Sesampainya di bandara kota xx, Mario di jemput Lukas, beserta sopir Lukas. Hujan pun mengguyur kota ini, penerbangan hanya membutuhkan waktu 1,5 jam untuk mencapai kota ini dengan pesawat.
Dipintu kedatangan tampak saudaranya Lukas, telah menunggu dan melambaikan tangan ke arahnya. Setelah dibantu sopir, Mario memasukkan empat kopernya dan satu tas ransel yang ada di punggungnya ke dalam bagasi mobil.
"Apa kau sudah makan Brada" tanya Lukas.
"Belum, aku ingin makan enak malam ini dan seterusnya" Mario memandang ke arah luar, matanya liar memandangi hujan deras yang mengguyur jalan utama kota itu.
"Baiklah, aku punya tempat yang asik untuk makan malam sekaligus untuk hangout disana, ceweknya bening - bening disana" kata Lukas membuat Mario tergelak.
"Aku insaf untuk yang satu itu, aku tidak tertarik bersenang - senang, aku mau serius dengan hidupku" kata Mario membuat Lukas tergelak.
"Kau tahu dunia kita sepi tanpa mereka dan bagi mereka dunianya hampa tanpa kita, mereka wajib kita senangkan, Brada" Lukas terkekeh.
"Entahlah, aku tidak tertarik.. aku hanya ingin mengisi perutku dan pulang" kata Mario memeriksa ponselnya.
"Apa kau tidak malu sama pintu, Brad?" Lukas kembali berkelakar dan Mario pun tergelak.
"Come on Lukas, malu lah sama umurmu" Mario tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Lukas memang terkenal playboy di keluarganya, dia sering bergonta ganti wanita setiap ada acara keluarga.
"Ahh kita sudah sampai, perhatikan matamu, kalau kau beruntung kau akan bertemu wanita yang rela berbuat apa saja untukmu disini" kerling Lukas menuruni mobil bersama Mario.
"Aku tidak akan mengambil keberuntunganku dengan wanita murahan, freak" jawab Mario membuat Lukas tergelak.
Mereka memasuki sebuah cafe bar yang terbilang cukup besar di kota itu, keramaian terlihat mendominasi dengan hentakan musik R n B, beberapa pasang mata melihat ke arah Mario yang tengah memasang wajah dinginnya.
Setelah memesan makanan, Lucas tampak mengedarkan pandangannya, namun tidak dengan Mario, matanya tertuju pada ponselnya, sekilas Lukas melirik ke arah ponsel Mario.
"Hai Lukas.. Apa boleh aku bergabung" seorang gadis mendekati meja mereka, Mario tetap mematung dengan ponselnya.
"Tentu saja aku tidak keberatan Dona, tapi entah sepupuku ini" kerlingan Lukas ke arah gadis bernama Dona.
"Aku hanya ingin makan dan pulang dan jangan mengganggu privacy ku" kata Mario dengan ketus.
"Upss.. sepertinya jangan hari ini, bergabunglah lain kali, sorry Dona.. He is My big bos" kata Lukas menggedikkan bahunya. Wajah Dona seketika memerah menahan malunya dan pergi meninggalkan meja Lukas dengan melirik tajam ke arah Mario.
"Ayolah Mario, kenapa kau tak asik sekarang.. beda sekali dengan Mario yang dulu ku kenal" Lukas menggelengkan kepalanya, merasakan perubahan dalam diri Mario.
"Kata Kenanga hidup itu sekali dan hidup akan mengizinkan kita merubah diri kita sendiri tanpa kita sadari, kau memilih berubah atau tidak itu mempengaruhi hidupmu, percayalah man, aku memilih untuk membuat hidupku berarti" kata Mario menyulut rokoknya dan menghembuskan ke langit - langit restoran itu.
"Wah tak kusangka, Mario sekarang terbelenggu, atas nama cinta" Lukas tergelak tidak percaya.
"Yeahh.. Cinta akan menghidupkanmu, kau akan mengenalnya suatu saat nanti dan aku yakin kau akan berubah.. dan ingatlah akan hari ini" Mario menepuk pundak Lukas dengan seringaiannya yang mengembangkan ketampanannya.
Tidak beberapa lama, pelayan datang menghampiri mereka dan meletakkan pesanan mereka di meja, Mario menghisap rokoknya kemudian mematikannya dan menyantap makanannya yang dia pesan.
Tidak banyak bicara dan selalu dingin itulah wajah yang terpancar di dalam diri Mario, sama seperti sebelum mengenal Kenanga. Dia hanya merasakan satu tahun, wajahnya menghangat dengan senyum dan tawa, itu semua karena Kenanga. Setelah selesai menyantap makanannya, Mario bergegas mengajak Lukas untuk mengajak pulang ke kediaman milik keluarganya, kediaman ini biasa digunakan keluarganya untuk singgah bila keluarganya berkunjung ke kota ini.
Setelah sampai di kediaman itu, Lukaspun langsung pergi, ketika teman - temannya mengajaknya berpesta. Mario membawa kopernya masuk kedalam kamar utama, melepaskan balutan pakaiannya mencari handuk di kopernya dan membersihkan tubuhnya.
Rumah kediaman milik keluarganya ini tidak di huni oleh siapapun, semua di serahkan kepada Lukas untuk perawatannya, pembantu datang sebulan sekali hanya untuk membersihkan tempat ini. Sebelum Mario datang, Lukas memerintahkan pelayan di rumahnya untuk membersihkan rumah ini, ketika Mario datang rumah sudah bersih. Rumah minimalis dua lantai ini memiliki 2 kamar, satu kamar utama dan satu kamar tamu, satu kamar utama terletak diatas dan kamar tamu terletak dibawah, di lantai atas juga terdapat ruang kerja yang bergabung menjadi satu dengan kamar utama.
Waktu telah menunjukkan jam 00.00 saat Mario keluar dari kamar mandinya, dengan celana boxernya Mario memilih untuk segera merebahkan tubuhnya sambil menatap tajam ke arah ponsel yang berisi sebuah foto. Yaa.. foto gadis hujan yang di ambil dari dompetnya yang di ambil saat berada di pesawat, Mario iseng - iseng mengambil gambar melalui kamera ponselnya.
Mario memandang lekat gadis hujan yang menghantuinya beberapa hari ini. Ciuman yang menyisakan kegundahan hatinya mengisi perlahan relung ruang hatinya yang kosong.
Keyakinan dan harapan begitu kuat, menerobos masuk di celah hatinya yang menghilangkan segala kesedihannya akan kepergian Kenanga.
Hatinya telah lapang dan telah ikhlas, menerima kepergian Kenanga, kini Mario menyadari bahwa Tuhan lebih menyayangi Kenanga melebihi dirinya. Cinta kasih Tuhan lebih besar bukan? Dibanding umat ciptaanNya yang terbilang jauh dari kata sempurna.
Semakin memandangi gadis hujan, hati Mario semakin menelusup perasaan yang tiba - tiba mengganggu perasaannya, gadis hujan itu pun menghiasi pikirannya sampai dibawanya ke alam mimpi.
Gadis hujan dimanakah engkau berada.. Apakah kau baik - baik saja? Apakah kau mengingatku? Akankah kita bertemu? Bisakah kita bertemu, aku ingin memohon maaf padamu.. Banyak yang akan tanyakan kepadamu? Apakah aku yang mencuri ciumanmu? Apakah kau yang menulis kartu ucapan merah jambu? Apakah kau pemilik suara menghanyutkan itu? Gadis Hujan.. siapakah namamu.. Mengapa aku tidak bisa menyingkarkanmu dari pikiranku? Ooh Tuhan.. Bila kau mengizinkan dan kiranya Engkau memberi kesempatan untuk ku bahagia.. Aku ingin bertemu dengannya.. satu kali saja.. dan bila diizinkan untuk mencintainya, aku tidak akan pernah melepaskannya.. Tuhan, berikan aku petunjuk bila masih menyayangiku sebagai umatmu yang dipenuhi dosa ini.. Gadis Hujan.. Apa aku jatuh cinta padamu? Apakah pemilik kartu ucapan merah jambu adalah dirimu? Kau dimana.. Mengapa perasanku tidak enak.. Dimana.. Gadis hujan? Kau dimana..
******
"Haaaahhh!" Diana terbangun dari tidurnya saat Gilang melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.
-
-
Bila kamu menyukai Novel ini, Jangan Lupa Dukungan Vote, Like, Komen, Koin, Poin dan Rate bintangkuu yaa Reader Tersayang. 😘😘🥰🥰💕💐
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 199 Episodes
Comments
Evi Octavia
semangat
2022-08-18
0
Lilis Sukaesih
🤔🤔🤔🤔🤔
2022-05-09
0
Arin
kok sy mlh berhrpny Diana MP'nya Sama Mario ya...
2022-04-13
0