Keesokan harinya tibalah di mana hari yang sudah dijanjikan. Kami pun pergi berjalan-jalan. Dia membawaku ke taman bermain.
Di sana kami berdua mencoba beberapa arena permainan. Dan yang paling menegangkan adalah saat dia mengajakku ke wahana rumah hantu.
Saat itu aku tidak mau karena aku sangatlah penakut. Namun dia meyakinkan aku bahwa ada dia yang selalu menemaniku.
Sesampainya di sana, aku sangat gemetaran sekali karena takut. Dia yang melihatku ketakutan, tanpa banyak bicara langsung menggenggam tanganku.
Saat itu aku merasakan hangatnya genggaman tangannya yang membuatku secara ajaib menjadi merasa tenang dan tidak takut lagi.
Saat di dalam wahana, aku berjalan pelan-pelan mengikuti ke mana arah langkah pak Rendra membawaku.
Namun, saat di tengah-tengah perjalanan dengan di iringi rasa was-was serta jantung deg-degan...aku mendengar samar-samar pak Rendra berkata, “Dari saat ini hingga seterusnya, aku tidak akan melepaskanmu.”
Setelah samar aku mendengar akan hal itu, spontan aku menyahut, “Ha? Bapak tadi bilang apa?”
Dia pun menoleh ke arahku dan tersenyum dan di saat yang bersamaan...
“TIARA... TIARA... TIARA...”
(Pasang suara horor)
Mendengar namaku seperti ada yang memanggil, aku pun mencoba melihat ke arah sumber suara dan ternyata....
“Aaaaaaaaaaaaaargh....” teriakku dan spontan langsung memeluk pak Rendra yang ada di sampingku.
“Wkwkkwkwk... Bwahahahahaha.... “ terdengar suara orang sedang terbahak-bahak.
Sementara itu, pak Rendra berkata, “Sudah... Sudah... Tenang. Coba kamu lihat baik-baik.”
Aku pun akhirnya mencoba untuk tenang dan akhirnya mendengar ternyata ada seseorang yang sedang tertawa terbahak-bahak.
Lalu akhirnya kuberanikan diri untuk melihat ke arah orang yang sedang tertawa tersebut. Betapa terkejutnya aku, ternyata orang tersebut....
“Kakaaaaaaaaaaak.....!!!” teriakku kesal.
“Aih...aih.... Adikku yang satu ini. Penakutnya pakai banget, deh.” goda kak Zaki yang ternyata juga sedang bersama seorang perempuan.
“Kakak...!!! Kakak kenapa tega sih membuatku ketakutan seperti ini?! Kalau aku kena serangan jantung dadakan, bagaimana?” protesku kesal.
“Ya kan, gampang... Tinggal bawa saja kamu ke dalam peti drakula. Hahahaha..” celetuk kak Zaki yang tidak pernah ada kata serius kalau sedang bicara denganku.
“Kakaaaaaaaaaaak...!!! Tega benar, sih?!” teriakku kesal.
“Sudah... Sudah... Jangan ribut lagi. Ayo sekarang kita lanjutkan perjalanan kita.” ucap pak Rendra menengahi dan langsung menggandeng tanganku lalu membawaku pergi.
Sementara itu, di saat yang bersamaan, kak Zaki masih saja menertawakan aku.
Dan beberapa saat kemudian, tibalah kami di pintu keluar dari rumah hantu tersebut.
“Betapa leganya aku karena bisa masih hidup.” pikirku sambil tersenyum-senyum sendiri.
Melihat tingkahku, pak Rendra pun hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya dan tersenyum.
Dan di saat yang bersamaan...
“Ra..!!” panggil kak Zaki.
“Apa? Mau meledekku lagi?!” ucapku ketus.
“Ish.. Ni anak satu, ya. Galak tapi kok
penakut.” ucap kak Zaki yang lagi-lagi menggodaku.
“Tuh kan?! Bener, kan?!” ucapku sewot.
“Iya.. Iya... Maaf.” ucap kak Zaki.
“Au ah.” sahutku kesal.
“Aduh yang marah. Iya... Iya... O ya, Ra. Nanti kakak mungkin pulang agak terlambat, ya. Kakak mau antarkan teman kakak dulu.” ucap Kak Zaki.
“Eh... Iya... Iya... Ya sudah. Tapi ada syaratnya.” ucapku.
“Apa?” tanya kak Zaki.
“Bawakan aku makanan.” sahutku ngasal.
“Beli saja sendiri. Kan kamu juga sekarang sedang ada di luar.” ucapnya.
“Kakaaaaaaaaaaak...!!!” teriakku kesal.
“Bwahahahahaha... Iya...iya...” sahut kak Zaki yang kemudian pergi.
Sementara itu, tinggallah aku berdua saja dengan pak Rendra. Aku pun terdiam lalu tiba-tiba...
“Eits... Tunggu dulu. Ini kenapa tanganku masih dia pegang. Bukannya ini sudah ada di luar? Ini apa maksudnya, ya?!” gumamku dalam hati.
Saat aku sedang sibuk bertanya-tanya seperti itu, tiba-tiba...
“Ra, sudah waktunya kita pulang.” Ucapnya yang masih saja menggenggam tanganku.
Setelah beberapa saat menempuh perjalanan, kami pun akhirnya sampai di rumah.
“Ra, aku tidak turun ya. Aku masih ada urusan dan mungkin untuk beberapa hari ini, aku akan mulai mengajarimu lagi dengan serius.” ucapnya tegas.
“Yaaaaa.” sahutku lemas.
“Kok ya, sih?! Kamu lupa, satu minggu lagi kita akan ada ujian semester. Kamu harus belajar.” ucapnya lagi.
“Oh iya, ya. Ya sudah deh.” ucapku pasrah.
“Kok jawabnya seperti orang pasrah gitu? Ya sudah, begini deh. Supaya kamu bisa lebih semangat lagi, bagaimana kalau bapak kasih kamu hadiah. Itu pun kalau kamu berhasil menjawab soal minimal 60% dari jumlah soal keseluruhan. Gimana?” ucap pak Rendra
“Hadiah?! Beneran, pak?” tanyaku dan dia pun mengangguk sambil tersenyum.
“Ya sudah. Kalau begitu, aku bakalan berusaha lebih giat lagi belajarnya.” ucapku penuh semangat.
“Nah, gitu donk. Ya sudah. Kamu sekarang turun. Nanti kalau lama-lama di dalam mobil, dikiranya kita sedang berbuat aneh-aneh.” ucap pak Rendra.
“Siap, bos.” Sahutku yang kemudian turun dan tak selang berapa lama, pak Rendra pun pergi.
Dengan hati riang, aku pun masuk ke dalam rumah.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Ney Maniez
🤗
2022-07-17
0
Ney Maniez
💪💪💪
2022-07-17
0
𝐙⃝🦜ᴬᴸ❣️ᶠᴬ☠ᵏᵋᶜᶟ𒈒⃟ʟʙᴄ
semangat ra........ kamu pasti bisa 😘
2021-12-21
1