Maya dan Tama sudah kembali kerumah. Tidak ada pembicaraan didalam mobil sampai detik ini. Semua membisu.
Tama berasumsi bahwa dirinyalah penyebab dari sikap Maya saat ini. Kalau saja tadi tidak datang seterlambat itu, Maya tidak akan marah dan mendiamkannya. Pikirnya.
Tama memang bersifat kekanak-kanakan. Hanya keinginan dirinya saja yang selalu ingin dipenuhi. Saat keadaan rumah tangganya sedang seperti ini, dia selalu pergi masa bodo dan lari dari masalah. Sekarang, dia malah pergi keclub malam untuk minum dan party ajakan teman-teman. Terlalu malas untuk mengalah dan meminta maaf lagi. Baginya, meminta maaf saja sudah cukup.
Beberapa saat, Maya melamun memikirkan bagaimana caranya agar terlepas dari jerat pernikahan ini. Terkadang didalam benaknya dia ingin berpisah. Tapi bersamaan dengan keinginannya itu, dia memikirkan perasaan Tama. Bimbang harus seperti apa baiknya.
Membayangkan jika pernikahannya suatu saat nanti akan hancur membuatnya kembali menangis. Kenapa harus dia yang mengalaminya? Tidak pernah terbesit sedikitpun akan memilik rumah tangga yang rumit. Tapi semakin lama dipertahankan akan semakin menyiksa batinnya. Pernikahan ini adalah luka. Luka yang tidak terlihat.
Sudah berusaha semaksimal mungkin mencoba untuk mengukir nama suaminya didalam hati, tapi tetap saja nama Fadil yang tertulis didalam sana. Apalagi yang harus dia lakukan? Tama sendiri juga sepertinya tidak ingin menjadikan hubungannya lebih baik.
Tama juga tidak pernah menanyakan bagaimana perasaan Maya terhadapnya. Aneh memang, sudah hampir setahun hidup bersama, dia enggan menanyakan hal penting tersebut. Atau dia takut mendengar jawabannya? Padahal sudah jelas dari dulu saat mereka menikah, Tama yang mengambil kesempatan dalam kesempitan itu.
Atau mungkin dia hanya mementingkan ego sendiri tanpa memikirkan perasaan Maya? Apa bagi Tama perasaan cintanya sendiri sudah cukup untuk keberlangsungan rumah tangga mereka berdua?
***
Pagi-pagi Maya terbangun dengan perasaan lebih baik dari kemarin. Mendapati Tama meringkuk tidur disebelahnya membuatnya sedikit tersenyum. Berharap Tama akan memperbaiki komunikasi mereka yang buruk ahir-ahir ini.
Merasakan pergerakan ditempat tidur, Tama terbangun dari tidurnya dan mengerjapkan mata. Lalu merubah posisinya menjadi duduk bersandar headboard.
"Sayang..." Ucapnya lirih, Maya menghentikan geraknya beralih menatap suaminya.
"Ya Mas..." Jawabnya penuh kelembutan, moodnya merasa baikan setelah bangun tidur.
"Sini peluk aku..." Tama merentangkan tangannya. Maya berhambur memeluknya dan bersandar didada Tama. Lalu Tama mengusap kepalanya lembut sebagai bentuk permintaan maafnya. Beberapa menit Maya membiarkan Tama memperlakukannya seperti itu.
"Udah ngga marah kan? " Maya mendongak melihat expresi suaminya.Terlihat dan terdengar tulus disetiap kata-katanya. Lalu Maya menggeleng pelan.
"Maaf ya?"
"Iya..." Jawan Maya lalu terbangun dari dekapan itu, segera menuju kamar mandi.
***
Hanya percakapan itu yang terjadi diantara mereka waktu pagi hari. Siang ini, Maya kembali bekerja seperti biasa. Dia orang yang profesional dalam bekerja. Tidak pernah membawa masalah itu didalam pekerjaannya. Seperti tak terjadi apa-apa. Maya selalu terlihat ceria dan menginspirasi teman-temannya.
Terlalu malas memikirkan masalah yang dia alami. Sekarang dia sesang cekikikan bersama Hanif dan Septya. Sibuknya bekerja membuatnya jauh dari masalah yang rumit.
Saat shift sudah rolling, mereka bertiga sudah bersiap-siap memasukkan barang-barangnya kedalam tas. Lalu mereka keluar dari ruang ganti dan meninggalkan cafe itu.
Sudah menunggu beberapa menit disebuah restoran cukup mewah, namun ketiganya belum memesan makanan. Septya dan Hanif malah mendadak minta ditake away.
"Serius ini, ngga makan siang disini aja...? " Tanya Maya, keduanya menggeleng kepala. Ada apa dengan mereka?
"Kenapa?" Tanya Maya dengan sedikit kecewa. Padahal mereka tadi kompak akan makan siang disini.
Rupanya, Hanif dan Septya melihat ada laki-laki tampan dan rupawan dibelakang Maya yang sudah sedari tadi menunggunya. Membuat mereka berbisik. Mereka meyakini dia adalah suami Maya yang akan memberinya kejutan.
"Karena ada suamimu..." Maya spontan menengok kebelakang. Dia terperanjak kaget, yang ada dibelakangnya bukan suaminya. Tapi dia adalah...
.
.
.
.
.
Hayoo... lupa like sama vote lagi yah zheyenk. Ayo kasih vote sama likenya. Biar author makin semangat nulis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Zidan Irfani
pling fadil
2020-12-07
1
💞istrinya jungkook💕
fadil
2020-11-17
0