Dia Pergi

"Diana.. dimana diaa.. Dianaaa !" Gilang terduduk di kursi dimana Diana duduk. Ya gadis itu pasti telah pergi, dia mendengar semua hinaan orang tuanya.

Giginya gemeletuk menahan airmatanya diantara matanya yang kian memerah, pucuk hidungnya pun telah mengeluarkan warna semburatnya.

"Sudahlah.. biarkan dia pergi.. lihat saja kelakuannya tidak sopan, pergi tanpa permisi.. itu tandanya dia tidak bermartabat" kata sang ibu yang tengah berada di ruang tamu.

"Wanita manapun tidak akan bertahan dengan hinaan keluarga kita Ibu, bahkan bila itu di posisi Ibu sendiri, pasti Ibu tidak akan bertahan" Gilang meneteskan airmatanya.

"Gilang! Kamu berani sekali pada Ibumu ini! sejak kapan kamu berani kurang ajar, rupanya gadis itu membawa dampak buruk bagimu" sang ibu tampak sedang menguasai emosinya.

"Cukup Ibu! Gilang sudah 32 tahun, jangan perlakukan Gilang seperti anak kecil, Gilang tau mana yang baik mana yang tidak" Gilang setengah berteriak kepada ibunya.

"Banyak gadis biasa yang mengincar kekayaan dan kehormatan, anak itu salah satunya" kata sang Ayah dengan aura kewibawaannya.

"Ayah hanya melihat dari kulitnya, tanpa Ayah tahu kedalaman hati seseorang, Diana wanita pekerja keras, seandainya Diana mengincar kekayaan dia akan mau menerima uang pemberian Gilang, dia membiayai hidupnya sendiri untuk kuliah walaupun hanya D1 dengan biayanya sendiri, sejak SMA dia sudah bekerja sambilan, Gilang mencintai Diana karena dia sosok yang kuat dan mempunyai ketulusan, kesabaran hati yang luar biasa, dia rela menderita demi orang lain" buliran jatuh di sudut mata Gilang.

"Begitu mendapatkanmu semua bisa berubah, wanita dari kalangan bawah kebanyakan mencari keuntungan dari kami kalangan atas" kata sang Ayah.

"Orang pandai menguliti orang lain namun tidak pandai menguliti dirinya sendiri" Gilang menatap nanar rintik hujan disana.

"Gilang!!" bentak sang Ibu.

"Wanita seperti itu bisa menukar kehormatannya demi uang dan kehidupan yang layak" kata sang Ibu lagi.

"Ibu tidak mengenalnya, bahkan Gilang belum pernah menyentuh gadis polos itu, dia menjaga kesuciannya bahkan dari Gilang sendiri" pungkas Gilang menahan amarahnya.

"Tetap saja kami tidak setuju, karena bukan berasal dari keluarga terpandang dan bukan dari darah biru, kami tidak bisa merestui kalian, terserah padamu Gilang" Sang Ibu mulai menangis.

"Gilang sudah dewasa, Gilang akan tetap menikahi Diana, Gilang tidak perlu wali untuk menikah!" Gilang akhirnya menaikkan nada suaranya.

"Gilaang!!!" Sebuah tamparan keras mendarat di pipinya.

"Ayahh!! Apa Gilang masih terlalu muda untuk ditampar, Ayah melukai harga diri Gilang!! Apakah orang bermartabat seperti ini?! Inikah yang kalian banggakan dengan darah biru kalian!!" meluap sudah amarah Gilang saat itu juga.

"Gilangg!" Bentak ibunya dengan mengangkat tangan untuk menampar gilang.

"Ibuu!" sang Ayah berteriak mencegah sang Ibu menampar Gilang.

"Bu maafkan Gilang, tapi Gilang akan pergi, Gilang akan tetap menikahinya, tidak perduli Ayah atau Ibu akan menyetujuinya atau tidak, Gilang tidak bisa hidup tanpa Diana" Gilang bangkit berdiri dan berjalan ke arah kamarnya.

"Gilang! Jangan pergi nak" sang Ibu pun menangis berlarian menyusul Gilang ke kamar.

Gilang meraih dua koper lalu memasukkan sebagian pakaian dan dokumen penting ke dalam kopernya, sang Ibu menarik tangannya dan selalu ditepiskannya, Gilang terus berusaha mengosongkan lemarinya.

"Gilang.. Ibu mohon jangan pergi.. Satya.. tolong cegah anak kita, dia anak kita satu- satunya" Sang ibu memohon kepada Suaminya dengan tangisannya.

"Farida, biarkan anak itu pergi kalau itu memang kemauannya, jangan kau halangi" kata Satya.

"Ibu akan merestuiku atau memilih Gilang pergi" Gilang menggendong tas ranselnya dan menaikkan dua handle kopernya dan berdiri diambang pintu.

"Satya.. " sang Ibu terus terisak tidak mampu berkata apapun lagi.

"Baiklah Gilang anggap Ibu dan Ayah setuju dengan kepergian Gilang" derit suara roda koper berputar - putar lirih.

"Gilang, satu langkah kau keluar dari pintu itu, kamu bukan anak Ayah dan Ibu lagi" Ancam Satya dengan menunjuk pintu keluar.

Gilang menoleh dan melihat sang ibu masih terisak pilu.

"Gilang akan mengirim undangannya segera, Gilang tidak mengharap restu, barangkali Ayah dan Ibu bisa datang" Gilangpun berlalu pergi meninggalkan ibunya yang masih meraung pilu.

Ditengah rintik hujan, Gilang memasukkan koper dan ranselnya ke dalam bagasi mobilnya, lalu dia melajukan mobilnya keluar dari kediamannya.

Hatinya kian pilu mendengar tangisan ibunya yang kian samar ditelan hujan deras yang kian mengguyur jalan sore itu.

Flashback On

"Selamat siang Kak, apa boleh aku memberikan brosur ini? Akan ada bakti sosial di alun - alun kota hari minggu, nanti datang ya ke stand kami, ini brosurnya.. kami menjual pernak pernik hasil dari anak panti asuhan" Kata seorang anak perempuan remaja tanggung bersama teman temannya, dengan seragam baju SMA dan dengan tas ranselnya berisi brosur yang menghimpit punggungnya, dia berdiri disamping meja seorang wanita yang duduk menunggu pesanan di sebuah cafe.

Ya, gadis itu adalah Diana, senyum keceriaannya disertai semburat kesedihan dimatanya namun senyum masih terpancar di wajah ayunya dengan balutan topi golf yang menutupi sebagian rambut coklat tuanya.

"Aku akan datang, siapa namamu?" tanya wanita itu.

"Nama ku Diana kak" Diana mengulurkan tangannya dan wanita itu menyambut tangannya dengan kelembutan yang bersahabat.

"Panggil aku Kenanga, aku akan mengajak teman - teman kuliahku hari minggu" wanita itu tersenyum lembut.

"Terima kasih Kak, aku permisi dulu aku akan melanjutkan pekerjaanku" kata Diana membungkukkan badannya.

"Semangat ya Diana" kata wanita itu.

"Terima kasih, Kak" Diana undur diri dan berkeliling dari meja ke meja memberikan brosurnya.

Sampai di sebuah meja, Diana menyuruh teman- temannya yang maju.

"Suruh temanmu kesini, aku mau dia yang mengundangku" kata seorang pria yang tengah duduk menikmati kopinya.

Akhirnya teman - teman Diana berlalu dari hadapan pria itu dan memanggil Diana, di kejauhan Diana tampak berbisik - bisik dan Diana tampak pias dengan mengerucutkan bibirnya.

Namun demi bakti sosial panti asuhannya, Diana akhirnya melangkahkan kakinya dengan menggenggam brosur, pria itu melihatnya tanpa berkedip.

"Selamat siang Pak" sapa Diana dengan senyum canggungnya.

"Jangan panggil Pak" kata Pria itu.

"ehm Om" kata Diana.

"Apa aku terlihat tua?" kata Pria itu lagi.

"Bang" kata Diana lagi.

"Aku bukan pedagang keliling" Pria itu mengernyitkan kedua alisnya.

"Kak"

"Cck, kurang pas" Pria itu menggelengkan kepalanya.

"Mas"

"Lumayan, itu pas" Pria itu mengangguk tanda setuju.

"Ehmm Mas, saya mau memberikan brosur, kunjungi booth kami hari minggu di...."

"Di alun - alun kota kan" Pria itu memotong penuturan Diana.

"Kenapa kau menyuruh temanmu, bukan kamu sendiri yang menemuiku" kata pria itu.

"Maaf Mas, kami membagi tugas saja" kata Diana.

"Kamu sudah punya pacar?" tanya pria itu.

"Ehm.. kami dilarang pacaran saat sekolah Mas" kata Diana.

"Kamu kelas berapa?" tanya Pria itu menebarkan keteduhan matanya.

"Kelas tiga mas, tiga bulan lagi kami ujian" jawab Diana.

"Setelah itu kamu boleh berpacaran?" tanya Pria itu lagi.

"Iya Mas" jawab Diana singkat.

"Baiklah, kau akan jadi pacarku setelah kamu lulus" senyum Pria itu dengan tatapan mengunus.

"Eh..ehm.. tapi Mas.." hati Diana berdebar gugup.

"Kamu tidak menyukai ku?" tanya Pria itu mengunci mulut Diana.

"Ehmm.. "

"Aku kurang tampan?" tanyanya Lagi.

"Ta..tampan sekali Mas, tapi tolong jangan menggoda saya Mas" jawab Diana terlihat pias.

"Aku serius, aku jatuh cinta padamu" kata Pria itu yang terus menikmati kegugupan Diana.

"I-itu tidak mungkin Mas, saya tidak tertarik dengan candaan anda Mas, saya permisi dulu.. saya akan melanjutkan pekerjaan saya Mas.. Permisi" Diana buru buru berpamitan.

"Kau tidak ingin makan? Ajak saja teman - teman kamu makan disini.." kata Pria itu

"Terima kasih Mas, kami membawa bekal" kata Diana.

"Ayolah pacarku.. kita makan siang bersama" kata Pria itu lagi membuat Diana semakin gugup.

"Siapa namamu" Pria itu mengulurkan tangannya dan di sambut dengan hangat oleh Diana.

"Diana"

"Panggil aku, Gilang" Senyuman pria yang menyebut dirinya Gilang itu menebarkan senyuman penuh cinta hari itu dan membuat hati Diana berdebar kencang.

Dan setelah 3 bulan berlalu, Gilang berdiri di depan gerbang sekolah Diana, dengan sebuah buket bunga mawar merah ditangannya. Merentangkan tangannya dan Diana berhamburan ke pelukan Gilang.

Flashback On

Diana sayangku.. dimana dirimu? angkatlah telponmu. Gilang terus mencoba menelpon Diana entah keberapa kali.

-

-

Bila kamu menyukai Novel ini, Jangan Lupa Dukungan Vote, Like, Komen, Koin, Poin dan Rate bintangkuu yaa Reader Tersayang. 😘😘🥰🥰💕💐

Terpopuler

Comments

❤pitriani🐈‍⬛

❤pitriani🐈‍⬛

ihhh manis x Gilang😍😍😍

2023-10-30

0

Nazzalla Kinan

Nazzalla Kinan

kadang2 org tua bsrsifat egois, tdk semua yg tdk disertui brrti jelek walaupun restu jg sangat prnting, semangaat dianaaa

2023-03-18

1

mama AL

mama AL

satu episode brtambah umur nya

2022-10-04

1

lihat semua
Episodes
1 Beginning
2 Restu
3 Kemana Dia?
4 Gadis Hujan
5 Dia Pergi
6 Kartu Ucapan Merah Jambu
7 Bibir Ini?
8 Semua Hilang
9 Takdir Yang Akan Membawanya Kembali
10 Pernikahan Yang Di Kutuk
11 Memulai Hidup Baru
12 Perasaanku Tidak Enak
13 Senyum Itu
14 Sebuah Tragedi
15 Hatiku Merasa Sedih
16 Tidak Sebanding
17 Bangunlah Demi Aku!
18 4 Minggu Kemudian.
19 Memilih
20 Sebuah Harapan
21 Yakinlah, Percayalah!
22 Tentang Erika
23 75 Juta?
24 Tuhan Mengirim Penolong
25 Menghemat
26 Itu Dia!
27 Bunga Sedap Malam!
28 Dia Suaminya?
29 Melihatmu Di Kejauhan
30 Tak Tega
31 Si Gila
32 Sesuatu Akan Terjadi
33 Bos Gila
34 Berawal Dari Sini
35 Menunggumu Disini
36 Sebuah Kepercayaan
37 Tetap Menunggumu !
38 Airmata Cintamu
39 Semakin Dingin
40 Punggung Itu..
41 Jalan Yang Berputar
42 Satu - Satunya Diana
43 Aku Mengundurkan Diri
44 Aku Si Gila Itu
45 Kembalikan Cincin Berlianku
46 I Miss You, Already
47 Ingatlah Hari Ini
48 Kalau Tidak Ada Diriku
49 Terima Kasih Untuk Hari Ini
50 Salah Menilai
51 Inikah Rasanya?
52 Kita Hanyalah Orang Asing !
53 Ada Hati Yang Harus Ku Jaga
54 Percayalah Padaku !
55 Seandainya...
56 Pikiran Liar
57 Di Kedalaman Hati
58 Sama - Sama Terluka
59 Apakah Harus Menyerah
60 Menyakitkan!
61 Semangkok Es Sekoteng
62 Aku Baik - Baik Saja
63 Menghindar
64 Manusia Tidak Bermoral
65 Melunakkan Hati
66 Sangat Menyakitkan
67 Bukan Dari Batu
68 Ya ! Aku Cemburu
69 Awal Kehancuran
70 Berarti Untukku
71 Mengerikan
72 Apa Ini?!
73 Dua Cangkir Coklat
74 Hambar
75 Akankah Ada Ujungnya?
76 Menahan Diri
77 Jadilah Seutuhnya Milikku
78 Love and Cooking
79 Harus Dibiasakan
80 Filosofi Pohon Enau
81 Hancur
82 Berkorban !
83 Pemilik Hatiku
84 Kau Sama Saja
85 Tertuju Padamu
86 Dosa Yang Terulang
87 Gorilaku
88 Belajarlah !
89 Si Bujang Lapuk
90 Penyesalan
91 Dua Mangkok Mie Instan
92 Tertawa Bersama
93 Statusku
94 Berjuang Sampai Akhir
95 Surga Yang Sesungguhnya
96 CINTA TERISTIMEWA
97 Doa Si Pendosa
98 Hanya Cinta Biasa
99 Festival Lampion
100 Bersama, Menerbangkan Harapan
101 Menjaga Kesucian Cinta
102 Dua Perpisahan
103 SOP
104 Masa Kekelaman
105 Semakin Kelam
106 Ingatlah Hari Ini, Nyonya !
107 THE END SEASON I : Musnahnya Harapan
108 THE END SEASON I : Kita Berdua Harus Bertahan
109 THE END : Melanjutkan Hidup
110 SEASON II : Apa Kabarmu ?
111 SEASON II : Semua Panik !
112 SEASON II : Hutang Budi Pada Si Pelit
113 SEASON II : Mengapa?
114 SEASON II : Merindukanmu
115 SEASON II : Pemurnian Hidup
116 SEASON II : Memperbaiki Kesalahan
117 SEASON II : Semua Salahku
118 SEASON II : Tidak Ada Yang Bisa Mengalahkanmu
119 SEASON II : Cinta Yang Sanggup Membunuhku
120 SEASON II : Sesuatu Yang Baik
121 SEASON II : Tidak Ada Sekat
122 SEASON II : Orang Eskimo
123 SEASON II : Merazia Dirimu
124 SEASON II : Manis Sekali
125 SEASON II : Kenyataan Paling Pahit
126 SEASON II : Runtuhnya Sebuah Percobaan
127 SEASON II : Telepon Yang Anda Tuju Sedang Sibuk
128 SEASON II : MERANTAIMU
129 SEASON II : SUARA ITU !
130 SEASON II : Teguhkan Hatimu
131 SEASON II : AKU RELA MENDERITA !
132 SEASON II : Kita Hanya Sebutir Debu
133 SEASON II : Pencemburu
134 SEASON II : Hampir Khilaf
135 SEASON II : Baby Python
136 SEASON II : Kedatangan Sebastian Rivera
137 SEASON II : Detik Ini Juga !
138 SEASON II : AKU TELAH MERANTAIMU !
139 SEASON II : Di Sore Itu
140 SEASON II : Di Suatu Hari Yang Kelam
141 SEASON II : Tidak, Tanpa Diriku!
142 SEASON II : Menghancurkannya Menjadi Debu
143 SEASON II : Aku Yang Menghancurkannya
144 SEASON II : Kita Berbeda
145 SEASON II : Sang Rentenir Itu
146 SEASON II : Didi Kecilku
147 SEASON II : Awas Nanti Malam !
148 SEASON II : Telah Berubah
149 SEASON II : Maafkan Aku...
150 SEASON II : Ini Milikmu
151 SEASON II : Mereka Adalah Rumahku
152 SEASON II : Kau Adalah Keajaiban
153 SEASON II : Manisnya...
154 SEASON II : Sebuah Janji Kecil
155 SEASON II : Aku Akan Menyidakmu !
156 SEASON II : Wanita Tangguh
157 SEASON II : Kekasih Rahasia
158 SEASON II : KITA PULANG
159 SEASON II : Daiyana Ooh Daiyana..
160 SEASON II : Akulah Adrenalinmu !
161 SEASON II : Jangan Menjadi Sama
162 SEASON II : Kehancuranmu Akan Tiba !
163 SEASON II : Tuhan, Lindungilah Istriku!
164 SEASON II : Tidak Ku Sangka
165 SEASON II : Kau Butuh Cahaya
166 SEASON II : Seperti Ice Cream
167 SEASON II : Aku Akan Pulang Untukmu
168 SEASON II : MAKNA BUNGA YANG SESUNGGUHNYA
169 SEASON II : Pernikahan Yang Membawa Berkah
170 SEASON II : Terhempas Dari Cakrawala
171 SEASON II : Ayo Kita Pulang
172 SEASON II : Jangan Berhenti Mencintaiku
173 SEASON II : Mata Rantai Kehidupan
174 SEASON II : Kenapa Tidak Memaksaku
175 SEASON II : Kasih Yang Luar Biasa
176 SEASON II : Berbahagialah!
177 FINAL SEASON : Maafkan Aku Menipumu
178 FINAL SEASON : Hanya Ingin Dirimu
179 FINAL SEASON : IL'DIFO
180 FINAL SEASON : My Sweet Morning
181 FINAL SEASON : Ada Aku, Lief !
182 FINAL SEASON : Sejujurnya Aku Takut
183 FINAL SEASON : Puaskanlah Sesalmu
184 FINAL SEASON : Tak Ku Sangka
185 FINAL SEASON : Santapan Gorilla
186 FINAL SEASON : Tempat Abu Abu
187 FINAL SEASON : Aku Sangat Beruntung
188 FINAL SEASON : Tamparan Adalah Didikan
189 FINAL SEASON : Anak Haram ?
190 FINAL SEASON : Pulanglah, Tanpa Terluka
191 FINAL SEASON : I Love You, Boy
192 FINAL SEASON : Doa Yang Manis
193 FINAL SEASON : Akhir Dari Jalur Tupai
194 END SEASON II : Tidak Akan Memaafkan Diriku
195 END SEASON II : Sebuah Karakter Pendendam
196 END SEASON II : Kau Akan Bahagia, Anakku
197 END SEASON II : Bangunlah, Sam !
198 END SEASON II : Setiap Orang Berhak Memilih
199 THE END : SELAMANYA 'TIDAK MUAT'
Episodes

Updated 199 Episodes

1
Beginning
2
Restu
3
Kemana Dia?
4
Gadis Hujan
5
Dia Pergi
6
Kartu Ucapan Merah Jambu
7
Bibir Ini?
8
Semua Hilang
9
Takdir Yang Akan Membawanya Kembali
10
Pernikahan Yang Di Kutuk
11
Memulai Hidup Baru
12
Perasaanku Tidak Enak
13
Senyum Itu
14
Sebuah Tragedi
15
Hatiku Merasa Sedih
16
Tidak Sebanding
17
Bangunlah Demi Aku!
18
4 Minggu Kemudian.
19
Memilih
20
Sebuah Harapan
21
Yakinlah, Percayalah!
22
Tentang Erika
23
75 Juta?
24
Tuhan Mengirim Penolong
25
Menghemat
26
Itu Dia!
27
Bunga Sedap Malam!
28
Dia Suaminya?
29
Melihatmu Di Kejauhan
30
Tak Tega
31
Si Gila
32
Sesuatu Akan Terjadi
33
Bos Gila
34
Berawal Dari Sini
35
Menunggumu Disini
36
Sebuah Kepercayaan
37
Tetap Menunggumu !
38
Airmata Cintamu
39
Semakin Dingin
40
Punggung Itu..
41
Jalan Yang Berputar
42
Satu - Satunya Diana
43
Aku Mengundurkan Diri
44
Aku Si Gila Itu
45
Kembalikan Cincin Berlianku
46
I Miss You, Already
47
Ingatlah Hari Ini
48
Kalau Tidak Ada Diriku
49
Terima Kasih Untuk Hari Ini
50
Salah Menilai
51
Inikah Rasanya?
52
Kita Hanyalah Orang Asing !
53
Ada Hati Yang Harus Ku Jaga
54
Percayalah Padaku !
55
Seandainya...
56
Pikiran Liar
57
Di Kedalaman Hati
58
Sama - Sama Terluka
59
Apakah Harus Menyerah
60
Menyakitkan!
61
Semangkok Es Sekoteng
62
Aku Baik - Baik Saja
63
Menghindar
64
Manusia Tidak Bermoral
65
Melunakkan Hati
66
Sangat Menyakitkan
67
Bukan Dari Batu
68
Ya ! Aku Cemburu
69
Awal Kehancuran
70
Berarti Untukku
71
Mengerikan
72
Apa Ini?!
73
Dua Cangkir Coklat
74
Hambar
75
Akankah Ada Ujungnya?
76
Menahan Diri
77
Jadilah Seutuhnya Milikku
78
Love and Cooking
79
Harus Dibiasakan
80
Filosofi Pohon Enau
81
Hancur
82
Berkorban !
83
Pemilik Hatiku
84
Kau Sama Saja
85
Tertuju Padamu
86
Dosa Yang Terulang
87
Gorilaku
88
Belajarlah !
89
Si Bujang Lapuk
90
Penyesalan
91
Dua Mangkok Mie Instan
92
Tertawa Bersama
93
Statusku
94
Berjuang Sampai Akhir
95
Surga Yang Sesungguhnya
96
CINTA TERISTIMEWA
97
Doa Si Pendosa
98
Hanya Cinta Biasa
99
Festival Lampion
100
Bersama, Menerbangkan Harapan
101
Menjaga Kesucian Cinta
102
Dua Perpisahan
103
SOP
104
Masa Kekelaman
105
Semakin Kelam
106
Ingatlah Hari Ini, Nyonya !
107
THE END SEASON I : Musnahnya Harapan
108
THE END SEASON I : Kita Berdua Harus Bertahan
109
THE END : Melanjutkan Hidup
110
SEASON II : Apa Kabarmu ?
111
SEASON II : Semua Panik !
112
SEASON II : Hutang Budi Pada Si Pelit
113
SEASON II : Mengapa?
114
SEASON II : Merindukanmu
115
SEASON II : Pemurnian Hidup
116
SEASON II : Memperbaiki Kesalahan
117
SEASON II : Semua Salahku
118
SEASON II : Tidak Ada Yang Bisa Mengalahkanmu
119
SEASON II : Cinta Yang Sanggup Membunuhku
120
SEASON II : Sesuatu Yang Baik
121
SEASON II : Tidak Ada Sekat
122
SEASON II : Orang Eskimo
123
SEASON II : Merazia Dirimu
124
SEASON II : Manis Sekali
125
SEASON II : Kenyataan Paling Pahit
126
SEASON II : Runtuhnya Sebuah Percobaan
127
SEASON II : Telepon Yang Anda Tuju Sedang Sibuk
128
SEASON II : MERANTAIMU
129
SEASON II : SUARA ITU !
130
SEASON II : Teguhkan Hatimu
131
SEASON II : AKU RELA MENDERITA !
132
SEASON II : Kita Hanya Sebutir Debu
133
SEASON II : Pencemburu
134
SEASON II : Hampir Khilaf
135
SEASON II : Baby Python
136
SEASON II : Kedatangan Sebastian Rivera
137
SEASON II : Detik Ini Juga !
138
SEASON II : AKU TELAH MERANTAIMU !
139
SEASON II : Di Sore Itu
140
SEASON II : Di Suatu Hari Yang Kelam
141
SEASON II : Tidak, Tanpa Diriku!
142
SEASON II : Menghancurkannya Menjadi Debu
143
SEASON II : Aku Yang Menghancurkannya
144
SEASON II : Kita Berbeda
145
SEASON II : Sang Rentenir Itu
146
SEASON II : Didi Kecilku
147
SEASON II : Awas Nanti Malam !
148
SEASON II : Telah Berubah
149
SEASON II : Maafkan Aku...
150
SEASON II : Ini Milikmu
151
SEASON II : Mereka Adalah Rumahku
152
SEASON II : Kau Adalah Keajaiban
153
SEASON II : Manisnya...
154
SEASON II : Sebuah Janji Kecil
155
SEASON II : Aku Akan Menyidakmu !
156
SEASON II : Wanita Tangguh
157
SEASON II : Kekasih Rahasia
158
SEASON II : KITA PULANG
159
SEASON II : Daiyana Ooh Daiyana..
160
SEASON II : Akulah Adrenalinmu !
161
SEASON II : Jangan Menjadi Sama
162
SEASON II : Kehancuranmu Akan Tiba !
163
SEASON II : Tuhan, Lindungilah Istriku!
164
SEASON II : Tidak Ku Sangka
165
SEASON II : Kau Butuh Cahaya
166
SEASON II : Seperti Ice Cream
167
SEASON II : Aku Akan Pulang Untukmu
168
SEASON II : MAKNA BUNGA YANG SESUNGGUHNYA
169
SEASON II : Pernikahan Yang Membawa Berkah
170
SEASON II : Terhempas Dari Cakrawala
171
SEASON II : Ayo Kita Pulang
172
SEASON II : Jangan Berhenti Mencintaiku
173
SEASON II : Mata Rantai Kehidupan
174
SEASON II : Kenapa Tidak Memaksaku
175
SEASON II : Kasih Yang Luar Biasa
176
SEASON II : Berbahagialah!
177
FINAL SEASON : Maafkan Aku Menipumu
178
FINAL SEASON : Hanya Ingin Dirimu
179
FINAL SEASON : IL'DIFO
180
FINAL SEASON : My Sweet Morning
181
FINAL SEASON : Ada Aku, Lief !
182
FINAL SEASON : Sejujurnya Aku Takut
183
FINAL SEASON : Puaskanlah Sesalmu
184
FINAL SEASON : Tak Ku Sangka
185
FINAL SEASON : Santapan Gorilla
186
FINAL SEASON : Tempat Abu Abu
187
FINAL SEASON : Aku Sangat Beruntung
188
FINAL SEASON : Tamparan Adalah Didikan
189
FINAL SEASON : Anak Haram ?
190
FINAL SEASON : Pulanglah, Tanpa Terluka
191
FINAL SEASON : I Love You, Boy
192
FINAL SEASON : Doa Yang Manis
193
FINAL SEASON : Akhir Dari Jalur Tupai
194
END SEASON II : Tidak Akan Memaafkan Diriku
195
END SEASON II : Sebuah Karakter Pendendam
196
END SEASON II : Kau Akan Bahagia, Anakku
197
END SEASON II : Bangunlah, Sam !
198
END SEASON II : Setiap Orang Berhak Memilih
199
THE END : SELAMANYA 'TIDAK MUAT'

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!