Alex tak melepaskan matanya dari layar komputer selama dua jam terakhir. Jemarinya sibuk mengetik dan tangannya menggerakan kursor. Dia berhasil memindahkan data sebelum virus merusak semua datanya. Ketegangan terasa begitu lekat. Bahkan di petang yang dingin dan di bawah hembusan AC, dahinya berpeluh.
Rover berlarian konyol mengitari posisinya. Meja itu memang tidak diletakkan langsung bersebelahan dengan jendela. Masih ada ruang kosong cukup lengang di baliknya. Alex biasa menggunakannya untuk membaca di atas bean bag atau bermain game di ponsel. Tadi itu rencananya sepulang sekolah. Duduk santai menghadap taman ditemani camilan sambil berusaha membongkar rahasia surel kemarin.
Kenyataannya, Alex sekarang duduk di kursi putar, sedikit melorot agar punggungnya terasa lebih nyaman. Dirinya kesal secara fisik dan mental. Waktu berharganya terbuang gara-gara serangan virus komputer entah dari mana.
Rover mengakhiri permainannya dan berdiri dekat kaki Alex. Dia melihat kalau majikannya telah selesai. Dirinya menanti sebentar, mengira mungkin ada jatah waktu untuk bermain dengan dirinya.
“Jangan sekarang, Rover!” Alex menunjuk ke sisi lain, mengusir si rottweiler.
Rover menunduk tanpa protes, lalu meringkuk di bawahnya.
Giliran Alex sekarang bangkit. Dia melepas blazer seragam sekolah dan membuka kancing kemejanya. Sembari melemaskan otot-otot tangan dan leher, otaknya berputar cepat. Dia punya beberapa rencana. Si pengirim virus akan mendapat balasannya segera. Segera itu artinya sebelum hari berganti.
Si pengirim pastilah seorang yang teledor. Alex berhasil mendapatkan koordinat lokasi pengirim dalam waktu singkat sembari menyelamatkan dari tadi. Peta di layar kecil menunjukkan persis di mana tempatnya. Kalau memang benar, maka maka virus tersebut dikirim dari waduk. Justru di sanalah keanehannya. Sudah lama waduk tidak digunakan lagi oleh kota ini. Setidaknya itu yang diketahui Alex.
Koordinat palsu? Sepertinya bukan.
Alex lumayan yakin kalau koordinat tersebut asli. Waduk yang sudah lama tidak digunakan berarti tempat itu cenderung kosong dan tidak memiliki banyak penjaga. Mungkin tempat itu malah sudah tidak memiliki penjaga. Sebuah tempat yang kedengarannya cocok untuk persembunyian orang-orang jahat.
Alex menggerakkan kursor sambil berdiri. Layar mengubah gambar peta menjadi gambar tiga dimensi lengkap dengan foto udara waduk tersebut. Alex bisa melihat koleksi foto yang diambil tahun lalu. Pintu-pintu air besar dan tinggi, dinding kelabu kokoh lengkap dengan garis pedoman, bilik penjaga, roda-roda dan tuas di bagian dalam, serta mesin-mesin pompa dan beberapa mekanisme lain.
Matanya terpaku pada pintu air yang tepat berjumlah delapan. Delapan pintu air tertutup rapat dengan roda besar pada bagian sisi bawahnya. Alex memejamkan mata sesaat. Pikirannya kembali teringat pesan.
***Delapan menuju keabadian. Hentikan perputarannya. ***
Apa yang terjadi seandainya roda-rodanya berputar membuka pintu air kedelapan? Alex sepertinya mendapatkan jawaban atas pesan kemarin. Alex kembali mengutak atik sesuatu dan layar kembali memunculkan tabel yang kemarin dia lihat. Tabel berisi uang dan tanggal. Dia mundur beberapa langkah agar bisa melihat lebih jelas. Matanya menggunakan layar kecil lain untuk membuka kalender dan artikel berita.
Alex sesungguhnya tak perlu melakukan pengecekan ulang. Beberapa tanggal yang tertera di layar besar menunjuk jelas pada tanggal-tanggal yang punya peristiwa heboh. Lebih tepatnya, peristiwa tragedi di berbagai belahan dunia. Rasanya tak mungkin sebuah kebetulan bagaimana rekening milik ayahnya selalu mendapat nominal besar di hari yang berdekatan dengan tragedi.
8 Mei tahun itu, pembunuhan duta besar dari negara Araneo di ibu kota. Peristiwa ini belum selesai hingga hari ini meski tak lagi menghiasi berita.
19 Desember tahun lalu, gunung meletus dengan ribuan korban tewas. Tak ada peringatan, tak ada gejala. Bencana alam itu lebih mirip buatan manusia.
7 Juni sebelumnya, pengeboman di pusat perdagangan. 5 Juni sebelumnya lagi, pengeboman di tempat ibadah. Pengeboman beruntun tersebut memunculkan keresahan mendalam di masyarakat, setidaknya selama dua bulan.
2 Maret, kerusuhan besar di perbatasan. Perbatasan negara Koi dan negara komunis Timeria. Tidak ada berita dan kronologi detail. Masyarakat hanya tahu kalau kejadian itu ada. Mereka bersyukur juga akan tidak adanya gencatan senjata.
Selain tanggal-tanggal yang Alex ingat dengan jelas, masih ada tanggal-tanggal lain yang bertepatan dengan kejadian lain. Mulai perampokan bank besar sampai penculikan. Kebanyakan uang berjumlah besar ditransfer tepat setelah tragedi terjadi. Beberapa ditransfer tepat di hari kejadian. Jarang sekali uang tersebut dikirim pada hari sebelumnya.
Transferan yang masuk memang bukan hanya pada tanggal-tanggal tersebut. Masih banyak transferan yang lain. Namun, nominalnya berbeda jauh. Nominal uang yang masuk ke rekening ayah pada tanggal-tanggal itu melonjak jauh. Bukannya tidak mungkin kalau ayahnya terlibat pada tragedi-tragedi tersebut.
Kalau ada hal-hal yang Alex pelajari di luar sekolah, itu adalah soal kebetulan. Segala sesuatu terjadi karena suatu alasan. Mereka biasanya berhubungan satu sama lain. Apalagi kalau membahas dunia hitam. Bukan sekadar dunia kriminal, lebih dari itu, di mana konspirasi lahir dan dipupuk. Uang mengalir deras bagi mereka yang siap menanggung risiko.
Sebagai anak dengan fasilitas lengkap, Alex juga menyadari kekuatan uang. Dengan uang, dia bisa mendapatkan apa pun yang dia mau. Termasuk ilmu hacking, sesuatu yang tidak seharusnya dia pelajari. Ini juga berlaku untuk pelajaran bela diri, senjata, amunisi, obat terlarang, dan beragam barang yang tak bisa dibayangkan orang awam.
Alex beralih ke dalam kamar. Tangannya membuka lemari tempatnya menyimpan koper. Dia menarik koper paling ujung. Ukurannya tidak begitu besar, warnanya pun agak kusam. Kelabu dengan garis hijau membosankan. Tidak untuk isinya. Isinya sangat menarik. Begitu menarik sampai dia telah tersenyum jauh sebelum kopernya terbuka.
Koper tersebut memuat setelan hitam bertudung, sebuah kotak kacamata, sepasang sarung tangan, juga kotak perkakas kecil. Dipindahkannya semua ke dalam tas ransel sekolah. Dia juga menyahut satu konsol game keluaran tahun lalu dan menentengnya. Setelah mengemas semua, Alex mengamankan komputer. Kali ini, dia mematikan semua perangkat komputer dan mencabut kabel dari steker. Barulah dia beranjak keluar kamar.
Alex mengharapkan Mrs. Bellsey menangkap basah dirinya. Itu benar-benar terjadi.
“Alex!” Mrs. Bellsey berteriak dari ujung lorong menuju ruang tamu.
Anak itu berbalik pada si penjaga. Mrs. Bellsey masih mengenakan setelan jas hitam dengan rambut disanggul ke atas. Pakaiannya senada dengan marmer hitam yang ada di ruang tamu. Namun, wajahnya tak selembut rangkaian bunga besar di pot besar gaya klasik yang ditempatkan di tengah ruangan.
“Mau ke mana kamu?” Mrs. Bellsey melangkah cepat dengan mata dingin. Dia menghampiri Alex yang hampir mencapai.
“Aku benar-benar minta maaf, Mrs Bellsey. Saya pikir Anda sudah tidur.” Alex melihat bagaimana Mrs. Bellsey siap menyembur marah, jadi dia buru-buru menimpali, “Riley mengajakku menginap di rumahnya. Mengerjakan tugas dan bermain game.” Alex mengangkat konsol game ke depan dada.
“Kamu pikir ini saat tepat untuk bermain, anak muda?”
“Aku sudah mendapat nilai tertinggi di kuis minggu lalu.”
Mrs. Bellsey mendesah. Alex menanti. Dengan absennya ayah dan ibu, wanita itu jadi sosok pengganti yang bisa memberikan izin untuk keluar rumah.
“Kamu belum makan malam,” ujar Mrs. Bellsey.
Alex mengeluarkan ponsel, menunjukkan layarnya pada si wanita. “Riley sudah memesankan kami makanan. Dia bilang supaya aku segera ke sana atau mereka akan menghabiskan semuanya.” Di layar tersebut ada obrolan palsu lengkap dengan gambar rekayasa buatannya. Tekniknya cukup halus. Hal lain lagi yang dipelajari Alex dari internet di waktu senggangnya.
Setelah melihat foto teman-temannya mengitari meja makan berisi aneka makanan, Mrs. Bellsey mendesah lagi. “Bilang pada sopir jadwal untuk menjemputmu.”
“Siap! Sampai besok, Mrs. Bellsey!”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 306 Episodes
Comments
Kerta Wijaya
🤟🤟
2022-08-10
0
Rikko Nur Bakti
koment apaan ya...
2022-04-25
2
🍭ͪ ͩ𝕸y💞🅰️nnyᥫ᭡🍁❣️
waaahhh... cerdik si Alex..😁
2021-05-30
0