Beberapa saat kemudian, aku pun akhirnya keluar dan menemui pak Rendra.
“Ada apa, pak?” tanyaku dengan nada agak sedikit sewot.
“Kok cara bicaramu seperti itu? Kamu marah?” tanyanya dan aku pun diam.
“Hei, Ra. Kamu mau ikut aku tidak, ke suatu tempat?” tanyanya.
“Kemana?” tanyaku spontan dan dia pun tersenyum.
“Sudah... Kamu ikut saja dulu. Nanti kamu juga akan tahu sendiri.” sahutnya yang membuatku penasaran.
“Ya sudah kalau begitu. Tunggu sebentar ya, pak.” ucapku.
Setelah beberapa saat kemudian, aku pun sudah siap untuk ikut dengannya.
“Ayo, pak.” ucapku saat aku menemuinya.
“Sudah siap?” tanyanya dan aku pun mengangguk.
“Oke lah kalau begitu. Ayo.” ucapnya yang kemudian bangkit dari duduknya dan berjalan ke luar.
Tak lama setelah itu, kami pun berangkat. Di perjalanan, kami berdua sama-sama saling diam. Tak ada satu pun dari kami yang memulai percakapan.
Hingga akhirnya aku tersadar kalau ternyata dia membawaku ke sebuah pusat pembelanjaan.
“Pak... Untuk apa membawaku ke sini? Apa bapak ingin berbelanja?” tanyaku saat mobil masuk ke halaman parkir sebuah Mall.
“Tidak. Aku tidak ingin belanja.” sahutnya sambil mematikan mesin mobil.
“Ha?” ucapku spontan.
“Sudahlah. Ayo kita turun. Nanti kamu juga akan mengerti.” Ucapnya yang kemudian keluar dari mobil.
Melihat dia keluar dari mobil, aku pun jadi ikut keluar dan turun.
Aku mengikuti langkahnya. Hingga akhirnya tibalah kami di depan sebuah toko aksesoris.
“Pak. Kok kita ke sini?” tanyaku bingung.
“Hmm... Ra, sebenarnya aku mau minta bantuan kamu buat cari hadiah.” ucapnya.
“Hadiah?! Untuk siapa? Untuk pacar bapak?” tanyaku yang entah mengapa ada rasa sedikit kecewa.
“Iya. Hadiah untuk seseorang yang spesial bagi bapak. Tapi bukan pacar bapak.” ucapnya.
“Trus kalau bukan pacar berarti keluarga bapak, ya?” tanyaku lagi.
“Bukan keluarga. Tapi calon anggota keluarga.” sahutnya yang ambigu.
“Maksudnya bapak bukan keluarga tapi juga bukan pacar itu apa?” tanyaku bingung dan dia pun hanya tersenyum.
“Sudahlah. Ayo kita masuk dan bantu bapak buat cari hadiah.” Ucapnya yang tahu-tahu langsung menggandeng tanganku.
Saat kami sudah berada di dalam, dia terlihat sangat serius melihat-melihat. Aku pun jadi sangat penasaran di buatnya.
“Eh, pak. Orang yang akan bapak kasih hadiah itu cewek atau cowok? Umurnya berapa dan karakternya seperti apa?” tanyaku.
“Kamu lagi sensus, Ra?” celetuk pak Rendra.
“Tidak, pak. Aku tidak lagi sensus kok. Aku tanya itu karena supaya bisa mudah mencari hadiah yang sesuai dengannya.” jelasku.
“Oh. Dia itu perempuan. Seumuran dengan kamu. Tapi untuk karakter... Anggap saja dia seperti kamu.” ucapnya.
“Ha?” ucapku spontan.
“Sudahlah. Pokoknya anggap saja kamu sedang mencari hadiah untuk dirimu sendiri.” ucapnya sambil masih serius melihat-lihat aksesoris.
“Ish, ni guru satu. Selalu saja buat penjelasan yang ambigu.” gerutuku dalam hati.
“Baiklah kalau begitu. Jangan salahkan aku jika orang itu tidak suka dengan hadiahnya.” gerutuku lagi yang kemudian mencari-cari aksesoris yang aku suka.
Tak selang berapa lama, aku melihat ada sebuah gelang yang menurutku sangat cantik. Gelang itu berupa rantai putih yang di hiasi beberapa gantungan manik-manik bintang.
Saat melihat itu, aku langsung jatuh cinta. Tapi sayangnya... Jika aku memberitahukannya pada pak Rendra, maka gelang yang aku suka ini akan menjadi milik orang lain. Sedih sekali rasanya.
“Ah. Lebih baik aku tunjukkan yang lainnya saja. Dan untuk gelang ini, aku akan membelinya sendiri nanti.” pikirku.
“Ada apa, Ra? Apa kamu sudah menemukannya?” tanya pak Rendra dan aku pun mengangguk.
“Yang mana?” tanya pak Rendra.
“Itu.” Tunjukku asal ke arah samping gelang yang aku suka.
“Oh. Yang itu, ya?! Apa kamu yakin pilih itu?” tanyanya memastikan dan aku pun mengangguk.
“Baiklah.” ucapnya yang kemudian mengambil benda tersebut.
Saat dia membayarnya, aku pun pergi berkeliling untuk melihat-lihat lagi.
“Di sini barangnya bagus-bagus juga, ya?!” gumamku.
Tak selang berapa lama, pak Rendra pun selesai membayar dan kami pun pulang. Namun sebelum kami pulang, kami mampir dulu membeli makanan.
Sesampainya kami di sebuah tempat makan, aku tiba-tiba ingin sekali pergi ke toilet. Setelah keluar dari toilet, aku melihat pak Rendra sedang bersama dengan seorang wanita.
“Siapa wanita itu?” tanyaku dalam hati.
“Ya sudahlah. Aku coba ke sana saja.” pikirku sambil berjalan mendekati mereka berdua.
Ketika aku sudah hampir mendekat, tiba-tiba...
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Ney Maniez
🤔🤔🤔🙄🙄🙄
2022-07-17
0
𝐙⃝🦜ᴬᴸ❣️ᶠᴬ☠ᵏᵋᶜᶟ𒈒⃟ʟʙᴄ
penasaran 🤔🤔🤔
2021-12-21
0
Zifa Zifa
kejutan apa lagi nih ra 🤭🤭🤭🤭buat kamu. 😝😝😝😝
2021-03-25
0