"Kau harus bertahan Diana, kau harus yakin kau akan bahagia, kau harus bersandar kepada harapan, kau harus yakin pada Tuhan"
"Haii.. bangunlah.. Diana.. nama mu Diana kan?"
"Di..dimana A..aku.. Di..dimana su..suamiku" Diana membuka matanya, menatap langit sebuah ruangan dengan lampu yang menyala terang.
"Mbak, tenang ya.. Dokter selesai mengobati luka- luka mbak, apa ada saudara yang bisa dihubungi?" tanya perawat.
"Ti-tidak.. su-suamiku di..mana" Diana meneteskan airmatanya.
"Masih ada di ruang ICU, belum sadarkan diri" kata perawat memeriksa tekanan darah Diana.
"Apa Mbak ada asuransi?" Diana menggelengkan kepalanya. "Untuk biaya Administrasi apakah ada saudara yang bisa di hubungi?" Diana kembali menggelengkan kepalanya, airmatanya tidak berhenti berderai.
"Baiklah setelah mbak pulih sempurna, mbak bisa menyelesaikan administrasi keuangan" kata perawat itu mencatat tekanan darah Diana dan meninggalkan Diana sendiri.
Diana mencoba menggerakkan kaki dan tangannya, kemudian mencoba untuk bangun dari tempat tidurnya, beberapa luka di tangan, kepala, kaki sampai perutnya terlihat dipenuhi perban dan plesteran bahkan ada jahitan. Diana duduk terpaku, ingin rasanya berlari menemui suaminya tapi badannya terasa berat dan sulit digerakkan, Diana berulang kali menyeka pipinya dan hidungnya, sepertinya airmata sulit untuk dihentikan.
Saat seorang mengetuk pintu Diana pun sulit sekali untuk menoleh. Seorang perawat dan beberapa orang memasuki kamar perawatannya.
"Selamat siang Mbak, perkenalkan saya Handoko dari kepolisian dan ini pak Herman pengacara dari pemilik mobil yang menyebabkan kecelakaan" Diana menyambut uluran tangan petugas kepolisian dan pengacara, lalu kembali menyeka airmatanya.
"Ini ada surat perjanjian damai, mbak bisa baca dan bisa menanda tanganinya" kata Herman menyerahkan satu berkas surat perdamaian berisi beberapa lembar kertas.
"Bacakan saja intinya" kata Diana dengan pandangan nanar dan sesekali menyeka pipi dan matanya.
"Sebetulnya yang pemilik mobil tidak ada hubungannya dengan kasus kecelakaan ini, mobil itu dikendarai kawannya, sekarang kawannya itu masih berada dipenjara, tapi sang pemilik mobil ingin bertanggung jawab penuh atas pembiayaan rumah sakit dan perbaikan mobil dan akan memberikan kompensasi atas kejadian ini" kata Herman.
"Bila merepotkan atau tidak punya uang untuk bertanggung jawab tidak apa- apa.. semua ini takdir.. kami memang berjalan sangat lambat pagi itu, aku hanya ingin melihat keadaan suamiku, apakah aku bisa menemuinya suster?" tanya Diana.
"Kami akan berusaha membantu Mbak siapa namanyaa?" tanya petugas kepolisian yang di dadanya bertuliskan Handoko.
"Nama saya Diana" katanya dengan menyeka kembali airmatanya.
"Baiklah Mbak Diana, pemilik mobil akan menanggung semuanya" kata Herman.
"Kalau beliau sanggup tidak apa- apa.. tapi bila tidak saya tidak akan memaksa, walaupun saya juga bingung harus mencari uang kemana, saya akan berusaha semampu saya" trenyuh sudah hati Lukas mendengar penuturan Diana, dibalik pintu kamar itu, hatinya semakin dihinggapi rasa bersalah.
"Mbak Diana akan di pindahkan ke kamar vvip, kami akan mengirimkan barang- barang yang ada di mobil agar dibawa ke rumah sakit ini, karena mobil anda besok akan kami bawa ke bengkel untuk diperbaiki" kata Herman lagi.
"Dan saya akan menjadi saksi kesepakatan damai antara mbak Diana dan pemilik mobil yang diwakili pengacaranya, kalau pengemudinya dia harus tetap di penjara karena tindakan cerobohnya" kata petugas kepolisian bernama Handoko itu.
"Terima kasih atas kebaikan anda semua, sampaikan rasa terima kasih saya kepada pemilik mobil, terima kasih sudah merepotkan" kata Diana dengan terisak, hati Lukas menjadi ciut seketika, airmata menetes begitu saja di sudut matanya.
Mengapa gadis itu justru merasa merepotkan dirinya bukan sebaliknya? mengapa gadis itu bisa menerima dengan mudah begitu saja dan berkata dengan mudah bahwa itu adalah takdir? Kenapa gadis itu begitu kuat sekalipun airmatanya tidak berhenti menetes? Gadis itu dimana aku melihatnya? Diana? Kenapa aku sangat kasihan padanya?. Pertanyaan itu muncul begitu saja dikepala Lukas dengan jiwa pecundangnya yang tidak berani menatap langsung atau menemui gadis itu.
Diana akhirnya menanda tangani surat perjanjian damai ini, dengan uang kompensasi senilai 100 juta rupiah, apakah ini sebanding?
Sebandingkah dengan kebahagiaan yang di renggut begitu saja darinya, oleh sekelompok orang yang menyia- nyiakan masa mudanya demi sebuah pesta yang memabukkan dan kenikmatannya hanyalah sementara.
Tentu tidak sebanding dengan apa yang dialaminya, tapi apakah Diana memikirkan itu? Di saat seperti ini hanyalah bagaimana caranya bisa bertemu Gilang, melihatnya dan memeluknya, itu sudah lebih dari cukup. Diana memang mempunyai hati yang tulus, tidak mau menuntut lebih, dia hanya bisa menerima pemberian sang pemilik mobil dengan ikhlas, toh bila sang pemilik mobil tidak bertanggung jawab yang memang seharusnya bukan kewajibanya menanggung Diana, dia bisa apa dengan uang pribadinya yang tidak seberapa dan uang Gilang yang dia sendiri tidak tahu berapa yang Gilang miliki, Diana masih sangat bersyukur untuk itu dan akhirnya menanda tangani surat perdamaian itu di atas materai.
Setelah berpamitan Handoko dan Herman meninggalkan ruangan itu, sementara suster mengurus kepindahannya di ruang vvip yang berada tidak jauh dari ruangan ICU dimana Gilang berada.
*****
"Bagaimana Lukas? Apa urusanmu sudah selesai?" tanya Mario saat Lukas menemuinya di kediaman Mario.
"Aahh.. Kasian sekali gadis itu, Suaminya belum tahu keadaannya bagaimana.. entah tertolong atau tidak" kata Lukas membuka kaleng softdrink yang diambilnya dari lemari pendingin dan membawanya ke meja makan dimana Mario duduk disana sedang makan hasil masakannya sendiri.
"Apa dia puas dengan rasa tanggung jawabmu itu?" tanya Mario kemudian.
"Dia gadis yang aneh, dia bilang jika pemilik mobil tidak punya uang dan merepotkan tidak perlu bertanggung jawab, padahal dia sendiri tidak punya cukup uang untuk membayar biaya rumah sakit, dia bilang ini semua sudah takdir padahal dia tidak bisa menghentikan tangisannya sedikitpun, gadis yang aneh.. sayangnya dia sudah bersuami" kata Lukas
"Memangnya kalau belum kenapa? Mau kamu dipacari terus kamu tinggalin? Jangan sampai gadis langka seperti itu menderita.. Bila aku bertemu perempuan seperti itu aku tidak akan melepaskannya, gadis seperti itu layak dipertahankan dan pantas dibahagiakan" kata Mario masih menyantap makanan.
"Sayangnya dia sudah ada yang punya Brad, dia milik orang lain.. Aku pun akan berubah demi gadis seperti dia, rasanya aku pernah melihatnya tapi otakku seperti berhenti bekerja, alkohol benar- benar merusak pikiranku, tapi saat aku melihat kesedihannya entah mengapa aku ingin memperbaiki hidupku" Lukas menerawang mengingat wajah Diana.
"Sungguh tidak bisa dipercaya" Mario tergelak dan hampir tersedak mendengar penuturan Lukas. "Seorang Lukas player sejati akan berubah" Mario kembali tergelak dengan menggelengkan kepalanya.
"Bila kau melihatnya kau akan mengatakan hal yang sama Brad.. Gadis itu sangat cantik dan hatinya juga luar biasa, suaranya akan memukaumu, kau akan melupakan kesedihanmu selama ini, kau akan lupa akan Kenanga" kata Lukas menantangnya.
"Hanya Gadis Hujanku yang telah membuatku melupakan Kenanga, dia menghilang entah kemana dan aku masih menyelidikinya, aku masih mencarinya, Paman Leon sedang menelusuri dimana keberadaannya" kata Mario dengan dadanya yang berdebar tiba- tiba.
"Kau sungguh aneh, jatuh cinta pada gadis yang bahkan namanya saja kau tidak tahu" Lukas pun terkekeh.
"Bila kau menemukannya kau harus mengembalkkannya padaku karena dia milikku, aku tahu pergaulanmu dengan wanita sangat luas siapa tahu kau yang beruntung menemukannya tapi jangan jatuh cinta padanya" Mario tergelak dan bangkit berdiri membawa piring kosongnya ke arah dapur.
"Siapa yang berani mengambil milikmu, kau pasti akan membunuhku, Brad " Lukaspun terkekeh lagi.
Gadis itu.. Bagaimana bila suaminya tidak tertolong? Kenapa aku sangat kasihan padanya dan ingin terus menolongnya? Diana, maafkan aku.. aku secara tidak langsung merenggut kebahagiaanmu. LUKAS
-
Bila kamu menyukai Novel ini, Jangan Lupa Dukungan Vote, Like, Komen, Koin, Poin dan Rate bintangku yaa Reader Tersayang.
Biar aku semangat nulis lagu disela - sela waktu jadwal kuliahku yang padat.
Terima kasih Reader tersayang 😘😘🥰🥰💕💐
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 199 Episodes
Comments
Nur Cahya
benar... dan lukas yg menemukan lebih dulu,, hanya saja lukas tidak tau kalo diana itu gadis hujan mu mario..
2023-10-02
0
Nazam Baguzriaji
good
2022-09-16
0
Evi Octavia
sedih
2022-08-18
0