Itu juga berarti kalau Jayden mengirim virus ke Killer Bee tanpa mengetahui kalau hacker ini adalah putra Mark Hill yang sedang menyelidiki ayahnya sendiri.
Dokter Vanessa memijat pelipisnya. “Ini memusingkan, buatku.”
“Sangat.” Profesor Otto setuju.
“Kenapa Alex ingin menyelidiki ayahnya sendiri?” sahut Caitlin.
[Itu sesuatu yang aku tidak tahu.]
Nadira mengepalkan tangan. Situasi ini memburuk setiap menitnya. Putra tunggal dari pimpinan ICPA lain terlibat. Terlepas apakah Mark tahu atau tidak, situasi ini tetap rumit. Nadira bisa membuat berita palsu dengan mudah bagi orang awam. Tapi, untuk orang sekelas pimpinan ICPA sangatlah sulit. Mark punya jaringan tersendiri untuk menyelidiki kematian anaknya. Sekali lagi, kalau anaknya tewas sungguhan.
Bagi Nadira, situasinya jauh lebih menguntungkan kalau Alex hidup. Saat baginya untuk menekan anak buahnya. “Baik. Kalau begitu, selamatkan anak itu apa pun risikonya!”
“Itu juga keinginanku. Tapi--”
“Tidak ada tapi, Vanessa! Kamu mantan dokter militer dengan gelar profesor. Apa kamu bisa menyebutmu dokter kalau gagal menyelamatkan orang?” Nadira mencibir.
Alis Vanessa bertautan. Mungkin Nadira hanya ingin memberikan sedikit dorongan semangat. Walau begitu, tetap saja itu bukan ucapan yang cocok diberikan pada seorang dokter. Vanessa memilih tak menanggapi lagi. Dia harus memikirkan cara untuk menjaga kondisi Alex tetap stabil sekalipun dia bingung harus melakukan apa mengingat tubuh Alex kini tercampur dengan banyak substansi asing.
Nadira menoleh pada si profesor. “Otto, kita kembali ke rencana awal. Kalau dilihat di sini, kita sudah punya seorang relawan uji coba. Jadikan dia Sonic!”
Profesor Otto pun melongo. “Tapi--”
“Tidak ada tapi!” Nadira berteriak. “Kalian tidak dengar perintahku? Lakukan semuanya dengan benar! Kalau tidak, kalian semua akan terima hukumannya. Selamatkan Alex dan jadikan dia Zetta Sonic!”
Caitlin mengepalkan tangan tanpa berani bersuara.
Nadira melirik layar. “Jayden, sekarang kita harus mencari cara untuk menutupi hilangnya Alex dari keluarganya. Maksudku, dari Mark Hill. Sebenarnya, aku tidak tahu kalau dia tinggal di kota ini.”
Jayden setuju. [Istri Mark adalah seorang aktris internasional, Alicia Remnant. Dia sering sekali berpergian ke luar negeri.]
“Alicia Remnant? Aktris cantik yang barusan mendapat dua penghargaan sekaligus?” tebak Otto. “Aku tidak tahu kalau dia istri Mark. Maksudku, umur mereka terpaut jauh. Dia baru tiga puluh enam tahun. Kamu yakin kalau Alex ini anak kandung mereka berdua? Bukan anak adopsi atau semacamnya? Anak ini seorang Hacker.”
Jayden memutar matanya. Lagi-lagi, dirinya diragukan. [Sangat yakin, prof. Percayalah, aku sama terkejutnya dengan fakta ini. Alicia sering dirumorkan pacaran dengan aktor atau pengusaha. Dia memang masih muda dan cantik. Siapa sangka kalau dia sudah punya anak usia lima belas tahun. Pintar hacking, berani menerobos markas kita pula.]
Jayden teringat kalau Alex punya beberapa keahlian yang tak wajar dimiliki anak seusianya. Alex juga memiliki peralatan yang memadai, unik, canggih, dan pastinya mahal. Dengan terkuaknya identitas keluarganya, Jayden mulai paham darimana semua modalnya berasal. Modal uang juga kepribadiannya. Dia putra seorang pimpinan ICPA. Di kalangan pimpinan setingkat benua, Mark Hill merupakan yang termuda.
“Apa lagi yang kita tahu?” Nadira mengangkat kedua alisnya.
“Dia tinggal sendirian di sini?” sahut Vanessa. “Oh, anak yang malang.”
Jayden tak paham definisi malang di sini, tapi itu memang benar. [Ya, Alex tinggal sendirian di manor bersama seorang pengawas dan banyak sekali pelayan. Kalau kita mau menyembunyikan kenyataan ini dari keluarganya, sepertinya kita cukup menipu orang-orang di manor itu saja.]
Vanessa ikut masuk dalam topik itu. “Tidakkah dia selalu kontak dengan keluarganya? Dengan ibunya? Dengan ayahnya sendiri?”
Nadira mencibir. “Kalau dia dekat dengan mereka, Alex tidak akan meretas sistem Regis. Kamu tahu apa yang data apa yang dilihat Killer Bee? Data keuangan ayahnya! Mungkin anak ini butuh uang saku tambahan.”
“Atau, dia hanya butuh tahu identitas sesungguhnya dari ayahnya.”
[Aku sudah memeriksa data di ponsel Alex. Terakhir kali dia mengirim pesan ke ibunya adalah dua hari lalu. Sementara, ayahnya melakukan panggilan telepon terakhir kali pada empat bulan lalu. Eh, bukan. Lima bulan yang lalu.]
Nadira membuat seringai. “Sempurna! Ini akan mudah.”
Vanessa melempar tangannya ke udara. “Apa!? Aku harus bicara dengan kedua orang tuanya. Mereka membiarkan Alex tumbuh tanpa pendampingan orang tua. Itu konyol!”
Nadira menggerakkan jarinya. “Tidak, tidak! Ini akan memudahkan pekerjaan kita. Orang tuanya tidak perlu tahu kalau anak mereka adalah Zetta Sonic yang siap menangkap para penjahat super. Ingat, tujuan operasi kita adalah menyelamatkan dunia! Tak ada yang boleh tahu siapa Zetta Sonic selain kita yang ada di sini. Sekarang, lanjutkan pekerjaan kalian!”
Nadira kembali berpaling pada asistennya. Henrietta pun mendorong sang pimpinan keluar ruangan. Tinggallah ketiga orang di dalam ruangan yang bingung dan bimbang bersama Alex yang masih tak sadarkan diri.
“Kalau aku ada di ruanganmu, J, aku akan menonjokmu!” Caitlin terdengar geram.
[Ide yang sangat bagus, Caitlin. Mungkin itu yang kubutuhkan. Dengan begitu, semoga aku bisa bangun dari mimpi buruk ini.] Jayden mendesah dan melorot, membuat wajahnya di layar sedikit terpotong. Dirinya sangat lelah.
Dokter Vanessa memijat pelipisnya kembali. “Alex malang. Aku sama sekali tidak menduga kalau dia punya latar belakang seperti itu. Jangan sampai Nadira menjadikan dia sekadar alat juga. Zetta Sonic tetaplah manusia.”
“Aku setuju.” Profesor Otto sekarang berdiri. “Ayo, Cait, saatnya menyiapkan generator.”
“Baik, prof.” Caitlin mengangguk tanpa semangat, berjalan pelan di belakang sang profesor. “Haruskah kita menaikkan dayanya kalau mengingat Alex mendapat injeksi lebih dari dosis seharusnya?”
“Jelas sekali, Caitlin. Aku akan minta supaya ruang generator kita dapat prioritas utama. Kalau perlu, aku akan menyedot listrik seisi kota.”
“Tunggu!” sahut Vanessa sebelum kedua orang itu beranjak keluar. “Generator apa maksudmu, prof?” Vanessa memeluk tablet PC sambil memicingkan mata. “Apa kita sedang membicarakan soal aliran tenaga listrik untuk markas ini atau apa?”
Profesor Otto berhenti sebentar untuk menjawab pertanyaan. “Dokter, aku yakin kamu lupa pada teori-teori yang pernah kita bicarakan. Pada dasarnya, Dragon Blood merupakan campuran kimia yang bisa menyimpan tenaga. Kita berharap saat Dragon Blood dimasukkan dalam tubuh seseorang, misalnya seorang agen ICPA, tubuhnya bisa menyimpan tenaga lebih untuk beraksi.”
“Iya, aku ingat. Kamu bilang seperti baterai di dalam mainan robot.”
“Tepat sekali. Energi yang disimpan dalam Dragon Blood membuat penggunanya bisa melakukan hal-hal di atas manusia normal.”
“Seperti pahlawan super.”
“Benar sekali. Superhero. Aku senang kamu ingat yang kuucapkan, dok.”
Vanessa menarik napas dalam-dalam. “Aku masih belum paham sepenuhnya. Profesor Otto, kamu membuatku berpikir kalau kamu mau menyetrum Alex dengan listrik bertegangan tinggi untuk mengisi daya Dragon Blood dalam dirinya.”
Profesor Otto menampakkan senyum serupa seringai ilmuwan gila. “Baterai dalam manian robot, dok. Baterai dalam mainan robot.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 306 Episodes
Comments
Kerta Wijaya
🤟🤟
2022-08-11
0
Rikko Nur Bakti
mantap....charging.....
2022-04-25
1
H Y P O C R I S Y
lanjut
2021-07-24
3