Maya melangkah keteras menyambar ponselnya diatas meja. Membuka kontak Tama dan memencetnya menjadi sebuah panggilan.
8 panggilan dilakukan Maya berharap Tama mengangkat telvonnya. Lagi-lagi sambungan sampai terputus dengan sendirinya. Sesibuk itukah dia? Hanya mengangkat telvon saja dia tidak sempat. Maya tidak habis pikir dengan suaminya itu. Seandainya telvon ini begitu urgent, tentu dia tidak akan bisa mengetahuinya bukan?
Sakit ! Rasanya sakit sekali ditakdirkan berjodoh dengan Tama. Sebegitu tidak pentingnya Maya dalam hidupnya. Hanya hal kecil saja, seperti sekarang ini, menelvonnya berulang-ulang belum juga diangkatnya. Apalagi memberi perhatian, itu hanyalah mimpi. Itu isi kepala Maya.
Hingga panggilan ke 11 baru terdengar suara Tama. "Ya, ada apa?'' Ucap Tama diseberang sana.
"Ada Papi dirumah, mas pulang dulu ya… Beliau menunggumu. Keliatannya penting."
"Tidak bisa, aku sedang sibuk !"
"Mas, aku mohon sebentar saja…"
"Sekali tidak ya tetap tidak Maya !"
"Mas, kasihan papi sudah menunggumu daritadi."
"Aku sedang ada urusan, ini lebih penting. Sampaikan pada beliau, pulang saja dulu. Kapan-kapan aku akan menemuinya kerumah.."
"Ta-tapi Mas?"
"Tutt...tutt...tutt…"
Tak terasa airmata Maya menetes dan menganak sungai. Tak bisa lagi membendung derasnya airmata itu. Kenapa Tama masih saja cuek terhadapnya? Apa susahnya berbicara lebih layaknya suami istri pada umumnya.
Apa kesalahan yang sudah diperbuatnya? Kenapa tidak pernah memberi penjelasan sikap Maya yang mana yang tidak disukai oleh Tama? Tidak bisakah hanya sekedar menyapanya, mengetahui apa yang dia lakukan. Tidak rindukah dia pada istrinya? Sampai kapan Tama terus membiarkannya sendiri dan menyiksanya. Kalau tidak ingin hidup dengan Maya lagi, jangan membuatnya seperti ini… Lepaskan !
Selama ini dia sudah berusaha menjadi istri yang baik. Melakukan tugas-tugasnya sebagai istri sepenuhnya. Tidak pernah berhenti belajar mencintai, memberikan perhatian-perhatian. Melayani dengan sepenuh hati, dan sama sekali tidak pernah menolaknya. Maya juga membebaskannya berbuat apapun. Lalu harus seperti apa lagi?
Maya memandang dunia tanpa arah, badannya dia biarkan melosot terduduk dikursi teras. Sebegitu menyesalnya dia, pernikahan ini tidak membawanya kemana-mana selain membawanya kekubang kesepian dan kesedihan. Luka yang tidak terlihat itu kian hari kian bertambah parah seiring berjalannya waktu.
Mugi sedih melihat rumah tangga anaknya seperti ini. Tama benar-benar egois, melihat Maya seperti itu membuat Mugi ikut merasa bersalah, tidak bisa mendidik anaknya dengan baik. Karena kurangnya didikan dan pengertian dimasa lalu, berimbas pada kehidupannya dimasa sekarang. Dan Mayalah korbannya, lagi-lagi Mugi diterpa rasa bersalah kepada keduanya. Ingin rasanya memutar waktu yang telah berjalan. Namun itu tidak mungkin.
"Papi pulang dulu ya nak…" Ucap Mugi dibelakang Maya. Maya langsung berbalik badan menghadap beliau.
"Ma-maaf pi, Tama sepertinya ada urusan. Dia bilang belum bisa pulang. Dia akan menemui Papi kerumah…"
"Iya tidak apa-apa, papi tunggu dirumah…" Maya menyalami mertuanya itu dan Mugi bergegas keluar. Namun sejurus kemudian dia kembali berkata. "Jaga dirimu baik-baik ya nak… Jangan terlalu memikirkan anakku. Biar papi yang akan mengurusnya. Yang penting kamu hidup cukup, jangan pikirkan yang berat-berat. Buat hidupmu bahagia. Jaga kesehatanmu, badanmu semakin mengurus…"
"Iya pi… makasih pih…"
"Papi pergi ya nak… Assalamualaikum…"
"Waalaikum salam…"
Mugi masuk kemobil, beberapa detik kemudian mobil menyala dan melenggang pergi.
.
.
.
.
.
.
Happy reading zheyenk. Jangan lupa ninggalin jejak
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Wiwi Yunengsih
sikap Tama yg seperti ini yang membuat Maya tidak bisa berpaling dari Fadil bukan karena Fadil lebih baik dari Tama tapi Tama yg kurang baik dari Fadil padahal jika Tama bisa bersikap lebih lembut dan perhatian pasti Maya bisa mencintai Tama karena pada dasarnya perempuan itu mudah luluh hatinya hanya dengan perhatian kecil sikap yg manis dari pasangan
2022-01-28
0
Iie Bae
ko bs ya hidup kaya gitu
2021-05-12
0
Chyka Asika
tama seperti itu mgkn krn dia nggk bisa mamiliki hati kamu maya,,, wlwpn tubuh bisa dtama miliki tp tama jg punya perasaan,,,
apa arti tubuh yg indah tanpa kemesraan bagaikan boneka,,,,
tuh kan, jd nyanyi deh eke,,, 😂😂😂
2021-04-06
0