Saat aku sudah berada dalam rumah, aku pun langsung berlari masuk ke dalam kamar dan kemudian langsung menutup pintu rapat-rapat.
Di dalam kamar, aku pun berdiri di belakang pintu sambil memegang dadaku yang sedang merasakan sesuatu hal yang aneh.
Dag dig dug... Betapa berisiknya jantungku ini. Sehingga membuatku menjadi tak berdaya.
“Sebenarnya, apa yang sudah terjadi. Kenapa perasaanku ini tiba-tiba menjadi kacau?!” gumamku lirih.
***
Saat sore harinya, ayah memanggilku. Aku di suruh untuk duduk di ruang keluarga.
“Ada apa, yah?” tanyaku saat sudah duduk di sana..
“Ra, begini... Ayah tahu kalau kamu itu lemah di pelajaran matematika. Oleh sebab itu, ayah berencana menyewa seorang guru privat untuk kamu.” ucap ayah.
“Apa, yah?” tanyaku terkejut.
“Ayah bilang kalau mulai malam ini akan ada yang mengajarkanmu pelajaran Matematika. Jadi, kamu persiapkan segala sesuatunya, ya.” jelas ayah dengan pelan namun tegas.
“Malam ini?! Ayah, ini terlalu mendadak sekali. Aku belum siap.” keluhku.
“Siap tidak siap, kamu harus tetap jalani dan hadapi.” ucap ayah dengan tegas.
Mendengar ucapan ayah yang seperti memaksa seperti itu, akhirnya aku pun hanya bisa pasrah.
Ketika waktunya tiba, aku pun duduk menunggu di ruang keluarga sambil menonton televisi.
Saat itu, kebetulan ayah dan ibu sedang pergi ke rumah kerabat karena sedang ada acara. Sedangkan kak Zaki, dia sedang duduk bersamaku dan menemaniku menonton televisi
Ketika kami berdua sedang asik menonton televisi, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu rumah. Kak Zaki pun membukakannya.
Saat pintu terbuka, aku mendengar kak Zaki berkata, “Oh,syukurlah kamu sudah datang. Masalahnya aku mau keluar, ada janji nih.”
Setelah mengucapkan itu, tiba-tiba aku mendengar kak Zaki berkata dengan nada berteriak, “Ra, ini...guru privat kamu sudah datang. Kalau begitu, kakak pergi dulu, ya.”
Mendengar ucapan kak Zaki, aku pun langsung menjawab, “Kak, kenapa pergi? Hai... Kak...”
Namun ucapanku tidak di sahut oleh kak Zaki, melainkan ada orang lain yang menyahut.
Orang itu berkata, “Kamu ini kenapa sih, Ra? Kenapa teriak-teriak begitu.”
Mendengar suara sahutan orang itu, aku pun segera menengok ke arah sumber suara.
Betapa terkejutnya aku, ternyata oh ternyata, orang itu pak Rendra.
“Ba—ba—pak.... Bapak kok bisa ada di sini?” tanyaku bingung.
“Kenapa? Memang tidak boleh ya aku datang?” tanya pak Rendra sambil duduk di sebelahku dan kemudian mematikan televisi.
“Eh? Lha kok di matikan sih pak, televisinya? Aku kan sedang nonton.” protesku.
“Nonton? Tidak ada nonton-nontonan. Kamu sekarang harus belajar.” ucap pak Rendra tegas sambil menengok ke arahku.
“Ha? Jangan bilang kalau guru privatku itu bapak, ya.” ucapku yang mendadak punya perasaan tidak enak.
“Memang.” sahutnya singkat dan santai.
“Apa?!” teriakku terkejut.
“Sudah... Sudah... Tidak usah terkejut seperti itu. Sekarang kita mulai belajarnya.” ucapnya sambil membuka-buka buku pelajaranku.
Aku yang masih syok dengan apa yang terjadi, hanya bisa terpaku karena terkejut. Pak Rendra yang rupanya menyadari kalau aku sedang terkejut pun akhirnya berkata, “Ra, bisa kita mulai belajarnya?”
“Eh? Hmm... Iya.” sahutku pada akhirnya.
Lalu kami pun akhirnya memulai acara belajar mengajar kami. Namun seperti biasa, aku berusaha untuk mengerti dengan apa yang sedang dia terangkan.
Setelah beberapa saat, aku masih saja belum mengerti dengan apa yang sedang dia terangkan.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Ney Maniez
sama aku jg letbe🤭🤭😁
2022-07-17
0
Ney Maniez
🙄🙄🙄
2022-07-17
1
𝐙⃝🦜ᴬᴸ❣️ᶠᴬ☠ᵏᵋᶜᶟ𒈒⃟ʟʙᴄ
g bisa fokus ke pljran ya 😄😄😄
2021-12-21
1