"Mama !" Teriak Maya didepan kamar orangtuanya yang sedikit terbuka.
"Eh Ya Allah nak, kalau masuk memberi salam dulu... Bikin kaget aja, gimana sayang? Kenapa lama sekali ga pulang nak..." Ucap Mama bangkit dari pinggir ranjang langsung peluk cium anaknya.
"Maya baik Mah... Seperti yang Mama liat "
"Darisana jam berapa nak? Udah makan apa belum?" Maya menggelengkan kepalanya. Perutnya masih kosong semenjak kemarin. Tubuhnya semakin kurus. Membuat Mama bertanya-tanya. Apa Tama memperlakukan anaknya dengan baik?
"Maya dari sana ya malem banget. Tapi berani kok hehe... yang penting kan sudah sampe sini.."
"Sudah bilang sama suamimu?"
"Udah Ma... tadi aku kirim pesan sama dia. Soalnya pergi dari pagi belum pulang huufftt"
Ya! Tama selalu bermain menghabiskan waktu ditempat party dengan teman-temannya. Tapi apalah daya siMaya wanita yang selalu memendam perasaannya.
"Apa Tama memperlakukanmu dengan baik? "
Mama bertanya serius, namun hati Maya selalu perih dan kosong. Tama selama ini memang memperlakukannya dengan cukup baik. Menafkahi dengan cukup. Meskipun banyak hal-hal yang berbeda dari dirinya. Sedikit pemaksa dan kurangnya perhatian terhadap Maya, namun Maya menganggap keseluruhan dari Tama adalah laki-laki yang baik.
"Maya.... Mama bertanya, kenapa malah mbengong? Apa Tama memperlakukanmu sebagai istri dengan baik?"
"Baik Mah... meskipun kadang, Tama memang sedikit pemaksa dan ingin menang sendiri. Maya harus banyak bersabar menghadapi sifatnya yang kekanak-kanakan. Banyak hal yang belum aku pahami dari dia. Ya, Aku harus lebih berbesar hati menerima segala perbedaan kami " Pertama kalinya Maya bercerita banyak tentang suaminya pada orang tuanya.
"Apa kamu sudah bisa mencintai Tama nak ???"
Deg !
Seketika raut wajah ayu Maya berubah tanpa expresi. Diapun tidak bisa menyembunyikan kesedihannya selama ini dihadapan wanita yang telah membesarkannya.
Pertanyaan yang cukup sulit untuk dijawab oleh Maya. Karena cukup sulit juga menggantikan nama Fadil menjadi nama Tama dalam hatinya.
Penyatuan tubuh dan kebersamaannya dengan Tama setiap hari tidak mengubah cintanya kepada Fadil. Baginya, Fadil adalah sebuah panah yang sudah menancap tepat dihatinya. Tidak bisa dicabut.
"Maya akan berusaha Mah. Doakan rumah tangga Maya selalu bahagia"
"Itu bukan jawaban Maya, anakku. Tapi Mama sudah tau jawabannya "
"Mamah !"
"Cinta memang tidak bisa dipaksakan Maya. Maya, Mama mengenalmu lebih dari dirimu sendiri... Mama tau apa yang sedang kamu rasakan. Semua terlihat dari matamu, kamu kosong ! Kamu kesepian..."
"Nak, jika memang kamu tidak bahagia dengannya, mintalah Tama untuk melepaskanmu. Agar kamu bisa mencari cinta sejatimu... Jangan memendam perasaan ini lebih lama. Itu menyakitkan jika ahirnya Tama mengetahui..."
"Mama..... Maya takut Ma...! Bagaimana jika aku gagal? Aku takut menyakitinya Mah..aku tidak setega itu mengatakan ini semua.... Ini semua gara-gara Papa ! "
Maya sesenggukan keras, tak menyadari Kris datang dari luar dan ikut duduk dibelakangnya. Posisi Maya masih memeluk Mamanya. Dielusnya pundak anaknya tercinta oleh Kris. Penyesalan demi penyesalan menghantam dadanya. Anak semata wayang tercinta, begitu tersiksa dengan pernikahan yang tidak dia inginkan akibat dari keegoisan Papanya sendiri.
Nasi sudah menjadi bubur, seandainya waktu bisa diputar, beliau akan lebih mendengarkan kata-kata istrinya. Bukan malah menutup rasa wirangnya.
Ternyata, perjodohan itu takkan bisa mengubah perasaannya terhadap Fadil yang dulu memasuki jurang. Malah justru kini hidup Maya yang seolah-olah ikut kejurang bersamanya.
Dipikirnya dengan pertimbangan singkat waktu itu, Fadil tidak akan selamat karena keadaannya sangat tidak memungkinkan. Fadil satu-satunya manusia yang masih hidup dari keluarga yang berada satu mobil yang sudah wafat semua. Tapi Kuasa Allah. Fadil selamat karena besarnya cinta mereka dan masih bertahan hidup sampai sekarang walaupun sempat beberapa kali koma.
"Papa... " Lirih Maya berbalik badan menyadari Papanya mengelus pundaknya.
"Maafkan Papa nak... Papa pantas dihukum "
Mata kris berkaca-kaca. Baru kali ini Maya melihat kerapuhan laki-laki angkuh itu. Mengadu, melusuk kelantai dan bersiap memohon kepada anaknya untuk mengucap permintaan maaf padanya.
"Pah... Jangan begitu Pah. Bangun Pah, apa yang Papa lakukan ??" Ucap Maya dan memegang bahu Papanya untuk bangun dari duduknya.
"Papa ! Papa tidak boleh seperti itu Pah!! Bangunlah !!" Papanya lekas bangun dari lantai.
"Biarkan Papa bicara mah..." Istrinya menganggukkan senyuman pedih.
"Nak...Papa yang bersalah... Salahkan Papamu ini. Mamamu benar. Ini akan menjadi penyesalan terbesar seumur hidup Papa. Apa hukuman yang pantas untuk itu sayang?
"Akan lebih bersalah jika Papa menyuruhmu untuk berpisah. Bercerai karena itu adalah hal yang tidak mungkin. Semua ada ditanganmu nak... "
"Aku akan berusaha menjalaninya dengan baik Pah... Usaha yang Maya lakukan, selalu belajar mencintai Tama setiap hari. Maya tau, pernikahan itu janji suci... Maya akan mempertahankannya..."
"Katakan apa yang harus papa lakukan agar kau memaafkan Papa nak?"
"Tidak perlu Pah... Papa ini, bicara apa? Apa Papa pikir anak Papa ini pendendam?"
"Apa Maya membenci Papa?"
"Maya?"
"Bohong kalau Maya membenci Papa!"
Semua terdiam membisu mendengar jawaban Maya yang mencelos seperti ini.
"Tapi rasa sayang Maya lebih besar dari rasa benci itu sendiri... Pah... Ini semua sudah takdir dari Allah yang harus Maya jalani, yang Maya pinta adalah doa dari kalian..."
"Papa menyayangimu nak...!"
Kris memeluk mencium putrinya, sudah lama sekali beliau tidak memeluk putrinya itu. Terasa nyaman dan damai ketika semua sudah saling memaafkan. Mamanya pun langsung memeluk keduanya dengan perasaan bahagia. Ahirnya mereka hubungan anak dan Papanya sekarang membaik.
***
Fadil telah membaik, beberapa hari lalu dia sudah dipulangkan dari rumah sakit. Keadaan fisiknya telah pulih meskipun belum total. Sekarang, dia sedang menjalani fisioterapi untuk kakinya yang masih kaku dan sedikit sakit untuk berjalan.
Mengenai banyak hal yang terjadi padanya, kakaknya sudah menceritakan semuanya dan menerima dengan hati yang remuk. Tapi Fadil orang yang kuat dan masih bisa mengendalikan diri.
Mengingat dalam satu hari itu dia telah kehilangan banyak orang yang dia cintai dan pernikahan yang digantikan oleh orang lain, sempat membuatnya tidak ingin hidup lagi.
Tadinya, kakaknya tidak akan menceritakan semua itu terlebih dahulu sebelum Fadil sehat betul. Tapi, lambat laun juga dia akan tetap mengetahuinya. Jadi mau diceritakan sekarang atau nanti, toh sama saja ahirnya akan tau juga.
Awalnya berontak dan tawuran semaunya. Fadil mengamuk membanting banyak barang membuat semua hancur lebur. Namun kakaknya membiarkan Fadil bersikap seperti itu supaya emosinya tersalurkan.
Pada kenyataannya, Fadil memang mendengar pernyataan Maya saat itu. Pada saat dia masih terbaring dirumah sakit. Fadil mendengarkannya, tapi tubuhnya masih tidak bisa digerakkan.
Sekarang, Fadil yang hancur itu sedang menutupi kesedihannya dengan menyibukkan diri bekerja untuk mengalihkan pikirannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Hera
sedang dititik terendah nih fadil sedih banget pastinya
2022-06-05
0
ciby😘
semoga bisa bertemu dan kembali bersatu
2022-05-29
0
Chyka Asika
semoga pd akhir maya bs bersatu sm fadil 😭😭😭😭
author,,,, tolong wujudkan harapan ku,,,
2021-04-06
2