"Paman!! Apa Paman juga melihatnya?! Bukan hanya aku kan yang melihatnya?!" setengah berteriak Mario terkejut saat seorang gadis berlari melesat tiba- tiba memotong jalannya saat mobil yang Paman Leon kendarai memasuki parkir pemakaman.
"Iya Tuan, Paman melihatnya" Leon tidak kalah terkejut, untung mobil yang dilajukannya hanya pelan, bila tidak mungkin gadis itu akan celaka.
"Oohh Tuhan.. aku pikir gadis itu hantu, aku pikir dia terbang, ternyata dia menapakkan kakinya ke tanah" Mario mengelus dadanya, wajah piasnya kini telah berangsur- angsur memerah.
Bukannya itu tadi gadis yang hujan- hujanan? Yang membeli bunga? Dia berjalan kaki??? Siapa Dia... wajah itu.. kenapa penuh kesedihan. Mario
"Paman tunggulah disini, diluar hujan.. payung kita cuma satu"
"Baiklah, Paman tunggu disini" disertai anggukan.
Mario membuka mobil dan membuka payung hitam, lalu melangkahkan kakinya keluar meninggalkan area parkir menuju pemakaman sang kekasih.
Flashback on
Kenanga, kekasih hati yang teramat dia cintai, yang begitu cepat meninggalkannya. Tuhan mengambilnya tanpa perasaan, satu tahun pertama menjalin kisah manis dan di tahun kedua harus menjalin kisah sedih di dalam ranjang pesakitan karena kanker ganas yang menyerang Kenanga.
Setelah satu tahun berjuang, Kenanga memilih menyerah dalam pelukan Mario dan kembali ke pangkuan Sang Pencipta.
"Mario, Maafkan aku,.. aku tidak sanggup menemanimu.. peluklah aku" Dan saat Kenanga dalam pelukannya, mata Kenanga terpejam dan berkata "Lupakan aku dan Hiduplah".
Dan Kenanga pun terpejam selamanya, di iringi raungan Mario yang memecahkan langit mendung sore itu disertai gerimis yang menyayat hati.
Satu pesan terakhir yang selalu Mario ingat "Lupakan aku dan Hiduplah", itu justru membuat Mario mengalami keterpurukan yang panjang selama setahun ini, dia banyak menghabiskan waktunya di pemakaman Kenanga, entah membaca buku atau menonton opera sabun kesukaan Kenanga melalui ponselnya atau melukis bahkan kadang tidak melakukan apapun.
Mario membangun taman kecil di sekitar pemakaman, dengan kursi taman yang selalu dia gunakan untuk menghabiskan waktunya disitu, dengan bunga, rokok dan alkohol yang selalu dia bawa, rambut gondrong dengan wajah tirus dan kulit yang menghitam tak terurus karena terpaan sinar matahari, tubuh tegap dan kekarnya menghilang tergerus oleh alkohol, bulu- bulu halus di dagu dan atas bibirnya tumbuh berantakan, jambangnya pun telah bersatu dengan rambut gondrongnya.
Keluarganya menyerah dengan keadaan Mario saat itu, Mamanya hanya bisa menangis dan seiring berjalannya waktu Mamanya lebih memilih memikirkan kesehatannya sendiri dan menyerahkan semua kepada Tuhan.
Aditya juga lelah memberikan nasehat serta dukungannya, bagaimanapun juga Mario adalah anak laki - laki satu - satunya, dia memilih membiarkan anaknya bertingkah sesuka hatinya, karena urusan di kantornya sangat menyita waktunya.
Emily yang selama ini banyak mendukung adiknya, sesekali mendatangi makam hanya untuk memgantar makanan kesukaan Mario dan melepas kerinduannya pada satu - satunya adik laki - lakinya.
13 Bulan berlalu, sampai di suatu sore menjelang petang, seorang gadis menghampirinya saat dia mabuk dengan posisi tengkurap di kursi taman biasa dia habiskan selama setahun belakangan ini, gadis itu datang dengan sebuah kartu ucapan, karena siapapun orang yang melihatnya pasti akan trenyuh dengan keadaan Mario.
Gadis itu hendak meletakkan sebuah kartu ucapan yang akan digeletakan di kursi taman dekat dengan dirinya, namun Mario menyadari itu lalu membalikkan badannya dan bangkit berdiri dan menarik tangan gadis itu, sehingga jatuh ke dalam pelukkannya.
Entah karena alkohol Mario tidak bisa melihat dengan jelas wajah gadis itu, apalagi suasana petang tanpa cahaya, membuat gadis itu tidak melihat dengan jelas wajah Mario juga.
"Lepaskan aku, Tuan" hanya suara merdu itu yang Mario dengar dan membuatnya mencium bibir gadis itu dengan lembut, saat ingin menginginkan lebih gadis itu mendorongnya dengan keras dan menamparnya.
"Dasar pemabuk, kau mencuri ciuman pertamaku, sialan!" Gadis itu berlari meninggalkan Mario yang tergelak.
"Hahaha.. bahkan kau menikmatinya.. heii aku juga menikmatinya" Gadis itu menoleh dan akhirnya terus berlari.
"Kenapa kau menamparku tidak dari awal hahaha.. Lihatlah Kenanga, dia menamparku setelah dia memberikan lidahnya, dia tidak tau caranya berciuman hahaha aku mencuri ciuman pertamanya hahaha" gelak Mario dengan setengah mabuk, tersungkur di pusara Kenanga, tawanya berubah menjadi tangisan pilu yang memecahkan kesunyian di senja yang akan bergant petang.
Saat itu jugalah dia melihat sebuah kartu ucapan merah jambu, mungkin gadis itu yang menjatuhkannya. Mario mengambilnya dan membukanya, kartu itu bertuliskan "Dia telah Hidup, kamulah yang seharusnya Hidup, Dia Hidup didalam hatimu" Mario menatap nanar tulisan di kartu itu, entah untuk dirinya atau siapa, namun tulisan itu sangat menampar hatinya, adrenalinya meninggi membuat semangatnya memuncak.
Mario menyimpan kartu itu, namun entah memiliki kekuatan dari mana Mario memutuskan untuk bangkit dan hidup, memulai kehidupan yang telah lama di tinggalkannya. Ingin membuat hidupnya berarti adalah tujuannya sekarang, ya Mario ingin Hidup!
Ciuman yang selalu membayanginya membuatnya ingin melanjutkan hidup, bila beruntung dia ingin menemukan gadis itu, dan meminta maaf atas kejadian ini, dia hanya berharap bisa bertemu walaupun itu sangat mustahil.
Flashback Off
Lamunannya buyar ketika Mario telah sampai pusara Kenanga. Dia duduk di kursi taman yang telah basah, dia menyeka titik air diatas kursi itu, lalu duduk memandangi pusara itu seperti memandangi wajah Kenanga.
"Wah pengurus pemakaman merawatmu dengan baik, ahh... apa kabarmu Kenanga, satu bulan ini aku tidak hadir disini.. Lihatlah Mariomu.. aku tampan kan sekarang, aku memotong rambutku, aku memotong brewokku, aku akan memulai kehidupanku, seperti kau bilang.. aku akan hidup, seperti dirimu, kau hidup dalam hatiku.. dan akan melupakanmu seperti mau mu.. Mungkin aku akan jarang kesini, aku akan pergi dari kota ini, membangun hidupku di kota lain.. bahagialah dan tenanglah kau disana, aku sudah baik- baik saja sekarang.. Lihat aku berhenti menangisimu.. aku akan berusaha mengembalikan ciuman yang pernah ku curi dihadapanmu.. kau jangan cemburu.. bantu aku menemukannya.. semoga saja aku beruntung kali ini.. Maafkan aku.. gadis itu telah menempati hatiku.. entah seperti apa dan entah dimana dia, kartu merah jambu ini yang akan menuntunku.. suatu hari nanti aku akan membawanya kesini dihadapanmu.. Kenanga, my Kenny.. selamat tinggal.. cintaku" Mario meletakkan bunga ditengah hujan yang mengguyur, hatinya sesaat tersayat namun airmatanya menghilang entah kemana.
Saat ingin beranjak dari pusara Kenanga, Mario mendengar sayup- sayup tangisan seseorang yang membuatnya tertarik untuk mencari sumber suara itu, ada kengerian namun ada rasa penasaran yang menyelinap dihatinya. Mario pun mencari sumber suara itu, perlahan - lahan kakinya mendekatinya.
Seorang gadis? Bukankah ini gadis yang di toko bunga? Ya Tuhann.. jadi bunga ini untuk ayah dan ibunya? Kasihan sekali gadis ini.
Kalau kalian menangis saat ini, tolong di vote di like dan di komen, katakan apa perasaanmu.. curahkan isi hatimu, reader tersayang.. terima kasih banyak🙏🙏😘💕💐
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 199 Episodes
Comments
Evi Octavia
merinding
2022-08-18
1
Aruna arfiana
😔😔😔
2022-05-11
1
Lilis Sukaesih
❤️❤️❤️❤️❤️
2022-05-09
1