Mario enggan membuka matanya, walaupun matahari telah usil menerpa wajahnya dibalik tirai yang melambai tertiup angin yang masuk di kisi - kisi jendala. Namun matanya harus dipaksa terbuka, ketika mendapati bantalnya terasa basah.
"Aku menangis? Atau rumah ini bocor" gumam meraba bantal dan melihat plafon memastikan ada yang bocor atau tidak.
"Tidak ada yang bocor, aku menangis semalaman, aku bermimpi menangis, ya Tuhan ada apa ini" gumam Mario.
"Aah ponselku sampai mati, aku tertidur lupa mengisi daya battery ponselku" gumam Mario bangkit dari tempat tidurnya dan mencari charger ponsel dan mengisinya dengan meletakkan di nakas.
Mario pun keluar kamar menuruni tangga dan menuju ke dapur untuk mengambil minuman, menuang kopi bubuk dan air ke dalam mesin pembuat kopi, menyiapkan cangkirnya dan pergi ke kamar mandi yang berada di lantai bawah untuk buang air kecil.
Setelah keluar dari kamar mandi yang tidak jauh dari dapur Mario membuka lemari pendingin, memperhatikan isinya yang telah Lukas siapkan. Mario menyalakan Toaster dan memasukkan dua lembar roti tawar ke dalam Toaster, setelah lampu mesin pembuat kopi berwarna hijau, kopi panas keluar perlahan meluncur ke dalam teko yang menjadi bagian mesin pembuat kopi itu, toaster terdengar menyelesaikan tugasnya memanggang, lalu Mario mencari piring kecil dan pisau roti untuk mengoles selai, setelah menuang kopi ke dalam cangkirnya, Mario membawanya ke atas. Disaat itulah ponselnya menyala dan berbagai pesan masuk dan banyak panggilan tidak terjawab dari Lukas masuk ke ponselnya.
Mario hanya mengernyitkan alis, namun hatinya berlonjak kegirangan ketika membaca pesan dari Paman Leon, sebuah pesan yang diforward kepada dirinya beserta nomer sang pengirim membuatnya bersorak.
"Gadis Hujan, akhirnya kau menghubungi Paman Leon, hmm.. Kau pindah? Pindah kemana?" Gumam Mario setelah membaca pesan dari Paman Leon.
Karena tidak sabar akhirnya Mario menelpon nomer ponsel yang diberikan Paman Leon kepadanya, tangannya terlihat gemetar saat meletakkan kopi dan memutar nomor ponsel itu, namun kekecewaan harus direguknya saat itu juga, ketika nomer yang dia hubungi tidak aktif, Mario terus mencobanya sampai akhirnya sebuah telpon masuk ke ponselnya dan tertera dilayar ponsel itu adalah Lukas, lalu Mario menerima panggilan itu.
Lukas : 'Halo Mario, astaga kenapa tidak aktif ponselmu dari tadi'
Mario : 'Iya aku baru bangun, lowbattery.. kenapa menelponku pagi - pagi?'
Lukas : 'Mario tolonglah aku, hubungi pengacara perusahaan, aku sedang di kantor polisi, Mateo menabrak mobil dengan mobilku, aku butuh penjamin'
Mario : 'Astaga sampai kapan kau akan berhenti membuat kekacauan!'
Lukas : 'Mario maafkan aku, tolonglah aku.. ini terakhir aku membuat kekacauan.. Mateo menabrak pengantin baru, astaga cepat bawakan aku pengacara'
Mario : 'Baiklah aku akan kesana'
Lukas : 'Terima Kasih, Bradda.. aku akan mengirim lokasinya dan kunci mobil ada di laci ruang kerja.
Mario : 'Baiklah, aku akan segera kesana'
Mario kembali menyesap kopinya lalu meletakkan cangkirnya kemudian menyambar handuknya dan masuk ke kamar mandi.
Dalam waktu 10 menit, Mario menyelesaikan acara mandinya dan bergegas menuju kopernya yang belum di bongkar, dia mengenakan kemeja lengan panjang yang di ambilnya di tumpukan paling atas.
Setelah selesai membalutkan pakaian pada tubuhnya, Mario menyambar rotinya dan segera menuju ruang kerja dan mengambil kunci mobil lalu menuju garasi memanaskan mesin mobilnya sebentar kemudian melajukan mobilnya meninggalkan kediamannya.
*****
Setelah proses yang panjang selama kurang lebih 5 jam, akhirnya Lukas dibebaskan dengan jaminan dengan laporan seminggu sekali dan Mario menjamin bahwa Lukas tidak lepas dari tanggung jawab dan melarikan diri, Mario harus memastikan Lukas tetap ada di kota ini. Walaupun mengingat bukan Lukas yang menabrak namun Mateo temannya, hanya mobil itu memang milik Lukas, tapi Lukas sangat ingin bertanggung jawab kepada pasangan pengantin itu, entah apa yang dia rasakan tapi batin Lukas mengatakan bahwa gadis itu tidak mungkin menanggung ini semua sendirian, bagaimana dia sanggup, bagaimana bila pasangan gadis itu tidak tertolong? Berbagai pertanyaan muncul di hati Lukas dengan rasa iba yang mendalam. membayangkan saja membuat Lukas diliputi perasaan bersalah walaupun bukan dia penabraknya.
"Apa Bapak sudah mendapat kabar dari rumah sakit? Bagaimana kabar kedua pengantin itu?" kata sang pengacara kepada salah satu anggota kepolisian, saat keluar dari gedung kepolisian di halaman parkir.
"Yang perempuan sudah siuman, dia belum bisa memberikan keterangan apa- apa, dia hanya bisa menangis tapi yang laki- laki sepertinya belum ada perkembangan, lukanya sangat parah, sangat tragis" kata anggota kepolisian yang didadanya tertulis nama Handoko. Mario mendengarkan dengan seksama matanya beredar dan menangkap sebuah mobil yang ringsek dengan tulisan 'get merried' yang terparkir di halaman kantor kepolisian.
"Bang Herman, kira - kira kapan kita bisa menemuinya di rumah sakit" tanya Lukas kepada pengacaranya.
"Kita akan kesana sekarang, dia harus menanda tangani surat perdamaian agar kamu bisa memperbaiki mobil dan mengurus biaya rumah sakit" kata pengacara yang disebut Herman.
"Brad, thank you for today, Papa akan membunuhku kalau tahu akan hal ini" Lukas tampak kusut wajahnya.
"Jangankan papa mu, aku rasanya ingin membunuhmu, kapan kau akan dewasa dan berhenti merepotkan orang - orang disekitarmu, tidak bisa ku bayangkan kalau Tante Sofia tahu akan hal ini, dia akan mengikutimu kemanapun kamu pergi" Mario menyeringai menggelengkan kepalanya.
"Jangan sampai Mama tahu akan hal ini, please Brada.. ini kekacauan terakhirku, aku bersumpah" kata Lukas.
"Berjanjilah sesuka hatimu, aku permisi dulu, aku akan ke kantor, semoga kau beruntung" Mario menepuk lengan Lukas dan meninggalkan mereka.
"Thanks Brada" Mario hanya mengangkat tangannya tanpa menoleh mendengar ucapan terima kasih dari Lukas.
Saat melewati mobil itu kembali, hati Mario menjadi tidak menentu, entah rasa kasian yang mendalam atau bayang kematian Kenanga yang masih melekat Mario merasa sangat sedih melihat keadaan mobil yang ringsek itu.
Mengapa hatiku sedih melihat mobil ini.. batin Mario.
Namun karena teringat dia akan menghubungi Gadis Hujan lagi, hati Mario menepis perasaan sedihnya, dia berjalan ke arah mobilnya yang terparkir tidak jauh dari mobil ringsek itu.
Dan entah sudah keberapa kali Mario mencoba menghubungi nomer Gadis Hujan tapi tetap saja nomer itu tidak kunjung aktif.
"Dia mengirim pesan baru tadi subuh, kenapa langsung tidak aktif? Apa dia masih di perjalanan? Hmm.. bisa jadi.. dia bilang dia pindah, kemana dia pindah?" gumam Mario.
"Aarrghh stop.. stopppp berpikir tentang gadis itu, Mario.. lupakan gadis itu.. Aarrgh.. Mari perbaiki hidupmu Mario.. pertama - tama aku harus makan siang.. lalu pulang saja membereskan barang - barangku.. ke kantor besok saja.. yaa seperti itu" gumam Mario saat melajukan mobilnya meninggalkan kantor kepolisian.
-
Bila kamu menyukai Novel ini, Jangan Lupa Dukungan Vote, Like, Komen, Koin, Poin dan Rate bintangku yaa Reader Tersayang.
Biar aku semangat nulis lagu disela - sela waktu jadwal kuliahku yang padat.
Terima kasih Reader tersayang 😘😘🥰🥰💕💐
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 199 Episodes
Comments
Evi Octavia
waduh
2022-08-18
0
Arin
ternyta dugaan sy bner...
2022-04-13
0
Rokiyah Yulianti
Awaaa visual Mario bikin meleleh thor, cakep bener
2022-04-01
1