"udah siap... sekarang tinggal ruangan Pak Dude. ngomong ngomong... gimana yah kabar Pak Dude? udah hampir seminggu Pak Dude tidak masuk." ucap Katrin
sambil berjalan menuju ruangan Pak Dude
"mmm... ia yah... gimana kalau kitaaaa, jenguk anak Pak Dude?" ucap Sasa.
"ide bagus tuh... yang tau anak Pak Dude sakitkan cuma kita. gimana Kalau, nanti sore kita kesana. biar anaknya senang..." ucap Katrin
"okeh.. janji yah... jangan ngilang lagi." ucap Katrin, sambil membuka pintu ruangan Pak Dude dengan wajah meledek
"ia Katrin baweeeelll." ucap Sasa tiba tiba melihat kursi bos yang biasa diduduki Alex.
sementara Katrin sudah membersihkan sebagian dan Sasa hanya berdiri dan tidak ngapa ngapain. hanya memandang kursi Bos yang kosong. tanpa ada orang
"cieeee... yang merasa kehilangan." ucap Katrin sambil ngelap perabotan yang ada diruangan tersebut.
"haaa... dah kerja kerja." ucap Sasa dan mengangkat kain pelnya
"kerja, kerja... Kamu tuh yang harus cepat cepat... dari tadi bengong ajah. Kamu mikirin apa sih? Alex yah" ucap Katrin
"Apa tidak ada lagi yang bisa dibahas selain itu?" ucap Sasa
"hah... udah yah kerjaan Ku sudah siap. Aku pergi Dulu." ucap Katrin
"pergi bagaimana? ini kan belum siap..." ucap Sasa
"Aku udah kerjain semua. sekarang tinggal ngepel lantai... nah itu kerjaan Mu. semua udah Aku kerjainkan. mengantikan Mu, yang bengong dari tadi. okeh, Baeeeee" ucap katrin lalu pergi
"haah...dasar. tidak setia kawan." ucap Sasa dan melanjudkan pekerjaannya
Keluarga besar Roy Sanjaya sedang makan bersama.
"Roy... gelang apa yang Kamu pakai itu?" tanya Mami, yang melihat tangan Roy saat makan bersama
"ohhh ini... kemaren Roy beli dari Mall." ucap Roy
"sejak Kapan Kamu suka ke Mall." ucap Mami
"sejak Roy beli gelang ini. Mihh... udah yah... Roy lagi makan." ucap Roy dan lanjud makan
"tapi itu gelang murahan." ucap Mamah
tiba tiba Roy berdiri dan meninggaklan meja makan lalu pergi...
"Roy yang sekarang ini berbeda. dari Roy yang bisa Kamu jadikan boneka dulu." ucap Papah sambil makan
"maksud Papah, Apah?" tanya Mami
"sepertinya... Dia sedang jatuh cinta." ucap Papah
"hemmm... Mami harus tau siapa wanita yang Dia cintai." ucap Mami
"jangan... Roy sudah dewasa, jangan melakukan hal konyol lagi. atau Kau akan kehilangan yang berharga dihidupMu selama ini." ucap Papah
"hemmm... enggak mungkin..." ucap Mami dan pergi
"Daniel... jangan biarkan Mami. menjalankan rencana jahatnya lagi..." ucap Papah Roy.
"Baik Pak." saut Daniel
Danielpun pergi menemui Roy
"Apa lagi katanya?" tanya Roy
"sama seperti dulu, Ibu tidak suka kalau Kau, punya pacar." ucap Daniel.
"Sasa berbeda dengan wanita lain." ucap Roy
"Pak Sanjaya juga meminta Ku menjaga Mu dan Sasa." ucap Daniel. menyetir dan pergi bekerja.
"Huff... Kok sepertinya lelah sekali hari ini... padahal sudah terbiasa dengan pekerjaan ini, seperti ada yang kurang." ucap Sasa duduk sendiri didepan Hotel
"Itu Sasa..." ucap Ricky menunjuk Sasa dan memarkirkan mobilnya di depan Hotel
"hah... Pasti dia merindukan Ku." ucap Alex senyum miring
"bagaimana kalau Dia memikirkan Roy?" ucap Ricky
"apa Kau mau mati?" ucap Alex dan keluar dari mobil.
"hah... yang lagi kasmaran." ucap Ricky, berjalan dibelakang Alex.
tiba tiba Alex melihat Roy memberikan bunga Kepada Sasa.
"°Haaaa... Roy... cantiknyaaaaa." ucap Sasa dan mengambil bunga mawar merah dari tangan Roy
"Kamu suka?" ucap Roy
"Ada apa Kau memberi Ku bunga?" tanya Sasa
Alex mengepal tanggannya dan berjalan mendekeati Roy dan Alex.
"Alex... tunggu. jangan bikin masalah disini." ucap Ricky menahan tangan Alex
"Kamu... sudah makan siang?"tanya Roy
"belom..." jawab Sasa dan mencium bunga yang Roy berikan
"kita makan diluar yok..." ajak Roy
"mmm, iah." jawab Sasa
Roypun memegang tangan Sasa dan mengajaknya pergi. Sasa melihat tangan Roy memegang tangannya. dan saat Sasa berjalan bersama Roy. Sasa melihat Alex, dan Alexpun memalingkan wajahnya. dan pergi masuk kedalam hotel. sementara Sasa masih melanjudkan langkahnya bersama Roy.
"Ada apa Saa? kenapa Kamu melihat kearah belakang."Tanya Roy
"ahhh... tidak. tidak ada." ucap Sasa melihat Alex seperti marah, masuk kedalam Hotel Grand Suaka
"ohhh." saut Roy dan pergi bersama Sasa
"panggil menejer Hotel ini." ucap Alex
"untuk apa?"tanya Ricky
"Kamu tidak dengar? apa perlu Aku ulang lagi perkataan Ku?" ucap Alex murka dan memukul meja
"baik... Aku panggilkan." ucap Ricky
'aku akan tanya... kenapa Dia bisa membebaskan karyawan berkeliaran. dan bahkan pergi bersama musuh perusahaan. andai Sasa tau, apa yang akan Sasa lakukan padanya?' ucap Alex
"selamat siang Pak... Bapak memanggil Ku?" ucap Menejer Hotel
"jelaskann pada Ku cara kerja Mu? kenapa Kau bisa membiarkan Karyawan Mu pergi berkeliaran diluar hotel ini." tanya Alex
"maksudnya Pak?" tanya Menejer
"dimana Sasa?" tanya Alex
"oh... Dia sudah siap bekerja dari pagi Pak. Biasanya dia sedang makan siang bersama Katrin." ucap Menejer
"bersama Katrin? panggil Katrin." suruh Alex
Rickypun pergi lagi memanggil Katrin
"ya Pak..." ucap Katrin
"dimana Team Mu." ucap Alex
"tadi Kami bekerja masing masing Pak. karna banyak Kamar yang kosong. dan ini Saya mau mencarinya untuk makan siang bersama. Ada apa Pak?" tanya Katrin
"cari Sasa dan panggil Dia keruangan Ku sekarang." ucap Alex
"Baik Pak? Saya akan telpon Sasa." ucap Katrin
kringgg...
"halo, Katrin... Ada apa?"ucap Sasa
"Pak Alex mencari Mu..." ucap katrin
"Ada apa? Aku bersama Roy makan siang dicafe dekat hotel..." ucap Sasa
"cepat kemari... atau Alex semakin marah." ucap Katrin sesekali melirik Alex
"tapi Alex tadi melihat Ku pergi bersama Roy." ucap Sasa
"sudahlah... cepat kemari. Dia juga marah kepada Pak menejer... cepat Sa." ucap Katrin
"okeh..." ucap Sasa
"hemm... Roy... Aku tinggal dulu yah... soalnya ada kerjaan mendadak." ucap Sasa
"ohh... ya sudah, Kita pergi bersama. Aku antar...Yah" ajak Roy
Roypun mengantarkan Sasa kehotel.
"makasih ya Roy." ucap Sasa
"ya, sama sama. Aku pergi dulu yah. daaaa." ucap Roy
"daaaa... Aku harus kesana. ada masalah apa sampai mencari Ku begini." ucap Sasa berlari keruangan Alex.
tok tok tok
"masuk." ucap Alex
"Bapak mencari Ku?" tanya Sasa
"yah... kenapa pada saat jam kerja Kamu berkeliaran diluar hotel." tanya Alex
"Bukankah tadi jam makan siang Pak? dan apa pernah ada aturan tidak boleh makan diluar. pada saat jam makan siang?" tanya Sasa
"ada... mulai sekarang tidak bisa makan siang selain dikawasan Hotel." ucap Alex
"tapi kenapa Pak? bagaimana, kalau karyawan. ingin makan dirumahnya. apa tidak bisa juga?" tanya Sasa
"tidak bisa." ucap Alex
"berarti Bapak." ucap Sasa tiba tiba diam, karna katrin menahannya bicara
"apa Kamu tidak tau Kalau Roy itu hanyaaa.." ucap Alex.
tiba tiba Ricky pura pura jatuh. Ricky melakukan itu. agar Alex tidak ceplos, masalah perusahaan kepada karyawan.
"Ricky... Kamu tidak apa?" tanya Sasa dan memegang tangan Ricky yang terbentur kemeja.
"hanya sakit disini." ucap Ricky menunjukkan tangannya yang terbentur ke meja. dan melirik Alex
"tunggu... Aku akan mengompresnya." ucap Sasa berlari dan mengambil kompresan dan kotak P3k
"separah itu kah? hemmm" ucap Katrin melihat Ricky yang hanya bersandiwara
"ini agak sakit. tahan yah?" ucap Sasa mengompres tangan Ricky
"Apa Kami sudah bisa pergi Pak?" tanya Menejer dan Katrin
"yah..." ucap Alex simpel
merekapun pergi dan meninggalkan Sasa.
"Sudah... lain kali hati hati kalau jalan. Bisa patah tanga Mu nanti." ucap Sasa menasehati Ricky
"yah.. terima kasih yah." ucap Ricky
"sama sama." jawab Sasa
saat Sasa membereskan kotak P3K... Alex memberi kode kepada Ricky. untuk keluar. Alexpun mengunci pintu masuk ruangannya.
"Saya permisi dulu Pak." ucap Sasa.
"mmmm." jawab Alex. tersenyum melihat Sasa kebingungan membuka pintu Ruangan tidak bisa dibuka.
"Pak... kenapa pintunya tidak bisa dibuka?" ucap Sasa
"apah? tidak bisakah? coba Aku yang buka." ucap Alex berjalan dan tersenyum miring ingin mengerjai Sasa
"loh... kok enggak bisa yah." ucap Alex...
"ohhh... tunggu tunggu... Aku telpon Katrin. supaya Katrin memanggil Teknisi kantor. dan." ucap Sasa tiba tiba Terdiam.
Alex menarik dan menahan tangan Sasa keatas kepala Sasa, bersandar dipintu ruangan Alex.
"Apah?" ucap Sasa belum siap bicara Alex langsung mencium bibir Sasa. Jantung Sasapun mulai berdegup kencang lagi.
saat Sasa ingin mendorong Alex... Alex malah menahan Sasa dan mulai menggerakkan ciumannya, kekiri dan kekanan dengan sangat pelan.
sampai akhirnya Sasa menangis.
"Kamu kenapa? apa Aku menyakiti Mu?" ucap Alex panik...
Sasa menggelengkan kepalanya...
"lalu kenapa Kau menangis? jangan menangis... itu sangat menyayat hatiKu." ucap Alex, merapikan rambut Sasa yang menutupi wajahnya
"apa Aku hanya mainan Mu?" tanya Sasa
"kenapa Kau bertanya begitu?" saut Alex
"kenapa Kau mencium Ku berkali kali, tanpa bertanya... kenapa Kau memaksa Ku..." tanya Sasa
"haaaa... sampai saat ini... Kau tidak tau kenapa Aku mencium Mu?" tanya Alex mendekatkan wajahnya kepada Sasa
"tidak. Yang Aku tau, Kau orang kaya dan Aku orang miskin. tidak pantas seperti ini." ucap Sasa dan berjalan kemeja Alex
"kenapa? apa yang salah dengan orang kaya... dan ada apa dengan Mu?" ucap Alex
"kita tidak Pantas." ucap Sasa.
lalu Alex menarik Sasa. tapi Sasa menolak, dan menghempaskan tangan Alex. sehingga surat surat yang ada dimeja Alex, berserak berantakan.
Dan Sasa melihat undangan pernikahan tersebut. mirip dengan Alex. Sasapun mengambilnya, dan melihat. ternyata benar itu Alex.
"Hah... Kamu akan menikah?" ucap Sasa dan melemparkan undangan pernikahan tersebut kedada Alex.
"Saa... Aku sudah pernah bercerita kepada Mu... Aku tidak mencintainya." ucap Alex
"tapi kenapa?" ucap Sasa melihat Alex dengan mata berkaca kaca. lalu duduk di sofa
"KARNA AKU MENCINTAI MU." ucap Alex dan berlutut didepan Sasa, memegang kedua tangan Sasa
"ha... tidak... tidak Lex... Kamu mencintai wanita yang salah. jangan... jangan persulit dirimu bersama Ku." ucap Sasa dan melepaskan tangan Alex.
"Aku tidak tau kenapa Aku mencintai Mu... dan yang Kamu bilang itu benar. banyak wanita yang lebih diluar sana. Tapi Tuhan sudah buat Aku jatuh cinta Pada Mu." ucap Alex
"Kamu salah Lex... rasa Mu itu, hanya rasa kasihan pada Ku." ucap Sasa
"tidak Saa... beri Aku kesempatan. untuk membuktikan, ini cinta atau rasa kasihan." ucap Alex masih berlutut dihadapan Sasa
Sasa menangis dan tidak bisa berbuat apa apa lagi.
"plis Saa... Sekali saja. Aku juga tidak akan meminta Mu untuk menjawab sekarang."Alex masih memohon
"mmm..." jawab Sasa menganggukkan kepalanya dan berdiri.
Akhirnya Alexpun tersenyum lebar dan membukakan Sasa pintu ruangan Alex yang dikunci.
saat Sasa berjalan mendekati pintu
" ini kali pertama Aku mencium dan mencintai wanita." ucap Alex menunduk
Saat Sasa ingin bicara. Alex langsung menarik baju Sasa dan mendorongnya keluar. karna Alex merasa malu akan pernyataannya itu.
"hah... tadi menarik Ku.. sekarang mendorong Ku... Aneh." ucap Sasa, melihat tingkah Alex
ruangan kaca yang terlihat samar dari luar. Sasa melihat Alex seperti melompat lompat didalam ruangan.
"aaahhhhh... kenapa rasanya lega sekali. setelah begitu lamanya menahan rasa ini. rasanya sangat legaaaa. aahhhh." ucap Alex bahagia bahkan sampai melompat lompat didalam ruangan.
"Sasa... Kamu dari mana? Aku mencari Mu dari tadi" ucap katrin
"kenapa Kamu mencari Ku?" tanya Sasa
"Kenapa Kamu? kok kaya pucat gitu?" tanya Katrin melihat Sasa seperti lelah dan tidak bersemangat
"mungkin kelelahan... Ada apa Kau mencari Ku?" ucap Sasa
"jadikan, kita menjenguk Anak Pak dude?" ucap katrin
"Kayanya Aku, enggak bisa deh..." ucap Sasa lalu pingsan didepan Katrin
"Saaaaa.... Sasa... tolong... enggak ada orang lagi. Saaaa... bangun Saaa... Kamu kenapa??? tolong." ucap Katrin memanggil orang yang lewat
tiba tiba Ricky lewat.
"Sasaa... kenapa dia?" tanya Ricky lalu mengangkat Sasa dan membawa masuk ke mobil
"Aku enggak tau... mungkin dia kelelahan." ucap Katrin
"ya sudah... ayo kita antar kerumahnya." ucap Ricky
"ia... aku ikut. Aku akan telpon menejer." ucap Sasa
tuuuut... tuuuuut...
"halo Pak... tadi Sasa, pingsan dilantai dua. ini udah Kami bawa pulang Pak." ucap Katrin
"ya... baiklah.. semoga lekas sembuh." ucap Pak Menejer
"halooo... Lex... Sasa tadi pingsan dihotel." ucap Ricky menelepon Alex
"dimana Dia sekarang?" tanya Alex Panik
"ini lagi menuju rumah Sasa." ucap Ricky
"aku kesana sekarang." ucap Alex
"Baik." jawab Ricky
merekapun sampai dirumah Sasa.
"ada apa Nak? kenapa Sasa digendong seperti itu." ucap Ayah Sasa
"Ia... Anak Ku kenapa?"ucap Ibu Sasa
"enggak tau Buk.. tiba tiba Sasa pingsan Buk." ucap Katrin
"bawa kekamarnya... disini." ucap Ayah Sasa
"Kamu kenapa Nak?" ucap Ibu panik melihat anaknya belum sadar.
"mungkin Dia kelelahan Buk...kita tunggu ajah sampai Dia sadar." ucap Ricky
"ia... terimakasih Nak. sudah antar Sasa sampai kerumahnya." ucap Ayah Sasa
"Ia, Pak Sama sama." ucap ricky
brukkk. suara pintu rumah Sasa
"Sasa? dimana Dia?" tanya Alex mencari Sasa
"Alex?" ucap Ayah Sasa
"Pak dimana Sasa?" tanya Alex
Ayah Sasa menunjuk kearah kamar Sasa.
"Saaa... Kamu kenapa? tadi Kamu baik baik saja... kenapa jadi begini?" ucap Alex. yang langsung memegang tangan kiri Sasa. tanpa Sadar ada Ibu dan Ayah Sasa disana
"mungkin Dia kecapean..." ucap Katrin
tunggu sebentar. Aku akan telepon dokter." ucap Alex
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments