Setelah pertemuannya dengan Fadil, Maya terus menangis sesenggukan. Badannya merosot kelantai, lemas dan tak berdaya. Perasaannya campur aduk, ingin rasanya Maya memanggilnya dan memohon berlutut kepada Fadil agar kembali padanya. Tapi semua itu hanyalah mimpi. Semua telah berubah. Takdir memisahkan mereka. Tidak akan pernah mimpinya menjadi kenyataan. Seandainya mereka bersatupun, mungkin hanya ada dialam lain.
Setelah lama bersimpuh dilantai, tak peduli berapa banyak orang yang melihatnya. Dia kembali duduk dikursi dan terus menyeka airmatanya. Mendengar Fadil telah menikah membuatnya hatinya sesak, dan sangat sakit.
"Maya....." Dia mengenali suara itu, suara Tama yang sedang berteriak memanggilnya.
"Maya !!" Terdengar lebih dekat namun Maya seolah-olah tak peduli. Dia bukan memikirkan Tama yang terlambat menjemput. Tapi karena sedang memikirkan pertemuannya tadi dengan Fadil.
"Maya...!!!!" Tama menepuk punggungnya dan membalikkan Maya kehadapannya.
"Aku mencarimu kemana-mana, aku juga memanggilmu berulang-ulang. Kenapa kamu diam saja Maya? Aku hawatir kamu hilang dan pergi dariku... Aku sangat mencintaimu Maya..." Maya tetap tak bersuara, hanya mata indahnya yang menatap teduh suaminya.
"Maya... Kamu habis menangis ya...?" Tama mengguncang pundak istrinya. Tatapan matanya kosong, Tama benar-benar takut dan merasa bersalah karena membuatnya menunggu beberapa jam karena terlambat menjemputnya.
"May... Aku minta maaf ya? Tadi aku..." Maya terlalu malas mendengar kata-kata Tama dan berjalan meninggalkannya. Saat baru beberapa langkah, Tama menghentikannya.
"May... Tolong maafin aku, tadi aku sangat sibuk. Maafin aku Maya... Aku mohon jangan marah. Maaf sudah membuatmu menunggu beberapa jam disini. Aku juga memikirkannya dari tadi. Aku bekerja dengan tidak tenang..." Tama meraih istrinya dan mendekapnya kedalam pelukan.
"Maaf ya... maafin aku... maaf... Cup..." Tama terus meminta maaf dan memohon pada Maya.
Ditempat yang tidak terlalu jauh dari mereka berdua, tampak sepasang mata yang sedang menahan sesak tangisnya melihat betapa Maya dicintai oleh suaminya. Membuat harapannya pupus.
Keduanya berjalan keluar dari cafe itu, Tama menuntun istrinya kemobil untuk segera pulang.
Fadil yang masih berdiri mematung itu segera bergegas pergi dari tempat dan kembali ke rumah hang baru saja dibelinya. Sudah jauh-jauh dia mengasingkan diri untuk menjauhi Maya. Malah dipertemukan lagi ditempat ini. Sungguh tidak mengerti skenario Tuhan.
Fadil benar-benar muak melihat Maya berpelukan dengan Tama. Membayangkan Maya berhubungan badan dengan pria itu membuat Fadil merasa seperti ditusuk-tusuk ribuan jarum. Apa haknya? Masalahnya dimana? Tama adalah suaminya. Sementara dia sendiri siapa? Bukan siapa-siapanya.
Sebuah kenyataan pahit itu membuatnya menenggak beberapa botol minuman. Apa yang akan dilakukan setelah ini? Haruskah dia mati dulu agar tak bertemu dan melihat Maya lagi ?
Fadil sangat menderita menelan kenyataan itu. Kemana dia harus mencari cinta? Sementara seluruh hatinya sudah pergi bersama kenangan.
Kejadian beberapa bulan lalu terulang lagi. Dia menyakiti diri sendiri dengan membabi buta disebuah ruangan kedap udara didalam rumahnya. Hanya itu yang bisa dia lakukan untuk pelarian kemarahannya.
"Aaaaaaarghh !!"
"Kenapa kita bertemu lagi ? Apa dunia ini begitu sempit sehingga dimana-mana aku bisa melihatmu?"
"Apa salahku Ya Tuhan... Kenapa Kau mengambil semuanya dariku ? Kenapa tidak Kau ambil saja aku..."
"Untuk apa aku hidup dalam kesendirian? Aku tidak kuat lagi...."
Luka yang sudah Fadil jahit kembali menganga lebar setelah pertemuannya tadi. Membuat Fadil tambah terpuruk. Luka itulah yang akan semakin parah seiring berjalannya waktu.
.
.
.
.
.
.
Like sebelum next.
Jangan lupa kasih vote, biar tambah semangat nulisnyah. Salam hangat dari author untuk kalian semua ya zheyenk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Hera
frustasi berat fadil ngadepin kenyataan maya sdh jadi milik orang lain
2022-06-05
0
Chyka Asika
bener bener sesak hatiku,,,
2021-04-06
0
Zidan Irfani
ksian kau fadil...mg nanti dpt jdoh yg lbih baik dr maya
2020-12-07
1