GCP 3. Insiden kecoa

“Hai, Tiara. Masuklah.” ucap orang itu yang ternyata pak Rendra.

“Hmm... Bapak. Aku sedang menunggu jemputan.” ucapku.

“Lha, ini jemputannya sudah datang. Masa’ kamu tidak mau naik?” ucapnya dari dalam mobil.

“Ha?! Pak, aku tidak bercanda. Aku benar-benar sedang menunggu jemputan.” ucapku.

“Ya ampun, Tiara. Siapa juga yang sedang bercanda sama kamu?! Aku ini tadi di suruh kakakmu untuk mengantarmu pulang.” jelas pak Rendra yang ternyata memang di suruh oleh kak Zaki.

Memang, pak Rendra ini, entah mengapa jika sedang berdua denganku selalu menyebut dirinya dengan sebutan ‘aku’.

“Bapak kenal dengan kak Zaki?” tanyaku.

“Kenal. Nah, sekarang kamu sudah bisa masuk, kan? Tidak enak di lihat oleh orang-orang di sekolah.” ucapnya yang terdengar membingungkan buatku.

Aku pun segera masuk ke dalam mobil dan bertanya, “Memangnya kenapa, pak? Kok sampai merasa tidak enak di lihat orang?”

Dia tidak menjawab pertanyaanku melainkan hanya tersenyum sambil mulai menjalankan mobilnya.

Sesampainya di rumah, aku melihat kakakku.

“Kakaaaaaaaaak..!!” teriakku sambil berlari ke arahnya karena kesal, ternyata dia sudah membohongiku.

“Ha? Ya ketahuan deh. Kabuuuuuuuuuur....” sahutnya sambil berlari ke arah pak Rendra dan bersembunyi di belakang pak Rendra yang memang saat itu aku persilahkan masuk. Sementara itu, di rumah cuma ada kakak saja. Ayah masih kerja dan ibu juga sedang bekerja.

“Kak, jangan bersembunyi. Sini kalau berani. Hadapi aku.” Ucapku sambil berusaha menangkap kakakku yang sedang barada di balik badannya pak Rendra.

“Ren... Tolong aku. Buat bocil ini tidak mengejarku terus.” ucap kakak membuatku semakin emosi.

“Kakaaaaaaaaaaaak..!!! Sekali lagi kakak bilang aku bocil, jangan harap kakak bisa tidur nyenyak malam ini.” ancamku.

“Hadih... Kok begitu sih, Ra?” protes kak Zaki.

“Habisnya kakak duluan sih yang sudah buat aku kesal seperti ini.” Ucapku.

“Iya... Iya... Maafkan kakakmu ini ya, Ra. Plis” mohonnya yang tiba-tiba keluar dari balik badan pak Rendra dan memegang tanganku.

“Au ah.” sahutku yang pura-pura merajuk.

“Ren, tolong aku, napa?! Dari tadi kamu diam saja dan tidak membelaku.” protes kak Zaki.

“Lha aku harus gimana, Zak?” tanya pak Rendra bingung.

“Bantu aku bujuk adikku supaya dia tidak merajuk seperti itu.” pinta kak Zaki.

“Ha?” ucapnya spontan.

“Kakak payah. Ini baru aku, adik sendiri aja yang merajuk, kakak sudah menyerah seperti ini. Gimana nanti kalau istrinya yang merajuk?! Bisa nangis darah kali, tuh.” celetukku yang langsung pergi meninggalkan mereka berdua dan masuk ke dalam kamar untuk ganti pakaian.

“Lha... Lha... Dia malah masuk ke dalam kamar. Woi... Ra..!! Kalau sama istri mah kakak jelas beda lha. Woi... Ra..!!!” teriaknya yang bisa aku dengar dari dalam kamar.

“Dasar si kak Zaki.” gumamku sambil mengganti pakaian.

Setelah aku selesai mengganti pakaianku, aku pun keluar dari kamar.

“Hai, Ra. Kamu mau ngapain?” tanya kak Zaki saat melihatku hendak ke dapur.

“Hehehe...” sahutku sambil melihat ke arah pak Rendra. Ternyata...

“Ya ampun, si kakak. Kok pak Rendranya tidak di kasih minum, sih?” gumamku dalam hati.

Dan di saat yang bersamaan...

“Lha?” tanyanya bingung.

Aku pun tidak memperdulikan kakakku bicara apa. Aku langsung saja mengambilkan minuman untuk pak Rendra dan juga sedikit makanan ringan.

“Ini, pak. Silahkan di minum dan di makan.” ucapku sambil menyuguhkannya dan duduk santai di sampingnya sambil nonton TV.

Saat aku sedang serius menonton televisi, tiba-tiba aku melihat...

“Kakaaaaaaaaak..!!!” teriakku yang langsung menaikkan kakiku ke atas bangku.

“Astaga, Ra. Apa sih, teriak-teriak kaya gitu?” tanya kak Zaki dan pak Rendra pun spontan melihat ke arahku.

“I—i—itu, kak. Itu di sana ada kecoa.” Ucapku sambil menunjuk ke arah lantai yang tadi ada kecoanya.

“Mana, Ra? Mana?” tanya kak Zaki sambil mencari-cari keberadaan si kecoa tapi tetap tidak ketemu dan pak Rendra pun ikut mencari.

Lalu tiba-tiba si kecoa ternyata merayap mendekatiku. Spontan aku pun langsung melompat ke pangkuan pak Rendra. Karena aku yang terlalu panik sampai-sampai aku sudah tidak peduli lagi aku sedang berada di pangkuan siapa.

“Astaga, nih anak.” Ucap kak Zaki sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Kak... Huwaaaaa.... Aku takut kecoa. Kakaaaaaak..!!” ucapku sambil memeluk pak Rendra dan menangis ketakutan.

“Sudah... Sudah... Kecoanya sudah mati. Tuh lihat.” Ucap pak Rendra mengelus-ngelus rambutku.

“Ha? Beneran, pak?” tanyaku.

“Iya. Tuh lihat.” Ucapnya sambil menunjukkanku ke arah kecoa yang mati.

“Hehehe... Iya.” ucapku.

Namun ketika aku hendak turun dari pangkuan pak Rendra, tiba-tiba...

“Ra, ini apa?!” ucap kakakku yang iseng tiba-tiba menyodorkan kecoa mati padaku.

Spontan aku langsung berteriak dan pingsan. Saat aku terbangun, pak Rendra berkata, “Kamu sudah sadar, Tiara?”

“Pak... Kecoa... Kecoa, pak.” Ucapku yang spontan langsung memeluk pak Rendra lagi.

“Tenang saja, Tiara. Kecoanya sudah di buang, kok.” ucap pak Rendra.

“Beneran, Pak?” tanyaku dan dia pun mengangguk.

Setalah aku yakin kecoanya memang sudah hilang, aku pun langsung melepaskan pelukanku.

Tak selang berapa lama, kak Zaki datang dan berkata, “Hadeuh, Ra. Penyakitmu itu tidak hilang-hilang juga, ya?! Masa’ sudah sebesar ini masih takut sama kecoa?!”

“Au ah.” Sahutku yang langsung pergi meninggalkan mereka berdua.

Saat aku mau melangkah menuju kamarku, tiba-tiba pak Rendra memanggilku dan berkata, “Tiara, kamu tidak ingin minum dulu? Supaya kamu jauh lebih tenang.”

Mendengar ucapannya, aku pun langsung berbalik badan dan meminum minuman yang ada di gelas lalu pergi.

Saat di dalam kamar, aku pun langsung merebahkan diri di atas kasur. Namun saat itu, tiba-tiba aku teringat kalau aku di suruh menyalin daftar nama dan juga daftar piket.

Dengan cepat, aku pun langsung bangun dan mengambil tasku.

Setelah beberapa saat kemudian aku pun sudah selesai menyalinnya dan tiba-tiba pintu kamarku di ketuk oleh seseorang.

Mendengar suara ketukan itu, aku pun langsung membukakan pintu. Saat pintu terbuka, aku melihat pak Rendra sedang berdiri di depan kamarku.

“Iya, pak. Ada apa?” tanyaku.

“Tiara, aku pamit mau pulang dulu, ya. Kamu sudah tidak apa-apa, kan?” tanya pak Rendra yang ternyata memastikan terlebih dahulu tentang keadaanku sebelum dia pulang.

“Aku sudah tidak apa-apa, pak. Terimakasih. Maaf... Tadi aku sudah bertingkah tidak sopan pada bapak.” ucapku.

“Tidak apa-apa, Tiara. Kan tadi pagi aku sudah bilang kalau aku akan kasih kamu servis tambahan. Dan yang tadi itu termasuk salah satunya.” jelasnya.

“Ha?” ucapku spontan.

“Sudah... Sudah... Tidak usah kamu pikirkan. Yang penting sekarang kamu sudah baik-baik saja.” ucap pak Rendra sambil tersenyum.

“Oh. Baiklah kalau begitu.” sahutku.

“Ya sudah, kalau begitu aku pamit pulang dulu.” ucapnya.

“Iya, pak. Hati-hati di jalan.” Pesanku dan dia pun mengangguk lalu pergi sementara aku pun langsung masuk ke dalam kamar.

Saat di dalam kamar, entah mengapa aku teringat kata-kata ‘Servis tambahan'. Membuat aku merinding di buatnya.

“Hadeuh...” gumamku.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Ney Maniez

Ney Maniez

😲😲🤔🤔🤔

2022-07-17

0

𝐙⃝🦜ᴬᴸ❣️ᶠᴬ☠ᵏᵋᶜᶟ𒈒⃟ʟʙᴄ

𝐙⃝🦜ᴬᴸ❣️ᶠᴬ☠ᵏᵋᶜᶟ𒈒⃟ʟʙᴄ

q ikutan senyum2 sendiri 🤭🤭

2021-12-21

1

Zifa Zifa

Zifa Zifa

azeeeekk aku zuka thooorrr😆😆😆😆❤❤❤

2021-03-24

3

lihat semua
Episodes
1 GCP 1. Awal pertemuan
2 GCP 2. Perkenalan
3 GCP 3. Insiden kecoa
4 GCP 4. Pelajaran yang sulit
5 GCP 5. Kelas tambahan
6 GCP 6. Hukuman yang membuat kacau hati
7 GCP 7. Guru privat
8 GCP 8. Membuat janji
9 GCP 9. Genggaman tangan
10 GCP 10. Dibuat kesal
11 GCP 11. Membeli hadiah
12 GCP 12. Pak Denis
13 GCP 13. Hadiah kecil
14 GCP 14. Aku ini kenapa?
15 GCP 15. Ingat pesan ayah
16 GCP 16. Peraturan sekolah
17 GCP 17. Jaga jarak
18 GCP 18. Ternyata
19 GCP 19. Ayah dan hukuman
20 GCP 20. Bertunangan
21 GCP 21. Rahasia kita
22 GCP 22. Guru baru
23 GCP 23. kecewa
24 GCP 24. Janjian
25 GCP 25. Sedikit cemburu
26 GCP 26. Kabar
27 GCP 27. Berusaha untuk percaya
28 GCP 28. Kak Zaki sewot
29 GCP 29. Pak Rendra Vs Bu Cecil (1)
30 GCP 30. Pak Rendra Vs Bu Cecil (2)
31 GCP 31. Kisah masa lalu
32 GCP 32. Ajakan bu Cecil
33 GCP 33. Cerita
34 GCP 34. Tugas
35 GCP 35. Hampir saja keceplosan..
36 GCP 36. Murid baru
37 GCP 37. Penuh dengan kata tiba-tiba
38 GCP 38. Flashback
39 GCP 39. Insiden dan kekesalan Tiara
40 GCP 40. Gumaman isi hati
41 GCP 41. Cerita Awal-awal pak Rendra bertemu Tiara
42 GCP 42. ancaman bu Cecil
43 GCP 43. Kenyataan yang pahit
44 GCP 44. Kesedihan
45 GCP 45. Penjelasan Mia
46 GCP 46. Akhirnya
47 GCP 47. Hari yang dinantikan (End)
48 Ekstra part Sehari sebelum pernikahan
49 Prakata dari Author
Episodes

Updated 49 Episodes

1
GCP 1. Awal pertemuan
2
GCP 2. Perkenalan
3
GCP 3. Insiden kecoa
4
GCP 4. Pelajaran yang sulit
5
GCP 5. Kelas tambahan
6
GCP 6. Hukuman yang membuat kacau hati
7
GCP 7. Guru privat
8
GCP 8. Membuat janji
9
GCP 9. Genggaman tangan
10
GCP 10. Dibuat kesal
11
GCP 11. Membeli hadiah
12
GCP 12. Pak Denis
13
GCP 13. Hadiah kecil
14
GCP 14. Aku ini kenapa?
15
GCP 15. Ingat pesan ayah
16
GCP 16. Peraturan sekolah
17
GCP 17. Jaga jarak
18
GCP 18. Ternyata
19
GCP 19. Ayah dan hukuman
20
GCP 20. Bertunangan
21
GCP 21. Rahasia kita
22
GCP 22. Guru baru
23
GCP 23. kecewa
24
GCP 24. Janjian
25
GCP 25. Sedikit cemburu
26
GCP 26. Kabar
27
GCP 27. Berusaha untuk percaya
28
GCP 28. Kak Zaki sewot
29
GCP 29. Pak Rendra Vs Bu Cecil (1)
30
GCP 30. Pak Rendra Vs Bu Cecil (2)
31
GCP 31. Kisah masa lalu
32
GCP 32. Ajakan bu Cecil
33
GCP 33. Cerita
34
GCP 34. Tugas
35
GCP 35. Hampir saja keceplosan..
36
GCP 36. Murid baru
37
GCP 37. Penuh dengan kata tiba-tiba
38
GCP 38. Flashback
39
GCP 39. Insiden dan kekesalan Tiara
40
GCP 40. Gumaman isi hati
41
GCP 41. Cerita Awal-awal pak Rendra bertemu Tiara
42
GCP 42. ancaman bu Cecil
43
GCP 43. Kenyataan yang pahit
44
GCP 44. Kesedihan
45
GCP 45. Penjelasan Mia
46
GCP 46. Akhirnya
47
GCP 47. Hari yang dinantikan (End)
48
Ekstra part Sehari sebelum pernikahan
49
Prakata dari Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!