Ke esokkan paginya, saat aku terbangun dari tidurku. Entah mengapa aku mendengar kalau di luar sedang sangat berisik. Setelah aku pikir-pikir, aku teringat sesuatu.
“Oh iya. Bukannya hari ini di rumah ini mau ada acara, ya?! Tapi acara apa?” pikirku.
“Ah. Sudahlah. Lebih baik aku mandi.” ucapku kemudian yang bergegas untuk mandi.
Setelah beberapa saat kemudian, aku pun selesai dan keluar dari kamar mandi. Betapa terkejutnya aku melihat ibuku sudah ada di kamarku.
“Ibu?” ucapku spontan.
“Iya ini ibu, sayang. Maaf kalau kemarin ibu tidak datang melihatmu saat di hukum ayahmu.” ucap ibu.
“Tidak apa-apa, bu.” sahutku.
“Terimakasih, sayang. Ibu sebenarnya kemarin sangat sibuk sekali mempersiapkan acara hari ini.” jelas ibu.
“Oh. Tidak apa-apa, bu. Tapi... Memangnya hari ini ada acara apa sih, bu?” tanyaku.
“Beneran kamu ingin tahu?” tanya ibu.
“Iya, bu. Aku sangat ingin tahu.” sahutku.
“Baiklah kalau kamu benar ingin tahu.
Sebenarnya acara hari ini adalah acara pertunangan anak ibu.” jelas ibu.
“Oh.” Sahutku singkat karena merasa kalau aku pasti tidak akan di perbolehkan keluar.
“Kok oh sih, Ra?! Cepat pakai pakaianmu yang bagus dan kamu sukai. Acaranya sebentar lagi akan di mulai.” ucap ibu.
“Apa, bu?! Jadi aku sudah boleh keluar?” tanyaku memastikan.
“Sudah boleh, sayang. Kamu sudah tidak di hukum kok.” ucap ibu.
“Beneran, bu?” tanyaku lagi memastikan.
“Iya. Ya sudah cepat pakai pakaiannya. Ibu tunggu di luar.” ucap ibu dan aku pun mengangguk.
Setelah beberapa saat kemudian, aku pun telah selasai berpakaian dan keluar dari kamar.
Setelah aku berada di luar, aku melihat ibu dan ayah serta kakak sedang sibuk memastikan semua persiapan sudah tertata rapih.
“Ayah.” ucapku mencoba menegur ayah.
“Oh. Kamu sudah keluar. Baguslah. Berarti semuanya sudah siap. Tinggal tunggu tamunya saja.” Ucap ayah yang terlihat tergesa-gesa.
Aku yang tidak tahu apa-apa pun hanya bisa diam dan melihat mereka. Hingga suatu ketika ada sekelompok rombongan orang dengan membawa 3 buah mobil datang ke rumahku.
Saat mereka turun, betapa terkejutnya aku karena ternyata aku melihat ada pak Rendra di salah satu orang tersebut.
“Ini tuh sebenarnya acara pertunangannya siapa sih?! Kok tiba-tiba aku jadi merasa tidak enak.” gumamku dalam hati.
“Ra, kenapa kok kamu masih diam di sini. Ayo kita sambut calon tunanganmu di luar.” ucap ibu sambil tersenyum.
“Ha?” sahutku terkejut tapi ibu langsung saja menggandeng tanganku ke luar.
Saat sampai di luar, aku semakin di buat terkejut karena...
“Ra, ini adalah calon tunanganmu sekaligus calon suamimu nanti. Dan acara hari ini adalah acara pertunangan kalian berdua.” ucap ayah sambil tersenyum ke arahku dan juga pak Rendra.
“Ha?” lagi-lagi hanya itu yang ada di pikiranku dan bisa di pastikan kalau ekspresi wajahku saat ini adalah wajah orang yang sedang bingung.
Melihatku yang seperti itu, pak Rendra pun tersenyum dan aku jadi malu di buatnya.
“Sudah... Sudah... Ayo kita masuk ke dalam.” ucap ayah.
Kami semua pun akhirnya masuk ke dalam rumah dan kemudian acara pertunanganku dengan pak Rendra pun di mulai.
Setelah beberapa saat kemudian, kami pun akhirnya memperoleh kata sepakat. Hari pernikahan kami pun akan di laksanakan setelah aku lulus sekolah.
Di sela-sela acara tadi, aku sempat bertanya pada ayah dengan nada lirih, “Ayah, kenapa kau menghukumku jika pada akhirnya aku tetap akan bertunangan dengan pak Rendra?”
Lalu ayah pun menjawab singkat dengan suara yang lirih juga, “Sengaja. Hehehe...”
“Ha?” ucapku spontan tapi juga masih dengan suara lirih.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Ney Maniez
🤭😁👍🙏💖😍
2022-07-17
0
Ney Maniez
🤦♀🤦♀🤦♀
2022-07-17
0
Zifa Zifa
🤦🏾♂️🤦🏾♂️🤦🏾♂️🤦🏾♂️🤦🏾♂️😍😍😍😍😍😍
2021-03-25
0