Keesokan harinya saat di sekolah. Seperti biasa aku diturunkan di depan pintu gerbang sekolah.
Saat aku hendak melangkahkan kaki masuk ke dalam gerbang, tiba-tiba saja lagi-lagi kepalaku tertimpa suatu benda.
“Aw..” pekikku.
“Eh, sori-sori.” ucap orang itu yang ternyata pak Rendra.
Pak Rendra pun langsung turun dari pohon dan berkata, “Rupanya mengenai kamu lagi, Ra? Hadeuh... Beneran aku tadi tidak sengaja. Tiba-tiba saja botol air minum di tanganku jatuh, tadi.”
“Hmm... Tidak apa-apa, pak. Aku tidak apa-apa.” sahutku sambil memegangi kepalaku.
“Tidak. Tidak bisa begitu. Aku harus kasih servis tambahan ekstra, nih. Hmm... Gimana kalau mulai hari ini saja aku kasih kamu servis tambahan ekstra?” tanyanya.
“Ha?” sahutku dengan wajah melongo.
“Ya sudah. Tidak usah kamu pikirkan. Kamu masuk dulu sana. Nanti kamu juga akan mengerti apa yang aku maksud.” ucapnya sambil mengelus-elus rambutku sehingga lagi-lagi membuatku bingung.
Mendengar perintahnya, aku pun langsung masuk ke dalam. Namun saat di perjalanan, aku bergumam, “Kenapa sih kalau bertemu dengannya pasti yang dia katakan itu servis tambahan?! Buat orang jadi merinding mendengarnya. Apalagi tadi dia bilang servis tambahan ekstra. Hadeuh.”
Beberapa saat kemudian, aku pun sampai di kelas. Aku langsung duduk di bangkuku dan meletakkan kepala di atas meja.
Saat aku sedang bermalas-malasan, tiba-tiba Mia datang mengagetkanku.
“Woi, Ra. Kamu sedang apa? Kok lesu sekali?” tanyanya.
“Eh... Kamu, Mi. Aku kira tadi siapa?” ucapku.
“Memangnya kamu kira tadi itu aku siapa?” godanya.
“Ah... kamu mah begitu, Mi. Tidak... Bukan siapa-siapa. Ya kali saja tadi ada cowo yang tahu-tahu suka sama aku gitu.” ucapku.
“Cie... Cie... Memang kamu sudah ingin pacaran?” tanya Mia.
“Ya... Ingin sih. Cuma...” ucapanku tidak aku lanjutkan.
“Cuma apa, Ra?” tanya Mia.
“Cuma... Hmm... Kamu kan tahu sendiri ayahku seperti apa orangnya. Kalau aku sampai ketahuan benar-benar pacaran, hadeuh... Aku tidak tahu deh, hukuman apa yang akan aku terima.” jelasku.
“Sabar... Sabar. Eh... Btw, yang kemarin di suruh pak Rendra sudah kamu kerjakan?” tanya Mia.
“Sudah.” sahutku.
“Lha, kalau sudah, kenapa tidak kamu tempel?” tanya Mia bingung.
“Oh, iya ya. Ya sudah, aku tempel dulu kalau begitu. Mumpung belum masuk.” ucapku dan Mia pun mengangguk.
Setelah beberapa saat kemudian, tulisan itu pun sudah aku tempel semua dan aku pun duduk lagi ke bangkuku.
Mengatahui jadwal yang kemarin di buat oleh pak Rendra aku tempel, anak-anak yang ada di kelas pun melihatnya.
Saat yang bersamaan, Mia berkata, “Ra, kamu piket hari sabtu?”
“Iya, Mi. Memangnya ada apa?” tanyaku.
“Tidak apa-apa, sih.” Sahutnya.
“O... Ya sudah kalau tidak apa-apa.” Ucapku.
Tak selang berapa lama, bel masuk pun berbunyi. Itu lah tandanya bahwa jam belajar pun di mulai.
Dengan hati yang berat, aku mengambil buku catatanku. Berhubung belum ada jadwal. Jadinya aku tidak tahu sekarang itu mata pelajaran apa.
Namun, ketika aku sedang memainkan pulpenku, tiba-tiba aku terkejut.
‘tak..’ pulpenku pun terjatuh.
“Pak Rendra?” ucapku dalam hati.
Di saat yang bersamaan...
“Pagi anak-anak.” sapa pak Rendra saat masuk ke dalam kelas.
“Pagi, pak.” sahut semua anak-anak dalam kelas.
“O ya, pagi ini kita akan mengawalinya dengan pelajaran Matematika. Ok?!” ucap pak Rendra.
“Nah, sebagai pembuka, bapak akan berikan kalian soal dan menilai seberapa jauh kalian masih mengingat pelajaran yang telah lalu.” Tambahnya sambil membagikan selembar kertas soal matematika.
Di saat yang bersamaan...
“Oh, no!! Ini... Ini pelajaran yang aku benci seumur hidup. Kenapa sih harus soal yang ini?” gerutuku sambil melihat kertas soal yang ternyata semuanya soal bentuk akar alias...
Hasil dari 8√2 + 4√18 – 2√50 \= ?
Dan jumlah soalnya ada 20 soal yang hampir sama seperti itu. Itu di kerjakan dalam waktu 30 menit.
“Ada apa, Tiara?” tanya pak Rendra yang ternyata mendengar gerutuku.
“Hehehe... Tidak ada apa-apa kok, pak.” sahutku.
“O, ya sudah. Kalau begitu cepat kamu kerjakan.” ucapnya yang kemudian pergi.
“Hadeuh..” gumamku sambil tepok jidat.
Setelah 30 menit kemudian, kertas soalnya pun di suruh untuk dikumpulkan. Hanya saja di lembar kertas soalku, aku tidak menjawab satu pun soal yang ada di sana.
Aku pasrah. Karena biar bagaimana pun aku tidak tahu cara mengisinya. Dan kalian tahu, tidak?! Bagaimana ekspresi pak Rendra waktu melihat kertas soalku. Hehehe... Dia langsung melihat ke arahku dengan tatapan tajam seperti mau menerkam mangsanya.
Dan beberapa saat kemudian, pak Rendra pun berkata, “Ok. Rupanya ada banyak dari kalian yang masih mengingat pelajaran ini. Nah, sekarang kita akan lanjut ke materi matematika kita yang pertama, ya?”
Setelah mengucapkan itu, pak Rendra pun langsung memberikan beberapa catatan tentang rumus dan juga dia pun menerangkannya langsung.
Tapi berhubung karena akunya yang susah mengerti, jadinya aku tidak paham dengan apa yang sedang pak Rendra ajarkan.
Beberapa saat kemudian, pelajaran pun telah selesai. Aku pikir aku bisa bernafas lega. Namun, ternyata aku salah. Tiba-tiba saja pak Rendra berkata, “O ya. Nanti jam istirahat, Tiara datang ke kantor, ya.”
“Ha?” sahutku spontan.
“Kok ha, sih?” tanya pak Rendra.
“Maaf. Kalau boleh aku tahu, aku di suruh ke kantor untuk apa ya, pak?” tanyaku agak sedikit takut.
“Oh. Kamu ke kantor buat ambil jadwal mata pelajaran.” sahut pak Rendra.
“O, gitu. Ya sudah. Nanti aku ke kantor.” ucapku.
Setelah mendengar ucapanku, dia pun langsung ke luar dari ruang kelas. Saat pak Rendra sudah tidak terlihat lagi di kelas, aku pun menarik nafas panjang dan ini di sadari oleh Mia.
“Hei, Ra. Kamu kenapa?” tanya Mia.
“Eh, aku tidak apa-apa, Mi.” Sahutku mentupi perasaan takutku.
Tak terasa, waktu cepat sekali berlalu. Kini sudah waktunya untuk istirahat. Aku pun meminta Mia untuk menemaniku namun ternyata tidak bisa karena Mia sedang buru-buru untuk ke toilet.
Sesampainya di kantor, aku langsung menemui pak Rendra.
“Permisi, pak.” ucapku.
“Oh, kamu sudah datang. Ini jadwal mata pelajaran untuk kalian. Tempel di samping jadwal piket.” ucapnya sambil memberikanku selembar kertas.
“Lalu ini. Kamu baca ini dalam hati saja.” Pintanya dan aku pun langsung melihat ke arah kertas yang dia tunjukkan.
Ya ampun... Ternyata tulisannya...
“Pulang sekolah ini, aku antar kamu pulang.”
“Ha?” ucap dalam hatiku spontan saat aku membaca tulisan itu.
Dan di saat yang bersamaan...
“Kamu mengerti, Ra?” tanya pak Rendra.
“Eh?! Iya. Baiklah.” sahutku.
“Ya sudah, kamu boleh balik ke kelas sekarang dan jangan lupa nanti.” ucapnya dan aku pun mengangguk lalu pergi.
Di perjalanan menuju kelas, aku merasa bingung. Kenapa pak Rendra ingin mengantarku pulang.
Karena penasaran, aku pun mencoba untuk memastikan. Siapa tahu ini adalah ulah kak Zaki. Lalu aku pun sembunyi-sembunyi menelepon kak Zaki.
“Halo, kak.” Ucapku saat telepon di angkat kak Zaki.
“Hmm... Ada apa?” tanyanya dengan nada malas.
“Kak... Kakak tadi suruh teman kakak lagi, ya untuk mengantarku pulang lagi?” tanyaku.
“Tidak, tuh. Cuma tadi dia telepon kakak dan bilang kalau ternyata kamu benar-benar tidak bisa mengerjakan soal matematika SMP. Jadi dia ingin coba mengajarkan kamu sampai bisa.” Jelas kakak.
“Apa, kak?! Kakak kan tahu kalau aku memang lemah di pelajaran matematika. Kalau begini caranya sih, ini namanya mau bunuh aku pelan-pelan.” gerutuku.
“Ish... Kamu jangan bilang seperti itu. Dia seperti itu kan karena dia peduli sama kamu.” ucap kakak.
Mendengar ucapan kakak, dalam hati aku berkata, “Peduli apanya? Jangan bilang kalau ini yang dia tadi maksud servis tambahan ekstra, deh. Ih... Serem.”
“Ra? Kamu masih di situ, kan?” tanya kakak karena tidak mendapatkan respon sahutan dari aku.
“Eh, iya kak. Ya sudahlah kalau begitu. Terimakasih, kak.” ucapku yang langsung mematikan sambungan teleponnya.
Saat telepon di tutup, sambil berjalan ke kelas, aku lalu berfikir ulang tentang apa yang harus aku lakukan siang nanti. Apakah aku harus kabur pulang duluan atau aku menunggu pak Rendra.
“Hadih... Pusiiing..!!” ucapku lirih.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Maghpuja Br Tampubolon
salah keknya kak
2023-04-29
0
Maghpuja Br Tampubolon
maaf kak, itu salah kak
2023-04-29
0
Ney Maniez
🤭😁👍
2022-07-17
0