Ketika aku sudah hampir mendekat, tiba-tiba saja wanita itu pergi.
“Lha.... Kok malah pergi sih?” gumamku sambil masih tetap berjalan.
Setelah aku sudah berada di samping pak Rendra, dia berkata, “Sudah selesai ke toiletnya?”
“Sudah, pak.” sahutku.
“Ya sudah kalau begitu kita mulai pesan makanannya.” ucapnya sambil memegang daftar menu makanan.
Sementara di saat yang bersamaan, aku masih kepikiran siapa wanita tadi. Tapi aku tidak berani menanyakannya pada pak Rendra.
“Ra, kamu mau pesan apa?” tanya pak Rendra yang menyadarkanku dari lamunanku.
“Oh. Hmm.... Terserah bapak saja.” sahutku.
“Ya sudah kalau begitu.” ucapnya yang kemudian memesankan makanan untukku.
Tak selang berapa lama, makanan yang di pesan pun datang. Kami pun memakannya.
Di sela-sela kami makan, tiba-tiba saja ada seseorang datang dan menegur kami.
“Rendra?” tanya orang itu.
Pak Rendra pun langsung spontan melihat ke arah orang tersebut.
“Kamu?” ucap pak Rendra antara percaya dan tidak percaya.
“Ya. Ini aku. Ada apa? Kelihatannya kamu sangat terkejut sekali melihatku.” ucap orang tersebut.
“Bagaimana kamu bisa ada di sini?” tanya pak Rendra saat itu yang terdengar tidak suka.
“Haiz... Rendra. Jangan seperti itu sih. Aku kan rindu sekali sama kamu. Sudah lama kita tidak berjumpa.” sahut orang itu.
“Tapi sayangnya aku tidak rindu sama sekali denganmu.” Ucap pak Rendra dengan nada sewot.
“Aih... Eh, omong-omong... Siapa cewek cantik di sebelahmu ini?” tanya orang itu sambil melirik ke arahku.
“Oh. Dia adiknya Zaki. Tiara.” sahut pak Rendra.
“Oh. Adiknya Zaki ya, rupanya.” ucap orang itu.
“Hai. Kenalkan, aku teman kuliahnya Rendra dan Zaki. Namaku, Denis.” Ucap orang itu yang ternyata bernama Denis dan memperkenalkan dirinya sendiri padaku.
“Eh, iya. Aku Tiara.” ucapku sambil tersenyum.
“Wah... Cantiknya kamu, Ra. Cantikmu itu membuat aku jadi jatuh cinta sama kamu.” ucap pak Denis.
Dan di saat yang bersamaan...
‘Pletak...’ kepala pak Denis di pukul pakai sendok oleh pak Rendra.
“Aw. Sakit, tahu.” Protes pak Denis sambil memegang kepalanya.
“Sakit, kan?! Makanya... Sudah sana pergi. Jangan di sini. Menyebalkan saja, tahu.” ucap pak Rendra kesal.
“Ish. Galak sekali kamu, Ren.” ucap pak Denis.
“Sudah tahu aku galak, kenapa masih di sini?” ucap pak Rendra.
“Iya iya. Aku pergi.” ucap pak Denis.
“Tapi sebelum aku pergi, aku mau bilang sesuatu. Ra, kalau kita ada kesempatan untuk bertemu lagi, ijinkan aku untuk mengejarmu dan menyatakan cinta padamu.” lanjut pak Denis.
Aku yang mendengar perkataannya pun hanya bisa melongo. Antara percaya dan tidak percaya karena aku sendiri belum benar-benar mengenalnya.
“Sudah sana pergi.” ucap pak Rendra.
“Iya. Nih aku pergi.” ucap Pak Denis yang kemudian pergi.
“Pak, kenapa tadi bapak seperti ngusir gitu ke pak Denis? Bapak ada masalah dengan pak Denis?” tanyaku tapi tidak di jawab oleh pak Rendra.
“Ish. Ni guru satu. Kasih contoh yang baik donk buat muridnya. Secara kan aku ini juga kehitung muridnya.” Gerutuku dalam hati sambil memperhatikan pak Rendra yang diam sambil menikmati makanannya.
Tak selang berapa saat, makanan kami pun sudah habis kami makan. Setelah itu, kami pun akhirnya memutuskan untuk pulang.
Sesampainya di rumah, aku pun langsung turun. Sementara itu, pak Rendra pun langsung pergi.
Saat aku sudah berada dalam kamarku, aku tiba-tiba teringat gelang tadi.
“Sudah terjual belum, ya?” tanyaku dalam hati.
Lalu aku pun langsung mencari kak Zaki ke kamarnya.
“Kak Zaki...” rengekku saat menemukannya di kamar.
“Hmm... Ada apa?” tanyanya sambil asik main game.
“Kak... Antar aku ke suatu tempat, yuk.” ajakku sedikit memohon.
“Kemana?” tanya kak Zaki.
“Ke Mall.” sahutku singkat.
“Mau ngapain ke sana?” tanya kak Zaki.
“Mau tidur. Ya mau ada yang di beli lha, kak.” sahutku sewot.
“Owh. .. Tapi bukannya tadi kamu barusan pergi dengan Rendra. Kenapa tidak sekalian beli?” tanya kak Zaki bingung.
“Tidak enak kalau belinya ditemani pak Rendra.” ucapku.
“Ya kak... Ya kak... Plis.” tambahku dengan nada memohon.
“Ya sudah kalau begitu. Tapi nanti sore saja, ya. Kamu istirahat dulu.” ucap kak Zaki dam aku pun mengangguk.
“Ya sudah kalau begitu. Aku ke kamar dulu ya, kak.” ucapku dan kak Zaki pun mengangguk.
Saat sore harinya. Seperti yang sudah di janjikan kak Zaki, kami pun akhirnya pergi menuju mall.
Sesampainya di sana, aku langsung mengajak kak Zaki ke toko aksesoris.
“Sebenarnya, apa sih yang mau kamu beli, Ra?” tanya kak Zaki bingung melihatku seperti sedang mencari-cari sesuatu.
“Itu lho, kak. Aku mencari gelang yang ada gantungan manik-manik berbentuk bintang.” jelasku.
“Oh. Daripada kamu cari-cari terus seperti itu, kenapa tidak kamu tanyakan langsung saja ke petugas toko?” ucap kak Zaki memberiku saran.
“Oh iya ya, kak.” sahutku yang baru sadar.
Tak sampai menunggu lama, aku pun berhasil menemukan pelayan toko tersebut.
“Permisi, mbak. Aku mau tanya, mbak tahu gelang dengan manik-manik berbentuk bintang, tidak?” tanyaku.
“Oh. Gelang itu, ya?! Rasanya sudah terjual, mbak.” Sahut pelayan toko itu.
“Apa, mbak. Sudah terjual?” tanyaku memastikannya lagi.
“Iya, mbak.” Sahutnya.
“Mbak tahu siapa yang membelinya?” tanyaku lagi.
“Aku tidak tahu, mbak. Soalnya saya baru saja tukar shift dengan teman saya.” jelasnya.
“Oh begitu, ya?! Ya sudah kalau begitu, mba. Maaf sudah merepotkan.” ucapku.
“Tidak apa-apa, mbak. Itu sudah jadi tugas saya melayani pembeli.” sahutnya sambil tersenyum.
Setelah mengetahui kalau gelang yang aku sukai sudah terjual, rasanya perasaanku menjadi kecewa. Tapi mau bagaimana lagi. Memang belum milik.
Dan di saat yang bersamaan, kak Zaki yang melihat ada rasa kecewa di raut wajahku akhirnya berkata, “Ra, apa kita mau mencari ke tempat lain? Siapa tahu di tempat lain ada yang menjual model gelang yang sama seperti yang kamu suka.”
“Tidak usahlah, kak. Aku tidak jadi beli saja. Mungkin belum jadi milikku.” ucapku pasrah.
“Oh begitu. Ya sudah. Sekarang mau kemana lagi, nih?” tanya kak Zaki.
“Kita pulang saja, kak.” Sahutku.
“Oke deh kalau begitu. Kita pulang sekarang.” ucap kak Zaki yang kemudian kami pun pulang ke rumah.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Ney Maniez
😲😲😲🤔
2022-07-17
0
𝐙⃝🦜ᴬᴸ❣️ᶠᴬ☠ᵏᵋᶜᶟ𒈒⃟ʟʙᴄ
kan td udah di beli sama p rendra 😄😄😄😄
2021-12-21
0