Namun sebelum aku masuk ke dalam sekolah, aku melihat ada pak Rendra sedang mengobrol dengan guru lain di pos satpam.
“Hadeuh.. Aku pura-pura tidak lihat, ah.” gumamku lirih sambil mempercapat langkahku.
Setelah aku sampai di dalam kelas, aku pun langsung duduk lemas.
“Aih... Baru saja berniat untuk seolah-olah tidak ada apa-apa. Tapi kenapa jantungku malah semakin berisik seperti ini?” ucapku pada diriku sendiri.
Bel pun akhirnya berbunyi. Tanda ujian susulan sudah akan di mulai. Aku pun menarik nafas dalam-dalam.
“Semangat...!!” ucapku menyemangati diriku sendiri.
Dan akhirnya ujian pun di mulai. Aku pun berusaha fokus untuk mengerjakan semua soal-soalnya.
Waktu pun bergerak terasa lambat sekali. Aku benar-benar sudah tidak bisa mengendalikan rasa ini. Karena aku merasa seperti aku sedang di awasi oleh pak Rendra.
Tak selang berapa lama, akhirnya aku bisa menyelesaikan semua soal yang ada dan kemudian aku pun menyerahkannya pada pak Rendra.
Namun, ketika aku menaruh lembar ujian tersebut, lagi-lagi pak Rendra menulis sesuatu di kertas yang isinya...
‘Ra, tolong tunggu aku di tempat biasa.’
Setelah aku membaca tulisan itu, aku berkata, “Tapi, pak...”
Mendengar ucapanku itu, pak Rendra pun menggelengkan kepala tanda kalau aku harus benar-benar menunggunya.
“Baiklah, pak.” ucapku lirih dan kemudian pergi.
Setelah beberapa saat menunggu, pak Rendra pun datang.
“Ra, masuklah.” Perintah pak Rendra padaku agar segera masuk ke dalam mobil
Tanpa banyak bicara, aku pun langsung masuk ke dalam mobil. Setelah aku sudah masuk dalam mobil, pak Rendra pun langsung melajukan mobilnya.
Setelah melakukan perjalanan beberapa waktu, akhirnya aku tahu kemana pak Rendra membawaku pergi.
“Pak, untuk apa kita ke sini lagi?” tanyaku bingung.
“Ra, kamu kenapa?” tanya pak Rendra saat mobil sudah berhenti.
“Aku? Memangnya aku kenapa, pak?” ucapku yang bertanya balik padanya karena tidak mengerti apa maksudnya.
“Kamu aku tanya kenapa malah tanya balik, Ra?” ucap pak Rendra agak kesal.
“Bukan begitu, pak. Hanya saja aku bingung dan tidak mengerti maksud pertanyaan bapak.” jelasku.
“Oh begitu. Ra, maksud aku tadi bertanya begitu karena bapak merasa sikapmu ini aneh. Apa ada yang sedang kamu tutup-tutupi?” ucap pak Rendra.
Seketika aku terdiam karena aku bingung tidak tahu harus menjawab bagaimana.
“Ra, kenapa kamu masih diam saja? Ada apa, Ra?” tanya pak Rendra dengan wajah yang terlihat khawatir.
“Beneran bapak ingin tahu?” tanyaku dan pak Rendra pun mengangguk.
“Tapi bapak harus janji jangan marah atau pun tertawa.” ucapku.
“Iya. Ada apa, sih sebenarnya?” tanya pak Rendra penasaran.
“Hmm... Pak. Sebenarnya... Hmm... Sepertinya aku ... Hmm.... Aku sepertinya menyukai bapak.” ucapku lirih sambil menunduk karena malunya setengah mati.
Setelah mendengar pengakuan dariku, seketika suasana menjadi hening. Namun tak lama kemudian...
“Ra, coba kamu lihat aku sekarang.” Pintanya lembut namun aku menggelengkan kepalaku karena tidak berani sekaligus malu.
“Ra... Sayang... Coba kamu lihat aku sebentar saja.” pintanya lagi dengan lembut.
Mendengar ucapannya yang lembut dan tidak marah, aku pun akhirnya berani melihat dan menatap wajahnya.
Betapa terkejutnya aku karena aku melihat dia tersenyum dan berkata, “Ra, aku pun sama seperti kamu. Aku menyukaimu bahkan bisa di bilang kalau bapak ini mencintaimu.”
“Ha?” ucapku spontan karena terkejut.
“Bapak serius?” tanyaku mencoba memastikan.
“Iya, sayang. Aku sangat... sangat... saaaangat serius.” sahut pak Rendra sambil memegang ke dua pundakku.
Mendengar jawabannya, seketika aku pun langsung memiliki keberanian untuk memeluknya. Dan pak Rendra pun langsung mengelus-ngelus rambutku.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Ney Maniez
💖💖😍
2022-07-17
0
Ney Maniez
💖😍👍
2022-07-17
0
Zifa Zifa
akhiiirrrr nya jadi an juga nih thooorrr❤❤❤❤❤❤ 💪💪💪💪
2021-03-25
0