Setelah rasa kantukku hilang, aku pun keluar dari kamar untuk mencari makanan karena perutku ini lapar.
Ketika aku hendak menuju dapur, aku melihat ada pak Rendra di ruang TV sedang mengobrol dengan kak Zaki.
“Eh, Ra. Sudah bangun?” tanya kak Zaki.
“Hmm.” Sahutku bermalas-malasan dan segera menuju dapur.
Setelah aku berada di dapur, aku mendengar suara ayah yang tiba-tiba ikut mengobrol dengan mereka berdua.
“Itu seperti suara ayah?! Memangnya ayah tidak kerja?” tanyaku dalam hati sambil termenung saat menuangkan air ke dalam gelas.
“Hei, Ra. Awas. Itu airnya sudah penuh di gelas.” Ucap ibu membuatku terkejut sekaligus sadar.
“Eh, iya. Aduh. Tumpah deh.” ucapku sambil melihat air yang sudah tumpah ke lantai.
“Haiz... Ni anak. Kamu lagi memikirkan apa, sih? Kok sampai tuang air saja bisa kepenuhan.” ucap ibu.
“Oh. Aku tidak lagi mikir apa-apa kok, bu.” Ucapku.
“Oh.” Sahut ibu singkat sambil memegang banyak belanjaan di tangan.
“Eh, bu. Ayah tidak kerja?” tanyaku kepo.
“Tidak, Ra. Ayahmu sedang meminta cuti dari kantor untuk 1 minggu ini.” jelas ibu.
“Cuti 1 minggu?! Memangnya ada apa, bu? Kok ayah sampai harus cuti 1 minggu?” tanyaku.
“Hmm... Begini, Ra. Akhir pekan ini, keluarga kita ini akan mengadakan acara. Oleh sebab itu, ayahmu sedang membantu ibu untuk mempersiapkan semuanya.” jelas ibu lagi.
“Acara?! Acara apa, bu?” tanyaku lagi.
“Ih... Tumben kamu cerewet sekali sih.” ucap ibu.
“Ayolah, bu. Memang kita mau ada acara apa, sih?” tanyaku mengulang pertanyaan.
“Hmm... Nanti kamu juga akan tahu sendiri.” Sahut ibu yang bermain rahasia denganku.
“Ah... Ibu begitu. Ya sudahlah kalau tidak mau memberitahu.” ucapku yang kemudian mengambil makanan di meja makan.
Melihat tingkahku, ibu pun hanya geleng-geleng kepala sambil tersenyum.
Setelah beberapa saat kemudian, aku sudah tidak lagi mendengar suara ayah di ruang TV. Dan di saat yang bersamaan perutku pun terasa kenyang, akhirnya aku putuskan untuk akembali ke kamarku. Namun saat aku melewati ruang TV, lagi-lagi...
“Ra, duduk sini. Ada film bagus, nih.” ucap kak Zaki.
“Film bagus apa, Kak?” tanyaku yang mengurungkan niatku untuk ke kamar dan duduk di bangku depan TV.
“Coba saja kamu lihat sendiri. Tuh.” Ucap kak Zaki dan aku pun langsung melihat ke arah TV.
Namun ketika aku mencoba menonton film tersebut, ternyata....
“Kakaaaaaaaaaaak...!!!!” teriakku sambil melemparkan bantal sofa ke arah kak Zaki.
“Wkwkwkkk.” tawa lepas kak Zaki melihatku ketakutan.
“Kakak tega sekali sih menyuruh aku menonton film horor seperti itu.” Rengekku sambil menutup mukaku dengan bantal.
Pak Rendra yang masih ada di ruang TV pun akhirnya mengelus-elusku dan mencoba menenangkanku sambil berkata, “Sudahlah, Ra. Tidak usah takut. Itu hanya film dan bukan sungguhan.”
“Tapi aku takut, pak.” ucapku lirih.
“Biarkan saja, Ren. Dia memang begitu. Penakut. Padahal sudah besar begitu, masih saja takut.” celetuk kak Zaki.
“Kakaaaaaak...!!!” teriakku sambil melempar bantal lagi ke arah kak Zaki dan kemudian pergi ke kamar.
Sesampainya di kamar, aku pun langsung merebahkan diri di atas tempat tidur. Saat rebahan seperti itu, tiba-tiba aku teringat perlakuan pak Rendra tadi.
“Aih... Kenapa jantungku ini berdegup sangat kencang sekali?! Apakah aku sudah suka dengan pak Rendra?! Ah... Tidak boleh... Tidak boleh. Aku kan di pesan oleh ayah untuk tidak pacaran dulu.” gumamku.
“Hik... Hik... Lalu apa yang harus aku lakukan sekarang?” keluhku.
Karena dengan adanya rasa ini, lagi dan lagi... Aku malam tidak bisa tidur. Aku rindu...
“Oh, tidak....!!!” jeritku dalam hati sambil mengacak-acak rambutku.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Ney Maniez
💖
2022-07-17
0
Ney Maniez
🤭🤭🤭😁
2022-07-17
0
Zifa Zifa
aish ada yg lagi foliing in love nih😍😍😍😍😍lanjuuut thooorrr bikin greget aja
2021-03-25
0