merasakan hal yang sama

"ohhh. Alex... kebetulan Bapak lagi benerin bangku yang rusak... Kamu bisa bantu Bapak?" ajak Ayah Sasa

"bisa Pak... bisa." saut Alex

"tapi Pak, dari penampilannya. kayanya Dia bukan orang biasa deh. Pasti Dia tidak biasa dengan kerjaan seperti ini." ucap Ibu Sasa

"Buk... semua perlu belajar. nanti Bapak, ajari Alex pelan pelan." ucap Alex Keibu Sasa

"ayo Lex kita Angkat Kayu itu..."ucap Ayah Sasa

Sasa melihat Alex berbicara kepada Ayah dan Ibunya. bahkan Sasa sesekali memperhatikan bibir Alex. dan mengingat kembali, waktu Alex menciumnya di kamar hotel.

"Sasa... cepat mandi nanti Kamu terlambat." ucap Ibu melihat Sasa yang seperti berhayal

"haaa... ia Buk." saut Sasa dan masih melihat Alex dan Ayahnya.

"pedang yang kuat. jangan sampai terlepas yah?" ucap Ayah Sasa kepada Alex yang memegang potongan kayu

"Baik Pak." ucap Alex

merekapun menyelesaikan bangku yang sudah menua menjadi Kokoh. Sasa mengintip dari jendela kamarnya. melihat betapa akrap, Ayahnya bekerja sama dengan Alex. sambil mengeringkan rambutnya yang basah. Sasa melihat Ayahnya tertawa bersama Alex . tanpa sadar Sasapun tersenyum melihat hal itu.

"kenapa Aku ikut tersenyum? Aneh" ucap Sasa dalam kamarnya. dan mulai bergegas pergi bekerja

"Saaa... Kamu mau berangkat Nak?" tanya Ayah Sasa

"mmmm... ia Yah." jawab Sasa singkat mengindari pandangannya dari Alex

"Bagaiman kalau kita sama sama berangkat? kebetulan, Saya berkunjung hari ini kehotel tempat Kamu Bekerja." ucap Alex

"Bagus dong. sudah sudah kalian berangkat saja." saut Ayah menarik tangan Sasa dan mengantarkannya kemobil Alex

"tapi Yah... Sasa jalan ajah. kan dekat Yah..." ucap Sasa menolak

"sudah sudah. nanti kamu terlambat. Ayo naik." ucap Ayah memaksa Sasa masuk kemobil dan menutup pintu mobil.

"Ayaaaahhhh..." Ucap Sasa merengut

Alex dan Ibu Sasa tersenyum melihat Ayah yang bersemangat dan melihat tingkah Sasa yang lucu menolak.

"Pak Kami pergi dulu." ucap Alex izin kepada Ayah Sasa

"ya Nak. hati hati yah." ucap Ayah melambaikan tangannya kepada Sasa

"Ayah... bukankah Sasa tidak suka pada Alex? kenapa Ayah malah memaksa Sasa pergi bersama Alex?" tanya ibu

"sudah sudah... itu urusan anak muda." jawab Ayah

"maksudnya?" tanya Ibu

"Apa Ibu tidak bisa lihat. kalau Alex itu sepertinya menyukai anak Kita?" terang Ayah

"jadi maksud Ayah... Alex datang kerumah ini. buat Sasa, begitu?" tanyak Ibu

"bener sekali... sudah jelaskan??? ayo, ayo... Ayah Lapar. mari kita sarapan." ajak Ayah. sambil tersenyum melihat Ibu yang masih tidak menyangka

suasana didalam mobil Alex sangat tenang. sesekali Alex mencuri curi pandangannya. dan berfikir. tidak menyangka mereka bisa jalan bersama.

tiba tiba Sasa salah tingkah. duduk kaku seperti patung. dan sama sekekali tidak bergerak. mata terpacu kedepan. dan sesekali dikedipkan. Sasa merasa kalau bergerak Alex pasti akan berbicara.

"maafin Akuuuu yah." ucap Alex

"mmm..." saut Sasa menganggukkan kepalanya dengan cepat

"mestinya. hari itu Aku bisa menolong Mu sampai sembuh. dan mungkin tidak seperti sekarang ini." ucap Alex Menyesalkan kejadian kecelakaan waktu itu

Sasa masih terdiam. mendengarkan semua penjelasan Alex. dan akhirnya mereka sampai dihotel tempat Sasa bekerja.

"kita sudah Sampai. Aku harap kita bisa jadi teman baik." ucap Alex dan melihat Sasa yang kesusahan membuka seat belt...

Alexpun berusaha membantu Sasa.

"jangan mendekat." ucap Sasa saat Alex mendekati Sasa

Alex tidak peduli dan langsung membuka seat belt Sasa. Sasapun bersandar kaku dan menutup matanya. takut, Alex menciumnya lagi. seperti waktu itu.

"aaargggggg." ucap sasa dan membuka pintu mobil lalu pergi.

"hah... ini yang membuat Ku semakin ingin dekat. wajah polos yang membuat Ku gila." ucap Alex dalam mobil

Sasa berlari kedalam lift hotel. Alex juga masuk kedalam lift.

sasapun kembali kaku dan berdiri disudut lift. Alex Sama sekali tidak bicara. takut ada yang melihat.

Sasa melihat Alex sangat lama. memperhatikan setiap gerak gerik Alex. yang kadang Alex merapikan krah bajunya dan melihat jam tangannya.

'dia sangat tampan... kenapa Dia ingin sekali berteman dengan Ku? aku yakin. dia hanya ingin mempermainkan ku. mustahil kalau orang kaya berteman dengan orang miskin sepertiku.' ucap Sasa dalam hati

pintu liftpun terbuka. beberapa karyawan hotel masuk kedalam lift dan memberi hormat kepada Alex. karyawan pun berdesakan dan membuat Sasa duduk karna sesakan karyawan hotel. tiba tiba Alex menoleh ke belakang mencari Sasa. dan Alex tidak menemukan Sasa.

"tunggu... dimana wanita yang berdiri disudut tadi?" tanya Alex yang kebingungan mencari Sasa

"siapa Pak? tidak ada..." jawab salah satu karyawan yang ikut didalam lift

melihat karyawan mulai bergesar Alex melihat Sasa yang jongkok disudut lift.

"berdiri!" ucap Alex kepada Sasa.

sementara Sasa tidak merasa kalau itu perintah untuknya

"Siapa Dia? kenapa jongkok begitu?" ucap karyawan hotel

"hey Kamu..." ucap Alex menunjuk kearah Sasa dan Sasapun melihat Alex.

"haaa? Sa...saya? Ada apa Pak?" tanya Sasa.

"kenapa Kamu jongkok, saat keadaan berdesakan begini. Kamu bisa terinjak orang." ucap Alex yang peduli didepan karyawan

Sasapun langsung berdiri. dan meminta maaf kepada semua orang yang ada didalam lift tersebut.

"maaf. maafkan Saya." ucap Sasa. dan melihat Alex yang sudah berbalik badan. seperti tidak kenal lagi.

Ting. suara pintu lift. dan Alex berjalan pergi.

"hai... ngeliatin apaan sih?" ucap katrin datang dari belakang Sasa dan juga melihat apa yang Sasa lihat.

"apaan sih. bikin kaget ajah?" ucap Sasa

"ooo ngeliatin Pak Alex." ucap Katrin ceplos

"ssuuuttttt. diam," ucap Sasa yang langsung menutup mulut katrin dan membawanya keruang ganti pakaian

Alex langsung memasuki ruangan Pak Dude...

"Pak Alex..." ucap Pak Dude yang menangis.

"kenapa Anda Menangis." tanya Alex

"tid..tidak Pak... tidak apa apa." jawab Pak Dude menutupi masalahnya

tiba tiba istri dan Putri, Pak Dude. datang dan masuk keruangan Pak Dude.

"Papah." ucap Anak Pak Dude

"sssttt... nanti kita bicara, ada atasan Papah... Papah bisa dimarahi, Nak!" ucap Pak Dude mengelus Anaknya Sintia

istrinyapun langsung melihat Alex dan menarik Anaknya pelan pelan untuk keluar

"tunggu." ucap Alex

Pak Dudepun berusaha mendorong Istri dan anaknya. agar Alex tidak mengetahui Masalah dalam keluarga Pak Dude. tetapi Alex malah mendekat dan memegang tangan Anak Pak Dude tersebut.

"hai... Oom tampan" ucap Sintia kepada Alex

"hy... Kenapa wajah Mu sangat pucat Putri cantik?" ucap Alex dan mengelus wajah putih bersih yang pucat.

"ehhh, Pak... Anak Saya tidak apa apa." ucap Pak Dude memotong pembicaraan Alex dengan putrinya

tiba tiba Sintia pingsan dan jatuh kepelukan Alex.

"kenapa? ada apa ini. putri cantik.. hy putri cantik. bangunlah..." ucap Alex membangunkan Sintia

Pak Dudepun hanya terdiam dan langsung terduduk lemas. sementara Mamah Sintia menangis histeris, dan memanggil manggil sintia.

melihat Sintia lemas dan tidak berdaya lagi, Alexpun langsung membawa Sintya kerumah sakit, tempat biasa keluarganya dirawat.

saat Alex menuju lift. ponsel Alex terjatuh. kebetulan ada Sasa melihat Alex menggendong Sintia. dan melihat ponsel Alex terjatuh. Sasapun berusaha mengambil ponsel Alex. dan mengejar Alex yang langkahnya sangat cepat.

"tunggu... Pak Alex. tunggu." teriak Sasa dari jauh mengejar Alex yang hendak pergi

"Sasa? Ada apa Dia lari lari?" ucap Alex dalam mobil

"tunggu. ponsel Mu terjatuh Pak." teriak Sasa lagi tapi Alex tidak mendengar

Alex melihat Sintia belum sadar. Alex malah pergi tidak menghiraukan Sasa

"maafin Aku. ada yang harus berjuang untuk hidup. nanti Aku akan menemui Mu." ucap Alex sambil menyetir mobilnya

"yah... malah pergi. oia... kayanya anak yang Pak Alex bawa dalam keadaan sakit. apa mungkin Pak Alex kerumah sakit waktu Aku kecelakaan kemarin yah?. Aku harus kesana." ucap Sasa

Sasapun pergi menaiki Taxi, menemui Alex. sementara ponsel Alex terus berbunyi.

"Buk... bukankah Ponsel Ibu berbunyi terus?" ucap Supir taxi

"Bukan Pak.. ini ponsel Atasan Saya. Saya ingin mengantarkannya kepada Atasan Saya." ucap Sasa yang melihat ponsel tersebut terus berdering dengan nama panggilan, Mamah.

sesampai dirumah sakit. Sasa bertanya kepada penjaga. Sasapun pergi mencari ruangan tersebut.

"Pak Dude? kenapa bapak disini?" tanya Sasa

"Anak Saya masuk rumah sakit. kenapa Kamu bisa disini? bukankah hari ini Kamu bekerja?" tanya Pak Dude

"oohh berarti anak yang digendong Pak Alex itu, anak Bapak?" tanya Sasa.

"iah.." jawab pak dude

"oia... Saya kesini mencari Pak alex, Pak." ucap Ucap Sasa

" Ada apa Kamu mencarinya?" tanya pak Dude

"ponselnya terjatuh Saat menggendong anak Bapak tadi, Pak."ucap Sasa

"oh, begitu. tunggu saja. sebentar lagi Pak Alex, datang." ucap Pak Dude yang cemas menunggu kabar anaknya diruang Instalasi Gawat Darurat.

Sasapun ikut duduk memunggu Alex

"Pak Dude. semua administrasi sudah saya bayar. harusnya Pak Dude bawa Sintia kemoterapi, untuk terahir kalinya. tapi kenapa Bapak mengabaikannya?" ucap Alex

"kami tidak punya uang simpanan lagi Pak." ucap Pak Dude menangis

"ya sudah... hari ini, Sintia akan diKemo. Bapak temani saja sampai siam prosesnya. biar Saya yang akan mengurus hotel sementara waktu. dan masalah biaya. Saya sudah urus semua. Bapak tunggu saja sampai siap, dan sintia benar benar pulih. baru Bapak bisa masuk kantor lagi." ucap Alex yang kasihan melihat Sintia masih kecil sudah berurusan dengan penyakit langka.

"terima kasih Pak... Saya tidak tau harus bagaimana bisa membalas kebaikan Bapak." ucap Pak Dude langsung memeluk Alex

"yah... liat dokternya sudah keluar. pergi dan tanyakan apa yang akan dilakukan selanjudnya." ucap Alex menyuruh Pak Dude

sementara Sasa terpukau melihat Alex. melihat sepertinya ada superhero didepannya.

tiba tiba Alex menoleh kesebelah kanannya. dan melihat Sasa, menatap dirinya.

"Sasa... kenapa Kamu disini?" tanya Alex

"ohh... maaf Pak. ini ponsel Bapak, tadi terjatuh dihotel." ucap Sasa dan memberikan ponsel Alex

"oh terimakasih..." ucap Alex yang melihat sifat Sasa sepertinya sudah berubah

"baik Pak. saya permisi." ucap Sasa menunduk izin kepada Alex

"tunggu... Kamu mau kemana?" tanya Alex

"balik kehotel Pak." jawab Sasa

"ya sudah. ayo kita barengan saja." ajak Alex

"oh... Saya naik taksi saja pak." ucap Sasa lalu pergi

tiba tiba tangan Sasa ditarik oleh Alex. terpaksa Sasa mengikuti kemana Alex pergi.

Alexpun memasukkan Sasa kemobilnya. dan mengunci setiap pintu mobil.

"Tapi Pak... orang bisa lihat kita. dan Bapak bisa kena masalah." ucap Sasa menolak.

"orang tidak akan berfikir buruk tentang Kita. karna Kamu karyawan hotel dan Aku Bosnya. yang mereka pikirkan. Kita hanya pergi karna tugas Hotel." ucap Alex

"tapi Pak, Saya." ucap Sasa tiba tiba terdiam karna Alex membesarkan suara musik didalam mobil agar tidak mendengar Sasa bicara lagi.

dan Alex tersenyum lebar melihat Sasa tiba tiba terdiam.

"loh kenapa Macet semua." ucap Alex melihat jalan raya macet total.

Sasapun melihat keadaan yang macet total.

melihat Alex yang kebingungan. Sasapun mematikan musiknya.

"kenapa Kamu mematikannya." tanya Alex

"Pak... sebaiknya, Bapak putar dan kita lewat dari jalan sugeng saja Pak. Kayanya disana tidak macet." ucap Sasa memberi saran

"okeh." ucap Alex menuruti perkataan Sasa.

dan merekapun melewati jalan sudeng. ternyata macet juga. dan malah mereka terjebak kemacetan tersebut.

"yah.. bagaimana ini. Katrin pasti sudah mencari Ku." ucap Sasa sedih meninggalkan sahabatnya.

"bukankah... dihotel banyak Karyawan." ucap Alex

"iss..." saut Sasa dan memalingkan pandangannya kekiri.

Alexpun tersenyum melihat Sasa

setelah dua jam Menunggu kemacetan, Sasapun tertidur.

Alex melihat Sasa tertidur. Alex malah mematikan mesin mobilnya dan menatap Sasa.

tiba tiba Alex melihat Polisi sedang berjalan. dan Alex melihat Sasa tidak memakai seat belt. Alexpun langsung memakaikan seat belt Sasa. tmeraihnya dengan tangan kanan, tapi Tangan kiri terpeleset dan Alexpun mencium bibir Sasa.

Sasapun membuka mata melihat Alex telah menciumnya. Alex langsung kembali ketempatnya semula dan menundukkan kepala kekaca sebelah kanan. dan siap menerima repetan Sasa

'ada apa ini? kenapa aku tak berdaya. kenapa aku hanya terdiam dan tidak bisa bicara." ucap Sasa dalam hati

sementara Alex. masih terdiam dan tak berbuat apa apa ditengah kemacetan.

'kenapa Dia tidak memukul Ku? kenapa Dia tidak marah? apakah Dia juga merasakan hal yang sama dengan Ku?" ucap Alex dalam hati, sesekali melirik Sasa yang masih terdiam seribu bahasa

dan akhirnya kemacetanpun usai. Alex melaju mobilnya dengan secepat cepatnya. dan akhirnya sampai dihotel.

Sasapun langsung keluar dari mobil Alex. Alex hanya melihat Sasa berlari dan tanpa berbuat apa apa.

"Sasaaa... darimana saja kamu" tanya katrin

"mmm Aku dari... eeee... ituh. mmmm" ucap Sasa kebingungan antara menjelaskan kekatrin atau tidak

"sudah sudah... ayooo kita makan siang. dan liat siapa yang ingin bertemu dengan Mu." ucap Katrin mendorong pundak Sasa dari belakang.

"siapa?" tanya Sasa penasaran

"ayo.. nanti Kamu akan liat sendiri." ucap Katrin bersemangat

"taraaaaa... lihat itu. Ada Roy... laki laki tertampan didunia yang Kamu ceritakan ke Aku." ucap Katrin

'hhhmmm...kenapa hati terasa berat ingin menemuinya? Ada apa ini? apa ini karna Alex mencium Ku tadi? ohhh tidak tidak... Aku harus menemui Roy." ucap Sasa melawan hatinya

"Hay... Sasa." ucap Roy

"udah lama disini?" tanya Sasa. duduk didepan Roy

"lumayan... untung ada katrin, mau menemani Aku dari tadi." ucap Roy

"hemmm... tadi ada urusan mendadak diluar." ucap Sasa mengelak

"oiah... Aku mau kasih undangan ini ke Kamu. kamu bisa bawa katrin dan teman Kamu yang lain." ucap Roy memberikan kartu Undangan Ulang tahun Roy.

"pasti... pasti Kita datang. ia kan Sa?" saut katrin

"iah.. Kami pasti datang." ucap Sasa pelan

"ya Sudah... Aku pulang yah Sa, katrin?" ucap Roy kepada Sasa dan katrin

"daaa..." saut Katrin melambaikan tangan kepada Roy

saat Roy hendak keluar dari cafe hotel. Roy dan Alex berpapasan. dan Roy menyapa Alex dengan senyum hormat.

Episodes
1 prolog
2 Bertemu Roy
3 Elsa memaksa
4 Alex berharap
5 Melihat Alex
6 Kecewa
7 Menyelidiki Roy
8 Bertemu lagi
9 Makan Banyak
10 Alex cemburu
11 keluarga Sasa
12 merasakan hal yang sama
13 Alex Mabuk berat
14 hampir bertemu dimall
15 Alex Jangan
16 masih ulang tahun Roy
17 mulai merasa kehilangan
18 Alex dan Roy menjenguk Sasa
19 melawan Mamah
20 dilema
21 Dilema 2
22 dilema 3
23 Susah melupakan
24 Kebetulan ada Sasa
25 menuju hari pernikahan
26 Menuju hari pernikahan 2
27 Hari pernikahan Alex dan Elsa
28 Rumah kenangan
29 Merindukan Sasa
30 Bayangannya, selalu hadir.
31 Bertamu.
32 cinta sejati.
33 Kepulau kecil.
34 Di pulau kecil
35 Seperti hilang.
36 Ini takdir
37 Ini takdir 2
38 Takdir 3
39 Takdir cinta
40 Takdir cinta 2
41 Alex marah.
42 Berbaikan.
43 Saling memikirkan.
44 Ponsel pemberian Alex.
45 Kau takdirku
46 Kecelakaan.
47 Chelsia.
48 Pergi meninggalkan ayah dan ibunya.
49 Sangat cantik
50 Menahan tawa.
51 Hari pertama kerja.
52 Hari sebelum Alex hilang.
53 Hari sebelum Alex hilang 2.
54 Hari sebelum Alex hilang 3
55 Hari sebelum Alex hilang 4
56 Hari sebelum Alex hilang 5
57 Hari sebelum Alex hilang 6
58 Alex hilang.
59 Alex hilang 2
60 Alex hilang 3
61 Alex hilang 4
62 Sasa hamil.
63 Minum obat tidur.
64 Teringat Alex.
65 Cek kehamilan.
66 Dibantu dokter.
67 Hampir bertemu.
68 Pulang dari rumah sakit.
69 Kembalinya Alex.
70 Makan malam bersama Roy.
71 Tatapan
72 Bertemu
73 sakit sekali
74 kembali kerumah lama
75 kembali kerumah lama 2
Episodes

Updated 75 Episodes

1
prolog
2
Bertemu Roy
3
Elsa memaksa
4
Alex berharap
5
Melihat Alex
6
Kecewa
7
Menyelidiki Roy
8
Bertemu lagi
9
Makan Banyak
10
Alex cemburu
11
keluarga Sasa
12
merasakan hal yang sama
13
Alex Mabuk berat
14
hampir bertemu dimall
15
Alex Jangan
16
masih ulang tahun Roy
17
mulai merasa kehilangan
18
Alex dan Roy menjenguk Sasa
19
melawan Mamah
20
dilema
21
Dilema 2
22
dilema 3
23
Susah melupakan
24
Kebetulan ada Sasa
25
menuju hari pernikahan
26
Menuju hari pernikahan 2
27
Hari pernikahan Alex dan Elsa
28
Rumah kenangan
29
Merindukan Sasa
30
Bayangannya, selalu hadir.
31
Bertamu.
32
cinta sejati.
33
Kepulau kecil.
34
Di pulau kecil
35
Seperti hilang.
36
Ini takdir
37
Ini takdir 2
38
Takdir 3
39
Takdir cinta
40
Takdir cinta 2
41
Alex marah.
42
Berbaikan.
43
Saling memikirkan.
44
Ponsel pemberian Alex.
45
Kau takdirku
46
Kecelakaan.
47
Chelsia.
48
Pergi meninggalkan ayah dan ibunya.
49
Sangat cantik
50
Menahan tawa.
51
Hari pertama kerja.
52
Hari sebelum Alex hilang.
53
Hari sebelum Alex hilang 2.
54
Hari sebelum Alex hilang 3
55
Hari sebelum Alex hilang 4
56
Hari sebelum Alex hilang 5
57
Hari sebelum Alex hilang 6
58
Alex hilang.
59
Alex hilang 2
60
Alex hilang 3
61
Alex hilang 4
62
Sasa hamil.
63
Minum obat tidur.
64
Teringat Alex.
65
Cek kehamilan.
66
Dibantu dokter.
67
Hampir bertemu.
68
Pulang dari rumah sakit.
69
Kembalinya Alex.
70
Makan malam bersama Roy.
71
Tatapan
72
Bertemu
73
sakit sekali
74
kembali kerumah lama
75
kembali kerumah lama 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!