GCP 10. Dibuat kesal

Ke esokan harinya, aku mulai berusaha untuk seius belajar. Aku mencoba pelan-pelan untuk memahami setiap pelajaran yang di ajarkan.

Sementara...untuk les, pak Rendra selalu mengajariku dan menjelaskan semuanya padaku dengan sabar.

Di ulang-ulangnya terus menerus sampai aku benar paham. Hingga saatnya ujian pun tiba...

“Hai, Ra. Kamu sudah siap?” tanya Mia yang tiba-tiba datang entah dari mana dan membuatku terkejut.

“Eh...kamu, Mia. Buat aku kaget saja.” ucapku.

“Ish. Kamu ini. Gimana? Sudah siap belum?” tanya Mia.

“Entahlah. Aku tidak yakin.” sahutku sambil mengangkat ke dua bahuku dan berjalan santai diikuti oleh Mia.

***

Tak terasa satu minggu pun cepat sekali berlalu. Ujian semester pun telah memasuki hari terakhir. Aku yang dari awal merasa tersiksa dengan ujian ini pun akhirnya bisa bernafas lega.

Tapi saat aku hendak pulang, tiba-tiba...

‘Pletak..’ kepalaku di pukul oleh pak Rendra saat kami berpapasan.

“Aw... Pak. Kenapa, sih kok tahu-tahu pukul kepala?!” protesku sambil mengelus-ngelus kepalaku yang dia pukul.

“Kenapa? Sakit, ya?” godanya.

“Tidak sih. Tidak begitu sakit. Hehehe...” sahutku.

“Ra, kamu lebih baik banyak berdoa, ya. Mudah-mudahan nilaimu bagus.” ucap pak Rendra lirih di samping telingaku dan memperingatkan aku.

“Kenapa memangnya, pak?” tanyaku.

“Kenapa kamu bilang. Kamu lupa dengan kesepakatan kita?” ucapnya.

“Kesepakatan? Memang kita pernah ada kesepakatan apa?” tanyaku.

“Haiz... Rupanya kamu beneran lupa. Ok. Akan aku ingatkan kamu lagi. Kita itu punya kesepakatan... Jika nilaimu naik minimal 60% dari jumlah soal, maka aku akan mengatakan rahasiaku. Tapi jika nilaimu masih saja jelek, maka mulai saat itu kamu akan aku berikan hukuman.” Jelas pak Rendra.

“Lha? Perasaan...kalau aku tidak salah ingat, kita tidak ada kesepakatan masalah nilaiku yang masih jelek. Kenapa sekarang ada?” protesku.

“Memang kemarin tidak ada. Tapi sekarang sudah aku tambahkan.” ucapnya.

“Apa, pak?” ucapku spontan dengan nada agak berteriak.

“Ststtst... Sudah ah. Bapak pergi dulu. Ingat. Kamu banyak-banyaklah berdoa, ya supaya tidak dapat hukuman dari bapak.” Ucapnya berpesan sebelum akhirnya dia pergi meninggalkan aku yang sedang menahan emosi.

“Aaaaaaaaargh..!!!” teriakku kesal dan emosi.

“Kamu kenapa, Ra?” tanya Mia yang baru saja menyusulku.

“Eh... Oh, aku tidak apa-apa.” sahutku.

“Benarkah?” tanyanya dan aku pun mengangguk.

“Ya sudahlah. Ayo kita rayakan hari selesainya ujian ini.” ajak Mia.

“Ah. Tidak lha, Mi. Aku mau langsung pulang saja.” ucapku.

“Kenapa?” tanyanya bingung.

“Tidak kenapa-kenapa. Aku hanya sedikit lelah saja.” sahutku mencari alasan.

“Oh. Ya sudah kalau begitu. Tapi kapan-kapan kita keluar main, ya.” Ucap Mia dan aku pun mengangguk.

“Ya sudah. Ayo kita pulang.” ucapnya lagi dan aku pun mengangguk sambil tersenyum.

Setelah sampai di rumah. Aku teringat kembali dengan ucapan pak Rendra. Membuat aku menjadi sangat kesal sekali dibuatnya.

‘Tok... Tok... Tok...’ suara pintu kamarku di ketuk.

“Siapa?” tanyaku

“Orang.” sahutnya.

“Iya tahu kalau orang. Masa’ hantu?!” celetukku.

“Ish... Ada apa sih adikku sayang. Kok sepertinya uring-uringan gitu?” tanya kak Zaki yang langsung saja masuk ke dalam kamarku.

“Itu tuh.. Teman kakak. Buat aku emosi saja.” rajukku.

“Teman kakak?! Siapa?” tanya kak Zaki.

“Itu. Siapa lagi kalau bukan pak Rendra.” sehutku dengan nada sewot.

“Memangnya dia kenapa, Ra?” tanya kak Zaki bingung.

“Itu... Masa’ tadi dia bilang kalau bakal kasih aku hukuman kalau nilai ujian semesterku kali ini jelek.” ucapku kesal.

“Ya ampun, Ra. Begitu saja kamu emosi?!” ucap kak Zaki sambil geleng-geleng.

Aku pun hanya diam karena aku memang sedang tidak ingin banyak bicara.

“Ra. Nih ya kakak kasih tahu sesuatu sama kamu. Kamu tahu tidak kenapa dia seperti itu sama kamu?” tanya kak Zaki dan aku pun menggelengkan kepala.

“Ra... Dia seperti itu karena dia itu peduli sama kamu. Kamu jangan memikirkan kata hukuman itu. Tapi cobalah kamu memahami makna dari kata hukuman itu sendiri.” jelas kak Zaki dan aku pun hanya terdiam.

“Ya sudah. Kalau begitu kakak keluar dulu. O ya, kakak hampir lupa. Orang yang tadi sudah buat kamu emosi, ada di luar tuh.” ucap kak Zaki.

“Apa, kak?” tanyaku spontan karena terkejut.

“Sudah. Sana temui. Siapa tahu saja dia akan menjelaskan kenapa tadi dia bilang seperti itu ke kamu.” bujuk kak Zaki.

“Tapi, kak.” ucapku yang ragu karena masih ada rasa kesal di hati.

“Sudahlah, Ra. Sudah sana temui.” ucap kak Zaki lagi.

“Iya.... Iya... Aku nanti nyusul.” ucapku.

“Benar, ya.” ucap kak Zaki berpesan.

“Iya.” sahutku lagi.

“Ya sudah. Kalau begitu kakak keluar duluan.” ucapnya dan aku pun mengangguk.

Setelah kak Zaki tidak ada, aku pun merebahkan diri sesaat di atas tempat tidur.

“Mau apa lagi, sih ni guru satu?! Buat kesal saja.” gerutuku.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Maghpuja Br Tampubolon

Maghpuja Br Tampubolon

jadi pengen deh punya guru sayang/suka sama aku wkwk

2023-04-30

0

Ney Maniez

Ney Maniez

🤔🤔🤔

2022-07-17

0

Ney Maniez

Ney Maniez

😲🙄🙄🙄

2022-07-17

0

lihat semua
Episodes
1 GCP 1. Awal pertemuan
2 GCP 2. Perkenalan
3 GCP 3. Insiden kecoa
4 GCP 4. Pelajaran yang sulit
5 GCP 5. Kelas tambahan
6 GCP 6. Hukuman yang membuat kacau hati
7 GCP 7. Guru privat
8 GCP 8. Membuat janji
9 GCP 9. Genggaman tangan
10 GCP 10. Dibuat kesal
11 GCP 11. Membeli hadiah
12 GCP 12. Pak Denis
13 GCP 13. Hadiah kecil
14 GCP 14. Aku ini kenapa?
15 GCP 15. Ingat pesan ayah
16 GCP 16. Peraturan sekolah
17 GCP 17. Jaga jarak
18 GCP 18. Ternyata
19 GCP 19. Ayah dan hukuman
20 GCP 20. Bertunangan
21 GCP 21. Rahasia kita
22 GCP 22. Guru baru
23 GCP 23. kecewa
24 GCP 24. Janjian
25 GCP 25. Sedikit cemburu
26 GCP 26. Kabar
27 GCP 27. Berusaha untuk percaya
28 GCP 28. Kak Zaki sewot
29 GCP 29. Pak Rendra Vs Bu Cecil (1)
30 GCP 30. Pak Rendra Vs Bu Cecil (2)
31 GCP 31. Kisah masa lalu
32 GCP 32. Ajakan bu Cecil
33 GCP 33. Cerita
34 GCP 34. Tugas
35 GCP 35. Hampir saja keceplosan..
36 GCP 36. Murid baru
37 GCP 37. Penuh dengan kata tiba-tiba
38 GCP 38. Flashback
39 GCP 39. Insiden dan kekesalan Tiara
40 GCP 40. Gumaman isi hati
41 GCP 41. Cerita Awal-awal pak Rendra bertemu Tiara
42 GCP 42. ancaman bu Cecil
43 GCP 43. Kenyataan yang pahit
44 GCP 44. Kesedihan
45 GCP 45. Penjelasan Mia
46 GCP 46. Akhirnya
47 GCP 47. Hari yang dinantikan (End)
48 Ekstra part Sehari sebelum pernikahan
49 Prakata dari Author
Episodes

Updated 49 Episodes

1
GCP 1. Awal pertemuan
2
GCP 2. Perkenalan
3
GCP 3. Insiden kecoa
4
GCP 4. Pelajaran yang sulit
5
GCP 5. Kelas tambahan
6
GCP 6. Hukuman yang membuat kacau hati
7
GCP 7. Guru privat
8
GCP 8. Membuat janji
9
GCP 9. Genggaman tangan
10
GCP 10. Dibuat kesal
11
GCP 11. Membeli hadiah
12
GCP 12. Pak Denis
13
GCP 13. Hadiah kecil
14
GCP 14. Aku ini kenapa?
15
GCP 15. Ingat pesan ayah
16
GCP 16. Peraturan sekolah
17
GCP 17. Jaga jarak
18
GCP 18. Ternyata
19
GCP 19. Ayah dan hukuman
20
GCP 20. Bertunangan
21
GCP 21. Rahasia kita
22
GCP 22. Guru baru
23
GCP 23. kecewa
24
GCP 24. Janjian
25
GCP 25. Sedikit cemburu
26
GCP 26. Kabar
27
GCP 27. Berusaha untuk percaya
28
GCP 28. Kak Zaki sewot
29
GCP 29. Pak Rendra Vs Bu Cecil (1)
30
GCP 30. Pak Rendra Vs Bu Cecil (2)
31
GCP 31. Kisah masa lalu
32
GCP 32. Ajakan bu Cecil
33
GCP 33. Cerita
34
GCP 34. Tugas
35
GCP 35. Hampir saja keceplosan..
36
GCP 36. Murid baru
37
GCP 37. Penuh dengan kata tiba-tiba
38
GCP 38. Flashback
39
GCP 39. Insiden dan kekesalan Tiara
40
GCP 40. Gumaman isi hati
41
GCP 41. Cerita Awal-awal pak Rendra bertemu Tiara
42
GCP 42. ancaman bu Cecil
43
GCP 43. Kenyataan yang pahit
44
GCP 44. Kesedihan
45
GCP 45. Penjelasan Mia
46
GCP 46. Akhirnya
47
GCP 47. Hari yang dinantikan (End)
48
Ekstra part Sehari sebelum pernikahan
49
Prakata dari Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!