GCP 12. Pak Denis

Ketika aku sudah hampir mendekat, tiba-tiba saja wanita itu pergi.

“Lha.... Kok malah pergi sih?” gumamku sambil masih tetap berjalan.

Setelah aku sudah berada di samping pak Rendra, dia berkata, “Sudah selesai ke toiletnya?”

“Sudah, pak.” sahutku.

“Ya sudah kalau begitu kita mulai pesan makanannya.” ucapnya sambil memegang daftar menu makanan.

Sementara di saat yang bersamaan, aku masih kepikiran siapa wanita tadi. Tapi aku tidak berani menanyakannya pada pak Rendra.

“Ra, kamu mau pesan apa?” tanya pak Rendra yang menyadarkanku dari lamunanku.

“Oh. Hmm.... Terserah bapak saja.” sahutku.

“Ya sudah kalau begitu.” ucapnya yang kemudian memesankan makanan untukku.

Tak selang berapa lama, makanan yang di pesan pun datang. Kami pun memakannya.

Di sela-sela kami makan, tiba-tiba saja ada seseorang datang dan menegur kami.

“Rendra?” tanya orang itu.

Pak Rendra pun langsung spontan melihat ke arah orang tersebut.

“Kamu?” ucap pak Rendra antara percaya dan tidak percaya.

“Ya. Ini aku. Ada apa? Kelihatannya kamu sangat terkejut sekali melihatku.” ucap orang tersebut.

“Bagaimana kamu bisa ada di sini?” tanya pak Rendra saat itu yang terdengar tidak suka.

“Haiz... Rendra. Jangan seperti itu sih. Aku kan rindu sekali sama kamu. Sudah lama kita tidak berjumpa.” sahut orang itu.

“Tapi sayangnya aku tidak rindu sama sekali denganmu.” Ucap pak Rendra dengan nada sewot.

“Aih... Eh, omong-omong... Siapa cewek cantik di sebelahmu ini?” tanya orang itu sambil melirik ke arahku.

“Oh. Dia adiknya Zaki. Tiara.” sahut pak Rendra.

“Oh. Adiknya Zaki ya, rupanya.” ucap orang itu.

“Hai. Kenalkan, aku teman kuliahnya Rendra dan Zaki. Namaku, Denis.” Ucap orang itu yang ternyata bernama Denis dan memperkenalkan dirinya sendiri padaku.

“Eh, iya. Aku Tiara.” ucapku sambil tersenyum.

“Wah... Cantiknya kamu, Ra. Cantikmu itu membuat aku jadi jatuh cinta sama kamu.” ucap pak Denis.

Dan di saat yang bersamaan...

‘Pletak...’ kepala pak Denis di pukul pakai sendok oleh pak Rendra.

“Aw. Sakit, tahu.” Protes pak Denis sambil memegang kepalanya.

“Sakit, kan?! Makanya... Sudah sana pergi. Jangan di sini. Menyebalkan saja, tahu.” ucap pak Rendra kesal.

“Ish. Galak sekali kamu, Ren.” ucap pak Denis.

“Sudah tahu aku galak, kenapa masih di sini?” ucap pak Rendra.

“Iya iya. Aku pergi.” ucap pak Denis.

“Tapi sebelum aku pergi, aku mau bilang sesuatu. Ra, kalau kita ada kesempatan untuk bertemu lagi, ijinkan aku untuk mengejarmu dan menyatakan cinta padamu.” lanjut pak Denis.

Aku yang mendengar perkataannya pun hanya bisa melongo. Antara percaya dan tidak percaya karena aku sendiri belum benar-benar mengenalnya.

“Sudah sana pergi.” ucap pak Rendra.

“Iya. Nih aku pergi.” ucap Pak Denis yang kemudian pergi.

“Pak, kenapa tadi bapak seperti ngusir gitu ke pak Denis? Bapak ada masalah dengan pak Denis?” tanyaku tapi tidak di jawab oleh pak Rendra.

“Ish. Ni guru satu. Kasih contoh yang baik donk buat muridnya. Secara kan aku ini juga kehitung muridnya.” Gerutuku dalam hati sambil memperhatikan pak Rendra yang diam sambil menikmati makanannya.

Tak selang berapa saat, makanan kami pun sudah habis kami makan. Setelah itu, kami pun akhirnya memutuskan untuk pulang.

Sesampainya di rumah, aku pun langsung turun. Sementara itu, pak Rendra pun langsung pergi.

Saat aku sudah berada dalam kamarku, aku tiba-tiba teringat gelang tadi.

“Sudah terjual belum, ya?” tanyaku dalam hati.

Lalu aku pun langsung mencari kak Zaki ke kamarnya.

“Kak Zaki...” rengekku saat menemukannya di kamar.

“Hmm... Ada apa?” tanyanya sambil asik main game.

“Kak... Antar aku ke suatu tempat, yuk.” ajakku sedikit memohon.

“Kemana?” tanya kak Zaki.

“Ke Mall.” sahutku singkat.

“Mau ngapain ke sana?” tanya kak Zaki.

“Mau tidur. Ya mau ada yang di beli lha, kak.” sahutku sewot.

“Owh. .. Tapi bukannya tadi kamu barusan pergi dengan Rendra. Kenapa tidak sekalian beli?” tanya kak Zaki bingung.

“Tidak enak kalau belinya ditemani pak Rendra.” ucapku.

“Ya kak... Ya kak... Plis.” tambahku dengan nada memohon.

“Ya sudah kalau begitu. Tapi nanti sore saja, ya. Kamu istirahat dulu.” ucap kak Zaki dam aku pun mengangguk.

“Ya sudah kalau begitu. Aku ke kamar dulu ya, kak.” ucapku dan kak Zaki pun mengangguk.

Saat sore harinya. Seperti yang sudah di janjikan kak Zaki, kami pun akhirnya pergi menuju mall.

Sesampainya di sana, aku langsung mengajak kak Zaki ke toko aksesoris.

“Sebenarnya, apa sih yang mau kamu beli, Ra?” tanya kak Zaki bingung melihatku seperti sedang mencari-cari sesuatu.

“Itu lho, kak. Aku mencari gelang yang ada gantungan manik-manik berbentuk bintang.” jelasku.

“Oh. Daripada kamu cari-cari terus seperti itu, kenapa tidak kamu tanyakan langsung saja ke petugas toko?” ucap kak Zaki memberiku saran.

“Oh iya ya, kak.” sahutku yang baru sadar.

Tak sampai menunggu lama, aku pun berhasil menemukan pelayan toko tersebut.

“Permisi, mbak. Aku mau tanya, mbak tahu gelang dengan manik-manik berbentuk bintang, tidak?” tanyaku.

“Oh. Gelang itu, ya?! Rasanya sudah terjual, mbak.” Sahut pelayan toko itu.

“Apa, mbak. Sudah terjual?” tanyaku memastikannya lagi.

“Iya, mbak.” Sahutnya.

“Mbak tahu siapa yang membelinya?” tanyaku lagi.

“Aku tidak tahu, mbak. Soalnya saya baru saja tukar shift dengan teman saya.” jelasnya.

“Oh begitu, ya?! Ya sudah kalau begitu, mba. Maaf sudah merepotkan.” ucapku.

“Tidak apa-apa, mbak. Itu sudah jadi tugas saya melayani pembeli.” sahutnya sambil tersenyum.

Setelah mengetahui kalau gelang yang aku sukai sudah terjual, rasanya perasaanku menjadi kecewa. Tapi mau bagaimana lagi. Memang belum milik.

Dan di saat yang bersamaan, kak Zaki yang melihat ada rasa kecewa di raut wajahku akhirnya berkata, “Ra, apa kita mau mencari ke tempat lain? Siapa tahu di tempat lain ada yang menjual model gelang yang sama seperti yang kamu suka.”

“Tidak usahlah, kak. Aku tidak jadi beli saja. Mungkin belum jadi milikku.” ucapku pasrah.

“Oh begitu. Ya sudah. Sekarang mau kemana lagi, nih?” tanya kak Zaki.

“Kita pulang saja, kak.” Sahutku.

“Oke deh kalau begitu. Kita pulang sekarang.” ucap kak Zaki yang kemudian kami pun pulang ke rumah.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Ney Maniez

Ney Maniez

😲😲😲🤔

2022-07-17

0

𝐙⃝🦜ᴬᴸ❣️ᶠᴬ☠ᵏᵋᶜᶟ𒈒⃟ʟʙᴄ

𝐙⃝🦜ᴬᴸ❣️ᶠᴬ☠ᵏᵋᶜᶟ𒈒⃟ʟʙᴄ

kan td udah di beli sama p rendra 😄😄😄😄

2021-12-21

0

lihat semua
Episodes
1 GCP 1. Awal pertemuan
2 GCP 2. Perkenalan
3 GCP 3. Insiden kecoa
4 GCP 4. Pelajaran yang sulit
5 GCP 5. Kelas tambahan
6 GCP 6. Hukuman yang membuat kacau hati
7 GCP 7. Guru privat
8 GCP 8. Membuat janji
9 GCP 9. Genggaman tangan
10 GCP 10. Dibuat kesal
11 GCP 11. Membeli hadiah
12 GCP 12. Pak Denis
13 GCP 13. Hadiah kecil
14 GCP 14. Aku ini kenapa?
15 GCP 15. Ingat pesan ayah
16 GCP 16. Peraturan sekolah
17 GCP 17. Jaga jarak
18 GCP 18. Ternyata
19 GCP 19. Ayah dan hukuman
20 GCP 20. Bertunangan
21 GCP 21. Rahasia kita
22 GCP 22. Guru baru
23 GCP 23. kecewa
24 GCP 24. Janjian
25 GCP 25. Sedikit cemburu
26 GCP 26. Kabar
27 GCP 27. Berusaha untuk percaya
28 GCP 28. Kak Zaki sewot
29 GCP 29. Pak Rendra Vs Bu Cecil (1)
30 GCP 30. Pak Rendra Vs Bu Cecil (2)
31 GCP 31. Kisah masa lalu
32 GCP 32. Ajakan bu Cecil
33 GCP 33. Cerita
34 GCP 34. Tugas
35 GCP 35. Hampir saja keceplosan..
36 GCP 36. Murid baru
37 GCP 37. Penuh dengan kata tiba-tiba
38 GCP 38. Flashback
39 GCP 39. Insiden dan kekesalan Tiara
40 GCP 40. Gumaman isi hati
41 GCP 41. Cerita Awal-awal pak Rendra bertemu Tiara
42 GCP 42. ancaman bu Cecil
43 GCP 43. Kenyataan yang pahit
44 GCP 44. Kesedihan
45 GCP 45. Penjelasan Mia
46 GCP 46. Akhirnya
47 GCP 47. Hari yang dinantikan (End)
48 Ekstra part Sehari sebelum pernikahan
49 Prakata dari Author
Episodes

Updated 49 Episodes

1
GCP 1. Awal pertemuan
2
GCP 2. Perkenalan
3
GCP 3. Insiden kecoa
4
GCP 4. Pelajaran yang sulit
5
GCP 5. Kelas tambahan
6
GCP 6. Hukuman yang membuat kacau hati
7
GCP 7. Guru privat
8
GCP 8. Membuat janji
9
GCP 9. Genggaman tangan
10
GCP 10. Dibuat kesal
11
GCP 11. Membeli hadiah
12
GCP 12. Pak Denis
13
GCP 13. Hadiah kecil
14
GCP 14. Aku ini kenapa?
15
GCP 15. Ingat pesan ayah
16
GCP 16. Peraturan sekolah
17
GCP 17. Jaga jarak
18
GCP 18. Ternyata
19
GCP 19. Ayah dan hukuman
20
GCP 20. Bertunangan
21
GCP 21. Rahasia kita
22
GCP 22. Guru baru
23
GCP 23. kecewa
24
GCP 24. Janjian
25
GCP 25. Sedikit cemburu
26
GCP 26. Kabar
27
GCP 27. Berusaha untuk percaya
28
GCP 28. Kak Zaki sewot
29
GCP 29. Pak Rendra Vs Bu Cecil (1)
30
GCP 30. Pak Rendra Vs Bu Cecil (2)
31
GCP 31. Kisah masa lalu
32
GCP 32. Ajakan bu Cecil
33
GCP 33. Cerita
34
GCP 34. Tugas
35
GCP 35. Hampir saja keceplosan..
36
GCP 36. Murid baru
37
GCP 37. Penuh dengan kata tiba-tiba
38
GCP 38. Flashback
39
GCP 39. Insiden dan kekesalan Tiara
40
GCP 40. Gumaman isi hati
41
GCP 41. Cerita Awal-awal pak Rendra bertemu Tiara
42
GCP 42. ancaman bu Cecil
43
GCP 43. Kenyataan yang pahit
44
GCP 44. Kesedihan
45
GCP 45. Penjelasan Mia
46
GCP 46. Akhirnya
47
GCP 47. Hari yang dinantikan (End)
48
Ekstra part Sehari sebelum pernikahan
49
Prakata dari Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!