang penting?”
“HP ini tidak memiliki memori eksternal Pak. Kami juga sudah mengecek kartu simnya dan ternyata sudah kosong.”
“Kosong?”
“Iya Pak.”
“Masukan ke dalam barang bukti. Nanti kita periksa lebih lanjut.”
Di dalam pikirannya Jimmy mulai mencocokan setiap petunjuk yang ada untuk mengungkap tujuan dan rencana pelaku. Kasus ini begitu rumit baginya. Jimmy berjalan menuju kamar Rani untuk melihat kondisinya, jika dia sudah sadar maka kemungkinan ada petunjuk lain yang bisa dia dapatkan untuk menyelamatkan Frita.
“Kamu Sedang apa di sini?” tanya Jimmy ketika melihat Aditya berada di ruangan Rani.
“Saya hanya menemani atasan saya Pak.”
“Atasan?”
“Iya Pak, saya juga bekerja di perusahaan Loka Group.”
Jimmy semakin mencurigai Aditya. Dia heran kenapa Aditya tidak berada di dekat atasannya saat kejadian itu terjadi. Namun Aditya beralasan kalau dia hanyalah sopir dan tidak mungkin duduk semeja dengan atasannya. Tiba-tiba HP milik Rani berdering, tampak Pandu yang menelepon. Aditya hendak mengangkatnya namun dengan cepat Jimmy merebutnya.
“Rani, kalian sekarang ada di mana? Apa kalian akan menginap di hotel?” tanya Pandu dengan nada cemas.
“Maaf Pak ini dengan siapa ya?” tanya Jimmy.
“Loh. Anda ini siapa? Di mana Rani?”
“Saya Jimmy Wijaya dari kepolisian bagian kriminal.”
“Polisi? Saya Pandu Saputra atasannya Rani. Kenapa HP Rani ada di polisi ya?”
“Oh ayahnya Frita. Maaf Pak saya kira siapa.”
Semua yang terjadi di hotel termasuk Frita yang di culik dijelaskan secara detail oleh Jimmy. Dia juga bilang kalau dia mempertaruhkan nama baiknya sebagai kepala bagian kriminal untuk menyelamatkan Frita. Dia berjanji secepat mungkin akan menemukannya.
Pandu bilang kepada Jimmy jika dia ingin datang ke hotel itu sambil menunggu kabar tentang putrinya. Jimmy melarangnya dia bilang hal itu hanya akan merepotkan Pandu. Jika ada kabar yang berkaitan dengan Frita maka Jimmy akan segera mengabarinya.
“Lalu bagaimana dengan Aditya?”
“Oh sekarang dia sedang bersama saya.”
“Biarkan saya berbicara dengannya, ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan.”
“Mohon maaf Pak. Saat ini kami sedang menyelidikinya jadi Pak Pandu tidak bisa berbicara dengannya.”
“Menyelidikinya? Saya sangat yakin Pak, Aditya tidak mungkin terlibat dalam kasus ini.”
“Mohon maaf Pak. Terkadang kepercayaan seorang atasan memang dimanfaatkan oleh para bawahan yang punya niat jahat.”
Jimmy mengakhiri panggilannya sambil menatap tajam kepada Aditya. Dia juga membawa HP milik Rani dengan alasan takut digunakan oleh Aditya. Melihat hal itu Aditya hanya tersenyum. Dia bisa menebak alasan kenapa Jimmy memperlakukannya seperti itu.
BERSAMBUNG…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 367 Episodes
Comments
Ken arok
POLISI INDIA DATANG STELAH SEMUANYA KELAR
2021-09-24
0
RN
Like ku hadir lagi
intip playboy mengejar cinta❤😘 yuk
2021-04-15
0
agussajiwo
ky nya bakal ada yg bersaing ni
2021-03-18
0