Jayden kini berpindah ke ruangan lain di dalam markas bawah tanah mereka. Suasana yang hampir selalu tenang, kini jadi ramai oleh hadirnya pasukan bantuan. Nadira pemimpin mereka sebenarnya tak suka memanggil bala bantuan meski dari anak buahnya sendiri. Dia ingin personel operasi Zetta Sonic tidak berhubungan dengan personel ICPA lainnya. Bagaimana pun, operasi ini merupakan operasi rahasia yang hanya diketahui ICPA pusat dan cabangnya sendiri.
Demi menjaga kerahasiaan, Nadira memilih untuk merahasiakan operasi ini dari personel di cabangnya sendiri, benua Sinde. Tentu saja ini berakibat minimnya personel yang bisa ditugaskan di operasi tersebut. Dia hanya punya lima orang selain dirinya. Ada Jayden yang bertugas mengurus teknologi dan komunikasi, Tiger yang bertanggung jawab soal keamanan, dokter militer berparas cantik Vanessa, profesor jenius nan eksentrik Otto, dan asistennya yang jago menembak bernama Caitlin.
Nadira sendiri bukan wanita menarik. Dia senantiasa duduk di atas kursi roda sejak lima belas tahun yang lalu sejak terjadi insiden terorisme di ibu kota tempat mereka berdiam ini. Sekalipun kakinya jadi korban, tapi otaknya yang cemerlang memberikan dia tiket hingga bisa jadi pimpinan melampaui semua kandidat pria lainnya. Pimpinan ICPA tingkat benua lainnya semua laki-laki.
Nadira tak pernah terintimidasi di hadapan pemimpin ICPA lain. Dia lebih merasa terintimidasi saat markas rahasianya disusupi penjahat. Wajahnya sudah tampak mengerikan sejak turun lift bawah tanah. Asisten sekaligus bodyguard pribadi yang mendorong kursi rodanya bersyukur tak perlu melihatnya. Wajah itu bahkan bisa membuat pria sebesar Tiger ciut.
Asisten Nadira sendiri tidak pernah benar-benar tahu apa yang terjadi di fasilitas bawah tanah ini. Namanya Henrietta. Sekalipun dia juga wanita cerdas dan jago bela diri, Nadira membiarkannya berjaga di luar setiap kali dirinya turun lebih dari lantai X-02. Kecuali kali ini. Nadira tak berniat menggerakkan kursi roda elektriknya sendiri. Tangan keriputnya bergetar karena amarah bercampur kesal juga cemas.
Henrietta tak bisa menyembunyikan keterkejutannya ketika tiba di lantai X-05. Ini merupakan level terendah di fasilitas bawah tanah. Langit-langitnya tinggi, hampir sepuluh meter. Masih bernuansa putih dan berlampu garis, bagian ini terasa begitu lapang. Henrietta menyibakkan rambutnya yang diikat ekor kuda. Wajah tegasnya tak kalah garang dari Nadira. Orang-orang di tingkat bawah itu kini tak hanya menghindari tatapan mata Nadira, tapi juga tatapan mata almond Henrietta.
Orang-orang yang dimaksud tentu saja Jayden, Tiger, dan Caitlin.
“Kalian sudah tahu bagaimana prosedurnya. Penjelasan! Sekarang!” Nadira tak perlu membentak. Suara seraknya cukup membuat mereka bergidik ngeri. Dia jelas lebih dari sekadar nenek berambut pendek kelabu dan bertubuh kurus.
“Satu-satunya yang bisa menjelaskan, cuma Jayden.” Caitlin melempar jawaban sekaligus tatapan kesalnya pada si pemuda.
“Oke, oke.” Jayden akan memilih berdiri kalau seandainya dia diizinkan berdiri. Sayangnya, dia terpaku di ranjangnya dengan selang infus menancap. Dia baru saja menjalani operasi singkat calon kenangan buruk. Sempat terpikir olehnya untuk minta obat bius tambahan, tapi dokter dari pasukan bantuan tak akan menurutinya.
Jayden menarik napas dalam-dalam dan mulai menceritakan semuanya. Semua dari awal. Benar-benar dari awal. Bagaimana dia mengirimkan virus pada Killer Bee, bagaimana Killer Bee masuk ke sana, bagaimana Alex mengungkap identitasnya, juga bagaimana alarm meraung mengacaukan semuanya.
“Kamu membiarkan eksperimen kita berantakan, Jayden!” Nadira berteriak sekarang. “Kamu sama sekali tidak terpikir bagaimana sulitnya aku meyakinkan para pemimpin pusat supaya diizinkan melaksanakan operasi ini? Dragon Blood seharusnya diuji coba pada manusia yang sudah kita tentukan. Seseorang yang cukup kuat dan terlatih untuk jadi Zetta Sonic. Tapi, ketololanmu mengacaukan semua! Dasar bodoh! Seharusnya kamu kuserahkan saja pada para pembunuh!”
Nadira memaki dan memaki. Jayden sudah biasa. Nadira sering sekali mengungkit kalau dirinya begitu baik sampai menyelamatkan Jayden dari bos-bos dunia kriminal dan membawanya menyeberang ke sisi keadilan. Jayden memang senang dengan semua fasilitas yang dia terima. Walaupun begitu, hukuman yang diberikan Nadira padanya saat melakukan kesalahan, tak berbeda jauh dari bos-bos lamanya.
Jayden juga tak terkejut ketika Nadira mengambil pistol dan menodongkannya apda dirinya. Nadira mengancam akan menembak paha satunya dan membuatnya cacat secara permanen. Semacam itulah disertai cacian maki yang tak elok dicatat di sini.
Tiger bergeming menunggu perintah. Kadang Nadira akan minta dirinya memukuli Jayden. Caitlin malah membuang muka. Dirinya dan profesor Otto berbeda dengan Tiger dan Jayden. Mereka merupakan pusat penelitian. Sejengkel apa pun Nadira pada mereka, tidak akan ada cacian maki apalagi hukuman fisir. Sekalipun Caitlin juga kesal pada Jayden, dia tak ingin melihat aksi kekerasan. Mengingat Jayden sedang lemah sekarang, bukan tidak mungkin kalau Nadira akan menyiksanya sampai tewas sungguhan.
Setelah beberapa puluh menit mendengarkan Nadira meluapkan kekesalan, gadis ini akhirnya berani memotong. “Bisakah kita membicarakan lagi soal Dragon Blood. Profesor Otto membuatnya agar kita bisa punya agen rahasia dengan kemampuan khusus. Sejauh ini, kita sudah menentukan beberapa calon untuk menerima transfusi, tapi kenyataannya Dragon Blood belum rampung. Sekarang, situasinya berbeda.”
“Apa maksudmu, nona?” Nadira mengangkat alisnya. “Kelanjutan nyawa anak itu ada di tangan dokter Vanessa, bukan kita.”
“Sebenarnya, aku ingin bicara soal keamanan, bu.”
Nadira mengembalikan pistolnya. Dia menghela napas panjang beberapa kali, menghirup bau antiseptik khas ruang pengobatan. “Baiklah. Itu memang prioritas di sini. Sejauh ini, berapa persen perlindungan kita?”
Jayden berani menjawab, “Delapan puluh persen. Semua sistem sudah kembali tersambung. Aku tinggal memperbaiki beberapa jaringan dan mengganti kaca.”
“Itu akan dikerjakan para pasukan tambahan.” Nadira mencibir. Ketika mengulurkan tangannya ke belakang, Henrietta segera mengulurkan tablet PC padanya. “Aku sudah minta bantuan pada kepala polisi dan anggota kita yang ada di kantor berita. Tidak akan ada berita yang menyebar ke luar.”
Tiger melirik Jayden, “Kamu kenal penyerang kita, bukan?”
“Ya, tentu saja. Salah satu mantan bosku yang sudah ditangkap ICPA tahun lalu kurasa. Berani taruhan kalau dia berusaha mencuri Dragon Blood untuk dirinya sendiri. Siapa yang tidak mau dapat kekuatan super.”
Mendengar jawaban Jayden, Caitlin langsung mengerucutkan bibir.
“Damon Pronto,” ujar Nadira membaca dari tablet PC di tangannya. “Ditangkap ICPA benua Kilger tahun lalu. Lolos dengan menghancurkan penjara tempatnya ditangkap. Dia memakai bom dan juga gas beracun. Korbannya mencapai ratusan, polisi dan tahanan lain. Seseorang yang serakah dan haus kekuasaan.”
Caitlin mengusap dagu. “Tapi, bagaimana dia bisa tahu soal Zetta Sonic?”
Semua tatapan segera teralih pada Jayden.
Si pemuda pun melempar senyum balasan. “Oh, ayolah. Sekarang kalian curiga kalau aku orang dalam Damon?”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 306 Episodes
Comments
Kerta Wijaya
🤟
2022-08-11
0
Rikko Nur Bakti
masalah kekuatan dan kekuasaan toh....👍👍👍
2022-04-25
1
Rikko Nur Bakti
masalah gender lageee
2022-04-25
1